Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA

KEUANGAN PADA PT.HANJAYA MANDALA SAMPOERNA,Tbk

A. Latar Belakang

Perusahaan secara periodik selalu mengeluarkan laporan keuangan yang dibuat oleh bagian
akunting dan diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya pemerintah, kreditor,
pemilik perusahaan dan pihak manajemen sendiri. Selanjutnya, pihak-pihak tersebut akan
melakukan pengolahan data dengan melakukan perhitungan lebih lanjut untuk mengetahui apakah
perusahaan telah mencapai standar kinerja yang dipersyaratkan atau belum.
Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan modal,dan laporan
arus kas. Tetapi, sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan No. 1 (revisi 2009) tentang
penyajian laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1. laporan posisi keuangan pada akhir periode;
2. laporan laba rugi komprehensif selama periode;
3. laporan perubahan ekuitas selama periode;
4. laporan arus kas selama periode;
5. catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menilai
perkembangan perusahaan, dapat juga digunakan untuk menilai prestasi yang dicapai perusahaan
pada saat lampau, sekarang dan rencana pada waktu yang akan datang.
Laporan keuangan umumnya disajikan untuk memberi informasi mengenai posisi-posisi
keuangan, kinerja dan arus kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Informasi tersebut
diharapkan dapat bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan. Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Untuk mengetahui apakah laporan
keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah satunya
adalah analisis rasio.
Analisis rasio keuangan membutuhkan laporan keuangan selama sedikitnya 2 (dua) tahun
terakhir dari berjalannya perusahaan. Analisis rasio keuangan, membantu mengetahui tingkat
kinerja keuangan perusahaan apakah baik atau sebaliknya. Analisis rasio dapat diklasifikasikan
dalam berbagai jenis, beberapa di antaranya yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas. Tingkat likuiditas menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancar yang dimilikinya. Sedangkan
tingkat solvabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dapat memenuhi semua
kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya. Tingkat aktivitas untuk mengukur
efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Tingkat profitabilitas,
menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang
dimilikinya. Apakah perusahaan-perusahaan yang kelihatan besar sudah bisa menyatakan
keefektifan kinerja perusahaan tersebut. Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas,
aktivitas dan profitabilitas suatu perusahaan, akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang
sesungguhnya sehingga dapat diukur tingkat kinerja keuangan dalam perusahaan.

B. Indetifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka indentifikasi masalah dalam penelitan ini
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sering mengalami kesulitan untuk menentukan variabel apa yang menyebabkan
terjadinya pembentukan keuntungan atau profit yang lebih maksimal.
2. Perusahaan sering mengambil kebijakan yang kurang tepat untuk mengadakan penilaian atas
kinerja yang telah dicapai
3. Pihak manajemen mengalami kesulitan dalam menetapkan kebijakan yang akan diambil.
4. Kurangnya pemahaman dalam menyusun laporan keuangan
5. Kinerja keuangan yang belum maksimal.
6. Keyakinan kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan yang kurang maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan dengan memberikan penegasan


terhadap variabel judul sebagai berikut :
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Jadi laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting
dalam menilai perkembangan perusahaan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai
prestasi yang dicapai perusahaan pada saat lampau, sekarang dan rencana pada waktu yang akan
datang.
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi.

2. Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keungan yang dimaksud pada penelitian ini adalah Analisis laporan keuangan
terdiri dari dua bagian kata, yaitu “analisis” dan laporan keuangan”. Analisis adalah penguraian
suatu persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara bagian- bagian
yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara keseluruhan. Sedangkan
laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas.
Tujuan analisis laporan keuangan mempunyai maksud untuk menegaskan apa yang diinginkan
atau diperoleh dari analisis yang dilakukan. Dengan adanya tujuan, analisis selanjutnya akan dapat
terarah, memiliki batasan dan hasil yang ingin dicapai.

3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan
telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar. unsur dari kinerja keuangan perusahaan yaitu Unsur yang berkaitan secara langsung dengan
pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi,
penghasilan bersih seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran
lainnya. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah
penghasilan (income) dan beban (expense).
Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif
yaitu:
a. Ukuran kriteria tunggal(single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu
ukuran untuk menilai kinerja manajer.
b. Ukuran kriteria beragam(multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai
macam ukuran untuk menilai kriteria manajer.
c. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai
macam ukuran , untuk memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rata-
ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian ini
sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta jika ditinjau dari
tingkat rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas?
2. Seberapa besar hubungan analisis laporan keuangan terhadap penilaian kinerja keuangan
perusahaan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Sesuai masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penulisan ini adalah:
a. Untuk mengetahui kondisi kinerja perusahaan pada industry rokok
b. Untuk mengetahui bagaimana hubungan anatara analisis laporan keuangan dengan penilaian
kinerja perusahaan pada kelompok industri rokok.

2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep,
pengaruh analisis laporan keuangan dan hubungannya dengan penilaian kinerja perusahaan.
b. Bagi perusahaan yang diteliti diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan
serta tindakan – tindakan selanjutnya sehubungan dengan penggunaan analisis laporan keuangan.
c. Untuk dunia praktis, dapat dijadikan sumbangan pendidikan tinggi dalam menyusun dan
meningkatkan kurikulum bidang akuntansi pada perguruan tinggi.
d. Sebagai informasi yang dapat dipergunakan untuk bahan penelitian bagi peneliti yang berminat
dalam bidang yang serupa.

F. Kerangka Pemikiran

Menurut Sekaran (dalam sugiyono, 2010:88) Kerangka berfikir merupakan modal konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Menurut Barlian (dalam Maith:2013) Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan
sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber
daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas
produksi dari sumber daya yang ada. Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan
terhadap laporan keuangan yang telah di analisis, karena hasil tersebut dapat dijadikan sebagai alat
dalam pengambilan lebih lanjut untuk masa yang akan datang.
Dengan menggunakan analisis rasio, berdasarkan data dari laporan keuangan, akan dapat
diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu, dapat diketahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil
analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana yang akan
dilakukan di masa datang. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan, dapat diusahakan penyusunan rencana yang lebih baik demi memperbaiki kelemahan-
kelemahan tersebut. Hasil-hasil yang dianggap sudah cukup baik di waktu lampau harus
dipertahankan dan ditingkatkan untuk masa-masa mendatang.
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan menggunakan analisis laporan keuangan, di mana
data pokok sebagai input dalam analisis ini adalah neraca dan laporan laba rugi. Analisis laporan
keuangan dapat menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer
keuangan danpihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dengan cepat,
karena penyajian rasio-rasio keuangan akan menunjukkan kondisi sehat tidaknya suatu
perusahaan. Analisis rasio menghubungkan unsur-unsur rencana dan perhitungan laba rugi
sehingga dapat menilai efektivitas dan efisiensi perusahaan.
likuiditas
Analisis pos-pos neraca akan memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan,
sementara analisis terhadap laporan laba rugi akan mendeskripsikan hasil atau perkembangan
usaha dari perusahaan. Informasi yang bisa diperoleh dari evaluasi kinerja keuangan antara lain
tentang kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendek, kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga pokok pinjaman, dan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya
modal sendiri. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka kerangka teoritis
dapat digambarkan dalam gambar 1.

Analisis laporan keuangan

Time series

Cross section

solvabilitas

aktivitas

profitabilitas

kinerja

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat diketahui kinerja pada PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna,tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan
tahun 2012 dengan menggunakan analisis time series dan cross section yang ditinjau dari rasio
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Penilaian kinerja tersebut dilakukan dengan
cara membandingkan rasio keuangan perusahaan setiap tahunnya yang kemudian diambil suatu
kesimpulan.
G. Hipotesis

Hipotesis merupakan beban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karna itu
rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono,
2010:93). Perumusan hipotesis penelitian dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.
Penyusunan dan pengujian hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian. Hipotesis disusun
sebelum penelitian dilakasanakan karena hipotesis dapat mengarahkan penelitian, memperkecil
jangakaun penelitian, memberi petunjuk pada tahap pengumpulan data, panduan dalam pengujian
antara dua variabel atau lebih, dan membantu mengarahkan mengidentifikasi variabel yang akan
diteliti.
Hipotesis ada dua yaitu hipoteis nol (Ho) atau hipotesis statistic dan hipotersis alternative
(Ha). Ho adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang definitif dan tepat diantara dua
variabel. Secara umum hipotesis nol diungkapkan sebagai tidak terdapatnya hubungan (signifikan)
antara dua variabel atau tidak adanya perbedaan signifikan antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya. Ha adalah hipotesis alternative yang menyatakan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih, bias juga menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok
yang berbeda.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.
2. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mencapai standar
kinerja yang disyaratkan.

H. Sistematika Penulisan

1. Sampul muka,
2. Halaman pengesahan,
3. Halaman pernyataan,
4. Halaman abstrak (bahasa Indonesia)
5. Halaman abstract (bahasa Inggris)
6. Kata pengantar
7. Daftar isi
8. Daftar table
9. Daftar gambar
10. Daftar lampiran
11. Bagian utama
Bab I: Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Perumusan Masalah
e. Tujuan dan Manfaat Penelitian
f. Kerangka Pemikiran
g. Hipotesis
h. Sistematika Penulisan
i. Teori / Tinjauan Pustaka/ Kerangka Pemikiran
Bab II: Tinjauan Pustaka
Bab III: Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Model Penelitian
c. Populasi dan Sampel
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Pengolahan dan Analisis Data
f. Operasionalisasi Variabel
Bab IV: Hasil dan Pembahasan
Bab V: Kesimpulan dan Saran
12. Bagian akhir, terdiri dari
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran (bila ada)
c. Surat Bukti atau Keterangan Melakukan Penelitian

I. Pendekatan Data dan Keilmuan

Pengertian laporan keuangan menurut pandangan para ahli, diantaranya adalah:


1. PSAK NO.1 tentang penyajian laporan keunagan (revisi 2009) menyatakan laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Jadi
laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam menilai
perkembangan perusahaan.
2. Menurut Asmir (dalam Maith : 2013) laporan keuangan adalah laporan keuangan yang
menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
3. Susilo (dalam Maith : 2013) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses
akuntansi yang memuat informasi informasi dan memberikan keterangan mengenai data ekonomi
perusahan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan hasil kegiatan
perusahaan untuk satu periode yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
arus kas, catatan atas laporan keuangan.
4. Kieso, Donald E. dkk (2008) berpendapat bahwa laporan keuangan merupakan sarana
pengomunikasian informasi keuangan kepada pihak–pihak diluar perusahaan yang menampilkan
sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (”Perseroan”/“Sampoerna”) merupakan salah satu


produsen rokok terkemuka di Indonesia yang memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang
dikenal luas, seperti Sampoerna A Mild, Sampoerna Kretek, serta “Raja Kretek” yang legendaris
Dji Sam Soe. Sejarah dan kesuksesan Sampoerna tidak dapat dipisahkan dari sejarah keluarga
Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina,
mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia.
Perusahaan kecilnya merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan
memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem
Seeng Tee mengubah nama keluarganya sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, dan
memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang
terbengkalai di Surabaya, yang kemudian direnovasinya. Pabrik tersebut kemudian juga dijadikan
tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna
tersebut masih memproduksi kretek linting tangan Perseroan.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi Perseroan
pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan
publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi.
Selanjutnya, Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka
di Indonesia. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. (“PMI”),
salah satu perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip
Morris Indonesia, anak perusahaan PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.
Jajaran Direksi dan manajemen yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI
meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI,
sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir
seabad lalu.

1. Hasil Penelitian
a. Rasio Likuiditas, yang dihitung dengan cara :
Aktiva lancar
1) Rasio Lancar (current ratio) =
Hutang Lancar

Aktiva Lancar-Persediaan
2) Rasio Cepat (quick rat) io=
Hutang Lancar

Kas
3) Rasio Kas (cash ratio) =
Hutang Lancar
b. Rasio solvabilitas, yang dihitung dengan cara :

Total Hutang
1) Rasio Hutang atas Aktiva =
Total Aktiva

Total Hutang
2) Rasio Hutang atas Modal =
Total Modal

c. Rasio aktivitas, yang dihitung dengan cara :

Penjualan
1) Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva

Penjualan
2) Perputaran Aktiva Tetap =
Total Aktiva Tetap

Piutang
3) Rata-rata Umur Piutang =
Penjualan/365

Harga Pokok Penjualan


4) Perputaran Persediaan =
Persediaan

d. Rasio profitabilitas, yang dihitung dengan cara :


Penjualan bersih-harga pokok penjualan (laba bersih)
1) Net Profit Margin =
Penjualan

Laba Bersih
2) Return On Asset =
Total Aktiva

Laba Bersih
3) Return On Equity =
Modal

Laba Kotor
4) Gross Profit Margin =
Penjualan

Pendapatan Sebelum Bunga


dan Pajak
5) Operating Profit Margin =
Penjualan

Berdasarkan analisis rasio keuangan yang diperoleh dari kantor IDX/Bursa Efek Indonesia
dapat di interpretasikan terhadap item-item yang terdapat dalam laporan keuangan PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk. kemudian hasilnya dihitung untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan.
a. Rasio Likuiditas
Tabel 1 Perbandingan Rasio Likuiditas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2009 dan 2010
Keterangan 2009 2010 Hasil
Rasio Lancar 188,06% 161,25% Turun
Rasio Cepat 48,68% 61,00% Naik
Rasio Kas 7,85% 32,82% Naik

Tabel 2 Perbandingan Rasio Likuiditas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2010 dan 2011
Keterangan 2010 2011 Hasil
Rasio Lancar 161,25% 174,93% Naik
Rasio Cepat 61,00% 69,94% Naik
Rasio Kas 32,82% 24,38% Turun

Tabel 3 Perbandingan rasio Likuiditas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2011 dan Juni 2012
Keterangan 2011 Juni 2012 Hasil
Rasio Lancar 174,93% 142,15% Turun
Rasio Cepat 69,94% 44,18% Turun
Rasio Kas 24,38% 24,69% Naik

b. Rasio Solvabilitas
Tabel 4 Perbandingan rasio Solvabilitas PT. HM Sampoerna Tbk.Tahun 2009 dan 2010
Keterangan 2009 2010 Hasil Interpretasi
Rasio Hutang atas 40,92% 50,23% Naik Tidak Baik
Aktiva
Rasio Hutang atas 69,3% 100,9% Naik Tidak Baik
Modal

Tabel 5 Perbandingan rasio Solvabilitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2010 dan 2011
Keterangan 2010 2011 Hasil Interpretasi
Rasio Hutang atas 50,23% 47,35% Turun Baik
Aktiva
Rasio Hutang atas 100,9% 89,93% Turun Baik
Modal

Tabel 6 Perbandingan rasio Solvabilitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2011 dan Juni 2012
Keterangan 2011 2012 Hasil Interpretasi
Rasio Hutang atas 47,35% 56,70% Naik Tidak Baik
Aktiva
Rasio Hutang atas 89,93% 130,81% Naik Tidak Baik
Modal

c. Rasio Aktivitas
Tabel 7 Perbandingan rasio Aktivitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2009 dan 2010
Keterangan 2009 2010 Hasil Interpretasi
Perputaran Total 2,19 X 2,11 X Turun Tidak Baik
aktiva
Perputaran Aktiva 9,04 X 10,61 X Naik Baik
Tetap
Rata-rata Umur 6,6 hari 8,3 hari Naik Tidak Baik
Piutang
Perputaran 2,90 X 3,13 X Naik Baik
Persediaan

Tabel 8 Perbandingan rasio Aktivitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2010 dan 2011
Keterangan 2010 2011 Hasil Interpretasi
Perputaran Total 2,11 X 2,72 X Naik Baik
aktiva
Perputaran Aktiva 10,61 X 13,72 X Naik Baik
Tetap
Rata-rata Umur 8,3 hari 7,4 hari Turun Baik
Piutang
Perputaran 3,13 X 4,22 X Naik Baik
Persediaan

Tabel 9 Perbandingan rasio Aktivitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2011 dan Juni 2012
Keterangan 2011 Juni 2012 Hasil Interpretasi
Perputaran Total 2,72 X 1,66 X Turun Tidak Baik
aktiva
Perputaran Aktiva 13,72 X 8,00 X Turun Tidak Baik
Tetap
Rata-rata Umur 7,4 hari 15 hari Naik Tidak Baik
Piutang
Perputaran 4,22 X 2,31 X Turun Tidak Baik
Persediaan

d. Rasio Profitabilitas
Tabel 10 Perbandingan rasio Profitabilitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2009 dan 2010

Keterangan 2009 2010 Hasil Interpretasi


Net Profit Margin 13,06% 14,80% Naik Baik
Return On Asset 28,73% 31,29% Naik Baik
Return On Equity 48,65% 62,88% Naik Baik
Gross Profit 28,82% 29,17% Naik Baik
Margin
Operating Profit 18,50% 20,16% Naik Baik
Margin

Tabel 11 Perbandingan rasio Profitabilitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2010 dan 2011
Keterangan 2010 2011 Hasil Interpretasi
Net Profit Margin 14,80% 15,26% Naik Baik
Return On Asset 31,29% 41,62% Naik Baik
Return On Equity 62,88% 79,05% Naik Baik
Gross Profit 29,17% 28,74% Turun Tidak Baik
Margin
Operating Profit 20,16% 20,64% Naik Baik
Margin

Tabel 12 Perbandingan rasio Profitabilitas PT. HM Sampoerna Tbk. Tahun 2011 dan Juni 2012
Keterangan 2011 Juni 2012 Hasil Interpretasi
Net Profit Margin 15,26% 15,38% Naik Baik
Return On Asset 41,62% 25,54% Turun Tidak Baik
Return On Equity 79,05% 59,00% Turun Tidak Baik
1qawGross Profit 28,74% 27,79% Turun Tidak Baik
Margin
Operating Profit 20,64% 20,60% Turun Tidak Baik
Margin

2. Pembahasan
a. Rasio Likuiditas
Ditinjau dari rasio likuiditas secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan
yang baik. Hal ini dapat kita lihat pada rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas bahwa pada dasarnya
mengalami kenaikan. Semakin tinggi atau besarnya nilai rasio likuiditas ini menandakan bahwa
keadaan perusahaan berada dalam kondisi baik atau liquid. Liquid yaitu keadaan dimana
perusahaan dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik karena mampu melunasi kewajiban jangka
pendek.

b. Rasio Solvabilitas
Untuk rasio hutang atas modal, keadaan perusahaan sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini dapat
dilihat pada nilai rasio yang dialami oleh perusahaan, yaitu berkisar pada 69,3% sampai 130,81%.
Semakin tinggi nilai rasio ini akan semakin buruk kinerja perusahaan. Untuk nilai 69,3% terjadi
pada tahun 2009, selanjutnya naik menjadi 100,9% pada tahun 2010. Ini berarti pada tahun 2010
modal perusahaan sudah tidak lagi mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh
kreditur. Begitu juga yang dialami perusahaan pada pertengahan tahun 2012. Hal ini sangatlah
tidak baik bagi keadaan perusahaan. Untuk hal ini perusahaan berada pada posisi insolvable yaitu
keadaan dimana kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya secara tepat waktu
berada dalam posisi bermasalah bahkan cenderung tidak tepat waktu.

c. Rasio Aktivitas
Semakin kecil rasio ini, maka akan semakin buruk. Setiap tahunnya perusahaan ini mengalami
kenaikkan, ini berarti bahwa perusahaan bekerja secara efisien dan likuid. Secara keseluruhan,
untuk rasio aktivitas pada dasarnya keadaan perusahaan masih dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat
pada keempat rasio aktivitas menunjukkan adanya peningkatan di setiap tahun.

d. Rasio Profitabilitas
Semakin besar rasio ini akan semakin baik bagi kinerja perusahaan. Secara keseluruhan, untuk
rasio profitabilitas ini perusahaan berada dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat kita lihat pada
peningkatan yang ada dalam data rasio profitabilitas. Peningkatan ini menunjukkan bahwa
keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba setiap tahun semakin meningkat.

J. Tim Peneliti

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kelmpok VI tugas mata kuliah metodologi penelitian
2. Manajemen PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, tbk yang telah memberikan ijin dalam melakukan
penelitian ini.
3. Kedua orang, kakak, adik, yang selalu memberikan dukungan, materil, dan doanya.
4. Bapak Angga Hidayat yang memberikan arahan kepada penulis.
5. Seluruh Dosen FE (Fakultas Ekonomi) PRODI Akuntansi yang telah memberikan ilmu
pengetahuan penulis.
6. Teman- teman kuliah yang saling mendukung dan memberikan saran serta masukan.
7. Para staf perpustakaan Universitas Pamulang yang memberikan izin peminjaman buku untuk
bahan referensi penulis.

K. Jadwal Kegiatan

nelitian : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Tolak Ukur Kinerja Keuangan Pada Hanjaya Mandala
Sampoerna,tbk.
Dosen Pembimbing : Angga Hidayat

2016
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep okt
1 Pengajuan Judul
2 Survei Awal
3 Penyelesaian dan
Bimbingan proposal
dari BAB I s/d BAB
IV
4 Sidang Proposal
5 Revisi Proposal
6 Penelitian
7 Penyelesaian dan
Bimbingan Skripsi
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Skripsi
10 Wisuda

L. Anggaran

1. Penelitian proposal
a. Fotocopy materi untuk literatur Rp 200.000
b. Rental komputer dan print Rp 100.000
c. Biaya internet Rp 50.000
d. Transportasi Rp 100.000
e. Biaya tak terduga Rp 100.000
Jumlah Rp 550.000
2. Administrasi penelitian
a. Registrasi mata kuliaah skripsi Rp 300.000
b. Biaya izin penelitian di lokasi Rp 75.000
3. Pengumpulan dan analisa data
a. Biaya internet dan telepon Rp 100.000
4. Penyusunan hasil perbaikan
a. Pengetikan dan print perbaikan
laporan Rp 275.000
b. Penggandaan dan penjilidan Rp 150.000
Jumlah Rp 1.600.000
5. Biaya Bimbingan Skripsi Rp 1.000.000
6. Biaya Wisuda Rp 1.500.000
Biaya tak terduga Rp. 350.000
Total Rp 4.300.000

M. Pedoman Peliputan Data


Pedoman peliputan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengambilan dokumen
laporan keuangan yang diperoleh dari IDX/Bursa Efek Indonesia malalui internet yang ada
kaitannya dengan penelitian.

N. Metodologi Penelitian

a. Jenis Penelitian
Jenis pennelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat studi kasus, yaitu jenis
penelitian yang berisikan paparan atau data yang relevan dari hasil penelitian pada objek penelitian
yang mencoba mengetahui dan memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan.Sedangkan
prosedur pemecahan masalah pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan yang menjadi focus dalam penelitian ini berdasarkan data yang telah
dikumpulkan.

b. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kantor IDX/PIPM Jakarta yang bertempat di Jln. Jend. Sudirman
Kav 52-53 Jakarta. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2016.

c. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono,115:2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua laporan keuangan
perusahaan PT.Hanjaya Mandala Sampoerna,tbk. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimilik oleh populasi tersebut (Sugiyono,116:2010). Dalam penelitian ini
sampel yang di ambil yaitu laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan selama tiga tahun
terakhir di tambah dengan laporan pada tengah tahun, laporan keuangan PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna, tbk tahun 2009, tahun 2010, tahun 2011 dan laporan keuangan bulan juni tahun 2012.

d. Metode Pengumpulan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data dalam penelitian
ini, data sekunder berupa dokumen yang diperoleh dari IDX/Bursa Efek Indonesia malalui internet
yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari
laporan keuangan pada perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna,tbk tahun 2009 sampai
dengan bulan juni tahun 2012.

e. Pengolahan dan Analisis Data


Metode analisa yang digunakan adalah metode analisa horizontal dengan membandingan
laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan
perusahaan dari periode satu ke periode yang lain. Dalam menganalisa dan menilai posisi
keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor-faktor utama yang harus
diperhatikan oleh penganalisa adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas.

f. Operasionalisasi Variabel
Variabel yang diteliti adalah kinerja keuangan.Penjabaran atas kinerja keuangan meliputi rasio
likuiditas,rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas (liquidity ratio)
menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah
jatuh tempo. Indikator-indikator yang digunakan:
1. current ratio, yang merupakan rasio tingkat keamanan (margin of safety) kreditur jangka pendek
atau kemampuan perusahaan membayar utang-utang tersebut;
2. acid test ratio, yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan
tidak memperhitungkan persediaan
3. cash ratio, yang menunjukkan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibankewajiban dengan kas yang dimiliki.

Rasio solvabilitas (leverage ratio) mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang.
Indikator-indikator yang digunakan:
1. debt ratio, yaitu menghitung total aktiva milik perusahaan yang dibiayai oleh utang;
2. time interest earned ratio, yang menunjukkan kemampuan laba usaha untuk menjamin beban
bunga yang ditanggung perusahaan.

Rasio aktivitas (activity ratio) mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Indikator-indikator yang digunakan:
1. Periode pengumpulan piutang, yaitu rata-rata harian yang diperlukan untuk mengubah piutang
menjadi kas, atau menunjukkan berapa waktu yang diperlukan sejak perusahaan melakukan
penjualan secara kredit sampai dengan menerima pembayaran tunai;
2. Perputaran piutang, di mana piutang yang dimiliki perusahaan mempunyai hubungan erat dengan
volume penjualan kredit, sehingga posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan piutang dapat
dilakukan dengan menghitung tingkat perputaran piutangnya, yakni dengan membagi total
penjualan kredit dengan rata-rata piutang;
3. Perputaran persediaan, dimana prosedur serupa dengan mengevaluasi piutang dapat digunakan,
yaitu menghitung tingkat perputaran persediaan yang merupakan rasio antara jumlah pokok barang
yang dijual dengan nilai rata-rata;
4. Perputaran total aktiva, yang menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan
keseluruhan aktiva tetap untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba, di mana tingkat
perputaran ditentukan oleh elemen aktiva itu sendiri.

Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur tingkat efektivita pengelolaan perusahaan yang
ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Indikator-
indikator yang digunakan:
1. gross profit margin, yaitu rasio antaralaba kotor (gross profit) yang diperoleh perusahaan dengan
tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama;
2. net profit margin, yaitu rasio atau perbandingan antara laba bersih yang telah dicapai dengan
tingkat penjualan;
3. return on investment (ROI), menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan.

O. Daftar Pustaka

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta.

Maith, Hendry Andres (2013). “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna”. Jurnal EMBA
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.pph/emba/article/viewfile/2130/1692

Kieso, Donald E., Warfield Terry D., & Weygandt Jerry J. 2008. Akuntansi Intermediate, Edisi ke – 12,
Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai