menentukan seberapa nilai wajarnya dari pertukaran tersebut. Uang di ibaratkan seperti
cermin yang tidak memiliki warna namun dapat merefleksikan seluruh warna. Apabila fungsi
uang telah berubah dari esensi dasarnya maka akan mengakibatkan inflasi dan deflasi.
Dinar yang menjadi nilai tukar uang umat Islam pada masa lalu memiliki nilai intrinsik
berupa emas. Para ahli sejarah pun mencatat adanya alat tukar tersebut membuat nilainya
stabil dengan alat tukar lainnya.
Tidak ada istilah atau fenomena inflasi dan deflasi pada masa tersebut. Pada saat ini pun, nilai
seekor kambing masih sama dengan ketika masa Rasulullah SAW, yakni berkisar 1 dinar atau
Rp 2,2 juta
Pada awalnya, bangsa arab menggunakan sistem barter sebelum mengenal emas. Dirham dan
dinar merupakan mata uang yang berasal dari persia dan Romawi. Kata dinar sendiri berasal
dari bahasa Romawi, yakni denarius, sedangkan dirham berasal dari bahasa Persia, yakni
drachma. Beredarnya dirham dan dinar di Jazirah Arab dibawa oleh para pedagang Arab yang
berdagang di Syam (di bawah pengaruh Romawi) dan Yaman (di bawah pengaruh Persia).
Sebelumnya, bangsa Arab berdagang secara barter dan tidak pernah memproduksi mata uang
sendiri.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab mengadopsi dinar dan dirham sebagai
sistem mata uang mereka. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW, selain menetapkan dirham dan
dinar sabagi alat tukar yang sah dalam perniagaan, juga menstandarkan tiga jenis dirham
yang beredar kala itu menjadi satu jenis dirham, yakni dirham 14 qirat.
Di Indonesia sendiri, sesungguhnya sejak tahun 1999 sudah mulai ada gerakan untuk
menggunakan dinar dirham sebagai alat tukar dan alat transaksi. Gerakan tersebut di
prakarsai oleh beberapa tokoh misalnya Zaim Saidi dan lain-lain yang kemudian meluas dan
dikenal berbagai lapisan masyarakat, sehingga pada ahirnya terbentuklah PT. Islamic Mint
Nusantara (IMN) yang merupakan lembaga pencetakan Dinar Dirham di Indonesia dengan
berbagai macam produknya, misalnya Wakala atau yang disebut kios dinarfrst dan
sebagainya. (Mursid & Muhammad, 2013).
Selain PT. Islamic Mint Nusantara, menurut Hariadi (dalam Zami, 2018) PT. Aneka
Tambang TBK juga turut memproduksi kedua logam ini, yang secara teknologi dan
penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dan Dirham dengan kadar dan berat yang
sesuai dengan standar Dinar dan Dirham di masa awal-awal Islam. Standar kadar dan berat
Dinar dan Dirham di Indonesia tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional
yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association (LBMA). Jenis koin Dinar dan
Dirham yang telah dicetak dan diedarkan di Indonesia terdiri atas:
Koin Dinar Emas dengan satuan 2, 1, dan 1/2Dinar.
Sementara untuk standarisasi Dinar dan Dirham dunia saat ini telah dilakukan oleh World
Islamic Trading Organization (WTO), yang bermarkas di London. Peredaran kembali Dinar
dan Dirham itu, bila sukses dan berhasil, dapat dipastikan akan mempengaruhi sistem
moneter dunia, dan bisa jadi mengubah tatanan ekonomi politik global. (Saidi dalam Zami,
2018).
Kelebihan Dinar
Kelebihan Dirham
1. Berlaku di mana pun. Makin ke sini makin banyak negara yang membuka diri
dengan mata uang dirham, tak hanya di kawasan Timur Tengah. Sebagai contoh
apabila kamu jalan-jalan ke Kanada atau Malaysia, cukup lihat apakah toko-toko
tersebut menempel stiker menerima pembayaran berupa dirham, maka ini artinya
dirham dapat digunakan di mana pun.Sebagaimana diketahui, inflasi mengakibatkan
atau lebih tepatnya mengacaukan sistem perekonomian dengan semakin turunnya
nilai mata uang kertas. Lain halnya dengan dinar yang berbahan dasar emas.
2. Nilainya semakin naik. Nilai dari dinar disesuaikan dengan komoditi yang dibeli.
Hal inilah yang membuat nilai dinar akan terus merangkak naik.
3. Tak terpengaruh inflasi. Nilai uang yang fluktuasinya dipengaruhi oleh inflasi
berbeda dengan nilai dari dirham yang tak terpengaruh inflasi. Diberlakukannya dinar
dan dirham sebagai mata uang sama maknanya dengan menekan inflasi di suatu
negara.
Source:
https://www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id/amp/ptswyx313
https://www.kompasiana.com/annisazuhrosulaeman/5d36fa0e097f3614dc6fcc52/eksistensi-
dinar-dan-dirham-sebagai-alat-tukar-di-indonesia?page=all
https://www.tamasia.co.id/bagaimana-dinar-dirham-menyelamatkan-masa-depanmu/