Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT

HEPATITIS

Disusun untuk memenuhi mata kuliah KMB II

Yang dibimbing oleh: Putu Sintya A., S.Kep,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 8

Nama: Theresia Ohoiledwarin

NIM (1701090481)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas sesgala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesepurnaan makalah ini.

Malang, Mei 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI.......……………….............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1


1.2 RumusanMasalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hepatitis.......................................................................................


2.2 Klasifikasi Hepatitis...................................................................................
2.3 Etiologi Hepatitis.......................................................................................
2.4 Cara Penularan Hepatitis............................................................................
2.5 Manifestasi Klinis Hepatiti.........................................................................
2.6 Pathway Hepatitis......................................................................................
2.7 Pencegahan dan pengobatan Hepatitis........................................................
2.8 Pemeriksaan Penunjang Hepatitis.............................................................
2.9 Asuhan keperawatan Hepatitis..................................................................
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………......................................................................................26
3.2 Saran...........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan
oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus
adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit
dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95%
kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh
dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala
sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 :
429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan
kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru
terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain
badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa
hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh
kulit tubuh menjadi kuning. Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki
morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan
untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung
tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali
kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab
pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169).

Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan yang tepat,


disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi
penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan,
penularan dan akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Hepatitis?
2. Bagaiamana macam-macam dari Hepatitis?
3. Bagaiman Etiologi penyakit Hepatitis?
4. Bagaimana cara penularan penyakit Hepatitis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit Hepatitis?
6. Bagaimana pathway dari penyakit Hepatitis?
7. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan penyakit Hepatitis?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Hepatitis ?
9. Asuhan Keperawatan pada pasien Hepatitis?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mahasiswa memahami konsep penyakit yang meliputi pengertian
penyakit,macam-macam penyakit hepatitis,penyebab dan cara penularannya,tanda dan
gejala yang timbul, serta pencegahan dan pengobatan penyakit Hepatitis serta
penatalaksanaan serta konsep asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan dan intervensi.
2. Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami Hepatitis

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hepatitis

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar
terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol (Ester monika,
2002 : 93), Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh
virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas (Brunner & Suddarth, 2002 :
1169).

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam
bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi
lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan
penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan
lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat
menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang
hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul
Huda)

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di
sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan
– bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah


suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

2.2 Penggolangan Hepatitis


Ada beberapa macam atau jenis dari penyakit hepatitis antara lain,sebagai berikut:
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui
kontaminasi oral-fekal, HAV terdapat dalam makanan dan air yang
terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran
cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6

6
minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering
terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.
2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute tranfusi darah/produk darah, jarum
suntik, atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka
yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan
kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan
staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan
wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya,
resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6
minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.
3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab
tersering infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial.
HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui
tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat
injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap
pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada
darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV
bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada
individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan
infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius
melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat
injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang
telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti.
HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati,
dan kematian.
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui
ingeti air yang tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang
yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko

7
dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga
pertengahan.
6. Hepatitis F&G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini
para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang
terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi
bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis
fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum
suntik.

2.3 Etiologi Hepatitis


Penyebab hepatitis menurut Wening Sari (2008) meliputi:
1) Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksikdan
hepatitis akut.
2) Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
3) Infeksi virus.
Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm, Ditularkan melalui darah atau produkdarah, saliva,
semen, sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi olehhepatitis B bisa menularkan
virus kepada bayi selama proses persalinan,Masa inkubasi 40 – 180 hari dengan
rata- rata 75 hari, Faktor resikobagi para dokter bedah, pekerja laboratorium,
dokter gigi, perawat danterapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit
hemodialisis, parapemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama,
ataudiantara mitra seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.
2.4 Cara Penularan
Cara penularan hivus hepatitsis pada manusia berbeda sesuai dengan jenis atau tipe
dari hepatitis itiu sendiri, berikut acara penularan virus hepatitis sesuai jenis. Antara
lain:
1. Cara Penularan Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya
melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang
– kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik
bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.

8
2. Cara Penularan Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu
hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam
kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah
yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis
yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah
melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi
orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu
berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
- Imigran dari daerah endemis hepatitis b
- pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan
orang yang terinfeksi
- pria homoseksual yaang secara seksual aktif
- pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima
produk tertenu dari plasma
- kontak serumah dengan karier hepatitis
- pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak
kontak dengan darah
3. Cara Penularan Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui
kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun
transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar
penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi
pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Cara Penularan Hepatitis D&E
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut,
tetapi belum ada penelitian yang lebih mendalam.
2.5 Manifestasi Hepatitis
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara
klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat
memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk
membedakannya secara pasti masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah
penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual dan
9
kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,
kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.

Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan


meliputi:
1. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),
nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan
pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore
hari, suhu badan meningkat sekitar 390C berlangsungselama 2-5 hari, pusing,
nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
2. Fase Ikterik
Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal, Pembesaran
dan nyeri hati Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus
meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14
hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas
capai dirasakan selama 1-2 minggu.

3. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu
hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya
masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar
kembali, namun lemas dan lekas capai.

10
2.6 Pathway Hepatitis

Pengaruh alkohol,virus
hepatitis,toksin

Perengangan kapsula Inflamasi pada hepar Dx: Hipertermia


hati

Gangguan suplay darah


Hepatomegali pada sel-sel hepar Perubahan kenyamanan

Kerusakan sel
Dx : Nyeri parenkim,sel hati dan
duktuli empedu

Anoreksia Gangguan metabolisme


karbohidrat,lemak dan
protein

Dx: ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Mudah kelelahan
kebutuuhan tubuh

Dx: Intoleransi aktivitas

11
2.7 Pencegahan Dan Pengobatan Hepatitis

A. Pencegahan Penyakit Hepatitis


Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting
karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga
satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi,
tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis
B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan
penyakitnya maupun komplikasinya.
Untuk memperkuat kekebalan yang telah ada, perlu diberi vaksinasi
penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun
kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap
5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5
tahun sekali saja.
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang
lahir dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B
segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur
sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah
dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh
lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan
cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan
permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus
diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga
menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.
B. Pengobatan Penyakit Hepatitis
Menurut Syaifuddin (2002) adalah:
a) Pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan tetapi
banyak pasien akan merasakan lebih baik dengan pembatas aktifitas
fisik, kecuali diberikan pada mereka dengan umur orang tua dan
keadaan umum yang buruk.

12
b) Obat-obatan
- Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat
penurunanbilirubin darah. Pemberian bila untuk
menyelamatkan nyawa dimanaada reaksi imun yang
berlebihan.
- Berikan obat-obatan yang bersifat melindungi hati.Contoh obat
: Asam glukoronat/ asam asetat, Becompion,kortikosteroid.
- Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.
- Obat-obatan yang memetabolisme hati hendaknya
dihindari.Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis
maka penekanan lebih dialirka pada pencegahan hepatitis,
termasuk penyediaan makanandan air bersih dan aman. Higien
umum, pembuangan kemih dan fesesdari pasien yang
terinfeksi secara aman, pemakaian kateter, jarum suntikdan
spuit sekali pakai akan menghilangkan sumber infeksi. Semua
donor darah perlu disaring terhada HAV, HBV, dan HCV
sebelum diterimamenjadi panel donor.
2.8 Pemeriksanaan Penunjang Hepatitis
Pemeriksaan dianostik pada pasien hepatitis yang perlu dikaji menurut
Doengoes (2002):
a) Test fungsi hati: Abnormal (4-10 kali normal) untuk membedakan
hepatitis virus dari non virus.
b) SGOT/SGPT: Awalnya meningkat (dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun).
c) Darah lengkap: Sel darah merah (SDM) menurun karena penurunan masa
hidup SDM (gangguan fungsi hati).
d) Difersnsual darah lengkap: Ekositosis, monositosis dan sel plasma.
e) Alkali fostatase: Agak meningkat.
f) Feses: Warna tanah liat, dan diare feses warna tanah liat.
g) Gula darah: Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).
h) Anti-HAV IgM: Positif pada tipe A.
i) HbsAg: Dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A).
13
Catatan: merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
j) Masa protrombin: Mungkin memanjang (disfungsi hati).
k) Bilirubin serum: Di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml, prognosis
buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).
l) Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
m) Biopsi hati: Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
n) Scan hati: Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.
2.9 Asuhan Keperawatan Penyakit Hepatitis
Contoh soal:
Seorang pasien datang ke rumah sakit bernama Tn Dodi,umur 46 tahun,bekerja
sebagai guru SD, dengan BB Tn Dodi saat itu adalah 60kg dengan TB 168cm,kondisi
pasien saat ini terlihat pucat,suhu tubuh 380C,tekanan darah 130/80mmHg, pasien
mengeluh merasakan nyeri pada perut bagian kanan serta pasien tidak nafsu
makan,merasa mual serta pusing sejak beberapa hari yang lalu.
I. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama : Tn. Doni
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 64 tahun
Pekerjaan : Guru SD
Pendidikan : S1
2) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan banyak nyeri pada perut
kuandran kanan, lemas, pusing, sulit tidur dan penglihatan kabur. , tinja
berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada
kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan
baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa
seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

3) Riwayat penyakit dahulu


4) Riwayat kesehatan keluarga
Menurut klien, bahwa dalam keluarganya ada yang menderita penyakit Diabetes
Melitus yaitu ayahnya.
5) Pemeriksaan Fisik
TTV : TD : 130/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 38,50C, BB: 60 kg.
14
6) Keadaan umum
7) Sistem Panca indra
8) Aktivitas / istirahat : letih, lemah, sulit bergerak atau berjalan, kram/nyeri dan
malaise.
9) Sirkulasi
Bradikardi, ikterik pada sclera kulit, dan membran mukosa.
10) Integritas ego : stress, ansietas.
11) Eliminasi : perubahan pola berkemih (poliuria, nokturia, anuria),urine gelap
dan diare feses warna tanah liat.
12) Makanan atau cairan : Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah,
peningkatan oedem dan asietas.
13) Neurosensori : pusing, sakit kepala, kesemutan, Peka terhadap rangsang,
cenderung tidur, alergi, dan asteriksis.
14) Nyeri / kenyamanan : nyeri (sedang / berat), Kram abdomen, nyeri tekan pada
kuadran kanan, sakit kepala dan gatal-gatal.
15) Pernafasan :
16) Keamanan : gatal, Demam, urtikaria, eritema, splenomegali dan pembesaran
nodul servikal posterior.

15
II. Analisa Data
No Data Diagnosa Etiologi
1 DS : Tn. Doni umur Nyeri akut alkohol,hepatitis
64 tahun datang virus,toksin
kerumah sakit
dengan keluhan nyeri inflamasi pada hepar
pada perut bagian
kanan, klien terlihat peregangan kapsula
meringgis saat di hati
kaji, ,pasien juga
menyatakan rasa hepatomegali
nyeri akan muncul
jika melakukan nyeri akut
aktivitas yg ringan
sekalipun.
DO : TTV :
TD : 120/80 mmHg,
N: 80x/menit,
S: 38,50C,
BB: 80kg turun
menjadi 50kg, skala
nyeri pasien yaitu 7,
2 DS : Tn. Doni umur
64 tahun datang Hipertermia alkohol,virus
kerumah sakit hepatitis,toksin
dengan keluhan nyeri
pada perut bagian inflamasi pada hepar
kanan, pasien
mengatakan mudah hipertermia
lemas,berkeringat
yang
berlebihan,pasien perubahan
mudah marah,badan kenyamanan

16
panas sejak beberapa
yang lalu.
DO : TTV :
TD : 90/70 mmHg,
N: 80x/menit,
S: 39,50C,
BB: 50 kg. Kulit
terlihat memerah,
kram otot denyut
jantung lemah dan
cepat
3 DS : Tn. Doni umur ketidakseimbangan inflamasi pada hepar
64 tahun datang nutrisi kurang dari
kerumah sakit pasien kebutuhan peregangan kapsula
tidak nafsu hati
makan,merasa mual
serta pusing sejak hepatomegali
beberapa hari yang
lalu, tinja pasien nyeri akut
kaku dan keras,warna
urine gelap, anoreksia

DO : TTV : ketidakseimabangan
TD : 90/70 mmHg, nutrisi kurang dari
N: 80x/menit, kebutuhan
S: 38,50C,
BB: mengalami
penurunan drastis
dari 80kg-50kg, bibir
pecah-pecah, mudah
kelelahan saat
beraktivitas, badan
kurus.

17
III. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut bd agens cedera biologis(mis.infeksi,iskemia,neoplasma)
2. Hipertermia bd penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd
ketidakmampuan mencerna makanan
IV. Intervensi
Diagnosa keperawatan : 1
NOC : Tingkat Nyeri
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
1 Nyeri yang di laporkan *
2 Mengerang dan menangis *
3 Ekspresi nyeri wajah *

Keterangan penilaian :
A. Skala nyeri
1. Sangat Berat (8-10)
2. Berat (7-8)
3. Sedang (4-6)
4. Ringan (2-3)
5. Normal

18
B. Mengerang dan menangis dan ekspresi nyeri wajah
1. Sangat Berat (menangis sambil berteriak )
2. Berat (menangis saja )
3. Sedang (wajah memerah )
4. Ringan (dahi mengkerut)
5. Tidak ada Keluhan
C. ekspresi nyeri wajah
1. Sangat Berat ( sakit yang luar biasa yang mengakibatkan pasien bisa
menendang atau memukul benda lain untuk menyalurkan rasa nyeri )
2. Berat (jauh lebih sakit biasanya di ekspresikan dengan berkeringat serta
bisa sampai menangis)
3. Sedang ( sedikt lebih sakit sampai membuat pasien berkeringat karena
rasa nyeri yg timbul)
4. Ringan ( sakit tapi tidak sampai mengeluarkan keringat atau bisa sakit tapi
sedikit)
5. Tidak ada Keluhan (sangat senang karena tidak merasakan nyeri sama sekali
dengan bentuk wajah senyum)
NIC : Manajemen nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
lokasi,karekteristik,frekuensi,kuantitas,intensitas atau beratnya nyeri.
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri.
3. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau
memperberatkan nyeri.
4. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetus atau meningkatkan
nyeri.
5. Pilih dan implementasikan tindakan beragam
(mis.farmokologis,nonfarmakologis,interpersonal)untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, misalkan terapi relaksasi musik untuk hipnoterapinya agar
mengurangi rasa nyeri pada pasien sebelum di berikan terapi farmakologis.
Diagnosa keperawatan : 2
NOC : Termoregulasi
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 5

19
1 peningkatan suhu tubuh *
2 perubahan warna kulit *
3 berkeringat saat panas *

Keterangan penilaian :
A. Peningkatan suhu tubuh
1. Sangat Berat(400C)
2. Berat(390C)
3. Sedang (380C)
4. Ringan(38,50C)
5. Normal ( 36,5-37,5oC)
B. Perubahan warna kulit
1. Sangat Berat(warna kulit sangat kemerahan)
2. Berat(warna kulit merah muda )
3. Sedang (warna kulit merah tapi sedikit gelap)
4. Ringan(warna kulit cokelat terang )
5. Normal (kulit berwarna cokelat sawo matang )
C. Berkeringat saat panas
1. Sangat Berat(pengeluaran keringat 60-65 ml setiap jam)
2. Berat(pengeluaran keringat 60ml setiap jam)
3. Sedang (pengeluaran keringat 57ml setiap jam)
4. Ringan(pengeluaran keringat 55ml sewtiap jam)
5. Normal (pengeluaran keringat 50ml setiap jam )
NIC : Pengaturan suhu
1. Monitor suhu paling tidak 2 jam,sesuai kebutuhan
2. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hiportermia dan
hipertermia
3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
4. Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien
5. Berikan pengobatan antiperetik,sesuai kebutuhan
Diagnoskeperawatan : 3
NOC : keseimbangan cairan
No Kriteria Hasil 1 2 3 4 5

20
1 Tekanan darah *
2 keseimbangan output dan input *
3 BB stabil *

Keterangan penilaian :
1. Sangat berat (TD:80/60mmHg, S:40-410C, N:130-140x/menit, RR:33-
36x/menit)
2. Berat (TD:90/60mmHg, S:39-400C, N:120-130X/menit, RR:30-33x/menit)
3. Sedang (TD:100/60mmHg, S:38-390C, N:110-120x/menit, RR:27-30x/menit)
4. Ringan (TD:110/70mmHg, S:37-380C, N:100-110x/menit, RR:24-27x/menit)
5. Tidak ada keluhan (TD:120/70mmHg, S:36-370C, N:60-100x/menit, RR:16-
24x/menit)
A. keseimbangan intake dan output cairan
1. Sangat Berat (300-400 ml )
2. Berat (500-700 ml )
3. Sedang (800-1000 ml )
4. Ringan (1500-1800 ml)
5. Tidak ada Keluhan (2000 ml )
B. Berat Badan stabil
1. Sangat Berat (IMT : 23 Kg)
2. Berat (IMT : 25 Kg)
3. Sedang (IMT : 27Kg)
4. Ringan (IMT : 29 Kg)
5. Tidak ada keluhan (IMT : 31 Kg)
NIC : Manajemen Cairan
1. Timabang berat badan setiap hari,dan monitor status pasien
2. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat autput bisa dengan melakukan
kalaborasi dengan tim gizi
3. Monitor status hidrasi(mis.membran mukosa lembab,denyut nadi adekuat,dan
tekanan ortostatik)
4. Monitor tanda-tanda vital pasien
5. Berikan terapi IV,seperti yang di tentukan.
V. Implementasi
Nama klien : Tn. Doni
21
Diagnosa medis : Hepatitis
Tgl D jam Tindakan keperawatan Respon Klien TTD
X
15- 1 10. 1) Lakukan pengkajian nyeri
03- 00 komprehensif yang meliputi
20 lokasi,karekteristik,frekuensi,kuant
17 itas,intensitas atau beratnya nyeri.
tindakan yang kita lakukan
dengan membawa skala nyeri atau
menanyakan skala nyeri dari angka
1-10 untuk mengetahui nyeri yang
di rasakan pasien.
2) Gunakan strategi komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan sampaikan
penerimaan pasien terhadap nyeri.
tindakan yang kita lakukan
dengan memberi salam pada awal
pertemuan, selalu ada buat pasien
agar tercipta sikap percaya dari
pasien sehingga mempermudah
dalam mengetahui pengalaman
nyeri pasien
3) Gali bersama pasien faktor-
faktor yang dapat menurunkan atau
memperberatkan nyeri.
4) Kurangi atau eliminasi faktor-
faktor yang dapat mencetus atau
meningkatkan nyeri.
hal hal yg menyebabkan nyeri
seperti jatuh,tertekan sebaik tidak
terjadi atau di kurangi

5) Pilih dan implementasikan

22
tindakan beragam
(mis.farmokologis)

bisa kita lakukan relaksasi dengan


terapi musik atau terapi lain.
1)Monitor suhu paling tidak 2
jam,sesuai kebutuhan.
2
setiap 2 jam kita mengecek suhu
pasien agar mencegah hal yang
lebih parah.
2)Monitor dan laporkan adanya
tanda dan gejala dari hiportermia
dan hipertermia.
pada saat melakukan pengecekan
suhu jika ada hal yang bahaya
seperti potensi kejang harus segera
di laporkan kepada tim medis
3)Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi adekuat.
kita melakukan kolaborasi dengan
tim gizi untuk mengatur nutrisi
dari pasien, serta monitor output
pasien
4)Sesuaikan suhu lingkungan
untuk kebutuhan pasien,
suhu lingkungan tidak boleh terlalu
panas karna pasien tidak merasa
nyaman,jangan juga terlalu dingin
5)Berikan pengobatan
antiperetik,sesuai kebutuhan.
obat-0obatan yang di berikan
sudah sesuai dengan kondisi pasien
maka kolaborasi dengan tim dokter
perlu,

23
1)timbang berat badan setiap hari
3 di lakukan timbang berat badan
agar mengetahui perubahan berat
badan yang di alami pasien selama
di lakukan perawatan
2)jaga intake/asupan.
nutrisi di jaga agar bisa seimbang
antara yang di konsumsi dan yang
keluar, kolaborasi dengan tim gizi
3)Monitor status
hidrasi(mis.membran mukosa
lembab,denyut nadi adekuat,dan
tekanan ortostatik)
4)Monitor tanda-tanda vital pasien
lakukan pengecekan ttv yaitu
suhu,nadi,pernapasan,tekanan
darah dengan tepat
5)Berikan terapi IV,seperti yang di
tentukan.
di lakukan sesuai dengan resep

24
VI. Evaluasi
No Data
1 S :Tn. Doni umur 64 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan
nyeri pada perut bagian kanan, klien terlihat meringgis saat di
kaji, ,pasien juga menyatakan rasa nyeri akan muncul jika
melakukan aktivitas yg ringan sekalipun.
O : Saat dilakukan pemeriksaan TTV di dapatkan :
TD : 120/80 mmHg,
N: 80x/menit,
S: 38,50C,
BB: 80 kg,
skala nyeri pasien yaitu 7,
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Nyeri yang * v
di laporkan
2 Mengerang * v
dan
menangis
3 Ekspresi * v
nyeri
wajah
Keterangan :
1 Sangat berat
2 Berat
3 Sedang
4 Ringan
5 Normal
A: Masalah teratasi/ teratasi sebagian/ tidak teratasi
P : pertahankan Intervensi 1-5
DS : Tn. Doni umur 64 tahun datang kerumah sakit dengan
2 keluhan nyeri pada perut bagian kanan, pasien mengatakan
mudah lemas,berkeringat yang berlebihan,pasien mudah
marah,badan panas sejak beberapa hari yang lalu

25
DO : TTV :
TD : 90/70 mmHg,
N: 80x/menit,
S: 39,50C,
BB: 50 kg.
Kulit terlihat memerah, kram otot, denyut jantung lemah dan
cepat.
No Indikator 1 2 3 4 5
1 peningkatan * v
suhu tubuh
2 perubahan * v
warna kulit
3 berkeringat * v
saat panas
Keterangan :
1 Sangat berat
2 Berat
3 Sedang
4 Ringan
5 Normal
A: Masalah teratasi/ teratasi sebagian/ tidak teratasi
P : pertahankan Intervensi 1-5
DS : Tn. Doni umur 64 tahun datang kerumah sakit pasien tidak
3 nafsu makan,merasa mual serta pusing sejak beberapa hari yang
lalu, tinja pasien kaku dan keras,warna urine gelap,

DO : TTV :
TD : 90/70 mmHg, N: 80x/menit,
S: 38,50C,
BB: mengalami penurunan drastis dari 80kg-50kg, bibir pecah-
pecah, mudah kelelahan saat beraktivitas, badan kurus.
No Indikator 1 2 3 4 5
1 TD * v

2 intake * v

26
output
3 bb stabil * v

Keterangan :
1 Sangat berat
2 Berat
3 Sedang
4 Ringan
5 Normal
A: Masalah teratasi/ teratasi sebagian/ tidak teratasi
P : pertahankan Intervensi s1-5

27
PENUTUP

BAB III

3.1 Kesimpulan

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam
sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri
sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun
banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang
hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, Penularan
hepatitis pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula melalui
makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah ataupun karena bertukar tempat
makan.

3.2 Saran

Pencegahan paling efektif agar terhindar dari hepatitis adalah dengan kita ,elakukan
vaksinisasi dan mengolala nutrisi serta lingkungan , Secara keseluruhan tindakan pencegahan
terhadap hepatitis adalah dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan
tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik.

28
DAFTAR PUSTKA

Carpenito Lynda Jual, 1999, RencanaAsuhandanDokumentasiKeperawatan, EGC, Jakarta.

Gallo, Hudak, 1995, KeperawatanKritis, EGC, Jakarta.

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, PatofisiologiKonsepKlinis Proses-


proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Susan, Martyn Tucker et al, StandarPerawatanPasien, jakarta, EGC, 1998.

29

Anda mungkin juga menyukai