Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

ASKEB KOMUNITAS
“ PERAN, FUNGSI DAN TUGAS BIDAN DI
KOMUNITAS”

OLEH :

DINDA ANDJALI MOKOGINTA


NIM : 1711.15.010

AKADEMI KEBIDANAN BUNDA


KOTAMOBAGU
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-

Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan

baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta

kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat

nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-

Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu

untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul PERAN, FUNGSI,

TUGAS BIDAN DI KOMUNITAS. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta

kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari

pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah

yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada

makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kotamobagu, 08 maret 2019

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan makalah ........................................................................................ 1
D. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Peran bidan di komunitas: ........................................................................ 3
1. Peran pelaksana asuhan/pelayanan kebidanan ......................................... 3
2. Peran Pengelola Pelayanan KIA/KB ........................................................ 6
3. Peran Pendidik .......................................................................................... 8
4. Peran Investigator Dalam Asuhan Kebidanan ....................................... 8
5. Peran Peneliti ............................................................................................ 9
6. Peran Sebagai Pemberdaya...................................................................... 9
7. Peran sebagai Perencana........................................................................... 9
B. Fungsi bidan di komunitas ........................................................................... 10
C. Tugas bidan di komunitas ............................................................................. 11
D. Memberi asuhan kebidanan di komunitas .................................................... 13
E. Asuhan intranatal di komunitas.................................................................. 22
F. Asuhan postnatal di komunitas .................................................................. 27
G. Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas ................................ 31
H. Asuhan pada balita di komunitas............................................................ 33
I. Asuhan pada akseptor KB di komunitas .................................................... 34
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 34
A. Kesimpulan ............................................................................................. 35
B. Saran ....................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu

melahirkan. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena

tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan

mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dapat merawat bayinya dengan

baik.Sebagai seorang bidan janganlah memilih-milih klien miskin atau kaya

karena tugas seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar materi.Pasien

wajib memberikan hak kepada ibu bidan yang telah menolong persalinan ibu

melahirkan.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peran bidan di komunitas ?

2. Apa saja fungsi bidan di komunitas ?

3. Apa saja tugas bidan dalam komunitas ?

C. Tujuan makalah

Makalah ini buat untuk menambah wawasan kebidanan yang nantinya harus

dimengerti dan dilakukan sebagai peran dan fungsi bidan.Kita berharap

sebagai seorang bidan bisa mematuhi tugas-tugas dan peran, serta fungsi bidan

dalam komunitas.

1
D. Manfaat

Untuk pembaca dan mahasiswa agar mengerti dan memahami peran, fungsi

beserta tugas seorang bidan dalam komunitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran bidan di komunitas:

1. Peran pelaksana asuhan/pelayanan kebidanan

Dalam peran ini mencakuptugas mandiri, kolaborasi/kerja sama, dan

rujukan. Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan

kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana

pelayanan kebidanan.

1) melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar professional

a. menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

yang diberikan.

b. memberikan pelayanan pada wanita, bayi baru lahir, dan

keluarganya.

a) Mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan.

b) Membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan

laporan asuhan.

2) melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan

komplikasi,patologis,dan risiko timggi dengan melibatkan

klien/keluarga:

a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan

3
3) melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal, komplikasi,

patologis, dan risiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga:

a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan.

4) melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal,

komplikasi,patologis, dan risiko tinggi dengan melibatkan

klien/keluarga:

a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan.

5) melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu pada saat masa nifas pada

menyusui dalam keadaan normal dan komplikasi dengan melibatkan

klien/keluarga:

a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan.

6) melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi (>1 bulan -1 tahun) dan

anak (>1 tahun -5 tahun) dengan melibatkan klien/keluarga:

4
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan.

7) melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan

gangguan reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga:

a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan.

8) melaksanakan asuhan kebidanan komunitas dengan melibatkan

klien/keluarga:

a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan.

9) melaksanakan pelayanan keluarga berencana dengan melibatkan

klien/keluarga:

a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi asuhan yang diberikan.

b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan

asuhan.

5
2. Peran Pengelola Pelayanan KIA/KB

Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek

mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran

bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,

polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin

dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya

lebih rendah

1. mengelola dan mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama

pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan

masyarakat di wilayah kerjanya dengan melibatkan klien/masyarakat

tugasnya:

a. bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan

kesehatan masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan

ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program

pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

b. menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan

melibatkan klien / masyarakat.

c. mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat

khususnya kesehatan ibu dan anak, serta KB sesuai dengan rencana.

d. mengorganisasi, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau

petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program / kegiatan

pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB.

6
e. mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,

khususnya kesehatan ibu dan anak, serta KB termasuk pemanfaatan

sumber-sumber yang ada pada program dan sector lain.

f. menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat, dan

memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang

ada.

g. mempertahankan, meningkatkan mutu, dan keamanan praktik

professional melalui pendidikan, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan

dalam kelompok profesi.

2. berpatisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan

program sector lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan

dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di

wilayah bimbingannya atau wilayah kerjanya, tugasnya:

a. bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dan

memberikan asuhan kepada klien, dalam bentuk konsultasi, rujukan,

dan tindak lanjut.

b. Membina hubungan dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan

masyarakat.

c. Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader, dan petugas

lain.

d. Memberikan asuhan pada klien yang dirujuk dukun bayi.

e. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.

7
3. Peran Pendidik

Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai

pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya

sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh

bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara

lain dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya

kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi

dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara

langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan

poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.

1.mengkaji, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan pendidikan, bimbingan/penyuluhan yang diberikan

2.menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan

dan pendidikan

3.mendokumentasikan hasil kegiatan

4. Peran Investigator Dalam Asuhan Kebidanan

1.mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilaksanakan

2.menyusun rencana kerja

3.melaksanakan investigasi sesuai rencana

4.mengolah dan menginterpretasi data hasil investigasi

5.menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

8
6.memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan kerja atau pelayanan kesehatan

5. Peran Peneliti

Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,

perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat

memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga

bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat

tentang permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan

segera melaksanakan tindakan.

6. Peran Sebagai Pemberdaya

Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam

memecahkan permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan

individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya

pemeliharaan kesehatan diri sendiri,

7. Peran sebagai Perencana

Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan

keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat

luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan.

(Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 8)

9
B. Fungsi bidan di komunitas

1.Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai

dengan tanggung jawab bidan.

2. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,

Perawatan nifas dan perinatal,serta bayi dan balita secara terpadu.

3.Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan,

Persalinan,nifas,dan perinatal.

4.Mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan

Dan kematian pada ibu,bayi dan anak.

5.Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat

Setempat atau unsur terkait lainnya.

FUNGSI BIDAN DI WILAYAH KERJA :

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (asuhan kehamilan,

persalinan, nifas, bayi, balita, KB, serta pengayoman mesdis kontrasepsi)

2. Menggerakan dan membina peran serta masyarakat

3. Membina dan meberikan bimbingan teknis kepada kader dan dukun bayi

4. Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan

5. Membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral dan lembaga

swadaya masyarakat

6. Mendeteksi secara dini adanya efek samping kontrasepsi serta adanya

penyakit-penyakit lainnya.

10
C. Tugas bidan di komunitas

1. Pelaksana pelayanan KIA, Khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu

hamil,bersalin dan nifas, pelayanan KB, pelayanan kesehatan bayi, dan

pembinaan dukun bayi

2. Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan

urutan prioritas masalah kesehatan yang di hadapi,sesuai dengan

kewenangan yang di muliki dan diberikan.

3. Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjannya agar

tumbuh kesadaran untuk dapat berperilaku hidup sehat.

4. Memberi bimbingan, asuhan dan nasehat kepada remaja (calon ibu) ibu

hamil termasuk ibu hamil dengan resiko tinggi, ibu melahirkan, ibu masa

nifas, ibu menyusui, dan ibu dalam masa klimakterum/menopause

5. Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan terhadap bayi dan

anak-anak prasekolah

6. Memberi pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan

keluarga kecil, sehat, dan sejahtera

7. Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap ibu dan anak balita

yang kesehatan nya terganggu, serta memberi bantuan pengobatan sebagai

pertolongan pertamasebelum tindakan medis lanjutan di lakukan

8. Melakukan penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kehamilan, pra-

perkawinan, penyakit kandungan yang terkait dengan kandungan, dan

keluarga berencana, kesehatan gizi anak, dan kesehatan lingkungan

keluarga.

11
9. Membimbing dan melatih calon bidan, dukun, dan kader kesehatan di

dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan

10. Mengkaji kegiatan pelayanan /asuhan kebidanan di lakukan untuk

perbaikan dan peningkatan

11. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam

rangka mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

12
D. Memberi asuhan kebidanan di komunitas

a. asuhan antenatal di komunitas

1. pengertian

terdapat beberapa pengertian mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai

berikut :

a) Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan

memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala di

ikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang di temukan

selama kehamilan.

b) Asuhan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di

tujukan kepada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim.

c) Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalisasikan kesehatan mentaldan fisik ibu hamil, sehingga

mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan memberikan asi,

dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.

pengertian asuhan antenatal secara luas dapat diuraikan melalui penjelasan

sebagai berikut ini:

a) Merupakan upaya mempersiapkan pasangan remaja yang baru

menikah menjadi orang tua yang efektif.

b) Meningkatkan pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari

masyarakat.

c) Mencari factor sosial budaya yang dapat memengaruhi pertumbuhan

dan kesehatan ibu

13
d) Meningkatkan pengertian dan merencanakan program keluarga

berencana.

e) Menanamkan pengertian tentang hubungan seksual yang sehat guna

meningkatkan keharmonisan keluarga.

f) Pemberian konseling tentang kehamilan.

2. Tujuan asuhan antenatal

Secara garis besar ada dua tujuan dalam pemberian asuhan antenatal,tjuan

tersebut di kelompokan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

3. Tujuan umum

Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibudan janin (maternal and fetal

well being) sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan

secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.

4. Tujuan khusus

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

b) Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibudan

janin.

c) Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan

d) Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi

komplikasi.

e) Mempersiapkan masa nifas dan pemberian asi eksklusif

5. Standar minimal antenatal

14
Standar minimal antenatal merupakan salah satu kebijakan program

pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu. Pelayanan atau

asuhan standar minimal mencakup 10 T, yaitu sebagai berikut:

a) Timbang berat badan

b) Ukur tekanan darahh

c) Tentukan/nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

d) Ukur tinggi fundus urteri

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

f) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toxoid

(TT) apabila diperlukan

g) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap.

h) Pemberian tablet tambah darah (zat besi), minimum 90 tablet selama

kehamilan.

i) Tes terhadap penyakit menular seksual.

j) Temui cara dalam rangka persiapan rujukan.

6. Timbang berat badan, ukur tekanan darah,dan tinggi fundus uteri

Kehamilan merupakan proses alamiah tetapi dalam perjalanannya

kehamilan dapat berkembang menjadi suatu permasalahan atau dapat

menimbulkan kompikasi, sehingga diperlukan pemantauan selama

kehamilan untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin. Salah satu

indicator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin adalah dengan

mengukur berat badan, tekanan darah, dan tinggi fundus uteri ibu

setiapkali kunjungan.

15
7. Imunisasi TT

Pemberian imunisasi tetanus toxoid, merupakan salah satu kebijakan pemerintah

yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang di

sebabkan oleh tetanus. Imunisasi tetanus toxoid yang pertama (TT 1)

Dapat diberikan pada saat melakukan kunjugan antenatal yang pertama, kemudian

4 minggu setelah TT 1 dapat diberikan TT 2. Dengan pemberian imunisasi TT,

diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum dala

kurun waktu 3 tahun.

8. Tablet zat besi

Tablet zat besi diberikan kepada ibu dengan tujuan untuk mencegah anemia dalam

kehamilan. Setiap tablet zat besi mengandung Fe SO4 320 mg (zat besi 60 mg)

dan asam folat 500 mg. pemberian rablet zat besi dimulai dengan dosis 1 tabley

sehari pada saat ibu tidak merasa mual. Selama kehamilan ibu diberikan minimal

90 tablet dan sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan

menggangu penyerapan obat. Untuk menghindari efek samping (misalnya

konstipasi) setelah mengkonsumsi tablet zat besi, ibu dianjurkan minum air putih

minimal 1 gelas ukuran sedang (200 cc).

9. Tes laboratorium rutin dan khusus

Tes laboratorium pada ibu hamil harus dilakukan pada setiap kunjungan ibu hamil

disemua layanan kesehatan.halini dilakukan untuk melakukan deteksi dini pada

ibu hamil terhadap komplikasi atau penyulit dalam kehamilan. Tes laboratorium

rutin meliputi pemeriksaan darah lengkap, protein urine, kadar haemoglobin, dan

kadar gula puasa.sementara, tes laboratorium khusus meliputi pemeriksaan

16
terhadap adanya hepatitis B, HIV, sifilis, malaria, tuberkulosis cacing, dan

thalassemia.

10. Tatalaksana kasus

Penatalaksanaan kasus di tujukan kepada inu hamil yang mempunyai resiko,

penyulit,atau komplikasi dalam kehamilan (misalnya,perdarahan antepartum,

ibu hamil dengan hipertensi).Tata laksana kasus di tujukan untuk mejaga

kesejahteraan ibu dan janin yang ada dalam kandungan ibu, sehingga apa bila

di perlukan rujukan segera dapat dilakukan secara dini.

11. Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan

a) Merujuk ke dokter untuk konsultasi,serta menolong ibu menentukan

piihan yg tepat untuk konsultasi (dokter puskesmas,dokter obsterti

ginekologi, dan sebagainya).

b) Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan

c) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat

hasil rujukan.

d) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.

e) Memberikan layanan atau asuhan antenatal.

f) Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahikan di rumah.

g) Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam keluarga tentang

Rencana kelahiran.

h) Persiapan atau pengaturan transportasi dan biaya untuk ke tempat persalinan.

12. Manajemen asuhan antenatal

a) Melakukan kunjungan rumah

17
b) Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan

pemeriksaan

c) Apabila ada masalah,coba untuk membantu ibu dalam mencari

pemecahannya

d) Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.

13. Kunjungan rumah

Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :

a) Satukali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14

b) Satu kali kunjugan selama trimester II, di antara minggu ke-14 sampai

minggu ke-28

c) Dua kali kunjungan selama trimester III,diantara minggu ke-28 sampai dan

setelah minggu ke-36.

Kunjungan ideal selama kehamilan :

a) Pemeriksaan pertama sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid

satu bulan

b) Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan tujuh bulan

c) Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan delapan bulan

d) Satu kali setiap minggu sampai usia kehamilan Sembilan bulan

e) Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan-keluhan

14. Standar pelayan antenatal di komunitas

a) Identifikasi ibu hamil.

b) Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

c) Palpasi abdomen

18
d) Pengelolaan anemia pada kehamilan

e) Pengelolaan dni pada kasus hipertensi dalam kehamilan

f) Persiapan persalinan

15. Laksanaan antenatal care dirumah

a) Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya

b) Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan

kehamilan dengan teratur

c) Bidan harus melakukan ANC dirumah, apabila ibu hamil tidak

memeriksakan kehamilannya

d) Sebelum melakukan asuhan dirumah, lakukan kontrak tentang wakyu,

tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak

mengganggu aktifitas ibu serta keluarga

e) Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan

standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai

rencana melahirkan dirumah

16. Pemilihan tempat persalinan

a) Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan oleh

ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter

b) Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya

terhadap orang yang menolong

17. Langkah-langkah manajemen asuhan antenatal dikomunitas

a) Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga dengan

seramah mungkin fdan membuatnya merasa nyaman

19
b) Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip

mendengarkan efektif

c) Melakukan anamnesis secara lengkap, terurama riwayat kesehatan ibu dan

kebidanan

d) Melakukan pemeriksaan seperlunya

e) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya,albumin, Hb)

f) Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan

dan tindakan darurat

g) Memberi konseling sesuai kebutuhan

h) Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah

i) Memberikan nasehat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada

tanda-tanda : perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasanya,

gangguan penglihatan, pembengkakkan pada wajah dan tangan, nyeri

abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya.

j) Memberikan tablet Fe 90 butir di mulai saat usia kehamilan 20 minggu.

k) Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0.5cc.

l) Menjadwalkan kunjungan berikutnya.

m) Mendokumentasikan hasil kunjungan

Dari uraian di atas, maka asuhan antenatal di komunitas

a) Pada tahap awal mengindentifikasi apakah ibu ada kebutuhan kontra

indikasi untuk bersalin di rumah bersalin, pondok bersalin,atau rumah.

20
b) Bidan mengunakan seluruh keterampilannya bukan hanya untuk memberi

asuhan pada keadaan fisik normal melainkan jga untuk membantu ibu

beradaptasi dengan perubahan karena kehamilan dan kesiapan menjadi ibu.

c) Mendorong ibu untuk membicarakan perasaan, kecemasannya dengan

suasana yang mendukung dan terjamin kerahasiaannya.

d) Bidan mampu mendektesi adanya resiko tingg / komplikasi dan memberikan

tindakan kegawat daruratan .

e) Bidan merujuk tepat waktu bila ada resiko tinggi/komplikasi.

f) Bidan memfasilitasi ibu dapat merencanakan persalinan.

21
E. Asuhan intranatal di komunitas

Asuhan intranatal di komunitas merupakan proses pemberian asuhan pada ibu

bersalin di keluarga dan masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

a. Falsafah asuhan ibu bersalin di komunitas

1. Bidan meyakini bahwa setiap individu mempunyai hak untuk merasa

aman dan puas terhadap pelayanan kesehatan dengan menghargai martabat

manusia serta perbedaan budaya.

2. Mengidentifikasi apakah ibu memiliki kontraindikasi untuk bersalin di

rumah bersalin, pondok bersalin, atau di rumah dengan deteksi dini resiko

tinggi / komplikasi.

3. Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat ditingkatkan

kualitasnya melalui pendidikan kesehatan dan intervensi berbentuk

dukungan (support).

4. Asuhan ibu bersalin berfokus pada kebutuhan perempuan baik fisik,

emosi, dan sosial serta ibu terlibat aktif dalam pengambilan keputusan.

5. Asuhan diberikan secara berkelanjutan yang menekankan pada aspek

keamanan, manajemen klinis fisiologis sesuai standar, mempertahankan

tidak adanya intervensi pada keadaan normal, serta meningkatkan

pendidikan kesehatan bagi ibu dan keluarga.

6. Melakukan deteksi dini adanya resiko tinggi/komplikasi

7. Melakukan tindakan gawat darurat dan merujuk tepat waktu.

b. Tujuan asuhan intranatal di rumah

22
Tujuan asuhan intranatal di rumah ditentukan oleh bidan bersama-sama

dengan ibu hamil dan suami atau keluarga. Adapun tujuan asuhan intranatal

adalah sebagai berikut.

1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan.

2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang

menyenagkan.

3. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.

Agar tujuan di atas tersebut dapat dicapai, ada 5 hal penting yang perlu di

diskusikan dengan ibu dan keluarga, yaitu sebagai berikut.

1. Membuat perencanaan persalinan yang perlu ditetapkan, yang mencakup

unsur-unsur berikut.

a. Tempat persalinan.

b. Tenaga penolong persalinan

c. Cara menjangkau tempat persalinan.

d. Pendamping persalinan

e. Biaya yang di butuhkan untuk persalinan

f. Siapa yang mengurus keluarga pada saat ibu bersalin.

g. Rencana metode kontrasepsi yang akan digunakan.

2. Membuat rencana pengambilan keputusan pada keadaan gawat darurat,

apabila pengambil keputusan utama tidak berada ditempat

3. Mengatur system transportasi apabila terjadi kegawatdaruratan

4. Membuat rencana tabungan bersalin (TABULIN)

5. Mempersiapkan peralatan untuk melahirkan

23
c. syarat persalinan di rumah

Pemilihan persalinan dirumah merupakan hak dari ibu dan keluarga. Ibu boleh

memilih siapa yang mendampinginya pada saat persalnan.

Syarat persalinan dirumah:

1. Adanya bidan terlatih dalam melakukan pertolongan persalinan.

2. Bidan harus memberikan penjelasan tentang seluruh proses persalinan

dan kemungkinan komplikasi.

3. Bidan di panggil bila ibu mulai merasakan kontraksi atau ketuban pecah

4. Tersedianya ruangan hangat, bersih, dan sehat.

5. Ibu mempunyai kartu menuju sehat ( KMS ) ibu hamil dan kartu KIA

6. Tersedianya system rujukan untuk penangan kegawatdaruratan obstetric

7. Adanya kesepakatan atau informed consent antara bidan dengan

ibu/keluarga.

d. Proses persalinan di rumah

1. Bidan mengatur pertemuan dengan ibu, suami, dan keluarga.

2. Memperhatikan prinsip dari pencegahan infeksi

3. Melakukan anamnesis yang lengkap tentang riwayat ibu

4. Menginformasikan secara rinci tentang komplikasi yang kemungkinan

akan terjadi

5. Apabila persalinan dilakukan di daerah terpencil, maka tindakan yang

dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Beritahukan perlengkapan yang diperlukan.

b. Sediakan obat-obatan yang diperlukan.

24
c. Mengatur siapa yang dipilih ibu sebagai pendamping.

d. Memberi tahu tanda-tanda apabila akan memanggil bidan.

e. Memberitahu bagaimana, bilamana, dan dimana untuk merujuk.

f. Persiapan transfuse darah.

g. Mengatur transportasi apabila akan merujuk

e. Persiapan rumah dan tempat pertolongan persalinan

1. Situasi dan kondisi yang perlu diketahui oleh keluarga, yaitu sebagai

berikut:

a. Apakah rumah cukup aman dan hangat?

b. Apakah tersedia ruangan yang akan digunakan untuk menolong

persalinan?

c. Apakah tersedia air mengalir?

d. Apakah kebersihannya cukup terjamin?

e. Apakah tersedia telepon atau media komunikasi lainnya?

2. Rumah

a. Ruangan sebaiknya cukup luas

b. Adanya penerangan yang cukup

c. Tempat nyaman

d. Tempat tidur yang layak untuk pertolongan persalinan.

f. Persiapan peralatan

1. Persiapan untuk perlongan persalinan:

a. Waskom

b. Sabun cuci

25
c. Handuk kering dan bersih

d. Selimut

e. Pakaian ganti

f. Pembalut

g. Kain pel

h. Lampu

2. Persiapan untuk bayi:

a. Handuk bayi

b. Tempat tidur bayi

c. Botol air panas untuk menghangatkan alas

d. Pakaian bayi

e. Selimut bayi

g. Menejemen asuhan intranatal dirumah

Manajemen asuhan intranatal dirumah dibagi dalam 4 tahap sesuai dengan

tahap yang ada dalam persalinan,yaitu kala I,II,III,IV

1. Asuhan persalinan kala I bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan

yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman.

2. Asuhan persalinan kala II bertujuan untuk memastikan proses persalinan

aman, baik untuk ibu maupun bayi.

3. Asuhan persalinan kala III merupakan hal penting, mengingat salah satu

penyebab kematian ibu adalah perdarahan. Dalam asuhan kala 3 ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan sebagai penolong

persalinan harus terlatih dan terampil melakukan manajemen aktif kala III

26
4. Asuhan persalinan kala IV merupakan asuhan yang mencakup pada

pengawasan 1-2 jam setelah plasenta lahir.

h. Asuhan pada kegawatdaruratan persalinan di komunitas

1) Jangan menunda-nunda untuk melakukan rujukan.

2) Mengenali masalah dan memberikan instruksi yang tepat

3) Selama proses merujuk atau menunggu kedatangan dokter, lakukan

pendampingan secara terus menerus.

4) Lakukan observasi dan catat denyut nadi setiap 5 menit dan tekanan darah

setiap 15 menit.

5) Rujuk dengan segera apabila terjadi fetal distress atau persalinan

memanjang

6) Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat

kasus dengan singkat.

F. Asuhan postnatal di komunitas

Asuhan postnatal di komunitas merupakan suatu bentuk manajemen yang

dilakukan pada ibu nifas di masyarakat berupa aplikasi dari asuhan kebidanan

ibu nifas di masyarakat.

1. Kunjungan rumah

a) Kunjungan pertama

Kunjungan pertama adalah kunjungan yang dilakukan pada 6-8 jam

setelah ibu melahirkan. Tujuan kunjungan pertama :

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

27
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain, apabila ada perdarahan

berlanjut segera lakukan rujukan.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Inisiasi dini pemberian ASI

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia, jika

petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu

dan bayi baru lahir pada 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai

ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

b) Kunjungan kedua

Kunjungan kedua pada ibu nifas dilakukan 6 hari setelah persalinan.

Kunjungan kedua ini bertujuan untuk :

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, yang ditandai dengan

uterus berkontraksi, fundus terletak pada pertengahan umbilicus

dengan simfisis pubis, tidak ada perdarahan abnormal, dan lochea

tidak berbau

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan

abnormal

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan,dan istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

adanya tanda-tanda penyulit

28
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,seperti

perawatan tali pusat,menjaga suhu bayi agar tetap hangat,dan

perawatan bayi sehari-hari

c) Kunjungan ketiga

Kunjungan ketiga dilakukan 2 minggu setelah ibu melahirkan dengan

tujuan:

a. Mengefaluasi perjalanan postpartum dan kesejahteraan ibu

b. Mengefaluasi kesejahteraan bayi

c. Mengefaluasi pengajuan dan kenyamanan dalam kemampuan

merawat dan penerimaan peran sebagai orangtua

d. Mengeksplorasi pengalaman persalinan ibu

e. Memudahkan akses dalam penerima dan konseling yang di butuhkan

f. Memberikan pendidikan kesehatan pertanyaan dan masalah

d) Kunjungan ke empat

Kunjungan ke empat merupakan kujungan alir yang dilakukan pada ibu

nifas.

Kunjungan ini dilakukan 6 minggu setelah ibu melahirkan,dengan

tujuan:

a. Mengefaluasi normalitas dan akhir puerperium

b. Mengidentifikasi kebutuhan ibu,termasuk kebutuhan kontrasepsi.

a. Manajemen ibu nifas dan bayi baru lahir

29
Manajemen ibu nifas dan bayi baru lahir di komunitas sebenarnya tidak

jauh berbeda dalam pelaksanaan manajemen pada kasus-kasus kebidanan

yang dilakukan di rumah sakit ataupun pelayanan kesehatan. Manajemen

tersebut meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

b. Kelompok post partum

Kelompok post partum merupakan salah satu bentuk kelompok atau

organisasi kecil dari ibu nifas, yang bertujuan untuk mendeteksi mencegah,

dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa nifas.

Adapun tahapan atau langkah-langkah dalam pembentukan kelompok ibu

nifas adalah sebagai berikut:

1. Kenali program-program yang ada untuk ibu nifas

Program untuk ibu nifas yang diberlakukan antara lain adalah

kunjungan pada ibu nifas neonatus, pemberian asi eksklusif, pemberian

tablet tambah darah, dan pemberian tablet vit A

2. kumpulkan data

pengumpulan data dapat dilakukan bersamaan dengan kunjungan pada

ibu nifas dan neonatus, melalui posyandu, dasawisma, bidan setempat,

ataupun melalui forum komunikasi desa (seperti : PKK).

3. Lakukan pendekatan (mengatur strategi)

Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang masih

memegang teguh nilai-nilai atau kepercayaan, patuh pada orang yang

dianggap sebagai contoh, maka pendekatan dengan keluarga ibu, tokoh

masyarakat, tokoh agama, kepala desa, dan kader sebagai pengambil

30
keputusan dan penentu kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan

suatu kelompok ibu nifas.

4. Buat perencanaan

Untuk membuat suatu perencanaan harus melihat data yang terkumpul,

buat usulan atau proposal yang didalamnya memuat tentang latar

belakang dan tujuan dari pembentukkan kelompok postpartum.

5. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan mintalah orang yang di anggap sebagai model atau

contoh bagi masyarakat setempat, misalnya tokoh agama/kepala desa

untuk memimpin diskusi

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke 4.

Pastikan bahwa tujuan akhir dari pembentukkan kelompok post partum

benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta nifas berjalan normal.

G. Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas

Pemberian asuhan neonatus dirumah dilakukan melalui kunjungan bersamaan

dengan kunjungan pada ibu. Salah satu pemberian asuhan bayi dan neonatus

dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen terpadu bayi muda usia 0

bulan – 2 bulan (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat,

meliputi hal berikut:

1. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir

2. Kunjungan bayi dan kunjungan neonatus

31
Adapun asuhan yang diberikan kepada bayi di komunitas, meliputi hal

berikut:

1. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG,POLIO 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3,

CAMPAK) sebelum bayi berusia 1 tahun

2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)

3. Pemberian Vitamin A 100.000 IU (6-11 bulan)

4. Konseling asi eksklusif, pemberian makanan pendamping asi, tanda-tanda

sakit, dan perawatan kesehatan bayi dirumah menggunakan buku KIA

5. Penanganan dan rujukan kasus apabila diperlukan

a. Kunjungan neonatus pertama

1. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan dan pangjang tubuh,

serta lingkar kepala.

2. Rata-rata peningkatan berat bayi dalam 3 bulan pertama adalah 1 ons/hari

3. Bayi yang di susui, peningkatan berat badannya kurang lebih 1 ons/hari.

Selama 3-5 hari pertama, berat badan bayi akan hilang 5-10%. Penurunan

berat badan tersebut harus dicapai kembali pada hari ke-10.

b. Kunjungan neonatus kedua

Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-28 setelah kelahiran.

Dalam kunjungan kedua, tindakan yang harus dilakukan adalah menjelaskan

rangkaian imunisasi dan mengukur kembali berat badan dan panjang tubuh.

Selain pengkajian diatas, lakukan pengamatan apakah bayi tergolong sehat atau

tidak. Tanda-tanda bayi sehat diantaranya:

1. Bayi lahir segera menangis

32
2. Seluruh tubuh bayi kemerahan

3. Bayi bergerak aktiv

4. Bayi bisa menghisap puting susu dengan kuat

5. Berat lahir 2500 gram atau lebih

6. Setiap bulan berat badan anak bertambah mengikuti pita hijau pada KMS

7. Perkembangan dan kepandaian anak bertambah sesuai usia

8. Anak jarang sakit, gembira, ceria, aktiv, lincah, dan cerdas.

H. Asuhan pada balita di komunitas

Asuhan pada balita merupakan bentuk asuhan yang diberikan kepada anak

usia 1-5 tahun. Usia balita merupakan usia terjadinya pertumbuhan yang

sangat pesat. Masa-masa ini disebut dengan masa emas (golden period), yakni

terbentuk dasar-dasar kemampuan berpikir, berbicara, penginderaan, serta

pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal mula pertumbuhan

moral.

Selain masa emas, pada anak usia 1-5 tahun juga merupakan window

opportunities, yaitu masa yang memungkinkan semua penyakit dapat masuk

kedalam tubuh anak, sehingga pemberian asuhan dengan menggunakan

teknologi sederhana, biaya murah (cost effective) dengan menerapkan

manajemen terpadu balita sakit. Asuhan dengan menggunakan MTBS

meliputi hal berikut:

1. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus,

diare, berat badan rendah, dan masalah pemberian ASI

33
2. Pemberian imunisasi hepatitis B-O apabila belum diberikan pada waktu

perawatan bayi baru lahir.

3. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asi eksklusif,

pencegahan hipotermia, dan melaksanakan perawatan bayi dirumah

dengan menggunakan buku KIA

4. Penanganan dan rujukan apabila diperlukan.

I. Asuhan pada akseptor KB di komunitas

Asuhan pada akseptor KB di komunitas merpakan salah satu bentuk pelayanan

KB berkualitas sesuai standar dengan menghormati hak-hak individu dalam

merencanakan kehamilan. Bentuk pelayan KB dapat dilakukan dengan

menggunakan metode kontrasepsi, yaitu KB alamiah (system kalender,

metode amenore laktasi/MAL), KB hormonal (pil, suntik, susuk) dan KB non

hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi)

34
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat

baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada

pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan

reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-

hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan

mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik

tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di

masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani

keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan

komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.

Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang

tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam

sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu

system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat

maupun sakit.

Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat

tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu

dimana factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar

diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas

wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat

35
adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat

hubungan social tertentu.

Pembangunan kesehatan yang dimaknakan sebagai proses yang terus menerus

dan progresif untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat tertuang

dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang merupakan salah satu

tanggung jawab bidan di komunitas. Salah satu program yang didalamnya

termaktub mengenai kebidanan komunitas adalah program upaya kesehatan.

Adapaun salah satu sasaran dalam upaya kesehatan yang berhubungan dengan

peran dan fungsi bidan adalah upaya untuk meningkatkan prosentase

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sesuai Quality Assurance, cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 75 %, penanganan

komplikasi obstetri 12%, pembinaan balita dan prasekolah menjadi 80 %,

pelayanan antenatal, post natal dan neonatal menjadi 90 %.

B. Saran

Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan maka dari itu kami mengharapkan saran dan keritiknya, untuk

pembuatan makalah kami kepadanya agar menjadi lebih baik lagi.

36
DAFTAR PUSTAKA

Karwati, dewi pujiati, sri mujiwati. Asuhan Kebidanan V (kebidanan

Komunitas).cv.trans info media. jakarta 2010

Runjati. Asuhan kebidanan komunitas. EGC. jakarta 2010

37

Anda mungkin juga menyukai