Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

PENYULUHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA


DI KALANGAN MAHASISWA

Sri Rahayu, Bambang Subiyantoro, Yulia Monita, Dheny Wahyudhi


Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Jambi

ABSTRAK
Meningkatnya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di Indonesia semakin meluas
dan hampir tidak bisa dicegah, mengingat setiap orang dapat dengan mudah memperoleh
narkotika dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab Oleh karena itu, diperlukan
peningkatan pemahaman oleh semua pihak dalam memberantas peradaran Narotika. Di dalam
Undang-Undang Narkotika ditekankan peran serta masyarakat untuk ikut aktif dalam
memerangi kejahatan narkotika. Dalam hal ini termasuk peran masyarakat kampus yang
meliputi Pimpinan, Karyawan, serta Mahasiswa sebagai kelompok intelektual, salah satunya
dengan melakukan kegiatan penyuluhan hukum yang berkaitan dengan Narkotika. Mahasiswa
diharapkan lebih mudah menstrasfer ilmu pengetahuan yang akan diterima dan menyebarkan
pengetahuannya kepada lingkungan dimana mereka berada dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan penyalahgunaan narkotika. Metode pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarkat kali ini adalah: dalam bentuk
penyuluhan terhadap mitra tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dan pendekatan
partisipatif artinya para peserta dituntut aktif dalam mengikuti selama kegiatan berlangsung.
Kompetensi yang akan dibentuk ditandai dengan indikator peningkatan pengetahuan peserta
tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dan perubahan sikap dalam berpartisipasi
dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika. Lokasi kegiatan penyuluhan pencegahan
penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa dilaksanakan di Universitas Jambi Kampus
Mandalo Muara Jambi. Sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki adalah ruang
pertemuan, audio visual, SDM, Pimpinan Perguruan Tinggi, Akademi Admosfir. Secara
komulatif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan
narkotika dikalangan mahasiswa telah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan
pemahaman tentang isi Undang- undang Narkotika khususnya pencegahan penyalahgunaan
narkotika dan perubahan sikap berpartisipasi dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika,.
Kata kunci: Penyuluhan, Pencegahan, Penyalahgunaan Narkotika, Mahasiswa

BAB I. PENDAHULUAN dan peredaran gelap Narkotika merupakan


1.1. Analisis Situasi bahaya yang harus ditangani secara dini
Narkotika merupakan zat atau obat dengan melibatkan seluruh potensi yang
yang sangat bermanfaat dan di perlukan ada, baik oleh Pemerintah, masyarakat,
untuk pengobatan penyakit tertentu. LSM dan pihak-pihak yang terkait.
Namun jika di salahgunakan atau Dari data-data dan hasil penelitian
digunakan tidak sesuai dengan standar Badan Narkotika Nasional (BNN), bahwa
pengobatan dapat menimbulkan akibat penyalahgunaan dan peredaran gelap
yang sangat merugikan bagi perorangan Narkotika terbukti merasuk nyaris ke
atau masyarakat khususnya generasi semua pelosok kota dan desa serta ke
muda. Hal ini akan lebih merugikan jika setiap lapisan masyarakat. Data BNN
disertai dengan penyalahgunaan dan menunjukkan kasus-kasus Tindak Pidana
peredaran gelap Narkotika yang dapat Narkotika dari tahun ke tahun selalu
mengakibatkan bahaya yang lebih besar meningkat, pada tahun 2001 hanya
bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya tercatat 3.617 kasus. Beberapa tahun
bangsa yang pada akhirnya akan dapat berikutnya angka itu tidak mengalami
melemahkan ketahanan Nasional. penurunan, terlihat pada tahun 2008 data
Pemerintah Indonesia telah sudah melonjak lebih dari delapan kali
bertekad bulat, bahwa penyalahgunaan lipat menjadi 29.359 kasus. Hingga Juni
Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 31
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

2009, tercatat Tindak Pidana Narkotika orang dapat dengan mudah memperoleh
telah mencapai 33.958 kasus. Hasil narkotika dari oknum-oknum yang tidak
Penelitian BNN pada tahun 2008, bertanggung jawab. Hal ini sering
menunjukkan 1,99 persen penduduk didengar dari wacana yang marak beredar
Indonesia telah menyalahgunakan di masyarakat bahwa bandar narkotika
Narkotika (Jurnal BNN, 2010). saat ini tidak hanya senang mencari
Selanjutnya jumlah penyalahguna mangsa didaerah diskotik, tempat
(demand) Narkoba di perkirakan 2,9 juta pelacuran, dan tempat-tempat
sampai 3,6 juta orang atau setara degan perkumpulan termasuk genk remaja,
1,5 % penduduk Indonesia (Hasil bahkan telah merambat ke lingkungan
Penelitian BNN bekerjasama dengan sekolah dan kampus. Tentu saja hal ini
Puslitkes UI, tahun 2005). Sedangkan membuat para orang tua, masyarakat dan
hasil penelitian BNN dengan Puslitkes UI pemerintah, pimpinan sekolah maupun
pada tahun 2008, jumlah penyalahgunaan perguruan tinggi khawatir akan
Narkoba meningkat menjadi 1,99% yaitu penyebaran narkotika yang begitu meraja
sekitar 3,362 juta orang. rela. Berikut informasi tentang
Saat ini penyebaranluasan penyalahgunaan narkotika secara umum
terhadap peredaran dan penyalahgunaan yang terjadi di Kota Jambi dari tahun
narkotika semakin meluas dan hampir 2009 hingga desember 2012 berdasarkan
tidak bisa dicegah. Mengingat setiap data dari SatNarkoba Polresta Jambi.

Tabel 1
Data KasusTindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Berdasarkan Tempat
Kejadian Perkara di Polresta Jambi Dalam Kurun Waktu Tahun 2009 – 2012

Tahun
No Tempat Kejadian Perkara
2009 2010 2011 2012
1. Pemukiman/Kebun/Sekolah 22 35 44 25
2. Tempat/ Jalan Umum/Pakir 54 39 43 41
3. Tempat Hiburan /Diskotik 13 - 1 1
4. Hotel/Tempat Karoeke 3 3 4 1
5. Kantor/Kost/Lapas/Rutan 3 3 5 6
Jumlah 95 80 97 74
Sumber: SatNarkoba Polresta Jambi.
Walaupun berdasarkan tabel makin mengalami peningkatan. Jadi
menunjukkan adanya penurunan jumlah bukan hanya masalah penegakan hukum
kasus yang ditangani Poltabes dari tahun perlu dilakukan, namun lebih pada
2009-2012, namun ini tidak dapat bagaimana agar penyalahgunaan
dijadikan patokan bahwa telah berhasilnya Narkotika bisa ditanggulangi dan dicegah
penanggulangan tindak pidana Narkotika, sehingga tidak terus bertambah. Berikut
karena jumlah penyalahgunaan Narkotika data pelaku penyalahgunaan narkotika
yang terjadi dimasyarakat makin tahun berdasarkan usia:

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 32


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

Tabel 2
Data Pelaku Kasus Tindak Pidana Penyalahgunaan narkotika Berdasarkan Usia
Di Polresta Jambi Dalam Kurun Waktu Tahun 2009 – 2012
No. Jenis Kelamin Tahun Jumlah
2009 2010 2011 2012
1 8 – 18 thn 3 6 3 - 12
2 19 – 25 thn 52 34 37 28 151
3 26 – 35 thn 58 68 79 51 256
4 36 – 45 thn 26 15 26 24 91
5 46 thn> - 1 4 3 8
Jumlah 139 124 149 106 518
Sumber: SatNarkoba Polresta Jambi.

Menyimak data diatas sharing dan diskusi dengan para ahli dan
menunjukkan , bahwa batas kelompok mitra sasaran untuk lebih memahami
usia mahasiswa merupakan urutan ke-2. muatan dan isi UU Narkotika, serta
Hal ini sangat mengkawatirkan dilihat menentukan kebijakan serta langkah-
usia tersebut tergolong pemuda generasi langkah strategis dalam usaha antisipasi
penerus bangsa dan calon pemimpin pencegahan dan penanggulangan
bangsa. narkotika di lingkungan kampus.
Dengan disahkannya Undang-
Undang No 35 Tahun 2009 tentang 1.2. Permasalahan Mitra
Narkotika di Indonesia, Undang-Undang Dari data hasil penelitian seperti
tersebut diharapkan mampu telah disebutkan diatas, menunjukkan
menanggulangi masalah narkotika dan kelompok usia mahasiswa menempati
prekusor narkotika dari berbagai aspek, urutan ke-2 dalam penyalahgunaan
sehingga bisa menggurangi reduksi supply narkotika. Sebagai generasi penerus dan
dan demand illegal untuk menyelamatkan calon-calon pemimpin bangsa, kepada
bangsa Indonesia dari ancaman narkoba, mahasiswa perlu dilakukan pembinaan
karena muatan UU yang baru lebih terus menerus serta didorong untuk selalu
kompensif dibandingkan UU yang lama. waspada dan peduli terhadap pencegahan
Oleh karena itu, dengan latar penyalahgunaan narkotika dan bersedia
belakang uraian diatas diperlukan berpartisipasi dalam upaya pencegahan
peningkatan pemahaman oleh semua dan
pihak. Dalam UU Narkotika ditekankan penanggulangannya. Sebagai kelompok
peran serta masyarakat untuk ikut aktif intelektual, mahasiswa diharapkan lebih
dalam memerangi kejahatan narkotika. mudah menstrasfer ilmu pengetahuan
Dalam hal ini termasuk peran masyarakat yang akan diterima dan menyebarkan
kampus yang meliputi Pimpinan, pengetahuannya kepada lingkungan
Karyawan, serta Mahasiswa. Dalam Pasal dimana mereka berada.
104 UU Narkotika menyebutkan : Selanjutnya permasalahan yang
Masyarakat mempunyai kesempatan yang ada dari pengamatan dan evaluasi
seluas-luasnya untuk berperan serta beberapa program kegiatan
membantu pencegahan dan kemahasiswaan, kegiatan program
pemberantasan penyalahgunaan narkotika. mahasiswa baik kurikuler maupun non
Kegiatan pengabdian masyarakat kurikuler yang berkaitan dengan anti
ini dianggap sangat relevan untuk narkotika belum kelihatan. Hal tersebut
mendukung program pemerintah dalam disebabkan tingkat pengetahuan dan
rangka pemahaman UU Narkotika, karena pemahaman dalam pencegahan
dengan kegiatan ini banyak dilakukan penanggulangan penyalahgunaan

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 33


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

narkotika juga masih kurang. Sehingga BAB II. METODE KEGIATAN


melalui kegiatan kemitraan ini 3.1. Pendekatan
diharapkan, mahasiswa setelah mengikuti Metode pendekatan yang
pembekalan akan lebih mengetahui, digunakan dalam kegiatan pengabdian
memahami dan terdorong untuk ikut aktif pada masyarkat kali ini adalah: dalam
dalam pencegahan dan memerangi bentuk penyuluhan terhadap mitra tentang
penyalahgunaan narkotika. Mahasiswa pencegahan penyalahgunaan narkotika
dapat merancang kegiatan dalam program dan pendekatan partisipatif artinya para
kerja melalui BEM (Badan Eksekutif peserta dituntut aktif dalam mengikuti
Mahasiswa) berkaitan dengan program selama kegiatan berlangsung. Kompetensi
anti narkotika.maupun dapat merancang yang akan dibentuk ditandai dengan
program kegiatan penyuluhan kepada indikator peningkatan pengetahuan
masyarakat melalui KUKERTA.serta peserta tentang pencegahan
dalam bentuk kegiatan lainnya. penyalahgunaan
narkotika.
1.3.Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan pengabdian kepada 3.2. Rencana Kegiatan:
masyarakat: a. Persiapan sasaran mitra
1. Meningkatkan pengetahuan mitra Melakukan penjajakan terhadap
tentang pencegahan penyalahgunaan kemungkinan pelaksanaan kegiatan
narkotika penyuluhan hukum ini pada khalayak
2. Meningkatkan kreatifitas mitra dalam sasaran atau mitra yang terpilih, yaitu
kegiatan-kegiatan yang berkaitan mahasiswa UNJA. Selanjutnya hasil
dengan pencegahan penyalahgunaan penjajakan dipergunakan untuk
narkotika penyusunan materi kegiatan dan

jadwal kegiatan. Penentuan mitra atau 3. Perlindungan Bagi Korban Tindak


khalayak sasaran dibatasi untuk tahun Pidana Narkotika, berkaitan
I ditujukan kepada: dengan masalah Rehabilitasi bagi
- Mahasiswa Fakultas Hukum UNJA pengguna dan pencandu Narkotika.
: 30 orang 4. Pemidanaan (Sanksi) Terhadap
- Mahasiswa FKIP UNJA Pelaku Tindak Pidana Narkotika .
: 30 orang 5. Penguatan Lembaga BNN atau
- Anggota BEM UNJA : 10 BNP Jambi
orang 6. Program- program Peran Serta
Masyarakat Dengan Pihak BNN.
b. Materi Kegiatan :
Materi Kegiatan yang akan
disampaikan oleh Narasumber dan 3.3. Lokasi Kegiatan
Instruktur meliputi : Lokasi kegiatan penyuluhan pencegahan
1. Kebijakan Pemerintah tentang penyalahgunaan narkotika dilaksanakan di
Tindak Pidana Narkotika. Universitas Jambi Kampus Mandalo
2. Perluasan Teknik Penyidikan Muara Jambi.
Dalam Tindak Pidana Narkotika.

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 34


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

3.4. Narasumber
NO Narasumber Asal Instansi Jabatan

1 Dr. Sahuri Lasmadi, S.H., M.H. F. Hukum Unja Instruktur


2 Sri Rahayu, S.H., M.H. F. Hukum Unja Instruktur

3 Drs. Bambang S, M.H. F. Hukum Unja Instruktur

4 Yulia Monita, S.H., M.H. F. Hukum Unja Instruktur

5 Dheny Wahyudhi, S.H., M.H. F. Hukum Unja Instruktur

6 Latifah, S.Sos. BNN Instruktur

3.5. Proses Kegiatan Penyuluhan 3.7. Indikator Capaian


- Penyampaian informasi dari para 1. Persentase pengetahuan dan
narasumber dan instruktur tentang pemahaman mahasiswa tentang UU
materi pokok yang telah ditentukan Narkotika .
dalam bentuk ceramah,pelatihan dan 2. Persentase sikap dan perilaku
visualisasi. mahasiswa dalam mengembangkan
- Tanya jawab dan diskusi, hidup sehat dan kreativitas yang
merupakan tindak lanjut dari tahap memperkuat harga diri.
orientasi, sehingga teridentifikasi 3. Persentase kemampuan mahasiswa
permasalahan aktual dikalangan menyusun program kegiatan terkait
mahasiswa serta dapat dicari jalan kampanye anti narkotika melalui
pemecahannya. Mahasiswa dibagi program-program BEM,
dalam kelompok kecil untuk KUKERTA maupun bentuk
membahas materi tertentu terkait program-program kemahasiswaan
dengan program kemahasiswaan, lainnya.
selanjutnya dilakukan kuis untuk
mengukur pengetahuan dan 3.8. Taget Luaran
pemahaman tentang narkotika. 1. Bertambahnya pengetahuan dan
- Konsultasi Teknis/diskusi pemahaman mahasiswa tentang UU
berkaitan dengan program-program Narkotika.
anti narkotika. 2. Kepatuhan dan ketaatan terhadap
UU Narkotika
3.6. Strategi Efaluasi 3. Menumbuhkan sikap waspada dan
Evaluasi terhadap pelaksanaan berpartisipasi dalam pencegahan
kegiatan ini dilakukan baik terhadap penyalahgunaan narkotika
proses maupun hasil yang didasarkan dikalangan kampus.
pada beberapa aspek, yaitu : 4. Kemampuan menyampaikan
- Kehadiran peserta ide/gagasan terkait gerakan anti
- Keaktifan peserta narkotika melalui kegiatan BEM,
- Relevansi KUKERTA maupun program
- Akseptabilitas kegiatan kemahasiswaan lainnya
- Ketepatgunaan dalam bentuk seminar,penyuluhan,
- Dampak jangka panjang pentas seni, pertandingan olah
- KUIS raga,penayangan film, pameran dan
sebagainya.
5. Pemuatan Laporan Kegiatan
Pengabdian pada Jurnal Pengabdian
Masyarakat.

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 35


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

Muara Jambi. Sarana dan prasarana


BAB III. HASIL KEGIATAN pendukung yang imiliki adalah ruang
PENGABDIAN KEPADA pertemuan, audio visual, SDM, Pimpinan
MASYARAKAT Perguruan Tinggi, Akademi Admosfir.
4.1. Pelaksanaan Penyuluhan b. Organisasi Pelaksana
a. Lokasi Penyuluhan Organisasi pelaksana peyuluhan disajikan
Lokasi kegiatan penyuluhan pencegahan dalam bagan struktur sebagai
penyalahgunaan narkotika dilaksanakan di berikut:
Universitas Jambi Kampus Mandalo

Pelindung
Dekan Fak. Hukum

Ketua
Sri Rahayu, SH., MH

Sekretaris Staf Administrasi


Dheny Wahyudhi, SH., MH - Drs. Bambang, S., MH
- Yulia Monita, SH.MH

Instruktur :
Dr. Sahuri Lasmadi, SH., MH
Sri Rahayu, SH., MH
Drs. Bambang, S., MH
Yulia Monita, SH.MH
Dheny Wahyudhi, SH., MH
Latifah, S.Sos

PESERTA PENYULUHAN HUKUM (MITRA 70 0RANG)

Gambar 1 : Struktur organisasi kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan


narkotika dikalangan mahasiswa.

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 36


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

c. Materi dan Jadwal Penyuluhan

No Hari/Tanggal Kegiatan Narasumber Ket

1 Kamis, 15 Evaluasi sebelum kegiatan penyuluhan (Pratest) Tim Penyuluhan


November dan Instruktur
2013
2 Senin, 18 Penyuluhan: Pencegahan Penyalahgunaan
November Narkotika Dikalangan Mahasiswa
2013

No Materi Indikator Evaluasi Persen


1 - UU - Mengetahui Pengetahuan: 100%
Narkotika dan - Mengetahui
- Penegakan memahami Dan
Hukum TP isi UU Memahami Isi
Narkotika Narkotika UU Narkotika
- Penyidikan - Mampu - Mampu
- Perlindungan menjelaskan Menjelaskan
Korban isi Isi UU
Narkotika UU Narkotika Narkotika Dan
- Peran BNN Mengetahui
- Peran Serta Pencegahan Narkotika
Masyarakat

Sikap: 85%
- Mengajukan Beberapa
Pertanyaan Yang Relevan
Dengan Materi
- Mengikuti Kegiatan
Sampai Dengan Selesai
Secara Tertib Dan Disiplin
Berpartisipasi Secara Aktif

2 Diskusi dan Mampu Peserta Mampu 80%


Konsultasi mengajukan Menyampaikan Ide
pemikiran atau ide Kegiatan Pencegahan
berkaitan dengan Penyalahgunaan Narkotika
kegiatan Dikalangan Kampus Yaitu
pencegahan Dalam Bentuk Seminar,
penyalahgunaan Penyuluhan, Menjadi Kader
Narkotika anti narkoba dan berperan
aktif melaporkan adanya
tindak pidana narkotika
kepada pihak yang berwajib

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 37


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

Jam Materi
08.30 Wib - 09.30 Wib UU Narkotika Tim Penyuluhan
09.30 Wib - 11.30 Wib Penegakan Hukum dan Instruktur
11.00 Wib - 12.00 Wib TP Narkotika
12.00 Wib - 13.00 Wib Penyidikan
13.00 Wib - 14.00 Wib Istirahat
14.00 Wib - 15.00 Wib Perlindungan
15.00 Wib - 16.00 Wib Korban Narkotika
Peran BNN
Peran Serta
Masyarakat
3 Selasa, 19 09.00 Wib – 11.00 Wib Diskusi dan Tim Penyuluhan
November 11.00 Wib – 12.00 Wib Konsultasi dan Instruktur
2013 Evaluasi

a. Hasil Monitoring dan Evaluasi skala sikap dan test/kuis yang diberikan
Kegiatan monitoring dan evaluasi langsung oleh Tim Penyuluhan/Instruktur.
dilakukan secara on-going yaitu selama Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi
kegiatan penyuluhan, instrumen yang disajikan pada tabel berikut:
digunakan meliputi observasi langung,
Dari proses evaluasi yang dilakukan 4.2. Pembahasan
melalui test sebelum dan sesudah kegiatan Bekal pengetahuan yang diperoleh
serta pengamatan langsung selama peserta penyuluhan tentang pencegahan
kegiatan diperoleh hasil sebagai berikut: penyalahgunaan narkotika dikalangan
1. 100% Peserta penyuluhan mengetahui mahasiswa diharapkan dapat
dan memahami isi Undang-undang mcnumbuhkan kreativitas peserta dan
Narkotika dan upaya pencegahan dapat berpartisipasi secara aktif dalam
penyalahgunaan narkotika pencegahan penyalahgunaan narkotika..
2. 85% Peserta penyuluhan berpartisipasi Selama kegiatan penyuluhan, para
secara aktif selama kegiatan peserta menunjukkan sikap antuitas
berlangsung dengan ditandai dengan ditandai banyaknya pertanyaan
banyaknya pertanyaan yang diajukan yang diajukan oleh para peserta kepada
sesuai dengan materi penyuluhan serta instruktur dan tertib mcngikuti kegiatan
menunjukkan kedisiplinan dan sampai selesai.
tatatertib selama mengikuti kegiatan. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
3. 80% Peserta penyuluhan mampu peserta penyuluhan antara lain:
menyampaikan ide-ide atau pemikiran 1. peran pemerintah dan peran BNNdalam
berkaitan dengan kegiatan pencegahan penanggulangan penyalahgunaan
penyalahgunaan narkotika dikalangan narkotika.
kampus. 2. kewenangan penyidikan, apabila terjadi
kasus tindak pidana narkotika.
Secara komulatif, dapat disimpulkan 3. kenapa penjatuhan pidana terhadap
bahwa kegiatan penyuluhan pencegahan pelaku yang bukan pecandu
penyalahgunaan narkotika dikalangan diasamakan dengan seorang pecandu.
mahasiswa telah menunjukkan 4. peran pemerintah dalam
peningkatan pengetahuan dan pemahaman penanggulangan peredaran narkotika
tentang isi Undang- dengan jaringan internasional.
undang Narkotika khususnya pencegahan
penyalahgunaan narkotika.

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 38


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

5. bentuk peran mahasiswa dikampus mencegah penyalahgunaan Narkoba, atau


dalam pencegahan penyalahgunaan untuk mengobati mereka yang terkena
narkotika. narkoba melalui kepercayaan dan praktek-
6. proses rehabilitasi bagi pecandu praktek agama tertentu. Pendekatan ini
kewenangan siapa dan rehabilitasi banyak dilakukan di Indonesia dan
pecandu narkotika di Jambi dilakukan negara-negara berkembang lainnya. Di
dimana. barat, agama tidak begitu menonjol dalam
mencegah penyalahgunaan narkoba:
Kuis yang diisi oleh peserta setelah namun kita percaya bahwa program-
kegiatan , banyak ide atau pemikiran program berbasis keagamaan benar- benar
peserta untuk bisa berperan aktif memiliki kepedulian kearah sana.
dalampencegahan penyalah gunaan Sebagai pemimpin agama dan
narkotika, diantaranya peran serta atau pendidikan, kita menyadari banyak
partisipasi dapat dilakukan melalui tantangan yang dihadapi generasi muda di
sosialisasi uu narkotika, seminar anti negara kita saat ini. Penggunaan obat-obat
narkotika, menjadi kader BNN, terlarang termasuk penggunaan alkohol
melaporkan kepada pihak yang berwajib dan produk-produk tertentu. Terus
apabila mengetahui pcrbuatan yang merangkak naik dalam masyarakat
melanggar uu narkotika, serta melakukati terutama para remaja, dan di beberapa
perbuatan-perbuatan positip lainnya yang tempat, obat-obat terlarang tersebut telah
dapat mendukung pencegahan menarik pemuda dalam dunia kejahatan
dilakukannya tindak pidana narkotika. dan kecanduan yang mematikan setiap
Dalam UU Narkotika ditekankan peran orang, masyarakat, keluarga dan individu-
serta masyarakat untuk ikut aktif dalam individu serta penanaman nilai-nilai yang
memerangi kejahatan narkotika, dalamhal kuat, yang berakar dari kepercayaan
ini termasuk peran serta mahasiswa agama merupakan faktor perlindungan
dikampus. yang efektif guna mencegah dampak
Langkah, kendala dan solusi dalam pengguna narkoba sebagai tindakan yang
penegakan hukum tindak pidana beresiko tinggi.
narkotika secara Penyalahgunaan narkoba
umum dapat dilakukan sebagai berikut: menyebabkan peningkatan HIV/AIDS
(Human Immunodeficiency
1. Cegah Narkoba Dengan Pendidikan Virus/Acquired Immune Deficiency
Agama Syndrome). Kekacauan mental, dan
Say no to drug! Ini merupakan kejahatan yang pada gilirannya merusak
slogan yang sangat sederhana namun sendi-sendi kehidupan sosial. Puluhan
memiliki implikasi yang kompleks terkait bahkan ratusan juta orang telah kecanduan
dengan harapan yang harus diwujudkan, narkoba. Di Indonesia Badan Narkotika
usaha berikut kebijakannya yang mesti Nasional (BNN) menaksir bahwa kira-kira
diimplementasikan. ada 3,2 juta orang yang sudah terjerat
Say no to drug, bukan hanya ketergantungan Narkotika. Kendati
sebuah jargon, ini adalah tanggung jawab persoalan narkoba muncul, pemerintahan
organisasi berbasis keagamaan, kita memberi harapan bagi setiap orang,
pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya keluarga, masyarakat yang terpengaruh
Masyarakat), lembaga hukum, serta oleh penyalahgunaan narkoba serta yang
tanggung jawab kita bersama untuk terkait dengan persoalan kesehatan dan
meningkatkan dan memberdayakan sosial. Riset menunjukkan bahwa kaum
masyarakat kita menuju kehidupan yang muda yang terlibat dalam komunitas
sehat baik dari aspek mental, jasmani, keagamaan nampaknya tidak begitu rentan
maupun spiritual. Di seluruh dunia banyak terhadap penggunaan Narkoba. Komunitas
program yang didirikan dengan maksud keagamaan berada di garda depan dalam

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 39


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

merespon kebutuhan pelayanan sosial Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri


yang mendesak bagi setiap individu dan Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan terutama
masyarakat. Termasuk ketergantungan pesantren juga memberikan peranan yang
narkoba, kita memberikan makanan dan signifikan dalam persoalan ini. Terlebih
pakaian bagi yang membutuhkan, kita pesantren memiliki lebih dari 10 ribu
memberi naungan bagi tuna wisma. Kita jaringan dengan masyarakat sekitarnya.
menawarkan pengobatan narkoba, Karena alasan itulah, pesantren bukan
bingkisan dan membantu kelompok- hanya kurikulum berbasis keagamaan,
kelompok anggota yang berjuang menjaga namun juga materi-materi yang
agama. Ketika mencegah penggunaan memngkatkan kesehatan mental, spiritual,
narkoba, kita juga dapat memainkan dan jasmani. Dalam waktu yang lama,
peranan penting. pesantren akan membangun "bela diri"
Indonesia bukan hanya negara masyarakat untuk mencegah
perdagangan narkoba, namun juga penyalahgunaan narkoba dalam
produsen dan pasar jaringan global yang komunitasnya. Lewat kerja sama ini, NU,
sistematik dalam industri ini, oleh karena BNN, Colombo Plan dan Kementrian
itu dibutuhkan kerjasama sinergis antara Negara Amerika Serikat, akan
pemerintah, LSM, organisasi sosial, untuk meningkatkan dan memndak lanjuti kerja
mengatakan tidak pada narkoba guna sama yang lebih baik terkait
menyelamatkan generasi masa depan kita. persoalan ini. Mengambil bagian sebagai
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi peserta dalam konferensi internasional ini,
muslim moderat terbesar dengan anggota ulama, para sarjana muslim, para dokter,
lebih dari 50 juta orang, menaruh prihatin universitas dan instansi terkait supaya
dan perlu mengambil peran dalam dapat mencari strategi dan solusi yang riil
mengatasi persoalan ini. Pencegahan dan rencana kegiatan untuk menyelamatkan
pengobatan akibat penyalahgunaan generasi mu( dari narkoba. Akhirnya,
narkoba merupakan persoalan yang sekali lagi say no to drug dan mari kita
komplek yang masih perlu banyak tingkatkan pengetahuan kil tentang
dipelajari tentang apa yang terbaik narkoba.
dilakukan dan oleh siapa, agama tentunya
memiliki peran untuk dimainkan, namun 2. Ciri-Ciri Bagi Pengguna Narkotika
materi ajar an agama yang ada belum Pada pengguna Narkotika yang berlebihan
mencukupi untuk pencegahan dan dapat menimbulkan keracunan atau efel
pengobatan yang efektif, juga ada sebagai berikut:
rumusan bahwa kegiatan berbasis 1. Efek yang ditimbulkan opium bagi
keagamaan dapat diperbaiki dengan penggunanya:
beberapa praktik pencegahan yang baik a. muntah dan mual
dalam masyarakat Islam kita. Seperti b. sakit kepala
semua program pencegahan dan 2. Efek yang ditimbulkan kokain bagi
pengobatan yang didasarkan pada penggunanya:
kebutuhan agama perlu dievaluasi secara a. nafsu makan hilang
hati-hati oleh peneliti yang independen b. denyut jantung dan tekanan darah
yang menggunakan indikator keberhasilan meningkat
yang obyektif. Dengan demikian 3. Efek yang ditimbulkannya heroin bagi
pertukaran pandangan dan pengalaman penggunanya:
diantara kita itu penting. Guna a. reaksi panik
memberikan bantuan yang lebih baik bagi b. gelisah
mereka yang memiliki persoalan narkoba. 4. Efek yang ditimbulkannya putau bagi
Lembaga-lembaga dibawah penggunanya:
naungan NU seperti Muslimat NU, a. emosi lepas kontrol
Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul b. gangguan pergerakan

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 40


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

5. Efek yang ditimbulkannya cannabis 4) Pemerintah harus memperhatikan


sativa bagi penggunanya: betul aparat-aparat penegak hukum
a. menyebabkan khayalan seperti polisi, jaksa, hakim dan lain-
b. tingkah lakunya tidak terkontrol lain agar tidak mempermainkan
c. melawan kepada orang tua kasus narkotika dengan memberi
d. mencemarkan nama baik keluarga hukuman yang ringan pada bandar-
bandar narkotika yang tertangkap.
5) Dana yang dialokasikan untuk
3. Kendala kampanye penanggulangan
1) Kurangnya kerja sama antara aparat narkotika agar diperbesar baik dari
dengan masyarakat dalam APBN maupun APBD.
mengungkap sindikat Narkotika
2) Modus yang dijalankan pengedar BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Narkotika makin bervariasi dan A. Kesimpulan
terorganisir sehingga aparat Dari hasil kegiatan sebagaimana telah
mengalami hambatan dalam diuraikan dalam BAB IV, makadapat
pengungkapannya. disampaikan simpulan sebagai berikut:
3) Ketidaktegasan sanksi yang 1. Peserta penyuluhan memiliki
diberikan pemerintah kepada pelaku kemampuan dalam menjelaskan dan
penyalahgunaan Narkotika menguraikan tentang isi Undang-
4) Ketidaktahuan masyarakat tentang undang Narkotika
bahaya mengkonsumsi Narkotika 2. Peserta penyuluhan memiliki
jika mereka sudah mengerti tentang kemampuan untuk menyampaiakan ide
bahaya mengkonsumsinya mengapa dan pemikiran berkaitan dengan
mereka masih juga memakainya. kegiatan pencegahan penyalahgunaan
5) Banyak berdiri tempat-tempat Narkotika dikalangan kampus
hiburan malam ilegal yang diduga
menjadi peredaran gelap Narkotika. B. Saran
6) Peredaran narkotika masih sulit 1. Diharapkan kepada peserta penyuluhan
diberantas karena produk hukum agar menindaklanjuti aspek
yang ada kurang bisa menjerat pengetahuan dan sikap untuk
bandar bandar narkotika. dipraktekkan dalam kehidupan sehari-
7) Kampanye untuk menunjukkan hari berkaitan dengan pencegahan
bahaya penggunaan narkotika masih narkotika.
kurang bisa menggapai ke seluruh 2. Kegiatan penyuluhan kepada
pelosok Nusantara karena masyarakat terus ditingkatkan dan
kurangnya dana. dikembangkan untuk materi-materi
hukum yang lainnya.
4. Solusi
1) Mengadakan penelitian secara Ucapan Terimakasih:
mendalam pada setiap kasus Tim Pengabdian mengucapkan terima
Narkotika apa yang kasih kepada:
melatarbelakanginya. 1. Rektor Universitas Jambi yang telah
2) Menutup/menyegel tempat hiburan menyetujui dana penelitian sehingga
malam yang telah diduga menjadi pengabdian ini dapat terlaksana dengan
sarang peredaran narkotika. baik
3) Menindak tegas setiap pelaku 2. Dekan Fakultas Hukum yang telah
penyalahgunaan Narkotika dengan menyetujui dan mengusulakan
hukuman yang berat agar mereka pengabdian ini ke Universitas
jera. 3. Semua pihak yang telah membantu tim
pengabdian menyelesaikan laporan

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 41


Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014

akhir pengabdian ini tepat pada


waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

D. Soejono, Narkotika dan Remaja,


Alumni, Bandung, 1995.

Gatot Supramono, Hukum Narkoba


Indonesia, Jakarta, 2007.

Hari Sasangka, Narkotika dan


Psikotropika Dalam Hukum
Pidana, Mandar Maju,
Bandung, 2003.

Handbook, Materi Advokasi Pencegahan


Narkoba, Badan Narkotika
Nasional RI,
Jakarta, 2001.

Jurnal BNN, Edisi Khusus, 2009

Ngusman Fu’ady, Bahaya


Penyalahgunaan Narkotika dan
Psikotropika Serta
Penanggulangan, Polda Jambi,
2000.

Susanto I.S., Perubahan Kritis Terhadap


Sosial Dalam Masalah-Masalah
Hukum,
1992.

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009


Tentang Narkotika.

Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa 42

Anda mungkin juga menyukai