Oleh:
Dicky Gumilang Kurniawan
R100160002
Abstrak
Salah satu hal yang dapat mendukung pelayanan di rumah sakit –rumah sakit
pemerintah, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) adalah stock obat
dan alat kesehatan (alkes) yang memadai. Stock obat dan alkes yang memadai
tergantung pada proses pengadaan obat dan alkes. Saat ini, secara umum, pengadaan
obat dan alkes di rumah sakit pemerintahan diduga memiliki banyak
penyimpangan.Sebagai contoh, beberapa kasus mengindikasikan hal itu, seperti kasus
korupsi dengan tersangka menteri kesehatan pada saat kejadian sedang menjabat.
Salah satu cara yang bisa kita tempuh adalah dengan menelaah proses pengadaannya,
siapa yang bermain, dan aturan-aturan hukumnya. Beberapa tahun yang lalu proses
pengadaan obat dan alkes melalui sistem lelang. Sejak Pemerintah Indonesia
mengeluarkan aturan hukum baru untuk proses pengadaan obat dan alkes, yaitu
Perpres No. 4 Tahun 2015, yang menyatakan bahwa proses pengadaan obat dan alkes
harus melalui sistem e-purchasing, semuanya berubah. Semua bagian yang terlibat,
khususnya rumah sakit pemerintah dan distributor harus beradaptasi. Perubahan
tersesbut tidak hanya karena Perpres No. 4 Tahun 2015 saja, tetapi semua pihak harus
wajib mengimplementasikan etika bisnis, dan aturan-aturan lainnya untuk
mensupport Perpres no 4 tahun 2015 itu. Penelitian ini berupaya mengeksplorasi
efektifitas penerapan aturan hukum terbaru, yakni Perpres No. 4 Tahun 2015, dan
aturan aturan lainnya, seperti etika bisnis, aturan internal distributor, dan aturan
internal direktur rumah sakit, terutama untuk pembuatan kontrak. Dalam penelitian
ini, peneliti memakai metodologi kualitatif dengan kajian normatif empiris. Data
yang digunakan adalah data primer yang langsung diambil dari objek penelitian yang
ada di lapangan dengan cara observasi dan wawancara dengan KPDM terkait. Data
lainnya adalah data sekunder melalui studi pustaka, dimana peneliti mempelajari
Perpres, aturan hukum lainnya seperti aturan direksi di masing-masing pihak, etika
bisnis, dan aturan-aturan hukum lainnya.Peneliti mengambil contoh pembelajaran
dari transaksi antara RSUD Kabupaten Sukoharjo dengan PT. Enseval Putera
Megatrading, Tbk, cabang Surakarta. Peneliti berharap bisa menelaah, dan
menemukan tata cara transaksi yang ideal sehingga bisa mengambil sebuah model
transaksi pengadaan obat dan alkes di rumah sakit pemerintah.
Kata Kunci :Perpres, Pengadaan, Etika, Bisnis, Kontrak
1
Abstract
One of things that support health services in Government Hospital especially in
government district hospital is good medicine and health tools stock availability.
Good medicine and health tool stock availability is depends on medicine and health
tool procurement process . Globally today, medicine and health tool procurements in
government hospital Allegedly have many negative deviations. For example , few
years ago many cases indicated that deviation, such as one of health minister became
suspect of health tool corruption. One of ways that we can reach is in the process of
the procurement. Who become the parts?, and the law rule that cover the
procurement. Few years ago, procurement system through auction. But since
Indonesia Government announced the new law rule system of medicine and health
tool procurement namely Perpres No. 4 Tahun 2015, that all the parts of the
procurement must be through E-Purchasing transaction. Everything is changing. All
the parts should change the way and must follow the rule, one of the most important
part is Government hospital and distributor. It is not only about perpres No. 4 tahun
2015, but also many rules should implement, namely Business ethics and internal
rules of each part. This research will explore the effectiveness of the implementation
of the new rule, namely, Perpres No. 4 Tahun 2015, other law rules of Indonesia
country that can support medicine and health tool procurement, business ethics, and
internal rule of government hospital director, such as Contract making. In this
research also, the researcher uses qualitative methodology and socio legal research.
This research uses primer data that taken from the object of research directly with
observation and interview with Key Person Decision Maker (KPDM) in each part.
Another data is secondary data that come from library, such as Perpres, business
ethics, internal director rule, etc. The researcher take a sample study, namely
transaction between Sukoharjo District hospital with PT. Enseval Megatrading, Tbk,
Surakarta Branch. The researcher hopes can look and find the good way in the
medicine and health tool procurement so that we can take a model for that
procurement that can implement in other government hospital.
Key Words : Perpres, Procurement, business, ethics, contract
1. PENDAHULUAN
Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H, ayat 1,2,3, bahwa
setiap orang terutama warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk
mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin, keadilan dan jaminan sosial. Pasal 34
UUD 1945, ayat 1,2, dan 3 bahwa semua fakir miskin menjadi tanggung jawab
dan dipelihara negara, mengembangkan jaminan sosial dan di ayat 3, bahwa
negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
2
fasilitas pelayanan umum yang layak. Dua ayat diatas, memberikan sebuah
jaminan kepada rakyat Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
baik, tanpa terkecuali.
Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi penduduk mencapai
252,2 juta jiwa. 1 Jumlah tersebut merupakan jumlah terpadat ke 4 di dunia, di
bawah Tiongkok ( 1.392 juta jiwa), India ( 1.272 juta jiwa), dan Amerika (323
juta jiwa). 2Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh negara Indonesia adalah
masalah kemiskinan. Menurut data dari Biro Pusat Statistik ( BPS), Negara
Indonesia memiliki angka warga miskin sebesar 28 juta jiwa, 3 sekitar 9% dari
total jumlah penduduk Indonesia. Salah satu hal terpenting untuk mendorong
rakyat miskin supaya lebih produktif dan merubah nasib mereka yang paling
mendasar adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Sebagai tambahan informasi, alokasi dana APBN untuk kesehatan,
Pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan tahun 2016 dalam APBN adalah
Rp 109 triliun (5,05 persen dari APBN) atau naik daripada tahun 2015 yang Rp 75
triliun (3,45 persen dari APBN). Itu termasuk iuran penerima bantuan iuran
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan. Sementara anggaran Kementerian Kesehatan tahun
2016 Rp 74,8 triliun (3,7 persen APBN). 4
Dana yang begitu besar, walaupun masih kalah dari negeri tetangga
Malaysia, yang anggaran kesehatan mencapai 10% dari total APBNnya, dan
1
Perkiraan Penduduk Beberapa Negara 2000-2014, 07 Oktober 2015, diakses dari
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/960, diakses pada tanggal 3 November 2016, pukul
03.00 WIB
2
Ibid,
3
Website BPS; https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119, Diakses tanggal 3 November,
2016, pukul 03.00 WIB.
4
Bestari Kumala Dewi,, Anggaran Kesehatan Naik, Edisi: Senin, 6 Juli 2015, diakses dari
http://health.kompas.com/read/2015/07/06/170700723/Anggaran.Kesehatan.Naik, pada tanggal 3
November 2016, pukul 09.00 WIB
3
membebaskan pajak impor untuk pengadaan alkesnya. 5Dana tersebut tentunya
harus sangat efektif dalam penggunaannya.Dana yang begitu besar tersebut
dialokasikan ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Tidak terkecuali pengadaan alat kesehatan instrument, alat kesehatan habis
pakai, dan obat di rumah sakit-rumah sakit dan dinas kesehatan di seluruh
Indonesia. Tentunya fokus pengadaan obat-obatan adalah obat-obatan generic
yang berkualitas karena harganya yang murah dan terjangkau oleh masyarakat. 6
Begitupun dengan transaksi yang terjadi antara RSUD. Sukoharjo dengan
PT. Enseval Putera Megatrading (PT. EPM) Surakarta.RSUD.Sukoharjo adalah
rumah sakit pemerintahan yang ada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. PT.
EPM sendiri sebagai salah satu distributor terbesar farmasi dan alat kesehatan
terbesar di Indonesia, yang memiliki 46 cabang 7 di Indonesia, dan salah satunya
di Surakarta, tepatnya di Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kab. Sukoharjo,
Jawa Tengah Indonesia.
RSUD Kabupaten Sukoharjo melayani wilayahnya yang secara
administratif terdiri dari 12 kecamatan, yang memiliki 17 kelurahan dan 150
desa. 8Penduduknya sendiri Pada awal tahun 2015. Jumlah penduduk Kabupaten
Sukoharjo berjumlah 885.823 jiwa dengan rincian; 446.451 penduduk laki-laki
dan 439.372 penduduk perempuan. 9
Hal yang menjadi ketertarikan peneliti memilih RSUD Sukoharjo,
dikarenakan, pertama, RSUD.Sukoharjo sudah memiliki standarisasi dalam
pelayanan terhadap pasien, dimana tata kelola sudah terstandar dengan baik dan
5
Pelayanan Kesehatan Indonesia vs Malaysia, edisi 11 Agustus 2014, diakses dari
https://www.linkedin.com/pulse/20140811185653-222338142-pelayanan-kesehatan-indonesia-vs-
malaysia pada tanggal 03 November 2016, pukul 04.00 WIB
6
Thianti Sylviningrum, Femi Widiastuti, Why do people choose to purchase generic antibiotics?,2010,
Journal of Departement of Pharmacology, Medical Faculty and Health Science Jendral Soedirman
University, Vol. 1No. 1 December 2010, Page 1
7
NEOP Training PT EPM.ppt, 2015, Slide 28.
8
Dikutip dari https://www.sukoharjokab.go.id/id/p/wilayah, pada tanggal 28 Desember 2016 pukul
18.30 WIB
9
Dikutip dari https://www.sukoharjokab.go.id/id/p/Demografi, pada tanggal 28 Desember 2016 pukul
18.30 WIB
4
sudah melalui pengujian dari pihak yang berwenang, termasuk dalam pengadaan
obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan pelayanan langsung terhadap pasien. PT.
Enseval Putera Megtrading, Tbk. Cabang Surakarta, sebagai salah satu distributor
terbesar di Indonesia telah memiliki beberapa sertifikat; Mendapatkan sertifikasi
ISO 9001 : 2008 untuk Logistik RDC Jakarta - Surabaya sejak tanggal 08 Oktober
2008GDP (Good Distribution Practices) 1 februari 2010, dan sertifikasi Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB), dalam pelaksanaan setiap kegiatannya PT.
Enseval Putera Megatrading mengacu kepada Standar Operasional Prosedur
(SOP) dan konsep etika bisnis. Kedua, secara georafis administratif berada di
Kabupaten Sukoharjo.Hal tersebut berarti antara PT. EPM dengan RSUD
Sukoharjo berada dalam satu wilayah kabupaten. Atas dasar kedua pertimbangan
di atas, maka penulis ingin mencari model transaksi yang menerapkan etika bisnis
yang baik, karena PT. EPM cabang Surakarta dan RSUD Sukoharjo sangat patuh
terhadap peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan.
Pentingnya mencari sebuah Model transaksi pengadaan obat dan alat
kesehatan yang beretika, dikarenakan banyaknya kasus-kasus penyimpangan yang
terjadi. Ada beberapa kasus di tempat lain, yakni suap, korupsi, kolusi dan
nepotisme masih terjadi; suap pabrik farmasi kepada para dokter di Palembang,
Sumatera Selatan sebesar 600 milyar. 10Kemudian suap salah satu perusahaan
farmasi terkemuka kepada hampir 2.200 dokter sebesar 131 milyar. 11Kasus
pengadaan alkes di Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen
Kesehatan tahun 2006. Tersangka atas nama Bambang Sardjono dilimpahkan ke
10
Amirullah, KPK: Pabrik Farmasi di Palembang Beri Rp 600 M ke Dokter, Edisi : Selasa, 25 Oktober
2016, diakses dari website Tempo ; https://nasional.tempo.co/read/news/2016/10/25/063814940/kpk-
pabrik-farmasi-di-palembang-beri-rp-600-m-ke-dokter, pada tanggal 03 November 2016, pukul 04.00
WIB.
11
Tim Investigasi Tempo, Senin, 02 November 2015, EKSKLUSIF: 2.125 Dokter Diduga Terima
Suap Obat 131 M, diakses di :https://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/02/173715195/eksklusif-2-
125-dokter-diduga-terima-suap-obat-rp-131-m, pada tanggal 03 November, pukul 04.00 WIB.
5
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. 12Dan masih banyak kasus lainnya, bahkan
sekelas menteripun pernah ada yang menjadi tersangka.
Saat ini kita telah memasuki zaman berbasis digital, dimana akses
informasi begitu mudah di dapat.Tentunya setiap peraturan hukumpun harus bisa
beradaptasi dengan keadaan.maka dengan mengacu kepada Struktur hukum, yakni
UUD 1945 pasal 4 Ayat 1, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
Pemerintahan menurut Undang-undang Dasar. Sehingga disahkannya Perpres No
54 tahun 2010. Dalam proses penyempurnaannya,yakni melalui Perpres No. 35
tahun 2011, No. 70 tahun 2014, dan Nomor 172 tahun 2014 13 terakhir perubahan
ke 4, yakni disahkannya Perpres No. 4 Tahun 2015 yang menitikberatkan pada
penggunaan system E-Purchasing.
2. METODE
6
antara PT. EPM Surakarta dengan RSUD Sukoharjo beserta analisanya. Tahap
ketiga,menyimpulkan hasil analisa untuk mendapatkan sebuah model tata cara
pengadaan obat dan alkes di instansi pemerintah sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
3. PEMBAHASAN
3.1 Tata Cara Pengadaan Obat dan Alkes di RSUD. Kabupaten Sukoharjo
15
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum dan Hukum Empiris,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) dalam Salim HS, dan Erlies Septiana Nurbani, op. cit, hlm. 23
16
Wawancara dengan Ibu Laila Nurokhmah, S.Psi, Kepala Sub Bagian Hukum, Humas dan Informasi
RSUD Kab. Sukoharjo, pada hari Rabu, 23 Mei 2017, pukul 13.00 WIB
7
terakhir di Desember 2016, akreditasi implementasi dokumen dan komitmen
bersama kepatuhan terhadap hukum dalam operasionalnya termasuk dalam
proses pengadaan obat dan alat kesehatan.
RSUD Kabupaten Sukoharjo dalam melakukan transaksi dengan PT.
EPM Cabang Surakarta di 2016 bersumber pada BLUD, APBD, dan Banprov.
Tata cara pengadaan obat dan alat kesehatan yang dilakukan oleh RSUD
Kabupaten Sukoharjo mengacu kepada Perpres no. 4 tahun 2015, terutama
pasal 106, ayat 1, dimana hampir seluruh transaksinya di tahun 2016 dengan
PT. EPM cabang Surakarta dilakukan dengan E- Purchasing. Selain itu
peraturan-peraturan internal RSUD Kabupaten Sukoharjo, seperti Peraturan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor:
800/304.1/2015. Peraturan tersebut telah mempertimbangkan implikasi
ditetapkannya RSUD Kabupaten Sukoharjo sebagai Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) yang diberikan fleksibilitas yaitu pembebasan
sebagian atau sepenuhnya dari ketentuan yang berlaku umum bagi pengadaan
barang/jasa pemerintah dengan tetap mengutamakan prinsip dan efesiensi dan
efektifitas.
8
Pejabat Pelaksana Pejabat Pembuat
User/Farmasi Teknis Komitmen Komitmen (PPK)
(PPTK)
Unit
Proses Pemilihan
Proses Klik Layanan
Penyedia ; Obat,
E-Katalog Pengadaan
Alkes
( ULP)
SPK/Kontrak
Alur lainnya adalah alur regular biasa, dimana dalam prosesnya adalah
sebagai berikut
Permohonan
Surat Pembuatan Surat Pesanan
yang ditandatangi APJ SPK/Kontrak
Penawaran
Harga (SPH) RSUD kab. Sukoharjo
9
Alur diatas diikat dengan pembuatan dan penandatanganan kontrak
dengan rekanan.Kontrak menjadi aturan hukum pelaksanaan transaksi yang
resmi.
10
transparansi. 17Kontrak selalu memainkan peranan vital dan sentral dalam
setiap tindakan yuridis, karena kontrak melindungi setiap aktivitas sosial,
dimanapun ada banyak rakyat sipil yang mempunyai kontrak. 18
3.2 Tata Cara Pelayanan Obat dan Alkes Oleh PT. Enseval Putera
Megatrading, Tbk. (PT. EPM) Cabang Surakarta
17
Wawancara khusus dengan bagian Unit Layanan Pengadaan ( ULP) RSUD Kabupaten Sukoharjo,
yang diwakili oleh keyua ULP RSUD Kabupaten Sukoharjo Bapak Julianto pada hari Senin, 22 Mei
2017, pukul 10.30 WIB
18
Le Nguyen Gia Thien, 2013, Short Introduction of Contract Law In Vietnam, Lex Jurnalica, Vol. 10,
No. 1, hlm. 40
19
Departement Training dan Development, E-Best: Enseval Basic Salesmanship Training, Jakarta :
PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk., hlm. iii (Sejarah Singkat Perusahaan)
11
dukungan 14 armada sehingga PT. EPM Cabang Surakarta mendapatkan
sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) pada 8 Desember 2014.
b. Dalam mendukung Perpres no. 4 Tahun 2015, khususnya pasal 106 ayat 1,
dan pasal 110 ayat 4 tentang E-Purchasing, PT. EPM Surakarta sudah
melakukan registrasi perusahaan di LPSE sebagai penyedia/distributor
untuk PT. Kalbe farma untuk wilayah coverage keresidenan Surakarta.
c. Memberlakukan etika bisnis secara menyeluruh kepada seluruh karyawan,
mulai dari presiden direktur sampai kepada golongan terbawah. Termasuk
mekanisme pelaporan pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan.
Sosialisasi etika bisnis mulai dari 3 Desember 2015. Hal ini berdampak
kepada tidak ditoleransinya segala bentuk gratifikasi, KKN, Entertain,
suap, kepada seluruh RSUD pemerintah di wilayah Surakarta
coveragenya, salah satunya RSUD kabupaten Sukoharjo. Sebagai contoh;
dalam praktek transaksi terjadi manipulasi dengan mengadakan transaksi
fiktif untuk mendorong achievement sales, sehingga bisa mendapatkan
reward masuk sales melalui insentif achievement, dimana ketika tidak
terjadi transaksi fiktif tersebut seharusnya salesnya tidak masuk, dan
diketahui oleh audit. Maka, sanksi terberatnya adalah pemutusan
hubungan kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa karyawan tersebut
tidak memiliki integritas yang baik. Integritas yang baik dari seluruh
karyawan/karyawati PT. EPM, terutama Cabang Surakarta merupakan
fondasi utama dan sangat dijunjung tinggi dalam proses menjalankan
pekerjaannya. Hal tersebut bertambah ketat ketika diterapkannya etika
bisnis oleh tim legal. Bahkan segala bentuk entertain tidak diperkenankan
lagi.
d. Dalam melakukan transaksi dengan Rumah Sakit Pemerintah, salah
satunya RSUD Sukoharjo, sangat menghormati dan menjalankan alur
SOP dimana harus adanya Surat pesanan ( baik regular maupun E-
12
Purchasing), dan kontrak yang disepakati kedua belah pihak, dan
pengiriman.
Isi konfirmasi
Penagihan kiriman di Web Pengiriman
LKPP
SP yang dittd
Pengajuan Terbit
oleh APJ RS.
Penawaran SPK/Kontrak
Sukoharjo
Penagihan
13
Model transaksi ideal pengadaan obat dan alat kesehatan tidak lepas dari
aturan hokum yang mengatur hubunga antar pihak. Hubungan antara perusahaan
dan konsumen daalam pengiriman barang tidak lepas dari hokum adanya perikatan
melalui perjanjian. Perjanjian timbul karena adanya proses peralihan barang atau jasa
dari perusahaan kepada pengguna (konsumen). 20
Secara rinci model yang dibutuhkan adalah :
a. Penerapan Etika bisnis
Komitmen terhadap penerapan dan menjalankan etika bisnis
kepada seluruh karyawan dan karyawati di masing-masing pihak, yakni
perusahaan distribusi dan rumah sakit pemerintah.secara konsisten dan
berkelanjutan.Pada dasarnya etika diartikan sebagai nilai moral yang
menjaga sesorang atau kelompok untuk mengatur tingkah lakunya. 21
b. Patuh pada Aturan Hukum yang berlaku
Aturan hukum untuk pengadaan obat dan alat kesehatan yang
berlaku saat ini adalah Perpres No. 4 tahun 2015, dimana penunjuk
pelaksanaa teknisnya diatur melalui LKPP (Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah), sesuai dengan pasal 1 ayat 4
yang berisi
“Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas
mengembangkan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang/jasa
sebagaimana dimaksud dalam peraturan presiden Nomor 106 Tahun 2007
tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014
tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007
tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.”
20Absori, Hukum Ekonomi, Beberapa Aspek Pengembangan pada Era Liberalisasi Perdagangan,
Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2010, hal 85.
21
Mulharnetti Syas, Political Economy, Television Industry, and Media Ethics; Case Commodication
and Structurization in Infotainment Programs in Indonesia Television, The Indonesian Journal of
Communications Studies, hlm. 5
14
Selain dari Perpres No. 4 Tahun 2015, peraturan peratun lainnya
sangat penting untuk ditaati seperti Peraturan Bupati masing-masing
kabupaten dan Peraturan internal pimpinan masing-masing perusahaan
atau rumah sakit pemerintah setempat.
c. Penerapan standarisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) melalui
KARS ( Komite Akreditasi Rumah Sakit) secara berkelanjutan untuk
mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
d. Penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk setiap Pedagang
Besar Farmasi (PBF) atau distributor sesuai dengan peraturan kepala
badan pengawas obat dan makanan No HK. 03.1.34.11.12.7542 tahun
2012 tentang pedoman teknis cara distribusi obat yang baik.
e. Baik Rumah Sakit Pemerintah dan Distributor mendaftarkan diri di LPSE
( Lembaga Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik) untuk mendaftarkan
diri sebagai pelaksana pengadaan obat dan alat kesehatan. Sehingga,
masing-masing pihak bisa mendapatkan user ID dan password sebagai
syarat masuk ke website e-katalog. Syarat-syaratnya adalah KTP
penanggung jawab organisai, NPWP, Surat izin operasional organisasi,
susunan kepanitiaan, dan lain-lainnya.
f. Rumah Sakit pemerintah dan Distributor wajib melakukan e-purchasing;
4. Simpulan dan Saran
4.1 Simpulan
a. Gambaran Tata CaraTransaksi Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan
(Alkes) antara Distributor dengan Rumah Sakit Pemerintah
1) Pihak penyedia harus mengikuti lelang di LKPP untuk memasukan
produknya di list e-katalog dan menunjuk distributor resmi.
2) Pihak RSUD harus membentuk Panitia Pengadaan melalui Surat
Keputusan dari direktur masing-masing.
15
3) Kedua belah pihak, yakni pimpinan RSUD dan Distributor
mendaftarkan organisasi/perusahaannya ke LPSE untuk mendapatkan
user dan password unuk mengikuti transaksi e-purchasing.
4) Kedua belah pihak dalam proses pelaksanaannya wajib menggunakan
e-purchasing, sesuai dengan pasal 106 ayat 1 dan pasal 110, ayat 4.
Diijinkan tidak menngunakan e-purchasing, apabila terkendala suatu
sebab tertentu, misal sarana prsarana internet yang tidak memadai
(acuan Surat Edaran LKPP No. 3 Tahun 2015).
5) Kedua belah pihak menjadikan kontrak yang disepakati sebagai acuan
utama pelaksanaan transaksi.
b. Tata Cara Pelaksanaan dan Pelayanan Pengaadaan Obat dan Alkes
1) PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk. cabang Surakarta
(a) Sarana dan prasarana PT. EPM cabang Surakarta sebagai
sebuah distributor sudah memenuhi syarat untuk bisa
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya . Semua
tata kelola dan operasionalnya telah terstandarisasi melalui
sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) pada tahun
2015 dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM)
(b) Menerapkan etika bisnis dalam pelayanannya , khususnya
kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Sukoharjo. Penerapan etika bisnis dilakukan secara
menyeluruh, mulai dari top manajemen sampai kepada
golongan terbawah. Salah satu poinya adalah kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Hal tersebut didukung oleh core value PT. EPM secara
kesuluruhan yang mengharuskan seluruh karyawannya
memiliki integritas mutlak dalam segala aspeknya, yakni di
kehidupan sehari-harin dan pekerjaannya. Bila terjadi sebuah
16
penyimpangan perilaku, misal, adanya ketidakjujuran dalam
transaksi akan mendapatkan sanksi yang sangat berat.
(c) Tata kelola dan operasional digabung dengan penerapan etika
bisnis dalam melayani pengadaan obat dan alkes kepada RS.
Pemerintah dapat dijadikan model atau contoh bagi distributor-
distributor lainnya.
2) Tata cara pengadaan obat dan alkes di RSUD Kabupaten Sukoharjo
(a) Pelaksanaan obat dan alkes di RSUD Kabupaten Sukoharjo
secara keseluruhan sudah memenuhi ketentuan-ketentuan
hukum yang berlaku, yakni Perpres No 4 Tahun 2015, Perka
LKPP, dan peraturan-peraturan internal Rumah Sakit lainnya.
Hal tersebut bisa dilihat pada saat transaksi 2016, hampir
seluruhnya menggunakan E-Purchasing.
(b) RSUD Kabupaten Sukoharjo sudah memiliki standarisasi
penuh lengkap dari tahun 2008 sampai dengan 2016 dengan
melakukan perbaikan-perbaikan di segala aspek untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
(c) RSUD Kabupaten Sukoharjo menerapkan komitmen anti suap,
korupsi, kolusi dan nepotisme dalam melaksanakan proses
pengadaan obat dan alkes di tahun 2016. Semua hal dilakukan
transparan dan sesuai aturan termasuk dalam proses
penyerapan anggaran.
(d) Tata cara pelaksanaan pengadaan obat dan alkes di RSUD
Kabupaten Sukoharjo sudah bisa dijadikan model pengadaan
obat dan alkes bagi RSUD-RSUD lainnya, dikarenakan patuh
terhadap aturan yang berlaku, sudah terstandarisasi dalam
operasionalnya, dan memiliki komitmen anti suap, korupsi,
kolusi dan nepotisme bagi seluruh karyawannya.
17
c. Model Transaksi Ideal Pengadaan Obat dan Alkes di Rumah Sakit
Pemerintah .
1) Distributor
(a) Menerapkan pelaksanaan CDOB sesuai dengan peraturan
kepala badan pengawas obat dan makanan No HK.
03.1.34.11.12.7542 tahun 2012 tentang pedoman CDOB.
(b) Menerapkan etika bisnis secara menyeluruh, tegas dan
berkelanjutan dari mulai pimpinan tertinggi sampai dengan
golongan terbawah
(c) Menaati semua pasal yang tertera di kontrak yang sudah
disepakati oleh dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2) Rumah Sakit Pemerintah/Rumah Sakit Umum Daerah
(a) Melakukan Akreditasi secara bertahap sesuai keadaan di
daerahnya masing-masing.
(b) Memiliki komitmen bersama untuk menolak segala bentuk
penyimpangan, berupa suap, korupsi, kolusi, dan nepotisme di
semua jajaran direksi sampai dengan karyawan/ti dengan
golongan paling bawah.
(c) Menaati semua pasal yang tertera di kontrak yang sudah
disepakati oleh dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
4.2 Saran
a. Meningkatkan secara konsisten kepatuhan diri terhadap hukum yang
berlaku sehingga terhindar dari sanksi hukum
b. Mengusulkan aturan hukum perihal pemberkasan secara elektronik sama
seperti e-purchasing.
DAFTAR PUSTAKA
18
Absori, Hukum Ekonomi, Beberapa Aspek Pengembangan pada Era Liberalisasi
Perdagangan, Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2010.
Le Nguyen Gia Thien, 2013, Short Introduction of Contract Law In Vietnam, Lex
Jurnalica, Vol. 10, No. 1.
Mulharnetti Syas, Political Economy, Television Industry, and Media Ethics; Case
Commodication and Structurization in Infotainment Programs in Indonesia
Television, The Indonesian Journal of Communications Studies.
Salim HS, Erlis Septiana Nurbani, 2013, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Tesis Dan Disertasi, Depok, PT. Raja Grafindo Persada.
Bestari Kumala Dewi,,Anggaran Kesehatan Naik, Edisi: Senin, 6 Juli 2015, diakses
dari
19
https://health.kompas.com/read/2015/07/06/170700723/Anggaran.Kesehatan.
Naik
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119
https://www.sukoharjokab.go.id/id/p/wilayah,
https://www.sukoharjokab.go.id/id/p/Demografi
Peraturan Perundang-undangan :
20
Surat Keputusan (SK) Direktur RSUD Kabupaten Sukoharjo Nomor :
445/503.1/2016 tentang pemberlakuan Panduan penyusunan kerja sama di
RSUD kabupaten Sukoharjo
21