PERILAKU KEKERASAN
(Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II)
Disusun Oleh :
Mustagfiroh AK.1.17.182
2019
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas terselesaikannya
tugas proposalini. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi syarat mengikuti
ujian praktek mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II di Universitas Bhakti
Kencana dengan judul Proposal Terapi Keluarga Pada Klien Dengan Perilaku
Kekerasan.
Semoga dengan proposal yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman kita semua tentang Terapi Keluarga Pada Klien Dengan Harga
Diri Rendah.Kami sadar dalam penulisan proposal ini banyak terdapat
kekurangan,maka kami harapkan saran atau kritik yang membangun agar lebih
baik lagi kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
yang relatif baru. Dia muncul di sekitar tahun 1950-an, sebagai suatu
dianggap sebagai sesuatu yang ‘gagal’ oleh para pionir terapi keluarga, sekalipun
penyembuhan.
Para pionir terapi keluarga melihat ini sebagai suatu kelemahan (terutama
juga karena pengaruh sistem berpikir, yang melihat individu sebagai bagian dari
suatu sistem yang namanya keluarga). Para pionir ini, terutama Virginia Satir,
oleh anggota keluarga lain. Jadi dalam terapi keluarga, yang hadir tidak hanya
1
individu yang dianggap bermasalah, tetapi juga anggota keluarga yang lain (yang
dalam perkembangannya muncul berbagai aliran dalam terapi keluarga. Berikut ini
contoh dari beberapa model yang ada seperti Family Systems Therapy oleh
besar (lebih dari yang kita ketahui) terhadap hidup kita. Setiap kali kita masuk
dalam suatu hubungan, pola-pola lama yang ada dalam keluarga kita
hubungan di keluarga kita. Oleh karena itu, salah satu alat terapi Bowen adalah
Minuchin. Sesuai dengan namanya, model ini melihat kepada struktur keluarga.
Untuk mengubah masalah, struktur keluarga harus diperbaiki. Model ini sangat
1.2 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kumpulan dua orang atau lebih, yang hidup bersama dengan keterikatan
Suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berkelainan jenis yang hidup bersama, atau seorang laki-laki atau
seoranag permpuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anak
sendiri maupun adopsi, dan tinggal dalam dalam seebuah rumah tangga. (Sayekti,
1994).
Unit terkecil dari masyarakat yang masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
1998).
a. Mempunyai sumber kuasa yang sah dihormati dan diberi sokongan setiap
masa.
b. Mempunyai sistem keluarga yang stabil.
c. Perhatian dan asuhan ahli yang stabil.
d. Cara dan gaya asuhan anak yang berkesan dan stabil.
3
e. Mengekalkan hubungan perkawinan.
f. Memiliki tujuan dan pandangan yang sama.
g. Mampu menerima krisis dan cobaan dengan hati yang terbuka.
h. Memiliki komitmen dalam keluarga.
Suatu cara untuk menata kembali masalah hubungan antar manusia (Stuart &
Sudden).
a. Bagi klien :
b. Bagi Keluarga :
proses rehabilitasi.
4
b. Problem emosi merupakan bagian dari fungsi tiap individu.
3. Disfungsi Keluarga :
a. Identifikasi Keluarga
1) Perubahan/transisi keluarga
2) Tahap perkembangan
3) Struktur keluarga
5
2) Perawat berperan sbg bagian sistem keluarga >Tempat : RS (ruangan,
dan upaya seluruh anggota keluarga untuk saling menerima perbedaan dan
subsistem individu dan jika terjadi gangguan pada salah satu subsistemnya
maka akan menyebabkan perubahan pada bagian lainnya bahkan bisa sampai
6
1) Pemisahan Diri (differentiation of self)
diri sebagai bagian yang terpisah secara realistis dari ketergantungan pada
konflik, kritik, serta menolak pemikiran yang tidak jelas serta emosional.
kekuatan ego keluarga yang telah banyak diterima pada anggota keluarga
yang berusia 2 sampai 5 tahun serta diulang pada usia antara 13 dan 15
tahun.
2) Triangles (Segitiga)
7
Suatu sistem emosional yang disusun secara seri pada hubungan
segitiga akan bertaut satu sama lain.
Hubungan segitiga merupakan hubungan disfungsional yang dipilih oleh
keluarga untuk menurunkan kecemasan melalui pengalihan isu yang
berkembang daripada menyelesaikan konflik/ketegangan.
Triangulasi ini dapat terus berlangsung untuk jangka waktu yang
tak terbatas dgn melibatkan orang di luar keluarga termasuk terapis
keluarga yang dianggap sebagai bagian dari keluarga besar.
3) Tujuan terapi Bowenian Model:
a) Menurunkan kecemasan & memperbaiki gejala-gejala yang timbul.
b) Meningkatkan setiap partisipasi partisipan disesuaikan dengan
tingkat pemisahan dirinya dalam rangka meningkatkan adaptasi
keluarga sebagai system.
4) Peran terapeutik adalah:
a) Mendefinisikan & m’klarifikasi hub antar anggota keluarga.
b) Membantu anggota keluarga mengembangkan hubungan satu-satu &
meminimalkan hub segitiga (triangles) dalam system.
c) Mengajarkan anggota keluarga mengenai fungsi system emosional.
d) Meningkatkan perbedaan dgn mendorong “kedudukan sebagai saya
(individu)” selama mengikuti terapi
5) Proses Terapinya :
a) Presession – Membuat perjanjian pertemuan dan lamanya, bina hub
saling percaya serta kejujuran, merumuskan hipotesa berdasarkan
masalah yang didapatkan.
b) Session – Testing & memperbaiki hipotesa berdasarkan 8 konsep
Bowen dengan memberikan beberapa intervensi terhadap keluarga.
c) Post-session- Analisa reaksi keluarga serta rencana sesi selanjutnya
Atau mengakhiri terapi.
8
2.3 Peran Perawat Dalam Terapi Keluarga
Untuk peran perawat sendiri dalam terapi keluarga adalah melakukan
asuhan keperawatan yang relevan dimana untuk perawat yang tidak memiliki
sertifikasi dalam melaksanakan terapi adalah memberikan psiko edukasi pada
keluarga sedangkan bagi yang memiliki sertifikasi adalah memberikan terapi
sesuai dengan kondisi pasien.
Selain Peran perawat yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana
perawat membantu serta mendorong keluarga untuk terlibat dalam mencegah klien
kambuh. Alasan keluarga dilibatkan dalam mencegah kekambuhan pada klien
adalah :
9
5. Membangun self esteem.
6. Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi.
7. Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis.
8. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab.
2.5 Pengorganisasian
a. Hari,tanggal : Rabu, 15 Januari 2020
Waktu : 10.30 WIB
Durasi : 30 menit
Tempat : Ruangan Terapi Keluarga/Rumah Klien
Sasaran : Klien dengan perilaku kekerasan
b. Tim terapis : Tini Kuniasih dan Dewi Peni Pragita
Pasien : Zaenal Mutaqin
Keluarga pasien : Nanda Adrian (Bapak)
Mira Khoerunisa (Ibu)
Neng Yuli (Adik)
Milati Hanifah (Adik)
10
e. Setting Tempat
1. Terapis,klien dan keluarga duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
3. Setting tempat
Keterangan : : Pasien
P
P P
K : Klien
K KK
KK :
KK KK Keluarga Klien
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dalam
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga. ( friedman, 1998). Terapi keluarga adalah
suatu cara untuk menata kembali masalah hubungan antar manusia (Stuart &
Sudden).
Tujuan terapi keluarga : Menurunkan konflik kecemasan keluarga.
Meningkatkan kesadaran keluarga thd kebutuhan masing - masing anggota
keluarga. Meningkatkan kemampuan penanganan thd krisis. Mengembangkan
hubungan peran yg sesuai. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dlm
maupun dari luar anggota keluarga. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai
dg tingkat perkembangan anggota keluarga.
Manfaat terapi keluarga
Bagi klien : Mempercepat proses penyembuhan, memperbaiki hubungan
interpersonal, menurunkan angka kekambuhan.
Keluarga : Memperbaiki fungsi & struktur keluarga, Keluarga mampu
meningkatkan pengertian thd klien shg lebih dpt menerima, toleran & menghargai
klien sbg manusia. keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien
dlm proses rehabilitas
3.2 Saran
Untuk terciptanya sebuah keluarga yang utuh dan harmonis dibutuhkan sikap
saling menghormati dan menghargai antara sesama anggota keluarga, menjaga
komunikasi antar anggota keluarga, saling mendukung antar anggota keluarga
dalam hal-hal yang positif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Januari 2020)
13