Anda di halaman 1dari 18

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN

ANALISIS PENGGUNAAN SUPLAI DARURAT PADA PLTU


INDRAMAYU

PROPOSAL SKRIPSI

GRACELIA REGINA PADANG

2016 – 11 – 183

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI SARJANA

TEKNIK ELEKTRO

JAKARTA, 2020
DAFTAR ISI
Hal
Daftar Isi i
Daftar Gambar ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan Penelitian 2
1.2.1 Identifikasi Masalah 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah 3
1.2.3 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
1.4 Sistematika Penelitian 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 5


2.1 Tinjauan Pustaka 5
2.2 Landasan Teori 5

BAB III METODE PENELITIAN 12


3.1 Perancangan Penelitian 12
3.2 Teknik Analisis 14
3.3 Jadwal Penelitian (Jadwal kegiatan penelitian) 14

DAFTAR PUSTAKA 15

i
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Proses Konversi Energi Pada PLTU 6


Gambar 2.2 Siklus Fluida Kerja Sederhana Pada PLTU 7
Gambar 2.3 Boiler Feed Water Pump 9
Gambar 2.4 Sistem Interkoneksi 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber, yang sebelumnya
diolah oleh Pembangkit Tenaga Listrik. Listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit-pembangkit, kemudian disalurkan lewat saluran transmisi dan
didistribusikan kepada konsumen lewat jaringan distribusi yang ada. Pada
Pulau Jawa-Bali terdapat Interkoneksi sistem Barat-Timur yang dihubungkan
oleh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV yang
menyalurkan daya dengan kapasitas yang besar. Daya yang ditransferkan dari
sisi Timur Pulau Jawa ke sisi Barat adalah sebesar 2.266 MW (sesuai dengan
batas stabilitas 2.300 MW), dimana sistem Barat dan sistem Timur terhubung
melalui dua sirkit SUTET Mandirancan-Pemalang-Ungaran (jalur utara) yang
mentransferkan daya sebesar 1.287 MW dan dua sirkit SUTET Tasik-
Kesugihan-Pedan (jalur selatan) yang mentransferkan daya sebesar 979 MW.
Untuk menjaga kestabilan sistem, PT. PLN (Persero) selalu melakukan
pemeliharaan dengan teratur setiap hari minggu, dimana kondisi beban lebih
rendah dibandingan dengan hari-hari lainnya. Namun, pada tanggal 4 Agustus
2019 saat melakukan pemeliharaan pada salah satu sirkit di SUTET 500 kV
terjadi gangguan Pohon Sengon pada ruang bebas jaringan transmisi 500 kV
Ungaran – Pemalang, sehingga terlepasnya jaringan transmisi listrik Ungaran
– Pemalang yang mengakibatkan semua daya yang harus ditransferkan dari
Timur-Barat hanya mengalir di jalur Selatan (dari Pedan ke Tasik). Pada jalur
Selatan terjadi Power Swing yang menyebabkan distance relay bekerja
sehingga terlepasnya sistem transmisi Tasik – Depok yang menyebakan
terpisahnya Sistem Barat dan Sistem Timur. Sistem Barat yang memiliki
banyak beban mengalami penurunan frekuensi, ketika penurunan frekuensi
mencapai 47,5 Hz maka pembangkit akan melepas dari sistem.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu merupakan salah satu
pembangkit yang melepas dari sistem interkoneksi. Pada saat PLTU melepas
dari sistem, maka PLTU tersebut tidak mempunyai konsumen listrik selain

1
pemakaian sendiri dari PLTU tersebut yaitu sekitar 6%-10%, dan saat PLTU
keluar dari sistem interkoneksi maka pembakaran tetap akan berlanjut, hal ini
akan mempengaruhi produksi uap yang ada. Uap yang diproduksi perlu
dibatasi atau diperkecil pembakarannya, sehingga pembakaran hanyalah
sebatas untuk mempertahankan tekanan uap agar pada waktu yang singkat
PLTU bisa running kembali. Suplai darurat dapat membantu dalam pemakaian
sendiri dari PLTU tersebut, turbin yang ada harus tetap diputar agar
poros/shaft nya tidak mengalami pemuaian, hal ini berarti uap harus terus
dihasilkan, inilah yang membuat suplai darurat sangat dibutuhkan karena
pompa di kondensat tank harus terus menyala. Ketika sebuah PLTU tidak
menggunakan suplai darurat, maka PLTU harus menunggu daya dari sistem
untuk start yang dilakukan dalam keadaan dingin yang membutuhkan waktu
lebih. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mempersingkat waktu
dari sebuah PLTU untuk pemakaian sendirinya sehingga tidak perlu waktu
yang lama bagi PLTU agar dapat masuk ke sistem kembali untuk mensuplai
daya bagi konsumen listrik.

1.2 Permasalahan Penelitian


Pembangkit Listrik Tenaga Uap memerlukan starting time yang relatif lama
ketika dalam keadaan dingin. Jika hanya menunggu suplai daya dari sistem
maka akan memerlukan waktu yang lama bagi sebuah PLTU untuk masuk ke
sistem dan mensuplai daya bagi konsumen. Masalah yang akan diteliti, yaitu
seberapa cepat suplai darurat dalam membantu PLTU untuk pemakaian
sendiri serta penggunaan suplai darurat pada PLTU tersebut.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Ketika starting time dari PLTU memerlukan waktu yang relatif lama,
maka pembangkit akan memerlukan waktu lebih untuk kembali
mensuplai pada sistem, sehingga diperlukan suplai darurat agar dapat
mempersingkat waktu bagi pembangkit untuk kembali ke sistem.

2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Pada penelitian ini pembahasan dibatasi hanya pada penggunaan
suplai darurat sebuah pembangkit yang dikhususkan pada komponen
tertentu, yaitu pompa-pompa.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan ruang lingkup masalah diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses suplai darurat dalam memenuhi pemakaian
sendiri dari PLTU Indramayu?
2. Bagaimana proses dari PLTU Indramayu agar dapat masuk kedalam
sistem untuk kembali mensuplai daya bagi konsumen listrik?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses dari suplai darurat dalam memenuhi
pemakaian sendiri dari PLTU Indramayu.
2. Untuk mengetahui proses dari PLTU Indramayu sehingga dapat masuk
kembali kedalam sistem untuk mensuplai daya bagi konsumen listrik.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah pemahaman tentang penggunaan suplai darurat sebuah PLTU.
2. Memahami pengaruh dari adanya suplai darurat pada PLTU Indramayu.
3. Memahami proses suplai darurat dalam memenuhi pemakaian sendiri dari
PLTU Indramayu.
4. Sebagai referensi bagi yang membutuhkan tentang penggunaan suplai
darurat pada PLTU.

3
1.4 Sistematika Penelitian

Penulisan laporan penelitian ini dibagi tiga bab dengan sistematika sebagai
berikut. Bab I berisi pendahuluan, dalam bab ini akan dikemukakan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi kerangka teoritis,
dalam bab ini akan dikemukakan landasan teori yang diperoleh melalui buku-buku
relevan dan kerangka berpikir. Bab III berisi obyek observasi, dalam bab ini
akan dikemukakan metodologi penelitian.

4
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang telah dilakukan dimana penelitian yang telah
dilakukan tersebut akan dijadikan bahan acuan dan pertimbangan untuk
analisis dan pertimbangan masalah-masalah yang serupa. Adapun penelitian
yang pernah dilakukan yang mendukung penulisan tugas akhir ini antara lain
sebagai berikut.
1. Untuk kondisi pasokan daya normal pada rel khusus (essential bus)
terputus, pembangkit darurat secara otomatis akan beroperasi dan
memasok rel khusus. (Rasam Syamsudin, 2009)
2. Pola operasi pada sistem DC220V terdapat 4 pola operasi yaitu:
Pembangkit dalam kondisi black out artinya unit 1 dan 2 pembangkit
tidak menghasilkan daya dan daya dari luar pembangkit tidak menyuplai,
kondisi normal artinya sistem DC unit 1 dan sistem DC unit 2 menyuplai
ke beban unit 1 dan unit 2, kondisi battery charger unit 1 pemeliharaan,
serta Kondisi battery bank unit 1 pemeliharaan. (Muhammad Iklil, 2014)

2.2. Landasan Teori


2.2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Secara umum, pengertian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi kinetik dari uap
untuk menghasilkan energi listrik. Uap merupakan sumber energi
sekunder di dalam sistem PLTU, sedangkan bahan bakar yang
digunakan untuk memproduksi uap tersebut merupakan sumber
energi primer. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah
generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga
kinetik dari uap panas/kering.
Dalam PLTU terdapat proses yang terus menerus berlangsung dan
berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap

5
kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang disebut siklus
uap pada sistem PLTU. PLTU merupakan mesin konversi energi yang
mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan,
yaitu :
1. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi
panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran.
3. Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Uap

Bahan BOIL TURBI Poros GENERATO Listrik


NNE R
bakar ER

Energi Energi Panas Energi Mekanik


menjadi
Kimia menjadi
Energi
menjadi Energi
Listrik
Energi Mekanik

Gambar 2.1 Proses Konversi Energi Pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara


tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara
berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai
berikut :

1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas


permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan

6
dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara
sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur
tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan
daya mekanik berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan
magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan
energi listrik dari terminal output generator
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air
yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gambar 2.2 Siklus Fluida Kerja Sederhana Pada PLTU

2.2.2. Boiler Feed Water Pump

Boiler Feed Water Pump (BFWP) merupakan salah satu aplikasi


penggunaan pompa sentrifugal berukuran besar pada industri

7
pembangkit listrik tenaga uap. Pompa ini berfungsi untuk mengontrol
dan mensupply air pada jumlah tertentu yang berasal dari tanki air
(Feed Water Tank) menuju boiler dengan spesifikasi tekanan tertentu.
Air tersebut sebelum masuk ke boiler biasanya mengalami
pemanasan awal (pre-heating). Sehingga air yang dipompa oleh
BFWP juga memiliki temperatur tertentu yang cukup panas. Satu unit
BFWP pada PLTU terdiri atas dua pompa dan satu penggerak.
Penggerak yang digunakan bisa berupa motor listrik atau juga turbin
uap berukuran kecil. Turbin kecil tersebut mendapatkan supply uap air
yang mengambil dari turbin uap utama pada stage tertentu. Dua
pompa dari BFWP adalah satu booster pump dan satu main pump /
pompa utama. Keduanya menggunakan penggerak tunggal (turbin
uap atau motor), yang sumbunya di-couple dengan atau tanpa sistem
transmisi tergantung desainnya.
Booster pump memiliki spesifikasi pompa sentrifugal, single
flow dan hanya satu stage pompa. Menggunakan mechanical
seal serta thrust dan journal bearing untuk menahan gaya-gaya yang
terjadi. Sedangkan main pump berspesifikasi pompa sentrifugal, multi-
stage, dan single flow. Juga menggunakan mechanical seal serta
thrust dan journal bearing. Dan untuk menahan gaya aksial yang
besar, digunakan balance drum yang mengambil sebagian kecil air
dari sisi outlet pompa untuk dimasukkan ke bagian inlet untuk
melawan gaya aksial yang timbul. BFWP mensupply air menuju boiler
dalam jumlah tertentu, yang pada prakteknya jumlah air yang
dibutuhkan oleh boiler ini berubah-ubah. Perubahannya berdasarkan
jumlah uap air produk boiler yang dibutuhkan untuk proses
selanjutnya. Pada PLTU, pada saat beban listrik tinggi maka
kebutuhan uap air yang masuk ke dalam turbin uap juga tinggi
otomatis jumlah air yang dibutuhkan untuk masuk ke boiler juga tinggi,
sehingga BFWP akan mensupply air dalam jumlah sesuai kebutuhan.
Demikian pula sebaliknya pada saat beban listrik rendah.

8
Gambar 2.3 Boiler Feed Water Pump

2.2.3. Sistem Interkoneksi

Sistem interkoneksi adalah suatu sistem tenaga listrik yang terdiri


dari beberapa pusat listrik (pembangkit) dan beberapa gardu induk
(GI) yang saling terhubung (terinterkoneksi) antara satu dengan yang
lain melalui sebuah saluran transmisi dan melayani beban yang ada
pada semua gardu induk (GI) yang terhubung.

Gambar 2.4 Sistem Interkoneksi

9
Gambar diatas menunjukkan sebagian dari sistem interkoneksi
yang terdiri dari pusat pembangkit listrik, gardu induk (GI) beserta
subsistem distribusinya. Tujuan dari sistem interkoneksi yaitu untuk
menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik karena apabila salah
satu pusat pembangkit mengalami gangguan masih dapat disuplai dari
pembangkit lain yang terhubung secara interkoneksi.

2.2.4. Catu Daya Darurat

Sistem daya darurat (emergency power system) terdiri dari sistem


daya pasokan khusus (essential) dan pasokan daya kritis (critical).
Pasokan daya normal merupakan pasokan daya yang digunakan pada
saat kondisi operasi normal. Pasokan normal diperoleh dari pusat
pembangkit daya utama melalui sistem distribusi nya. Pada operasi
normal semua pengguna menerima daya baik secara langsung
ataupun tidak langsung, misalnya melalui trafo penurun tegangan,
UPS atau penyearah dan pasokan daya normal lainnya.
Pasokan daya khusus merupakan pasokan daya yang digunakan
ketika pasokan daya normal tidak tersedia, dan diperoleh dari
pembangkit darurat. Pengguna daya khusus pada fasilitas yang tidak
mempunyai generator darurat dipasok dari pasokan daya khusus dari
fasilitas yang berdekatan. Pengguna daya khusus, biasanya
diperlukan untuk sistem penunjang kegiatan kehidupan seperti
keselamatan manusia dan peralatan, penghentian operasi (shutdown)
peralatan secara aman dan terkontrol dan untuk operasi awal (black
start-up) dari fasilitas. Pengguna khusus harus mempunyai ketahanan
terhadap pemutusan pasokan yang singkat tanpa mempunyai
pengaruh negatif terhadap sistem. Daftar lengkap pengguna khusus
seperti diperlihatkan uraian berikutnya.
Proses pemulihan setelah pemadaman total (electrical black start)
merupakan prosedur yang diterapkan untuk memulihkan daya normal
secara aman dan terkontrol, ketika terjadi kehilangan daya AC ke

10
seluruh fasilitas kilang. Pasokan daya kritis diperoleh dari batere
penyimpan yang didistribusikan ke beban kritis baik sebagai UPS AC
maupun UPS DC dari sistem UPS. Fungsi pasokan daya kritis adalah
menyediakan pasokan daya yang paling andal untuk pengguna kritis.
Beban pengguna kritis merupakan beban-beban yang diperlukan
untuk pengoperasian sistem keselamatan dan membantu
mengarahkan jalan penyelamatan diri dari anjungan (platform) atau
kilang. Pengguna daya listrik kritis tidak dapat menerima adanya
pemutusan pasokan daya, meskipun untuk waktu yang sangat
singkat. Pengguna kritis biasanya terdiri dari sistem ESD (emergency
shutdown) dan PCS, sistem telekomunikasi, sistem kontrol, sistem
kontrol listrik, dan unit control panel (UCP). Perhatikan daftar
pengguna kritis pada penjelasan pasokan daya khusus.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian


Pada penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain:
3.1.1 Studi Literatur
Tahapan ini dilaksanakan dengan cara mencari dan mengumpulkan
informasi baik teori, rumus-rumus, maupun data teknik dari
perpustakaan, pabrikan ataupun internet. Adapun jurnal ilmiah, buku-
buku dan laporan penelitian adalah literature yang akan digunakan
untuk mendapatkan bahan referensi dalam penulisan dan pembahasan
skripsi ini seperti yang terlihat dalam daftar pustaka.
3.1.2 Survey Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan
tempat penelitian maupun pengambilan data di PLTU Indramayu. Dan
pada saat proses pengumpulan data dilakukan juga dengan metode
wawancara langsung.
3.1.3 Pengolahan Data
Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian dimana data-data ini akan diolah kemudian dianalisa
dan dievaluasi untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai kebutuhan.
Adapun diagram alir penelitian yang digunakan seperti yang terlihat
pada gambar.

12
Diagram Alir Penelitian

MULAI

STUDI LAPANGAN DAN STUDI PUSTAKA

PENGAMBILAN DATA

MELAKUKAN PENGOLAHAN
DATA YANG TELAH DIDAPAT

MELAKUKAN PERBANDINGAN
ANTARA DATA YANG DIDAPAT
MENGGUNAKAN SUPLAI DARURAT

ANALISA HASIL

SIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

13
3.2 Teknik Analisis
 Metode Pustaka
Metode yang dilakukan dengan mencari literatur buku acuan dari
perpustakaan atau sumber buku yang dapat dijadikan buku panduan yang
relevan sebagai referensi dalam penulisan penelitian ini.
 Metode Lapangan
Metode yang dilakukan dengan membandingkan data dari analisa dengan
data sebenarnya.
 Metode Analisis
Metode yang dilakukan dengan cara menghitung dan menganalisis data
yang telah didapat agar keakuratan dan ketelitian data dapat
dipertanggungjawabkan.
 Metode Diskusi
Metode yang dilakukan dengan cara berdiskusi dengan pembimbing tugas
akhir ataupun dengan petugas lapangan yang berkompeten dibidangnya.

3.3 Jadwal Penelitian (Jadwal Kegiatan Penelitian)


Jadwal penelitian akan dilaksanakan sesuai surat balasan kerja magang
dari PT. PJB UBJ O&M Indramayu, bahwa pelaksanaan kerja
magang/penelitian dapat dimulai pada tanggal 03 Februari – 03 Mei 2020
yang bertempat di PLTU Indramayu.
MINGGU KE
No. Nama Kegiatan Feb-20 Mar-20 Apr-20 Mei-20 Jun-20 Jul-20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kerja Magang
2 Skripsi
a.Studi
Lapangan
b.Pengambilan
Data
c.Pengolahan
data
d. Penulisan
laporan magang
dan skripsi

14
DAFTAR PUSTAKA

W. D. Stevenson, Analisa Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat, Jakarta:


Erlangga, 1983.
Marsudi, Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik, Jakarta: Erlangga.
Marsudi, Djiteng. 2010. Operasi Sistem Tenaga Listrik, Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Muhammad Iklil (2014), Sistem DC 220V PLTU Pacitan 2x315 MW, 2-5
Yuniarti, N., & Prianto E. Pengantar Pembangkit Tenaga Listrik

15

Anda mungkin juga menyukai