2466-Article Text-4885-1-10-20150918 PDF
2466-Article Text-4885-1-10-20150918 PDF
ABSTRAK
Meningkatnya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di Indonesia semakin meluas
dan hampir tidak bisa dicegah, mengingat setiap orang dapat dengan mudah memperoleh
narkotika dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab Oleh karena itu, diperlukan
peningkatan pemahaman oleh semua pihak dalam memberantas peradaran Narotika. Di dalam
Undang-Undang Narkotika ditekankan peran serta masyarakat untuk ikut aktif dalam
memerangi kejahatan narkotika. Dalam hal ini termasuk peran masyarakat kampus yang
meliputi Pimpinan, Karyawan, serta Mahasiswa sebagai kelompok intelektual, salah satunya
dengan melakukan kegiatan penyuluhan hukum yang berkaitan dengan Narkotika. Mahasiswa
diharapkan lebih mudah menstrasfer ilmu pengetahuan yang akan diterima dan menyebarkan
pengetahuannya kepada lingkungan dimana mereka berada dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan penyalahgunaan narkotika. Metode pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarkat kali ini adalah: dalam bentuk
penyuluhan terhadap mitra tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dan pendekatan
partisipatif artinya para peserta dituntut aktif dalam mengikuti selama kegiatan berlangsung.
Kompetensi yang akan dibentuk ditandai dengan indikator peningkatan pengetahuan peserta
tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dan perubahan sikap dalam berpartisipasi
dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika. Lokasi kegiatan penyuluhan pencegahan
penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa dilaksanakan di Universitas Jambi Kampus
Mandalo Muara Jambi. Sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki adalah ruang
pertemuan, audio visual, SDM, Pimpinan Perguruan Tinggi, Akademi Admosfir. Secara
komulatif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan
narkotika dikalangan mahasiswa telah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan
pemahaman tentang isi Undang- undang Narkotika khususnya pencegahan penyalahgunaan
narkotika dan perubahan sikap berpartisipasi dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika,.
Kata kunci: Penyuluhan, Pencegahan, Penyalahgunaan Narkotika, Mahasiswa
2009, tercatat Tindak Pidana Narkotika orang dapat dengan mudah memperoleh
telah mencapai 33.958 kasus. Hasil narkotika dari oknum-oknum yang tidak
Penelitian BNN pada tahun 2008, bertanggung jawab. Hal ini sering
menunjukkan 1,99 persen penduduk didengar dari wacana yang marak beredar
Indonesia telah menyalahgunakan di masyarakat bahwa bandar narkotika
Narkotika (Jurnal BNN, 2010). saat ini tidak hanya senang mencari
Selanjutnya jumlah penyalahguna mangsa didaerah diskotik, tempat
(demand) Narkoba di perkirakan 2,9 juta pelacuran, dan tempat-tempat
sampai 3,6 juta orang atau setara degan perkumpulan termasuk genk remaja,
1,5 % penduduk Indonesia (Hasil bahkan telah merambat ke lingkungan
Penelitian BNN bekerjasama dengan sekolah dan kampus. Tentu saja hal ini
Puslitkes UI, tahun 2005). Sedangkan membuat para orang tua, masyarakat dan
hasil penelitian BNN dengan Puslitkes UI pemerintah, pimpinan sekolah maupun
pada tahun 2008, jumlah penyalahgunaan perguruan tinggi khawatir akan
Narkoba meningkat menjadi 1,99% yaitu penyebaran narkotika yang begitu meraja
sekitar 3,362 juta orang. rela. Berikut informasi tentang
Saat ini penyebaranluasan penyalahgunaan narkotika secara umum
terhadap peredaran dan penyalahgunaan yang terjadi di Kota Jambi dari tahun
narkotika semakin meluas dan hampir 2009 hingga desember 2012 berdasarkan
tidak bisa dicegah. Mengingat setiap data dari SatNarkoba Polresta Jambi.
Tabel 1
Data KasusTindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Berdasarkan Tempat
Kejadian Perkara di Polresta Jambi Dalam Kurun Waktu Tahun 2009 – 2012
Tahun
No Tempat Kejadian Perkara
2009 2010 2011 2012
1. Pemukiman/Kebun/Sekolah 22 35 44 25
2. Tempat/ Jalan Umum/Pakir 54 39 43 41
3. Tempat Hiburan /Diskotik 13 - 1 1
4. Hotel/Tempat Karoeke 3 3 4 1
5. Kantor/Kost/Lapas/Rutan 3 3 5 6
Jumlah 95 80 97 74
Sumber: SatNarkoba Polresta Jambi.
Walaupun berdasarkan tabel makin mengalami peningkatan. Jadi
menunjukkan adanya penurunan jumlah bukan hanya masalah penegakan hukum
kasus yang ditangani Poltabes dari tahun perlu dilakukan, namun lebih pada
2009-2012, namun ini tidak dapat bagaimana agar penyalahgunaan
dijadikan patokan bahwa telah berhasilnya Narkotika bisa ditanggulangi dan dicegah
penanggulangan tindak pidana Narkotika, sehingga tidak terus bertambah. Berikut
karena jumlah penyalahgunaan Narkotika data pelaku penyalahgunaan narkotika
yang terjadi dimasyarakat makin tahun berdasarkan usia:
Tabel 2
Data Pelaku Kasus Tindak Pidana Penyalahgunaan narkotika Berdasarkan Usia
Di Polresta Jambi Dalam Kurun Waktu Tahun 2009 – 2012
No. Jenis Kelamin Tahun Jumlah
2009 2010 2011 2012
1 8 – 18 thn 3 6 3 - 12
2 19 – 25 thn 52 34 37 28 151
3 26 – 35 thn 58 68 79 51 256
4 36 – 45 thn 26 15 26 24 91
5 46 thn> - 1 4 3 8
Jumlah 139 124 149 106 518
Sumber: SatNarkoba Polresta Jambi.
Menyimak data diatas sharing dan diskusi dengan para ahli dan
menunjukkan , bahwa batas kelompok mitra sasaran untuk lebih memahami
usia mahasiswa merupakan urutan ke-2. muatan dan isi UU Narkotika, serta
Hal ini sangat mengkawatirkan dilihat menentukan kebijakan serta langkah-
usia tersebut tergolong pemuda generasi langkah strategis dalam usaha antisipasi
penerus bangsa dan calon pemimpin pencegahan dan penanggulangan
bangsa. narkotika di lingkungan kampus.
Dengan disahkannya Undang-
Undang No 35 Tahun 2009 tentang 1.2. Permasalahan Mitra
Narkotika di Indonesia, Undang-Undang Dari data hasil penelitian seperti
tersebut diharapkan mampu telah disebutkan diatas, menunjukkan
menanggulangi masalah narkotika dan kelompok usia mahasiswa menempati
prekusor narkotika dari berbagai aspek, urutan ke-2 dalam penyalahgunaan
sehingga bisa menggurangi reduksi supply narkotika. Sebagai generasi penerus dan
dan demand illegal untuk menyelamatkan calon-calon pemimpin bangsa, kepada
bangsa Indonesia dari ancaman narkoba, mahasiswa perlu dilakukan pembinaan
karena muatan UU yang baru lebih terus menerus serta didorong untuk selalu
kompensif dibandingkan UU yang lama. waspada dan peduli terhadap pencegahan
Oleh karena itu, dengan latar penyalahgunaan narkotika dan bersedia
belakang uraian diatas diperlukan berpartisipasi dalam upaya pencegahan
peningkatan pemahaman oleh semua dan
pihak. Dalam UU Narkotika ditekankan penanggulangannya. Sebagai kelompok
peran serta masyarakat untuk ikut aktif intelektual, mahasiswa diharapkan lebih
dalam memerangi kejahatan narkotika. mudah menstrasfer ilmu pengetahuan
Dalam hal ini termasuk peran masyarakat yang akan diterima dan menyebarkan
kampus yang meliputi Pimpinan, pengetahuannya kepada lingkungan
Karyawan, serta Mahasiswa. Dalam Pasal dimana mereka berada.
104 UU Narkotika menyebutkan : Selanjutnya permasalahan yang
Masyarakat mempunyai kesempatan yang ada dari pengamatan dan evaluasi
seluas-luasnya untuk berperan serta beberapa program kegiatan
membantu pencegahan dan kemahasiswaan, kegiatan program
pemberantasan penyalahgunaan narkotika. mahasiswa baik kurikuler maupun non
Kegiatan pengabdian masyarakat kurikuler yang berkaitan dengan anti
ini dianggap sangat relevan untuk narkotika belum kelihatan. Hal tersebut
mendukung program pemerintah dalam disebabkan tingkat pengetahuan dan
rangka pemahaman UU Narkotika, karena pemahaman dalam pencegahan
dengan kegiatan ini banyak dilakukan penanggulangan penyalahgunaan
3.4. Narasumber
NO Narasumber Asal Instansi Jabatan
Pelindung
Dekan Fak. Hukum
Ketua
Sri Rahayu, SH., MH
Instruktur :
Dr. Sahuri Lasmadi, SH., MH
Sri Rahayu, SH., MH
Drs. Bambang, S., MH
Yulia Monita, SH.MH
Dheny Wahyudhi, SH., MH
Latifah, S.Sos
Sikap: 85%
- Mengajukan Beberapa
Pertanyaan Yang Relevan
Dengan Materi
- Mengikuti Kegiatan
Sampai Dengan Selesai
Secara Tertib Dan Disiplin
Berpartisipasi Secara Aktif
Jam Materi
08.30 Wib - 09.30 Wib UU Narkotika Tim Penyuluhan
09.30 Wib - 11.30 Wib Penegakan Hukum dan Instruktur
11.00 Wib - 12.00 Wib TP Narkotika
12.00 Wib - 13.00 Wib Penyidikan
13.00 Wib - 14.00 Wib Istirahat
14.00 Wib - 15.00 Wib Perlindungan
15.00 Wib - 16.00 Wib Korban Narkotika
Peran BNN
Peran Serta
Masyarakat
3 Selasa, 19 09.00 Wib – 11.00 Wib Diskusi dan Tim Penyuluhan
November 11.00 Wib – 12.00 Wib Konsultasi dan Instruktur
2013 Evaluasi
a. Hasil Monitoring dan Evaluasi skala sikap dan test/kuis yang diberikan
Kegiatan monitoring dan evaluasi langsung oleh Tim Penyuluhan/Instruktur.
dilakukan secara on-going yaitu selama Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi
kegiatan penyuluhan, instrumen yang disajikan pada tabel berikut:
digunakan meliputi observasi langung,
Dari proses evaluasi yang dilakukan 4.2. Pembahasan
melalui test sebelum dan sesudah kegiatan Bekal pengetahuan yang diperoleh
serta pengamatan langsung selama peserta penyuluhan tentang pencegahan
kegiatan diperoleh hasil sebagai berikut: penyalahgunaan narkotika dikalangan
1. 100% Peserta penyuluhan mengetahui mahasiswa diharapkan dapat
dan memahami isi Undang-undang mcnumbuhkan kreativitas peserta dan
Narkotika dan upaya pencegahan dapat berpartisipasi secara aktif dalam
penyalahgunaan narkotika pencegahan penyalahgunaan narkotika..
2. 85% Peserta penyuluhan berpartisipasi Selama kegiatan penyuluhan, para
secara aktif selama kegiatan peserta menunjukkan sikap antuitas
berlangsung dengan ditandai dengan ditandai banyaknya pertanyaan
banyaknya pertanyaan yang diajukan yang diajukan oleh para peserta kepada
sesuai dengan materi penyuluhan serta instruktur dan tertib mcngikuti kegiatan
menunjukkan kedisiplinan dan sampai selesai.
tatatertib selama mengikuti kegiatan. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
3. 80% Peserta penyuluhan mampu peserta penyuluhan antara lain:
menyampaikan ide-ide atau pemikiran 1. peran pemerintah dan peran BNNdalam
berkaitan dengan kegiatan pencegahan penanggulangan penyalahgunaan
penyalahgunaan narkotika dikalangan narkotika.
kampus. 2. kewenangan penyidikan, apabila terjadi
kasus tindak pidana narkotika.
Secara komulatif, dapat disimpulkan 3. kenapa penjatuhan pidana terhadap
bahwa kegiatan penyuluhan pencegahan pelaku yang bukan pecandu
penyalahgunaan narkotika dikalangan diasamakan dengan seorang pecandu.
mahasiswa telah menunjukkan 4. peran pemerintah dalam
peningkatan pengetahuan dan pemahaman penanggulangan peredaran narkotika
tentang isi Undang- dengan jaringan internasional.
undang Narkotika khususnya pencegahan
penyalahgunaan narkotika.
DAFTAR PUSTAKA