04 - Heruna, Rokhana, Anita PDF
04 - Heruna, Rokhana, Anita PDF
ABSTRACT
Plastic products are very useful, but there are adverse effects from the use of it. Therefore
consumer must know and understand which plastic products that are safe for use, ie taking into
account the code mentioned on the plastic products. There are many factors that influenced people's
knowledge and behavior towards the use of plastic producst, such as education level. The purpose of
this study is to determine the relationship between education and the behavior of people in the use of
plastic products. We use primary data from a survey towards the participants of the plastic code
socialization activity. Furthermore, analyzes are implemented to determine whether there are
differences of people's knowledge before and after the socialization activities. Nonparametric method,
namely Chi Square test and Wilcoxon are used as an alternative for parametric methods when some
assumptions are unfulfiled. Based on Chi Square test of α = 15%, it is concluded that there is a
relationship between the recent education and behaviors of participants for use plastic for hot food.
Wilcoxon test α=5% concludes that there are differences in people’s knowledge before and after
socialization of plastic code activity.
ABSTRAK
Produk plastik dalam beberapa hal sangat berguna, tetapi ada dampak buruk dari
penggunaannya. Oleh karena itu pengguna harus mengetahui dan memahami plastik-plastik yang
aman untuk dipakai, yaitu dengan memperhatikan kode yang ada di produk plastik tersebut. Beberapa
hal seperti tingkat pendidikan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan perilaku masyarakat
dalam memanfaatkan produk plastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pendidikan (pengetahuan) dan perilaku masyarakat dalam menggunakan produk plastik. Data yang
digunakan adalah data primer dari survei terhadap peserta kegiatan sosialisasi kode plastik.
Selanjutunya juga dilakukan analisis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengetahuan
masyarakat sebelum dan sesudah kegiatan sosialisasi tersebut. Metode statistika yang digunakan
adalah metode nonparametrik, yaitu uji Chi Square dan uji Wilcoxon. Metode ini digunakan sebagai
alternatif metode parametrik ketika beberapa asumsinya tidak terpenuhi. Berdasarkan uji Chi Square
α=15% didapatkan kesimpulan bahwa pendidikan terakhir berhubungan dengan perilaku
menggunakan produk plastik berkode ketika makanan masih panas. Melalui uji Wilcoxon α=5%
diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti
sosialisasi kode plastik.
Penemuam polimer plastik telah banyak menggantikan bahan dasar pembuatan alat-alat rumah
tangga dari besi, kayu atau keramik menjadi alat-alat yang menggunakan bahan plastik. Salah satunya
adalah botol tempat air minum plastik. Sifat plastik yang tidak berkarat, murah, ringan dan tahan
pecah, secara ekonomis menjadi keunggulan bagi penggunanya. Namun dibalik kelebihan tersebut,
ada bahaya yang mengancam jika penggunaan botol plastik tidak mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan danWHO.
Sulchan dan Nur (2007) menyatakan bahwa di Indonesia kemasan plastik mulai mendominasi
industri makanan, dan kemasan luwes (fleksibel) menempati porsi 80%. Aspek negatif penggunaan
kemasan ini perlu diperhatikan. Penggunaan kemasan plastik untuk makanan/minuman dengan
temperatur tinggi akan menyebabkan migrasi monomer-monomer bahan dasar plastik bercampur
dengan bahan makanan, sehingga tanpa sadar konsumen akan mengkonsumsi zat-zat yang bermigrasi
tersebut. Beberapa zat juga berbahaya karena cukup tinggi potensinya untuk menimbulkan kanker.
Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi yang berlokasi di Propinsi Jawa Barat, memiliki jumlah
penduduk pada tahun 2010 masing-masing 2.630.401 dan 2.334.871 (BPS, 2012). Dengan jumlah
penduduk yang relatif padat maka beberapa permasalahan sosial ekonomi juga meningkat. Di bidang
kesehatan, pada tahun 2007 masih terdapat 20.81% balita di Kabupaten Bekasi dan 9.58% di Kota
bekasi yang mengalami gizi buruk dan kurang gizi. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak balita
yang gizi dan kesehatannya kurang diperhatikan. Hal ini dapat disebabkan oleh pengetahuan dan cara
menjaga kesehatan yang kurang benar, seperti penggunaan produk plastik.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di beberapa toko swalayan dan toko-toko penjual produk
plastik, ditemukan banyak produk plastik yang tidak mencantumkan kode pada produknya.
Pengetahuan dan penggunaan produk plastik yang kurang benar dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Penelitian mengenai perilaku masyarakat dalam menggunakan kode plastik diantaranya
oleh Siregar (2011). Penelitian ini menggambarkan perilaku ibu rumahtangga pengguna wadah plastik
penyimpan makanan dan minuman di Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya
berada pada kategori pengetahuan sedang (73,9%), dan kategori sikap baik (84,1%) serta kategori
tindakan sedang (79,5%).
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil survei terhadap orang tua siswa
TK AL-HUDA Bekasi. Survei dilakukan pada saat kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) 2
Juni 2012 yang bertema ”Sosialisasi Kode Plastik”. Jumlah sampel yang didapatkan adalah 60
responden.
Metode analisis yang digunakan adalah: (1) analisis deskriptif, untuk mengetahui karakteristik
responden; (2) uji Chi Square, untuk mendapatkan hubungan (dependensi) antara pendidikan dan
pengetahuan masyarakat tentang kode plastic; (3) uji Wilcoxon, untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah sosialisasi.
Uji Chi Squre adalah test of independence, merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui
hubungan atau kebebasan antar variabel yang bersifat kategori.Untuk mengetahui hubungan antara
variabel A dan B, maka hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho: variable A dan variable B saling bebas
H1: variable A dan variable B tidak saling bebas
n n
∑ ∑ (n
i =1 j =1
ij
− E (nij )) 2
2
X hitung =
E (nij )
Kemudian statistik uji dibandingkan dengan statistik tabel dengan derajat bebas df = (r-1)(c-1).
Jika X2 > X2(r-1)(c-1).α tolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel A dan variabel B tidak
saling bebas atau saling berhubungan. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan tolak Ho
jika P-value <α.
Untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan digunakan uji
Wilcoxon. Uji ini memiliki kekuatan tes yang lebih dibandingkan dengan uji tanda. Asumsi-asumsi
untuk uji Wilcoxon, data yang digunakan setidaknya berskala ordinal. Hipotesis yang digunakan pada
uji Wilcoxon adalah sebagai berikut.
Statistik uji:
⎡ 1 ⎤
T −⎢ ⎥
Z= ⎣ 4 N ( N + 1) ⎦
1
24 N (N + 1)(2 N + 1)
Keterangan:
N = banyaknya data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda
T = jumlah ranking dari nilai selisih yang negatif (apabila banyaknya selisih yang positif lebih
banyak dari banyaknya selisih negatif)
= jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang negatif lebih
banyak dari banyaknya selisih yang positif)
Daerah kritis: H0 ditolak jika nilai │Z│ > Zα/2 atau P-value < α.
Sementara itu kode plastik yang sebaiknya diketahui oleh masyarakat adalah sebagai berikut
(Gambar 1):
No. 1: (poly ethylene terephthalate), digunakan pada botol minuman transparan (bening) hanya untuk
sekali pakai dan tidak boleh terkena panas.
No. 2: (high density poly ethylene), digunakan untuk botol susu, jus dan produk minuman lain
berwarna putih susu (buram) dan digunakan hanya sekali pakai.
No. 3: PVC (poly vinil cloride), digunakan untuk pipa paralon atau konstruksi bangunan, dilarang
digunakan untuk makanan/minuman.
No. 4: (low density poly ethilene), digunakan untuk botol pasta, madu dll. dan bisa digunakan
berulang-ulang.
No. 5: (poly propylene), merupakan bahan terbaik digunakan untuk makanan atau minuman, bisa
digunakan berulang-ulang dan aman untuk minuman/makanan dalam keadaan panas.
No. 6: (Poly Styrene), digunakan untuk barang seperti tempat CD, telur, styrofoam. Bahan ini sangat
berbahaya jika digunakan untuk makanan, apalagi dalam keadaan panas.
No. 7: Yang termasuk dalam kode plastik no 7 ini biasanya plastik dengan polymer Poly Carbonate
(PC), Styrene Acrylo Nitrile (SAN), dan Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS). Plastik SAN
dan ABS sering digunakan untuk membuat botol minuman atau tempat makanan.
Tahun 1988 The Society of the Plastics Industry, Amerika Serikat, menetapkan setiap produk
plastik dicantumkan kode produk plastik pada dasar produk seperti pada Gambar 1. Kode tersebut
berbentuk segitiga di dalamnya tertera nomor dan di bawah segitiga terdapat huruf kapital yang
menunjukan singkatan jenis polymer penyusunnya. Kemudian kode tersebut diadopsi oleh ISO
(International Organozation for Standarizatation) dan dijadikan standar oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Apabila dibandingkan antar pendidikan terakhir responden, sebagian besar responden yang
berpendidikan PT menyatakan kadang-kadang melihat kode, yaitu sebanyak 52,38%. Sementara itu
terdapat 33,33% responden menyatakan selalu dan hanya 4,76% menyatakan sering. Responden yang
berpendidikan SMA, sejumlah 61,11% menyatakan kadang-kadang melihat kode. Responden yang
berpendidikan SMP, sejumlah 33,33% menyatakan kadang-kadang melihat kode dan bahkan 33,33%
menyatakan tidak pernah melihat kode. Dari pembahasan ini dapat diketahui bahwa pada pendidikan
PT, SMA, maupun SMP sebagian besar kurang perhatian terhadap kode plastik yang mereka beli.
Selain itu, semakin rendah pendidikan perilaku melihat kode plastik semakin kurang perhatian. Hal ini
dibuktikan oleh persentase responden yang tidak pernah melihat kode ada di pendidikan SMP (lihat
Gambar 2).
Dalam hal perilaku menggunakan produk berkode, sebagian besar responden juga perhatian
dalam menggunakan alat makan/minum berkode. Hal ini ditunjukkan oleh sejumlah 22%,32%, dan
37% responden masing-masing menyatakan selalu, sering dan kadang-kadang menggunakan alat
makan/minum berkode. Hanya 8% yang menyatakan tidak pernah. Berdasarkan pendidikan (lihat
Gambar 4), sebagian besar responden berpendidikan PT menyatakan kadang-kadang (48%),
berpendidikan SMA menyatakan sering (44%), dan berpendidikan SMP menyatakan sering (50%) dan
tidak pernah (50%).
Perilaku menggunakan produk plastik berkode untuk makanan keadaan panas (baru dimasak)
ditunjukkan oleh 51% responden menyatakan kadang-kadang, 23% tidak pernah, 15% sering, dan
10% menyatakan selalu menggunakan. Dengan masih tingginya persentase responden yang
menyatakan sering dan selalu menggunakan produk plastik untuk makanan panas maka dapat
dikatakan tingkat perhatian masih rendah.
Analisis Wilcoxon
Hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon ditampilkan pada Tabel 3. Uji tersebut
digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah
mengikuti sosialisasi kode plastik. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: d = 0 (tidak ada perbedaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti sosialisasi
kode plastik)
H1: d ≠ 0 (ada perbedaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti sosialisasi kode
plastik)
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai P-value = 0.003 yang kurang dari α=0.05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dapat diambil kesimpulan tolak H0 yang artinya bahwa ada perbedaan
pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti sosialisasi kode plastik.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa secara umum masih
banyak perilaku masyarakat yang kurang perhatian mengenai kode produk plastik dan penggunaannya.
Dari keseluruhan responden, sejumlah 54,76% menyatakan bahwa mereka kadang-kadang melihat
kode ketika membeli produk plastik, 44,19% responden kadang-kadang tidak membeli ketika produk
plastiknya tidak berkode, 37% kadang-kadang menggunakan alat makan/minum berkode, dan 51%
kadang-kadang menggunakan produk plastik berkode untuk makanan keadaan panas (baru dimasak).
Selanjutnya berdasarkan uji nonparametrik Chi Square α=15% didapatkan kesimpulan bahwa
pendidikan terakhir berhubungan dengan perilaku menggunakan produk plastik berkode dalam
keadaan panas (baru dimasak). Melalui uji Wilcoxon α=5% diperoleh kesimpulan bahwa ada
perbedaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti sosialisasi kode plastik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statiskit (BPS). (2012). Kabupaten Bekasi dalam Angka. Jakarta: BPS.
Hayter, Anthony (2007). Probability and Statistics for Engineers and Scientists (3rd ed.). Victoria,
Australia: Thomson Brooks/Cole.
Sprent, P., and Smeeton, N. C. (2007). Applied Nonparametric Statistical Methods. London:
Chapman and Hall.
Sulchan, M. dan Nur, E. (Februari, 2007). Keamanan pangan kemasan plastik dan styrofoam. Majalah
Kedokteran Indonesia, 57 (2).