Anda di halaman 1dari 24

DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

OLEH :

KELOMPOK 5

Immasari (19030013P)

Eva Wahyuni Nasution (19030022P)

Sri Wahyuni Harahap (19030024P)

Mewa Melati Khoiriyah

PROGRAM STUDI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM
SARJANA UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Saya mengharapkan kiranya makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk dan pedoman bagi pembaca dan seluruh rekan-rekan

Mahasiswa-mahasiswi Sarjana Kesehatan Masyarakat untuk menambah

pengetahuan.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan kerena pengalaman

yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para

pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan makalah ini

Padangsidimpuan, September 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan

sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau

determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat

sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan

efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya

angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku

(perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku

kesehatan lingkungan) dan faktor kesehatan lingkungan.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang

berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal

ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran

lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang

semestinya).

Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan

adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya

pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang

ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah


untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas

lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Penulisan makalah mengenai dasar kesehatan lingkungan,

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang Dasar

keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal tersebut,

dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan konsep kesehtan lingkungan?

2. Apa yang dimaksud dengan agent penyakit dan masalah

kesehatan yang sering terjadi akibat kesehtan lingkungan yang

tercemar?

3. Apa yang dimaksud dengan paradigma kesehatan?

4. Apa yang dimaksud dengan defenisi dan bentuk pencemaran

lingkungan?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kesehatan lingkungan

2. Mahasiswa mengerti dengan agent penyakit dan masalah

kesehatan yang sering terjadi akibat kesehtan lingkungan yang

tercemar

3. Mahasiswa mampu menjelaskan paradigma kesehatan?

4. Mahasiwa mampu menjelaskan defenisi dan bentuk pencemaran

lingkungan?

5.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kesehatan Lingkungan

1. Pengertian

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai

“suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya

ketiadaan penyakit atau kelemahan”.

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi

kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana

pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah

memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan

masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia

dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan

lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat.

Ada 3 pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kesehatan

lingkungan, masing-masing pengertian lahir dalam upaya memecahkan

masalah kesehatan sesuai jaman dan kebutuhannya. Ketiga pengertian

tersebut adalah :

a. Pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai suatu upaya,

dikemukakan oleh P.Halton Purdon (1971). Purdon menyatakan


bahwa “ Kesehatan Lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar

kesehatan bagi masyarakat modern, kesehatan lingkungan adalah

aspek kesehatan masyarakat yang meliputi semua aspek kesehatan

manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Tujuannya untuk

mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

pada tingkat yang setinggi-tingginya dengan jalan memodifikasi

faktor sosial, faktor fisik lingkungan, sifat-sifat dan kelakuan

lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Pengertian kesehatan Lingkungan sebagai Kondisi dikemukakan

oleh Organisasi Kesehatan se-Dunia (World Health Organization).

WHO menyatakan Environment health refers to ecological balance

that must exist beetwen man and his environment in order to ensure

his weel being. Kesehatan Lingkungan merupakan terwujudnya

keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungan harus ada,

agar masyarakat menjadi sehat dan sejahtera. Sehingga Kesehatan

Lingkungan menurut WHO adalah : Those aspects of human health

and disease that are determined by factors in the environment. It also

refers to the theory and practice of assessing and controlling factors

in the environment that can potentially affect health. Atau bila

disimpulkan "Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara

manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari

manusia". Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan

Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan


yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara

manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas

hidup manusia yang sehat dan bahagia. Dalam pengertian ini titik

pusat pandang dari Kesehatan Lingkungan adalah bahwa tercapainya

tujuan kesehatan yaitu masyarakat sehat dan sejahtera apabila

kondisi lingkungan sehat.

c. Kesehatan Lingkungan adalah ilmu dan seni dalam mencapai

keseimbangan lingkungan dan manusia, ilmu dan seni dalam

pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, sehat,

aman dan nyaman dan terhindar dari gangguan penyakit. Pengertian

Kesehatan Lingkungan sebagai suatu ilmu, seni dan teknologi

dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya dikemukakan oleh

Umar Fahmi Achmadi. Menurut Umar Fahmi Achmadi (1991),

Kesehatan Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari keterkaitan

antara kualitas lingkungan dengan kondisi kesehatan suatu

masyarakat. Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika

hubungan interaktif antara kelompok penduduk dengan segala

macam perubahan komponen lingkungan hidup yang menimbulkan

ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat.

2. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

a. Keadaan Air

Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan

dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti


kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri

yang di dalam air tersebut mati.

b. Keadaan Udara

Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang

diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar

oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat

carbondioksida).

c. Keadaan tanah

Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu

tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.

d. Suara/kebisingan

Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya tidak

bising yang dapat mengganggu aktifitas/alat pendengaran

3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

a. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai

b. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

c. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

d. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

4. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

a. Mengurangi Pemanasan Global.

Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan

kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat

O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat


CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh

tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat

dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.

b. Menjaga Kebersihan Lingkungan.

Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga

kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih

dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang

paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;

1) Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah

sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam

tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan

mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh

sampah organik :

 Daun-daun tumbuhan

 Ranting-ranting tumbuhan

 Akar-akar tumbuhan

2) Membersihkan Sampah Non OrganikSampah non organik

adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat

organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat

dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu

menguburnya.
5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan

merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,

pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan

kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

a. Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup

kesehatan lingkungan, yaitu :

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh

ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata


16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan

keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan

penduduk.

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin

lingkungan.

b. Menurut Undang-Undang di Indonesia

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan

diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang

lingkup kesling ada delapan, yaitu :

1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan

pasca bencana.

6. Sasaran Kesehatan Lingkungan

Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan

kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-

usaha yang sejenis.


2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama atau yang

sejenis.

3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industry atau yang

sejenis.

4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang

digunakan untuk umum.

5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti

lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana

perpindahan penduduk secara besar-besaran, reactor atau tempat

yang bersifat khusus.

7. Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan

Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk

menciptakan masyarakat yang terbebas dari segala macam penyakit.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

lingkungan, yaitu :

a. Faktor Fisik

Faktor fisik berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut

berperan penting bagi masyarakat dalam memperhatikan di mana

tempat tinggal mereka akan dibangun. Jika suatu rumah dibangun di

pedesaan, sudah tentu disesuaikan dengan kondisi di pedesaan itu.

Misalnya, keadaan air yang bersih terhindar dari pencemaran akan

membawa dampak yang baiik bagi kesehatan masyarakat di pedesaan

itu.
b. Faktor Sosial

Faktor sosial berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, di mana

faktor tersebut berperan dalam hubungan masyarakat dan lingkungannya.

Misalnya masyarakat yang tinggal di kawasan rawan gempa, maka rumah

yang mereka bangun di kawasan tersebut harus dibuat dari bahan-bahan

yang ringan namun kokoh. Disamping itu masyarakat juga berupaya untuk

menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-usaha tertentu.

Misalnya masyarakat membuat bak penampungan sampah.

c. Faktor Ekonomi

Faktor Ekonomi berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan, di mana

pada umumnya di lingkungan tersebut diduduki sebagian besar orang yang

tidak mampu, maka secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan

lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya di daerah pemukiman kumuh,

karena kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk menciptakan

lingkungan yang sehat dan baik.

B. Agent Penyakit Dan Masalah Kesehatan Yang Sering Terjadi Akibat

Kesehatan Lingkungan Yang Tercemar

1. Agent Penyakit

Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor

mekanis. kadang-kadang, untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak

diketahui seperti penyakit ulkus peptiku, coronaryheart diseases, dan lain-

lain. Menurut Bustan (2006), Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi

lima kelompok yaitu :


a. Agen Biologis : Virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa, dan

metazoan.

b. Agen Nutrisi : Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral,

dan air.

c. Agen Fisik : Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan.

d. Agen Kimiawi : Dapat bersifat endogenous seperti asidosis,

diabetes (hiperglikimia), uremia, dan eksogenous seperti zat kimia,

allergen, gas, debu, dan lain-lain.

e. Agen Mekanis : Gesekan, benturan, pukulan yang dapat

menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.

Agen adalah proses perjalanan suatu penyakit bermula dari adanya

gangguan keseimbangan antara agen penyakit, host dan lingkungan,

sehingga menimbulkan gejala penyakit. Agen penyakit merupakan faktor

awal proses terjadinya penyakit, sehingga faktor agen penyakit ini

merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari, agar setiap organisme

dapat melakukan pencegahan lebih awal terhadap timbulnya suatu penyakit.

Menurut Rajab (2009), menyebutkan bahwa ukuran yang menunjukkan

kemampuan agen penyakit untuk mempengaruhi riwayat alamiah penyakit

sebagai berikut: (1) infektivitas, (2) patogenesitas, dan (3) virulensi.

a. Infektivitas : kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan

terjadinya infeksi. Dihitung dari jumlah individu yang terinfeksi

dibagi dengan jumlah individu yang terpapar.


b. .Patogenesitas : kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan

penyakit klinis. Dihitung dari jumlah kasus klinis dibagi dengan

jumlah individu yang terinfeksi.

c. Virulensi : kemampuan penyakit untuk menyebabkan kematian.

Indikator ini menunjukkan kemampuan agen infeksi menyebabkan

keparahan (severety) penyakit. Dihitung dari jumlah kasus yang mati

dibagi dengan jumlah kasus klinis

2. Masalah Kesehatan Yang Sering Terjadi Akibat Kesehatan

Lingkungan Yang Tercemar.

Adapun maalah kesehatan/ penyakit yang timbul akibat lingkungan

yang tercemar adalah sebagai berikut :

a. Kolera : Kolera adalah penyakit saluran cerna yang

disalurkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-

hari.

b. Tifus Perut : Tifus perut adalah penyakit saluran cerna yang

ditularkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-

hari. Penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan

untuk kepentingan rumah tangga menyebabkan banyaknya

penderita penyakit perut menular.

c. Diare : Diare adalah penyakit saluran cerna yang ditandai

bercak-bercak encer dengan atau tanpa darah dan muntah-

muntah. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan

organik/fungsional saluran cerna.


d. Leptospitosis : Leptospitosis adalah penyakit yang

disebabkan lewat tampungan air hujan yang telah tercemar

kemih tikus.

e. Malaria dan DBD : Malaria dan DBD merupakan penyakit

yang disebabkan oleh nyamuk yang berkembang di wadah

penyimpanan air, sedangkan penderita disalurkan melalui

gigitan nyamuk tersebut.

f. TBC : TBC merupakan penyakit yang berkembang pada

pemukiman yang padat dengan pertukaran udara yang buruk.

g. Cacar : Cacar merupakan penyakit yang disebabkan oleh

virus yang terdapat di udara. Infeksi cacar timbul apabila ada

kontak langsung dengan penderita/pakaian perderita.

h. Influenza : Influenza merupakan penyakit yang sangat mudah

menular, penularannya melalui udara.

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang

untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di

Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :

1. Air Bersih

2. Pembuangan Kotoran/Tinja

3. Kesehatan Pemukiman

4. Pembuangan Sampah

5. Serangga dan Binatang Pengganggu

6. Pencemaran Lingkungan
C. Paradigma Kesehatan Lingkungan

Salah satu aplikasi pemahaman ekosistem manusia dalam proses

kejadian penyakit atau patogenesis penyakit, patogenesis penyakit dipelajari

oleh bidang kesehatan lingkungan. Ilmu kesehatan lingkungan mempelajari

hubungan interaktif antara komponen lingkungan yang memliki potensi

bahaya penyakit dengan berbagai variabel kependudukan seperti perilaku,

pendidikan dan umur. Dalam hubungan interaksi tersebut, faktor komponen

lingkungan seringkali mengandung atau memiliki potensial timbuilnya

penyakit. Hubungan interaktif manusia serta perilakunya dengan kompenen

lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit dikenal sebagai proses

kejadian penyakit atau patogenesis penyakit. Dengan mempelajari

patogenesis penyakit, kita dapat menentukan pada simpul mana kita bisa

melakukan pencegahan

Sumber Komponen Sakit/Sehat


Penduduk
Penyakit Lingkungan

Media transmisi

Variabel Lain Yang Mempengaruhi

Gambar : Teori Simpul


Mengacu kepada gambar diatas tersebut di atas, maka patogenesis

penyakit dapat diuraikan ke dalam 5 (lima) simpul, yakni :

a. Simpul 1: sumber penyakit

Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agent penyakit. Agent

penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan

penyakit melalui kontak secar langsung atau melalui media perantara (yang

juga kompenen lingkungan). Berbagai agent penyakit yang baru maupun

lama dapt dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:

1. Mikroba, seperti virus, amuba, jamur, bakteri, parasit, dan lain-lain.

2. Kelompok fisik, misalnya kekuatan radiasi, energi kebisingan,

kekuatan cahaya.

3. Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida, Merkuri,

Cadmium, CO, H2S dan lain-lain.

Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan maupun kadang-

kadang mengeluarkan satu atau lebih berbagai komponen lingkungan hidup

tersebut di atas.

b. Simpul 2: media transmisi penyakit

Adal lima komponen lingkungan yang lazim kita kenal sebagai media

transmisi penyakit, yaitu air, udara, tanah/pangan, binatang/serangga,

manusia/langsung. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit jika

di dalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.


c. Simpul 3: perilaku pemajanan (behavioural exposure)

Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan

lain, masuk ke dalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal dengan

hubungan interaktif. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan

dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang

disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural exposure. Perilaku

pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen

lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit (agent penyakit).

Masing-masing agent penyakit yang masuk ke dalam ubuh dengan cara-cara

yang khas. Ada 3 jalan masuk kedalam tubuh manusia, yakni :

1. Sistem pernafasan

2. Sistem pencernaan

3. Masuk melalui permukaan kulit

d. Simpul 4: kejadian penyakit

Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif penduduk

dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan.

Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama mengalami

kelainan dibandingkan dengan rata-rata penduduk lainnya.

e. Simpul 5: variabel suprasistem

Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul

5, yakni variabel iklim, topografi, temporal, dan suprasistem lainnya, yakni

keputusan politik berupa kebijakan makro yang bisa mempengaruhi semua

simpul (Achmadi, 2008).


D. Defenisi dan Bentuk Pencemaran Lingkungan

1. Defenisi Pencemaran Lingkungan

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup

No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup,

zat,energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya

tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam,

sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukkannya.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh

berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan

pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku

mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang

diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan

tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau

benda lainnya.

Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-

mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam

lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari

berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

2. Bentuk Pencemaran Lingkungan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pencemaran lingkungan

dibagi menjadi tiga yaitu :


a. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa

bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air,

hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat

disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah

organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan

oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya

oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri

membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam

berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut

memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik,

yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

b. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik,

kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan

kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan

kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami

maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi

suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat

langsung dan lokal, regional, maupun global.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar

sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan

langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah

contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari

pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk

dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon

dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara

sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan

rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi

udara dalam konteks global dan hubungannya denganpemanasan global,

perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

c. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan

manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini

biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri

atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan

tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan

pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat

penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah

secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).


Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan

tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam

tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai

zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak

langsung kepadamanusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah

dan udara di atasnya.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan

masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia

dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Kontribusi lingkungan

dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di

samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan

Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan

manusia yaitu akan berdampak pada tingkat kekebalan tubuh. Semakin

banyak pencemaran yang dilakukan, maka kekebalan tubuh manusia yang

berada di sekitar daerah pencemaran akan menurun sehingga tidak jarang

manusia saat ini sering terkena penyakit seperti penyakit kulit, penyakit

kanker, dll.

Anda mungkin juga menyukai