Bung Karno Sang Proklamator
Bung Karno Sang Proklamator
Disusun Oleh:
X IPS 2
SMA NEGERI 23
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring
salam selalu kita panjatkan kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan
Adapun tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu
Irma Rahmawati selaku guru sejarah peminataan. Penulisaan ini juga bertujuan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Irma Rahmawati selaku guru
penulisan ini tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
ini.
oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi
Jakarta,September 2017
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulis ........................................................................ 2
BAB II Kisah Hidup Bung Karno
2.1 Kelahiran Sang Proklamator ................................................... 3
2.2 Dari Kusno menjadi Karno ..................................................... 3
2.3 Si jago berkelahi dengan anak Belanda .................................. 5
2.4 Pendidikan dan karier Bung Karno ......................................... 6
2.5 Berdirinya PNI ........................................................................ 7
2.6 Bung Karno adalah sosok yang sederhana.............................. 8
2.7 Masakan kesukaan Bung Karno.............................................. 9
BAB III Bung Karno dan kumpulan peristiwa
3.1 Bung Karno dan Hatta diculik ................................................ 8
3.2 Bung Karno dan proklamasi 17 Agustus 1945 ....................... 11
3.3 Mereka ingin membunuh Bung Karno ................................... 16
3.4 Pembebasan Irian Barat .......................................................... 19
3.5 Peristiwa 17 Oktober 1952...................................................... 23
3.6 Misteri surat perintah sebelas Maret ....................................... 26
3.7 Pembrontakan G30S/PKI ........................................................ 28
3.8 Kisah wafatnya Bung Karno .................................................. 31
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan bagaimana masa kecil Soekarno yang tidak jauh berbeda dengan anak-
anak pada umumnya. Ia suka bemain bola, layang-layang, gasing atau manjat-
dongkol, akan tetapi dia juga adalah sosok teman yang baik di mata kawan-
kawannya.
Bung Karno merupakan sosok yang jasanya tidak bisa dilupakan begitu
saja dalam membangun negeri ini. Peranan besar yang telah dilakukan oleh beliau,
akan selalu terpatri sebagai jasa-jasa yang tidak akan tergerus selamanya oleh
masa. Memang, jika kita amati sosok Bapak Bangsa ini merupakan pribadi yang
peranan sebagai pemain depan yang dengan jelas terlihat bagaimana pola pikir
dan cara berbicaranya ketika berada di depan podium untuk berpidato. Bung
1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengingatkan generasi muda negara ini akan besarnya nilai jasa para
pejuang dan untuk menimbulkan rasa nasionalisme generasi muda bangsa ini agar
2
BAB II
Pada tanggal 6 Juni 1901, lahirlah seorang bayi yang akan membebaskan
Indonesia dari belengu penjajah. Bayi yang riwayatnya tercatat dalam sejarah
seorang guru kelahiran Probolinggo dan Ida Ayu Nyoman Rai yang merupakann
Kusno, ya satu kata itulah yng diberikan Sukemi kepada sang bayi sebagai
Kusno, namun Gunung Kelud yang biasanya tidak membuat masalah meletus di
Bung Karno terlahir dengan nama Kusno. Sejak kecil hingga usia belasan
tahun, Kusno selalu sakit-sakitan. Yang terparah adalah saat ia berumur sebelas
tahun. Sakit thypus menyerangnya dengan hebat. Bahkan kerabat dan handai
semangat Kusno untuk bertahan. Selama dua setengah bulan Kusno tak bangun
dari tempat tidurnya. Dan…. selama itu pula, ayahnya setiap malam tidur di
bawah tempat tidur Kusno. Ia berbaring di atas lantai semen yang lembab di alas
3
tikar pandan yang tipis dan lusuh, tepat berada di bawah bilah-bilah bambu tempat
tidur Kusno.
karenanya harus diganti agar tidak sakit-sakitan. Dalam tradisi Jawa, mengganti
nama seorang anak (terutama bila dianggap tidak cocok karena “terlalu berat” dan
sebuah epik Hindu zaman dulu. Tak heran bila suatu hari Sukemi berkata kepada
Kusno, “Kus, engkau akan kami beri nama Karna. Karna adalah salah seorang
“Oh, ya nak,” jawab Sukemi setuju, “juga setia pada kawan-kawan dan
keberanian dan kesaktiannya. Karna adalah pejuang bagi negaranya dan seorang
Kusno, berkatalah sang ayah, “Aku selalu berdoa, agar engkau pun menjadi
seorang patriot dan pahlawan besar dari rakyatnya. Semoga engkau menjadi
4
Nama Karna dan Karno sama saja. Dalam bahasa Jawa, huruf “A” menjadi
“O”. Sedangkan awalan “Su” pada kebanyakan nama orang Jawa, berarti baik,
paling baik. Jadi, Sukarno berarti pahlawan yang paling baik. Begitulah nama
Sama seperti yang lainnya, saat kecil Bung Karno adalah anak yang
tergolong gesit dan juga bandel. Di sekolah, dia sering membuat guru-gurunya
kesal karena dia jarang sekali menyimak pelajaran. Justru dia asyik melamun atau
Termasuk manakala satu persatu anak diminta ke papan tulis menuliskan soal
yang ditanyakan guru, ia paling beda, bukan huruf demi huruf yang ia ukir di
Pernah suatu hari saat ia pulang sekolah, ia melihat beberapa anak belanda
tengah bermain bola. Melihat hal tersebut, ia langsung masuk ketengah lapangan.
Namun apa yang dia dapatkan? Ia diusir, diperolok-olok, dihina, dan diejek habis-
habisan oleh anak-anak Belanda. Menurut Ibu Wardoyo, kakak kandung Bung
Karno, anak Belanda memang sudah dididik dari kecil untuk mengejek anak
Indonesia.
Ejekan seperti “Hei kau Bruine, Hei anak kecil coklat goblok yang
malang, Inlander!, Anak kampong ngapain kau ke sini, dan hahaha… rupanya kau
lupa pakai sepatu, dasar kampungan!, adalah ejekan biasa diterima oleh Bung
5
Tentu saja Bung Karno panas mendengar ejekan itu. Dia marah dan
si “jago” dan anak-anak Belanda pun terjadi. Namun sayangnya Bung karno kalah
dan babak belur dihajar oleh anak Belanda. Kita bisa melihat pelajarab berharga
dari sikap Bung Karno. Dia rela babak belur main sepak bola, asal demi harga diri
bangsa. Karena pada saat itu, sepak bola adalah permainan untuk anak-anak
Belanda. Anak pribumi seperti Bung Karno tidak boleh ikut perkumpulan sepak
bola.
sekarang menjadi ITB). Pada tahun 1926 atau ketika berumur 25 tahun, Soekarno
Insinyur Soekarno dan Anwari pada tahun 1928. Kemudian pada Agustus 1932, Ia
mendirikan Biro Insinyur Soekarno & Roosseno. Biro itu memberikan jasa
perencanaan dan juga menjadi pemborong. Mula-mula biro itu berkantor di Jalan
6
Banceuy Nomor 18, Bandung. Kemudian pindah ke gedung di Jalan Dalem
Kaum, Bandung.
Ia juga sempat magang sebagai juru gambar di biro arsitek milik sang profesor.
Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI
pun dibubarkan.
7
2.6 Bung Karno adalah sosok yang sederhana
hanya dengan tangan, tidak pakai sendok dan garpu. Ini kebiasaannya sejak dulu,
terutama kalau makan bersama keluarga. Nasinya hanya satu mangkok kecil.
Yang paling digemari sayur lodeh, sayur asam, dan telur mata sapi. Juga ikan asin
goreng dan sambal. Sambalnya tidak dipindah dari cowek atau ditaruh di piring
kecil. Tapi harus tetap di cowek (cobek). Benar-benar menu rakyat biasa. Ia juga
Kalau pagi suka minum kopi tubruk. Resepnya, satu cangkir diisi dengan
satu sendok kopi dan satu setengah sendok gula. Sarapannya tempe goreng atau
roti bakar dan dua sendok teh madu tawon, telur ayam mata sapi. Kalau sudah
selesai makan, Bung Karno selalu merokok satu batang rokok States Express
(“555”).
Letnan Soetikno, pembantu ajudan presiden dan Mangil ikut makan pagi.
Menunya sederhana. Bung Karno makan satu mangkok kecil nasi, sayur daun
singkong, sambal, dan ikan asin goreng. Buahnya sawo dan pisang. Ia makan
pakai tangan, sedang Letnan Soetikno dan Mangil pakai sendok dan garpu.
Kalau minum manis, Bung Karno tidak mau pakai gula, tapi sakarin. Ia
juga suka makan sate ayam di Pantai Tanjungpriok bersama putra-putrinya. Kalau
8
RM Cahaya Kota), Bung Karno senang mi goreng, nasi goreng, ayam goreng,
Soal pakaian, Bung Karno paling teliti. Kalau ada wartawan atau kawan
berpakaian kurang rapi, atau dasi miring, langsung dia betulkan. Ia sendiri kalau
Apalagi kalau pakaian sangat disenangi, sungguh pun sudah robek dan
sudah jahitan, tetap dipakai. Termasuk sandal, lebih senang memakai yang sudah
lama, hampir rusak. Bung Karno juga paling gemar dengan kursi rotan yang sudah
lama dipakai. Alasannya, kursi rotan lama akan mengikuti bentuk tubuh
pejabat lainnya. Bung Karno bukanlah orang yang suka dengan makanan-
makanan mewah ataupun makanan yang biasa dimakan orang-orang kaya. Bung
Karno memiliki selera yang sama dengan makanan yang dimakan oleh rakyat
jelata.
Sayur singkong, sayur lodeh, sambal terasi ataupun ikan asin merupakan
masakan kesukaan Bung Kano. Sungguh masakan yang sederhana bukan? Yah,
9
tidak ada yang menyangka kalau orang yang menjadi nomor satu di Indonesia
kala itu suka dengan sayur singkong ataupun terasi. Tapi itulah buktinya. Bung
Presiden Soekarno yang meninggal pada Januari 1993, mengakui bahwa Bung
Karno adalah orang yang benar-benar sederahana terlebih soal makan. Ia biasanya
makan bersama keluarga dan terkadang juga membawa para ajudan dan teman-
teman dekatnya untuk makan bersama. Menu yang paling sering adalah sayur
piringnya, namun ia langsung mengambilnya dari cobek seperti cara makan orang
tradisional. Selain itu, ia juga tidak menggunakan sendok ataupun pisau saat
Selain sayur lodeh, nasi pecel adalah makanan lain yang disukai oleh Bung
Karno. Bahkan di tahun 1979 saat pemugaran makam Bung Karno, suguhan
melainkan nasi pecel. Hal ini karena Bung Karno tidak pernah lupa makan pecel.
Bahkan ketika ia jadi presiden pun kebiasaanya makan nasi pecel tidak pernah
hilang.
10
BAB III
bangsa ini. Peristiwa 'penculikan' terhadap dua proklamator itu menjadi salah satu
Namun, saat itu terdapat perbedaan pendapat yang tajam antara golongan muda
Kaum tua yang dimotori Bung Karno dan Hatta saat itu lebih kepada
kerjasama dengan Jepang masih diperlukan agar tidak terjadi pertumpahan darah.
Jepang.
Hal itu sontak mendapat penolakan keras dari golongan muda, yang saat itu
dimotori Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana. Mereka menilai PPKI adalah
11
buatan Jepang, sementara mereka menginginkan proklamasi kemerdekaan
Agustus 1945, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, terjadi perdebatan 'panas' antara
Indonesia.
Indonesia." Jakarta: Kinta. 1978, karya Ahmad Soebardjo (1978) dan "Samudera
Merah Putih 19 September 1945." Jilid 1. Jakarta: Pustaka Jaya. 1984, karya
Lasmidjah Hardi.
proklamasi kemerdekaan harus segera dilakukan, jika perlu saat itu juga. Mereka
bahkan mengaku siap melawan tentara Jepang jika terjadi pertumpahan darah.
Namun, Bung Karno saat itu berpandangan kekuatan para pejuang belum cukup
Setelah tak juga mendapatkan titik temu, Bung Karno akhirnya berunding
Saat itu, Hatta mengatakan, hasil keputusan yang didapat tidak menyetujui
12
menimbulkan banyak korban jiwa. Tak terima dengan keputusan itu, golongan
muda kemudian 'menculik' Bung Karno dan Bung Hatta, pada Kamis 16 Agustus
Meski kecewa dan marah atas 'penculikan' itu, Bung Karno dan Bung Hatta
tetap mengikuti keinginan para pemuda untuk menghindari adanya keributan. Saat
itu, Bung Karno mengikutsertakan sang istri, Fatmawati dan anaknya, Guntur,
PETA, Djiaw Kie Siong, di sebuah kota kecil di dekat karawang yakni
para pemuda memilih tempat itu agar mudah mendeteksi pergerakan tentara
Kemudian, pada siang harinya, perdebatan panas terjadi antara Bung Karno
dengan para pemuda. Bung Karno yang terus ditekan agar segera
Agustus 1945.
1945. Sementara itu, kesepakatan terjadi di Jakarta antara golongan tua yang
diwakili Ahmad Soebardjo dengan golongan muda yang diwakili Wikana. Saat itu
13
Berbekal kesepakatan itu, Bung Karno dan Bung Hatta kemudian dijemput
1945.
hari. Teks proklamasi ditulis diruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln
Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.
Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks
Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus
1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain
14
Acara dimulai pada pukul 10:00 WIB dengan pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan indonesia oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks.
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan,
disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan
sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief
Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut.
Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah
Putih ( Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari
Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu
Monumen Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang
dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.
15
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan
dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto
Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan Wakil Presiden akan dibantu oleh
1945 yang perlu Anda ketahui. Kini sudah 70 tahun Indonesia merdeka, sudah
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini.
Dalam buku Total Bung Karno karya Roso Daras dituliskan bahwa Bung
Karno selalu lolos meski dihujani granat, bahkan bom pesawat tempur. Percobaan
16
Granat tiba-tiba meledak di tengah pesta penyambutan presiden. Sembilan orang
tewas, 100 orang terluka, termasuk pengawal presiden. Soekarno beserta putra-
perantauan dari Bima yang dituduh sebagai antek teror gerakan DI/TII.
bolong Istana presiden dihentakkan oleh ledakan yang berasal dari tembakan
Kanon yang dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh
tak jauh dari meja kerja Soekarno. Untunglah Soekarno tak ada di situ. Soekarno
Pada April 1960. Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita Kruschev,
itu meleset, jatuh mengenai mobil lain. Soekarno selamat. Pelakunya Serma
Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya divonis hukuman mati.
17
Selain itu, percobaan pembunuhan terjadi pada 14 Mei 1962. Bachrum
sangat senang ketika berhasil mendapatkan posisi duduk pada saf depan dalam
barisan jemaah Salat Idul Adha di Masjid Baiturahim. Begitu melihat Soekarno,
dia mencabut pistol yang tersembunyi di balik jasnya, moncong lalu diarahkan ke
tubuh Soekarno.
Klik! Apa daya jarinya kelu. Dalam sepersekian detik ketika tersadar, arah
pun melenceng, dan peluru meleset dari tubuh Soekarno, menyerempet Ketua
Saat berada dalam perjalanan keluar dari Lapangan Terbang Mandai, sebuah
Bung Karno, tetapi ternyata meleset jauh. Soekarno sekali lagi, selamat.
yang perlahan, mata Soekarno sempat bersirobok dengan seorang lelaki tak
Benar saja, lelaki itu melemparkan sebuah granat ke arah mobil presiden.
18
Dari kesemuanya, Bung Karno tetap selamat, tetap sehat, dan tidak gentar.
Granat tidak mempan, peluru pistol tidak kena, rudal dari pesawat juga
meleset . Apa titik lemah Bung Karno? Soekarno membeberkan bagaimana cara
"Semua yang kucapai selama di dunia, ini adalah karena rakyatku, tanpa
rakyat aku tak bisa apa-apa. Jadi tidak perlu senapan, bom apalagi pesawat tempur
hanya untuk membunuh seorang Bung Karno, jauhkan saja aku dari rakyatku,
bahwa Irian Barat adalah salah satu provinsi kerajaan Belanda. Sikap Belanda
yang tidak tegas dan ingin mempertahankan Irian Barat membuat Bung Karno
gerah. Sebenarnya, pada tahun 1949 telah diadakan sebuah konfrensi yang disebut
19
3. RIS sebagai Negara berdaulat penuh kerjasama dengan belanda dalam
suatu perserikatan yang dikepalai oleh Ratu Belanda atas dasar sukarela
Namun, setahun kemudian, yaitu tahun 1950 Belanda tetap tidak terlihat
memiliki niat untuk menyerahkan Irian Barat kepdada Indonesia. Mereka terus
mengulur-ngulur waktu dan enggan untuk menyerahkan Irian Barat. Tentu saja
Indonesia sudah tidak sabar dengan perlakuan Belanda tersebut. Maka, Indonesia
mulai mengambil langkah tegas untuk mengambil langkah tegas untuk merebut
mendapatkan Irian Barat, akan tetapi terus menuai kegagalan. Indonesia marah,
Bung Karno pun geram. Dalam pidatonya “Membangun Dunia Kembali” di forum
senangnya Bung Karno dengan sikap Belanda. Bung Karno berujar, “Kami telah
hilang, bahkan toleransi pun mencapai batasnya. Semuanya itu telah habis
bagian barat ke NKRI. Trikora muncul karena adanya kekecewaan dari pihak
20
Indonesia yang selalu gagal dalam perundingan dengan Belanda untuk
mengembalikan Irian Barat. Trikora dicetuskan oleh Bung Karno pada tanggal 19
mencari peralatan militer ke luar negeri, Negara yang pertama dikunjungi adalah
Amerika, namun menolaknya, lalu A.H. Nasution meminta bantuan pada Uni
Soviet dan berhasil mengadakan perjanjian jual beli senjata dan peralatan tempur.
menjelma menjadi Negara yang memiliki angkatan udara terkuat di bumi bagian
selatan.
yang isinya:
Melihat kekuatan militer Indonesia yang sudah pada posisi mengepung pulau
dan mendesak belanda untuk segera menyerahkan Papua Barat pada Indonesia,
pada tanggal 15 Agustus 1962 diadakan perundingan ‘Markas PBB’ di New York
dan dikenal dengan perjanjian New York yang isi pokonya adalah penyerahan
wilayah Papua Barat pada PBB (UNTEA) untuk selanjutnya diserahkan kepada
21
Indonesia yang sebelumnya harus diadakan proses ‘Penentuan Pendapat Rakyat’
akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan Belanda dan sejak
bendera PBB.
pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum akhir tahun 1969.
dari papua. PEPERA diselenggarakan tahun 1969, isi PEPERA berupa 2 pilihan
yaitu: tetap bergabung dengan Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia.
Dan hasilnya adalah Papua Barat tetap bergabung dengan Indonesia. Dengan
demikian Papua Barat menjadi provinsi ke-26 dan berganti nama menjadi Irian
Jaya.
22
3.5 Peristiwa 17 Oktober 1952
Oktober 1952. Tepat 62 tahun lalu, TNI mengerahkan meriam ke depan istana
TNI merasa DPR terlalu ikut campur urusan tentara. Apalagi mereka
merasa, para wakil rakyat yang duduk di parlemen bukan pilihan rakyat. Sebagian
besar datang dari perwakilan negara federal buatan Van Mook. Ada juga unsur
komunis yang dulu pernah menjadi lawan Angkatan Darat saat peristiwa Madiun
1948.
ketidakstabilan politik. Ada kabinet yang umurnya hanya beberapa bulan saja.
menyurati DPRS dan menilai Kolonel Nasution tak pantas memimpin Angkatan
Darat. Hal ini jadi pintu masuk para politikus menyerang TNI.
Saat itu Kolonel Alex Kawilarang adalah Panglima Teritorium III Jawa
Barat. Dia sebenarnya bukan tentara yang suka berpolitik. Namun akhirnya
Mayor TB Simatupang yang saat itu menjabat Kepala Staf Angkatan Perang.
23
Simatupang balik bertanya. "Apa kamu pernah menghadiri sidang di
parlemen?" Kawilarang menjawab tidak. "Itu mereka semua sudah gila," kata
Simatupang.
Kisah ini dituturkan Alex Evert Kawilarang dalam biografi Untuk Sang
terbawa emosi, karena saat itu masih muda, baru berusia 32 tahun.
Sutoko, letkol Sukanda, Letkol Suprapto, Letkol Suryo Sunarso, Letkol S Parman,
letkol Askari, Letkol Azis Saleh, Letkol Sumantri dan Kolonel Kawilarang. Lalu
datang sebagai anak yang mengadu pada orang tuanya. Sutoko menjelaskan saat
itu suasana politik tidak stabil. Umur kabinet hanya 6-8 bulan. Dua pertiga
24
"Kami anggap bahaya bagi negara yang masih muda seperti negara kita
ini, apabila tidak ada stabilitas politik di dalam negeri. Keadaan partai pada saat
ini adalah satu sumber yang menyebabkan labilnya politik di dalam negeri," kata
Soetoko mewakili para perwira itu. "Maka dimohonkan agar presiden sebagai
panglima tertinggi juga mengakhiri cara parlemen seperti itu dan membentuk
DPR yang baru dalam waktu singkat dengan memperhatikan kehendak rakyat,"
lanjutnya.
mereka. Tapi dia meminta tentara tak ikut campur masalah politik. Soekarno
berjanji akan menyelenggarakan pemilihan umum secepatnya. Tapi dia tak mau
membubarkan parlemen.
langsung berbalik berteriak 'Hidup Bung Karno', saat ditemui pemimpin besar
revolusi tersebut.
internal TNI AD. Pemerintah akhirnya menggelar Pemilihan Umum tahun 1955,
25
3.6 Misteri surat perintah sebelas Maret
Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri".
Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan
dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-
orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah
Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangkat ke Bogor
dengan helikopter yang sudah disiapkan. Sementara Sidang akhirnya ditutup oleh
menjadi Presiden menggantikan Soekarno) yang pada saat itu selaku Panglima
Angkatan Darat menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat
peristiwa G-30-S/PKI itu. Mayor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu tidak
26
Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke
Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral
Setibanya di Istana Bogor, pada malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga
perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi dan
mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau
Presiden Soekarno setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah yang
dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal sebagai
Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban.
pukul 01.00 waktu setempat yang dibawa oleh Sekretaris Markas Besar AD
itu ia menerima telpon dari Mayjend Sutjipto, Ketua G-5 KOTI, 11 Maret 1966
sekitar pukul 10 malam. Sutjipto meminta agar konsep tentang pembubaran PKI
disiapkan dan harus selesai malam itu juga. Permintaan itu atas perintah
27
berdebat dengan Moerdiono mengenai dasar hukum teks tersebut sampai
Pada 1 Oktober 1965 pagi, Presiden Soekarno (Bung Karno) yang sedang
berada di rumah Ratna Sari Dewi Sukarno, Wisma Yaso (sekarang Museum Satria
Mandala), Jakarta pada pukul 06.30 WIB sudah siap memasuki mobil dinas untuk
kepercayaan Bung Karno itu, rupanya keduanya belum tahu jika pada malam 30
September 1967 telah terjadi aksi penculikan dan pembunuhan para Jenderal TNI
dibatalkan. Apalagi saat itu Istana Merdeka ternyata telah di kepung oleh
"pasukan liar berseragam hijau" dari salah satu satuan TNI AD.
28
Demi keamanan dan keselamatan Bung Karno ketika sedang dalam
prosedur tetap jika Bung Karno keselamatannya terancam dan dalam situasi
darurat, maka Presiden harus dibawa ke asrama militer terdekat atau ke lokasi
pangkalan laut ini selalu siaga kapal laut kepresidenan Varuna I-II. Atau terbang
pada 1 Oktober 1965 pagi sudah merupakan prosedur yang benar bagi
keselamatan Presiden.
Rombongan Bung Karno tiba Halim pada sekitar pukul 09.30 WIB dalam
kondisi Halim masih sepi dan langsung menuju ke gedung Komando Operasi
(Koops) AURI.
Leo Watimena yang kemudian melaporkan situasi yang sedang terjadi. Mangil
29
dan anak buahya lalu keluar ruangan untuk mengatur penjagaan di seputar gedung
tersebut.
kemudian datang tiga perwira dari Angkatan Darat, yakni Brigjen Supardjo
Panglima Komando Tempur Mandala Siaga, Mayor Bambang Supeno, dan Mayor
Sukirno.
kemudian masuk gedung dan menghadap Bung Karno adalah Brigjen Supardjo
menghentikan pertempuran. Tapi pada saat itu, Brigjen Supardjo juga meminta
agar Bung Karno mendukung G30S. Namun, permintaan Brigjen Supardjo kepada
Bung Karno agar mendukung Gerakan G30S ternyata ditolak dengan tegas.
memang bisa menerima PKI karena saat itu merupakan partai yang sah dan harus
bekerja sama.
Tapi Bung Karno ternyata menolak mendukung G30S yang cara kerja
merupakan salah satu dalang G30S tampak lesu dan kecewa sekali. Pasalnya
30
dengan sikap Bung Karno yang menolak mentah-mentah untuk mendukung G30S,
Letkol Untung (penanggung jawab G30S dari sisi militer) ternyata tidak memiliki
"Plan B" demi mengantisipasi sikap Bung Karno yang ternyata tidak mau
mendukung G30S.
G30S.
untuk segera meninggalkan Istana Bogor dalam waktu 2 x 24 jam. Bung Karno
Dalam buku 'Hari-hari Terakhir Sukarno' karya Peter Kasenda dan buku
kondisi mengenaskan Bung Karno saat tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI.
Saat itu Bung Karno yang tengah sakit parah harus menjalani interogasi
31
Siksaan fisik dan psikis justru semakin menjadi-jadi. Para tentara yang
sepele.
Wisma Yaso. Beberapa orang diketahui nekat membebaskan Bung Karno. Bahkan
ada satu pasukan khusus KKO (Korps Komando) yang dikabarkan sempat
menembus penjagaan dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno. Tapi,
Bung Karno menolak mengikuti permintaan mereka karena menganggap hal itu
Dokter Mahar Mardjono yang ikut merawat Soekarno kala itu memberi
tersebut hanya disembunyikan di laci oleh dokter tentara yang bertugas merawat
Bung Karno. Di Wisma Yaso ini kamar Bung Karno tampak suram karena tidak
Mohammad Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno lantas menulis surat
“Kakak tidak mungkin ke sana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik,”
kata Rachmi. Hatta bersikeras meyakinkan istrinya agar bisa menemui Soekarno.
Seraya menoleh pada istrinya, Hatta berkata: “Soekarno adalah orang terpenting
32
dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam suasana yang
sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara kita itu
lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Soekarno disakiti seperti ini.”
sebagai Presiden RI. Dia menyampaikannya melalui sebuah surat bernada tegas
Di Wisma Yaso Sukarno dijenguk oleh dua sahabat setianya, Bung Hatta
dan Ali Sadikin. Meski begitu, Sukarno sangat tersiksa oleh penyakitnya.
Diceritakan dalam dua buku itu bila Sukarno sering berteriak-teriak “Ya Allah,
Tidak ada yang menolong Sukarno. Tentara pengawal hanya bisa diam,
mendengar teriakan Bung Karno di depan pintu kamar. Kepentingan politik tak
bisa membendung rasa kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari
pertahanannya. Bung Karno jatuh koma. Lelaki yang pernah begitu mempesona
dan digila-gilai wanita-wanita cantik itu kini tak ubahnya laiknya mayat hidup.
Di rumah sakit, Hatta menemui Sukarno yang tergolek lemah. Tak disangka
ini menjadi pertemuan terakhir kedua sahabat itu. Dengan hati-hati Hatta
33
“Bagaimana keadaanmu, No?" kata Hatta sembari berusaha
untuk tersenyum, Hatta meraih tangan Sukarno. Perlahan Hatta mulai memijit
untuk memasangkan kaca matanya agar bisa melihat sahabatnya dengan lebih
jelas.
Sukarno yang dulu gagah dan mempesona itu pun menangis sesenggukan di
kali ini tak kuat membendung bulir air matanya. Tak mampu lagi dia
sahabatnya.
Saat itu tak ada lagi perbedaan politik di antara keduanya. Ini adalah
pertemuan dua anak manusia yang berhasil melahirkan bangsa ini. Kedua teman
lama yang sempat berpisah itu diceritakan saling berpegangan tangan, seolah takut
berpisah.
Hatta tahu, waktu yang tersedia bagi orang yang dikaguminya tidak akan
lama. Hatta juga tahu, betapa siksaan tanpa pukulan yang dialami sahabatnya
34
sungguh sangat kejam. Suatu hal yang hanya bisa dilakukan oleh manusia tanpa
nurani.
“No…” Hanya itu yang bisa terucap dari ucapan Hatta. Tak mampu berucap
terguncang.
dan pencapaian. Sehari setelah pertemuan dengan Bung Hatta kondisi Sukarno
menjadi semakin buruk. Matanya sudah tak lagi mampu terbuka. Suhu badannya
terus meninggi. Sukarno kini menggigil. Peluh membasahi bantal dan piyamanya.
Malamnya Dewi Sukarno dan puterinya yang masih berusia tiga tahun, Karina,
hadir di rumah sakit. Sukarno belum pernah sekali pun melihat anaknya itu.
Minggu pagi 21 Juni 1970, dokter Mardjono, salah seorang anggota tim
demikian tinggi dari tangan yang amat lemah itu. Tiba-tiba tangan yang panas itu
terkulai. Situasi di sekitar ruangan sangat sepi. Begitu hening dan mencekam.
Karno dengan cara yang amat menyedihkan menyebar ke penjuru pertiwi. Tangis
pun merebak dimana-mana. Mereka telah kehilangan sosok yang mereka cintai.
Selamat jalan presiden kami, riwayatmu akan selalu dikenang sepanjang masa.
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
orangtuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun
seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida
Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan
dari penjajahan. Ir. Soekarno wafat dengan meninggalkan begitu banyak jasa
36
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-presiden-
soekarno.html
http://info-biografi.blogspot.com/2010/02/ir-soekarno.html
http://contohmakalah4.blogspot.com/2013/02/biografi-soekarno.html
https://lalumakan.wordpress.com/2013/07/02/156/
Lampiran
Rumah keluarga Bung Karno di Foto Bung Karno ketika menjadi murid
Hendri Suseno, S.IP pemuda kelahiran W. Bungur pada 28 April 1985 ini
adalah seorang pecinta Soekarno dan telah banyak menulis tentang Soekarno.
swasta di Yogyakarta. Pemuda penyuka dunia politik ini adalah mahasiswa yang
cukup cerdas dan aktif semasa kuliah dulu. Hal ini ditandai dengan ikut aktifnya
politik kampus.
bergabung menjadi seorang editor di salah satu penerbit buku di Yogyakarta. Pria
yang hingga kini masih aktif dalam lingkungan kegiatan keorganisasian dalam
lingkungan provinsi ini menuangkan semua ide dan kreativitasnya dalam sebuah
karya buku.