Anda di halaman 1dari 10

TUGAS STASE ANAK

MELINDA JULISTYA RAHAYU


191FK04033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2020
A. PEMERIKSAAN DDST (DENVER II)
1. Definisi
Denver II adalah revisi utama dan standarisasi ulang dari Denver
Develompment Screening Test (DDST). Denver II berbeda dari test
skrining sebelumnya dalam bagian-bagian yang meliputi bentuk,
interpretasi, dan rujukan. Tes ini juga mengkaji motorik kasar, bahasa,
motorik halus, personal social perkembangan pada anak-anak dari 1 bulan
sampai 6 tahun. Jelaskan pada orang tua bahwa Denver II bukan tes
intelegentasi tetapi appraisal sistemik dari perkembangan anak saat ini.
DDST terdiri dari item-item tugas perkembangan yang sesuai dengan
usia anak mulai dari usia 0-6 tahun. Item–item tersebut tersusun dalam
formulir khusus yang terbagi dalam 4 sektor yaitu:
a. Sektor personal social, yaitu penyesuaian diri di masyarakat dan
kebutuhan pribadi
b. Sektor motorik halus, yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan
dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah
c. Sektor bahasa, yaitu mendengar,mengerti menggunakan bahasa
d. Sektor motorik kasar, yaitu melakukan gerakan otot besar lainnya
seperti duduk, berjalan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam DDST
 DDST bukan merupakan test IQ dan bukan alat peramal kemampuan
adaptif atau intelektual pada masa yang akan datang
 DDST tidak digunakan untuk menetapkan diagnosa, seoerti kesukaran
belajar,gangguan bahasa , gangguan emosional dan sebagainya.
 DDST di arahkan untuk membandingkan kemampuan dengan anak
yang lain yang seusia, bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik dan
pemeriksaan fisik
1. Fungsi Denver II
Denver II digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial,
motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 0 bulan
sampai 6 tahun.
2. Penilaian Denver II
Tindakan pengukuran perkembangan anak bertujuan untuk menilai
perkembangan anak pada empat aspek yaitu perkembangan motorik
halus, motorik kasar, personal social dan bahasa menggunakan skala
DDST II.
3. Alat dan bahan
1. Spidol warna/pensil
2. Skala DDST II
3. Mistar
4. Prosedur
1. Tentukan usia anak
Menggunakan rumus: Tanggal pemeriksaan – Tanggal lahir anak
2. Beri garis atau tanda pada usia anak dan tarik garis atas dan
bawah pada skala DDST II
3. Lakukan penilaian tingkat pencapaian pada masing-masing
komponen (motorik halus, motorik kasar, personal social dan
bahasa) pada batasan usia yang ditentukan
4. Tentukan hasil penilaian sebagai berikut:
a. Pertumbuhan anak telambat apabila terdapat 2 atau lebih
terlambat (gagal/fail) pada 2 sektor atau bila dalam 1 sektor
didapat lebih dari 2 keterlambatan ditambah 1 sektor atau lebih
terdapat 1 keterlambatan
b. Meragukan apabila dalam 1 sektor terdapat 2 keterlambatan
atau lebih atau sector atau lebih didapat 1 keterlambatan
c. Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan
pada masing-masing sector bila menilai setiap sector (tidak
menyimpulkan gangguan perkembangan secara keseluruhan).
Lembar Penilaian DDST / Denver II
B. PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN
(KPSP)

1. Definisi
Anak mempunyai ciri yang khas yang berbeda dengan dewasa
adalah mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Dalam upaya
meningkatkan kualitas anak untuk tercapainya tumbuh kembang yang
optimal maka terpenuhi: (1) kebutuhan dasar anak tersebut (2) deteksi dini
adanya keterlambatan perkembangan.(3) intervensi dini .
Monitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi adanya
keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. IDAI bersama
DEPKES menyusun penggunaaan KPSP sebagai alat praskrening
perkembangan anak dari usia 3 bulan hingga usia 6 tahun, pemeriksaan
dilakukan setiap 3 bulan untuk di bawah2 tahun dan setiap 6 bulan hingga
anak usia 6 tahun.Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal
atau ada penyimpangan.
Pemeriksaan KPSP adalah penilian perkembangan anak dalam 4
sektor perkembangan yaitu: motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa
dan sosialisasi /kemandirian.
2. Media Dan Alat Bantu
1. Formulir KPSP menurut usia
3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66,72 bulan. Formulir ini berisi
9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai
anak.
2. Alat bantu pemeriksaan berupa: bola, boneka, kubus sisi 2,5 cm,
benang wol merah, kertas, krayon, kismis,kerincingan,lonceng.

3. PENUNTUN PEMBELAJARAN PEMERIKSAAN KPSP


Beri nilai langkah dengan menggunakan kriteria berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah tak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai
urutannya.
2. Mampu : langkah-langkah yang dilakukan dengan benar tetapi tidak
efisien
3. Mahir : langkah-langkah yang dilakukan dengan benar dan efisien.

NO LANGKAH/KEGIATAN
A. PERSIAPAN
1. Sapalah anak, ibu /keluarga dengan ramah dan perkenalkan diri
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan anak pada ibu/keluarga
3. Tanyakan tanggal lahir dan adakah keluhan ibu/keluarga tentang
anaknya.
4. Jika anak belum mencapai usia skrining, minta ibu datang pada usia
skrining terdekat. Apabila ada keluhan masalah tumbuh kembang,
sedang usia anak bukan usia skrining, pemeriksaan digunakan KPSP
terdekat yang lebih muda.
5. Periksa pasien dalam ruangan yang tenang dan perhatian anak tidak
mudah teralihkan
B. PEMERIKSAAN
6. Menetukan formulir KPSP berdasarka tanggal lahir dan tanggal
pemeriksaan (bila usia >16 hari dibulatkan 1 bulan)
7. Memilih alat bantu pemeriksa yang sesuai
8. Tanyakan secara berututan pertanyaan satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada satu jawaban, YA atau TIDAK catat jawaban
tersebut pada formulir
Lakukan pertanyaan pada ibu atau perintah pada anak
sampai10 pertanyaan selesai.
C. KESIMPULAN
9. Menghitung jumlah YA pada formulir KPSP
Skor 9-10 : SESUAI
Skor 7-8 : MERAGUKAN
Skor≤6 : PENYIMPANGAN
10. INTERVENSI
SESUAI
- Beri pujian ibu karena telah mengasuh anak dengan baik.
- Teruskan pola asuh sesuai dengan tahapan perkembangan
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,
sesuai usia dan kesiapan anak.
- Ingatkan untuk pemeriksaan KPSP pada usia 3 bulan selanjtnya
MERAGUKAN :
- Beri petunjuk pada ibu/keluarga agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering
mungkin.
- Ajari ibu untuk mengintervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengejar ketinggalannya.
- Lakukan pemeriksaan fisik lainnya untuk menunjang adanya
penyakit yang menyebabkan keterlambatan perkembangan
- Evaluasi kembali setelah 2 minggu jika tetap 7 atau 8 lakukan
pemeriksaan lanjutan lainnya
PENYIMPANGAN
- Lakukan pemeriksaan anak secara menyeluruh
- Anamnesis, pemeriksaan fisis umum dan neuorologik dan
pemeriksaan penunjang bila ada indikasi

C. Rumus Kebutuhan Cairan dan IWL Anak dalam 24 Jam


1. Rumus Kebutuhan Cairan Anak-Anak Dalam 24 Jam
Kebutuhan cairan adalah bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisilogi kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan
hampir 90% dari total berat badan.
2. Rumus Kebutuhan Cairan

< 10 Kg = 100 cc/kg BB


10-20 Kg = 1000 cc + 50 cc/kg BB
(BB – 10 kg x 50)
>20 kg = 1500 cc + 20 cc/kg BB
(BB -20 kg x 20)

3. Rumus IWL Anak dalam 24 jam


1IWL (Insensible water loss) adalah hilangnya cairan yang tidak dapat
dilihat melalui evorasi dan respirasi.
Rumus IWL:
25 % dari kebutuhan cairan / hasil kebutuhan cairan x 0.25
4. Rumus Berat Cairan Pada Anak
Tabel 2.Kebutuhan air pada anak:
BERAT BADAN KEBUTUHAN AIR/ HARI
1- 10 KG 100 ML/ KG BB
11- 20 KG 1000 ML + 50 ML / KG DIATAS BB 10 KG
> 20 KG 1500 ML + 20 ML / KG DIATAS BB 20 KG

Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:


1. Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg
maka kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
2. Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan
ditambah 50 ml per Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg,
maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan
cairannya.
3. Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml
pada 20 kg pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang
dengan BB 40 Kg, maka 20 kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg
sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan cairan seseorang dengan
berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari

5. Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung
oksigen, nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang
semuanya disebut dengan ion.
1. Komposisi elektrolit
Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :
a. Natrium : 135 – 145 m Eq/L
b. Kalium : 3,5 - 5,3 m Eq/L
c. Klorida : 100 – 106 m Eq/L
d. Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L
e. Bikarbonat vena : 24 - 30 m Eq/L
f. Kalsium : 4 – 5 m Eq/L
g. Magnesium : 1,5 - 2,5 m Eq/L
h. Fosfat : 2,5 - 4,5 mg/100ml
6. Perhitungan Kebutuhan Cairan Pada Anak Menurut WHO
a. < 2 tahun
System 24 jam
4 jam I : 5 tts / KgBB / menit
20 jam II : 3 tts / KgBB / menit
b. > 2 tahun
System 8 jam
1 jam I : 10 tts / KgBB / menit
7 jam II : 3 tts / KgBB / menit
c. PEM
System 24 jam
1 jam I : 7 tts / KgBB / menit
13 jam II : 1½ tts / KgBB / menit
7. Menghitung Balance Cairan Pada Anak
Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari
- Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak
dalam tahun) x cc/kgBB/hari
- Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari

D. Perhitungan dosis anak berdasarkan usia :


1. Rumus Young: n× dosis dewasa
n+12
(n dalam tahun untuk anak usia di bawah 8 tahun).
2. Rumus Dilling: n×dosis dewasa
20
(n dalam tahun anak di atas 8 tahun)
3. Rumus Fried : n×dosis dewasa
150
(n dalam bulan)
4. Rumus Cowling: n×dosis dewasa
24
(n adalah satuan tahun yang digenapkan ke atas)
5. Rumus Gaubius :
Berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa
a. tahun =1/12x dosis dewasa
b. 1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
c. 2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
d. 3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa
e. 4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
f. 7-14 tahun = ½ x dosis dewasa
g. 14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
h. 21-60 tahun = dosis dewasa

Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan


a) Rumus Clark (amerika)
Bobot badan anak (pon) x dosis dewasa
150
b) Rumus Themich Fier (Jerman)
Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa
70
c) Rumus black (Belanda)
Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa
62
Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh
1) Rumus Catzel
Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa
Luas permukaan tubuh dewasa
a. Dosis maksimum gabungan (DM sinergis)
- Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan
obat) yang kerjanya pada reseptor atau tempat yang sama maka
jumlah obat yang digunakan tidak boleh melampaui jumlah
dosis obat-obat yang berefek sama tersebut.
- Baik sekali pakai ataupun dosis sehari.
b. Dosis obat untuk anak (Pediatrik),katagori anak :
- Anak premature : lahir kurang 35 minggu
- Anak baru lahir : Neonatus s/d 28 hari
- Bayi : infant s/d 1 tahun
- Balita : 1-5 tahun
- Anak : 6-12 tahun
6. Penentuan Dosis Anak
Dalam menentuklan dosis anak, ada beberapa masalah yang harus kita
perhatikan. Organ (hepar, ginjal, SSP) belum berfungsi secara sempurna,
metabolisme obat belum maksimal Distribusi cairan tubuh berbeda dengan
orang dewasa
- Neonatus >29,7% dari dewasa
- Bayi 6 bulan >20,7% dari dewasa
- Anak s/d 7 th. >5,5% dari dewasa
Rumus perhitungan dosis anak
- Menurut perbandingan umur orang dewasa ;
- Rumus Young : untuk anak 1-8 tahun kebawah
Da = n x Dd
n + 12

E. Perhitungan Tetesan Infus


1. Rumus Tetap Tetesan Infus
a. 1 gtt = 3 mgtt
b. 1 cc = 20 gtt
c. 1 cc = 60 mgtt
d. 1 kolf = 1 labu = 500 cc
e. 1 cc = 1 mL
f. mggt/menit = cc/jam
g. konversi dari gtt ke mgtt kali ( x ) 3
h. konversi dari mgtt ke gtt bagi ( : ) 3
i. 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
j. 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
k. volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro iyalah = jumlah
tetesan x 1
l. volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro iyalah =
jumlah tetesan x 3

2. Rumus Dasar Dalam Hitungan Menit


Jumlah tetesan per menit nya = jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes /
waktu ( menit )

3. Rumus Dasar Dalam Hitungan Jam


Jumlah tetesan per menit = jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes / waktu (
jam ) x 60 menit

4. Anak-anak (drip mikro)


Faktor tetes yang berbeda, faktor tetes mikro : 1 ml (cc) = 60 tetes/cc
5. Cara Menghitung Tetesan Infus
Tetes per menit = jumlah cairan infus (ml)
(makro) lamanya infus (jam)x 3
Tetes per menit = Jumlah cairan infus (ml)
(mikro) lamanya infus (jam)

Anda mungkin juga menyukai