Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

OLEH :
KELOMPOK 1

ILMU KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

I. Latar Belakang
Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia akan menimbulkan
permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah fisik maupun psikososial yang
paling banyak terjadi pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan
hipertensi. Menurut perkembangan saat ini hipertensi menjadi masalah global
karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup
seperti merokok, obesitas (pola makan), inaktivitas fisik.
Di Indonesia, prevalensi hipertensi mengalami peningkatan yaitu dari 7,6% pada
tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Kemenkes RI,2013). Menurut batasan
hipertensi yang dipakai sekarang ini, diperkirakan 23% wanita dan 14% pria berusia
lebih dari 65 tahun menderita hipertensi. Data World Health Organization (WHO)
tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi
terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar
orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Data Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) kesehatan menyebutkan bahwa biaya pelayanan hipertensi mengalami
peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah, tahun
2017 dan tahun 2018 sebesar 3 Triliun rupiah.
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang
akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung
koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan left ventricle hypertrophy (untuk otot
jantung). Dengan target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi adalah
penyebab utama stroke yang membawa kematian tinggi. Oleh karena itu, nutrisi dan
aktivitas lansia yang menderita hipertensi harus benar-benar di perhatikan.
II. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 45 menit, sasaran diharapkan
mampu memahami dan menerapkan bagaimana pemilihan nutrisi dan
aktivitas yang baik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 45 menit diharapkan sasaran
memahami/mengetahui/mampu melakukan:
1) Lansia dapat memahami pengertian hipertensi.
2) Lansia dapat memahami penyebab dari hipertensi.
3) Lansia dapat memahami tanda dan gejala hipertensi.
4) Lansia dapat memahami faktor terjadinya hipertensi.
5) lansia dapat memahami apa saja komplikasi akibat hipertensi.
6) Lansia dapat memahami dan melakukan cara pencegahan hipertensi.

III. Materi
Disesuaikan
Terlampir

IV. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.

V. Media/Alat
1. Media :
1) Power Point
2) Leaflet
2. Alat :
1) Kertas dan alat tulis
2) LCD
3) Pengeras suara
4) Laptop

VI. Sasaran
Lansia yang ada di Puskesmas DenSel 1

VII. Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Januari 2010
Jam : 09.00-10.00 WITA
VIII. Tempat
Di Puskesmas Densel 1
IX. Rencana Evaluasi

1. Struktur:
A. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah lengkap dan
dapat digunakan sesuai fungsinya.

1) Power Point
2) leaflet
B. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk Power Point digunakan untuk
mempermudah penyampaian materi kepada masyarakat.

C. Undangan
Lansia yang memiliki riwayat penyakit hipertensi.
2. Proses Penyuluhan:
A. Penyuluhan kesehatan mengenai pemenuhan nutrisi dan aktivitas pada
lansia yang memiliki riwayat penyakit hipertensi berlangsung lancar dan
lansia mengerti tentang materi penyuluhan yang diberikan.
B. Selama penyuluhan dilaksanakan diharapkan terjadi interaksi yang positif
antara penyuluh dengan lansia, ditandai dengan keaktifan lansia dalam
bertanya dan adanya kemauan lansia untuk mendengarkan dengan baik.
C. Kehadiran lansia tidak kurang dari 80%, masyarakat hadir tepat waktu
dan tidak meninggalkan ruangan saat penyuluhan berlangsung.

3. Hasil
A. Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti setidaknya 80% dari semua materi yang
telah disampaikan dengan kriteria:
1. Lansia dapat memahami pengertian hipertensi.
2. Lansia dapat memahami penyebab dari hipertensi.
3. Lansia dapat memahami tanda dan gejala hipertensi.
4. Lansia dapat memahami factor pemicu terjadinya hipertensi.
5. lansia dapat memahami apa saja komplikasi akibat hipertensi.
6. Lansia dapat memahami dan melakukan cara pencegahan
hipertensi.
B. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran lansia akan
pentingnya pemenuhan nutrisi dan aktivitas bagi lansia yang memiliki
riwayat hipertensi. Sehingga lansia mendapat nutrisi yang seimbang dan
aktivitas yang tepat.

X. Kegiatan Penyuuhan

No Kegiatan penyuluhan Waktu Kegiatan peserta

1. Kegiatan pembuka : 5 menit


a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan nama-nama
b. Mendengarkan
anggota kelompok dan
c. Menjawab
pembimbing
d. Mendengarkan
c. Evaluasi validasi
d. Menjelaskan tujuan intruksional
e. Menyetujui
umum
kontrak waktu
e. Kontrak waktu
2. Kegiatan Inti : 15 menit
a. Menjawab
a. Mengali pengetahuan
masyarakat tentang pengertian b. Mendengarkan,
hipertensi. memperhatikan
b. Memberi reinforcement positif c. Mendengarkan,
atas kemampuan masyarakat memperhatikan
c. Menjelaskan pengertian dari d. Mendengarkan,
hipertensi. memperhatikan
d. Menjelaskan penyebab e. Mendengarkan,
terjadinya hipertensi. memperhatikan
e. Menjelaskan tanda dan gejala f. Mendengarkan,
hipertensi. memperhatikan
f. Menjelaskan factor terjadinya
g. Mendengarkan,
hipertensi.
g. Menjelaskan komplikasi dari memperhatikan
hipertensi.
h. Menjelaskan bagaimana cara
h. Mendengarkan,
pencegahan penyakit hipertensi memperhatikan

3. Kegiatan evaluasi : 20 menit


a. Memberikan kesempatan kepada a. Mengajukan
lansia untuk bertanya pertanyaan/
bertanya
b. Menjawab pertanyaan
b. Memperhatikan/
menyimak dan
c. Meminta kepada lansia untuk
mendengarkan
menjelaskan kembali atau c. Menjawab
menyebut kan : pertanyaan
1. Lansia dapat memahami
pengertian hipertensi.
2. Lansia dapat memahami
penyebab dari hipertensi.
3. Lansia dapat memahami tanda
dan gejala hipertensi.
4. Lansia dapat memahami factor
terjadinya hipertensi.
5. lansia dapat memahami apa
saja komplikasi akibat
hipertensi.
6. Lansia dapat memahami dan
melakukan cara pencegahan
hipertensi.
d. Bersama audiens
menyimpulkan materi d. Memper hatikan /
penyuluhan menyimak,
mendengarkan.
4. Kegiatan penutup : 5 menit
a. Menutup penyuluhan dan a. Menjawab salam
memberi salam

XI. Daftar Pustaka


Cahyono,S 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Jakarta : Kanisius. Infodatin.
2014. HIPERTENSI. Diakses di
file:///C:/Users/Asus/AppData/Local/Temp/infodatin-hipertensi.pdf. Pada
tanggal 22 September 2019.
Khomarun, Nugroho, M. A., Wahyuni, E. S. (2014). Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan
Pagi terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi
Stadium I di Posyandu Lansia Desa Makamhaji Kartasura. Jurnal Ilmu
Kesehatan, Vol. 3 (2). Diakses di http://journal.wima.ac.id.pdf. Pada
tanggal 23 Septembaer 2019.
Smeltzer, S. C., Bare, B. C., Hinkle, J., & Cheever, K. (2012).Brunner &Suddarth S
textbook of medical-surgical nursing twelfth edition.WoltersKluwer Health.
Diakses di http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20II.pdf . Pada
tanggal 24 September 2019.
Sudarta, I. W. (2013). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system
cardiovaskuler. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Diakses di
http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20II.pdf. Pada tanggal 22
September 2019.
Triangto, M. (2014). Jalan Sehat dengan Sports Therapy. Jakarta: Kompas. Diakses
di http://journal.wima.ac.id.pdf. Pada tanggal 23 September 2019.
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. Diakses di
http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20II.pdf. Pada tanggal 24
September 2019.
XII. Lampiran
1. Materi penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis, gagal


jantung, stroke dan gagal ginjal ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2012).
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terjadi pada
lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90mmHg (Sudarta, 2013).
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatanangka morbiditas maupun mortalitas,
tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto, 2014).
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah sistolik lebih 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup tenang/ istirahat.
Klasifikasi berdasarkan tekanan darah pada orang dewasa (Triyanto, 2014)
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85–89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140–159 mmHg 90–99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160–179 mmHg 100–109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180–209mmHg 110–119 mmHg
Stadium 4 (maligna) ≥ 210 mmHg ≥ 120 mmHg

2. Penyebab dari Hipertensi

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensiessensial (primer)


merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena
faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan
akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan
pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan
lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
3. Tanda dan gejala Hipertensi

Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun

pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah,

jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga

berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala

akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan,

saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang

dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan

kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).

4. Faktor Terjadinya Hipertensi


Faktor resiko yang tidak dapat dirubah
a. Usia
Usia mempengaruhi faktor resiko terkena Hipertensi dengan kejadian
paling tinggi pada usia 30 – 40 th. Kejadian 2X lebih besar pada orang kulit hitam,
dengan 3X lebih besar pada laki-laki kulit hitam, dan 5X lebih besar untuk
wanita kulit hitam.
b. Jenis kelamin
Komplikasi hipertensi meningkat pada seseorang dengan jenis kelamin laki-laki.
Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan wanita.

c. Keturunan atau genetik


Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga
mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial).
Tentunya faktor genetik ini juga dipenggaruhi faktor-faktor lingkungan, yang
kemudian menyebabkan seorang menderita hipertensi.
Faktor resiko yang dapat dirubah
a) Kelebihan berat badan atau obesitas
Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia pertengahan
resiko hipertensi meningkat.
b) Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui
rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh
darah arteri yang mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi.
c) Asupan garam
Konsumsi garam memiliki efek langsung terhadap tekanan darah. Terdapat
bukti bahwa mereka yang memiliki kecenderungan menderita hipertensi secara
keturunan memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk mengeluarkan garam
dari tubuhnya.
5. Komplikasi pada penyakit Hipertensi

Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan komplikasi berikut ini:


a) Stroke

Stroke yaitu pecahnya aneurisma di otak bisa menyebabkan stroke.


Hipertensi yang tidak terkendali juga bisa menyebabkan pembekuan darah di
arteri karotis (arteri di leher). Bekuan darah tersebut bisa menyebabkan stroke
emboli bila memasuki otak.

b) Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang
progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian
yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal
ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin
angiotensin aldosteron.
c) Gagal jantung
Peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah, memberikan beban tambahan pada jantung; dan akan menyebabkan
kegagalan jantung.
d) Retinopati
Atau kerusakan
pembuluh darah pada jaringan peka cahaya di bagian belakang mata yaitu
hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteriol (cabang arteri) di
mata, sehingga menyebabkan lesi.
e) Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak)
Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi tipis
dan mengembang hal ini bisa mengakibatkan aneurisma.
6. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan dari hipertensi dapat dimulai dengan kebiasaan hidup yang baik :

1) Garam umumnya terbuat dari bahan natrium, dan kandungan natrium yang
tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Waspadalah terhadap asupan
garam dalam makanan Anda sehari-hari, misalnya dengan mengurangi konsumsi
makanan yang diasapi atau diawetkan dengan kandungan garam yang tinggi.
Tanaman herbal, rempah atau jus lemon bisa digunakan untuk menggantikan
garam atau MSG (senyawa untuk meningkatkan citarasa makanan) dalam
memasak.
2) Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

3) Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.

4) Pengendalian berat badan.

Selain dengan mengubah pola makan sehat, olahraga juga dianjurkan bagi penderita
hipertensi, dapat berupa jalan, jogging, bersepedaan selama 30 menit dengan frekuensi
3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan
stress.hal ini sudah diteliti bahwa memang aktivitas jalan pagi efektif menurunkan
tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi dan aktivitas jalan pagi I pada lansia
dapat dilakukan untuk meminimalisir angka kejadian hipertensi.
Jalan pagi hari dilakukan dengan tujuan meningkatkan dan mempertahankan
dengyut jantung pada zona latihan yang telah dianjurkan selama 30 menit. Dengan
aktivitas jalan kaki seperti ini organ tubuh lainnya akan ikut diaktifkan. Jika hal ini
dilakukan secara teratur akan timbul perubahan bersifat adaptasi tubuh yang pada
akhirnya akan meningkatkan taraf kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa aktivitas jalan pagi memiliki pengaruh terhadap
perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Melakukan olahraga secara
teratur dpat menurunkan tekanan darah systole 4-8 mmHg. Olahraga lebih banyak
dihubungkan dengan pengobatan hipertensi karena olahraga isotonik (berjalan,
bersepeda, jogging, aerobik) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga
dapat menurunkan tekanan darah (Triangto, 2014).
Penelitian lain tentang akttivitas fisik jalan pagi juga pernah dilakukan oleh
Khomaron, Nugroho dn Wahyuni (2014) dengan hasil bahwa tekanan darah pada lansia
pre dan post pemberian intervensi aktivitas berjalan mengalami perbedaan yang
bermakna, sehingga ada pengaruh aktivitas fisik jalan pagi terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai