MINGGU KE-1
DI SUSUN OLEH:
LIDWINA YULIENI KOSIANG
I4052181001
A. Gambaran Kondisi
Ny.J mengatakan ia di antar ke RSJ oleh anaknya, klien juga mengatakan kalau ia
sering bingung, sering mendengar suara orang yang mengajak dirinya kelai, biasanya
suara itu terdengar pada pagi hari dan siang hari, jika klien mendengar suara itu klien
mengatakan ia ketakutan dan gelisah.
B. Review Jurnal
PENGARUH TERAPI RELIGIUS ZIKIR TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN
HALUSINASI DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
JURNAL 1
Problem (Tujuan dan populasi )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh terapi religius zikir terhadap
peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien
halusinasi di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Populasi pada penelitian ini berjumlah 75 pasien dengan halusinasi pendengaran
Comparison (perbandingan)
Out Come
responden yang paling banyak perempuan sebanyak 39 orang (52,0%),
dibandingkan lakilaki sebanyak 36 orang (48,0%). munculnya skizofrenia
terutama halusinasi pada tahun-tahun itu menjadi berkurang dan penurunan
reseptor dopamin yang terjadi secara perlahan pada wanita mungkin menjelaskan
fakta bahwa wanita lebih lama menderita halusinasi dibandingkan dengan laki-
laki.
Terapi spiritual atau terapi religius yang antara lain zikir, apabila dilafalkan
secara baik dan benar dapat membuat hati menjadi tenang dan rileks. Terapi zikir
juga dapat diterapkan pada pasien halusinasi, karena ketika pasien melakukan
terapi zikir dengan tekun dan memusatkan perhatian yang sempurna ( khusu’ )
dapat memberikan dampak saat halusinasinya muncul pasien bisa menghilangkan
suara-suara yang tidak nyata dan lebih dapat menyibukkan diri dengan melakukan
terapi zikir.
Hasil uji statistik peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran
sebelum dan sesudah dilakukan terapi religius zikir pada pasien halusinasi
pendengaran menunjukkan nilai nilai signifikan kurang dari α yang ditetapkan
sebelumnya sebesar 5% (0,05), dengan demikian Ho ditolak, sehingga ada
pengaruh yang signifikan dari terapi religius zikir terhadap peningkatan
kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran.
JURNAL 2
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Dzikir untuk mengatasi pasien
yang halusinasi pendengaran. Jenis Penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan (nursing process).
Populasi penelitian ini adalah pasien dengan halusinasi pendengaran, dengan
kriteria inklusi pasien dengan diagnosa halusinasi, pasien dengan halusinasi
pendengaran dan pasien kooperatif.
Comparison (perbandingan)
Out Come
Comparison (perbandingan)
Out Come
JURNAL 4
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap kemampuan mengontrol
halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia di Ruang Flamboyan Rumah
Sakit Jiwa Menur Surabaya.
populasi pada penelitian ini sebanyak 10 respondenya itu seluruh pasien
skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran dan jumlah sampel yang
diambil adalah 9 responden.
desain penelitian yang digunakan adalah PraEksperimen dengan menggunakan one group
pre-post test design yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat pada
satu kelompok subjek yang akan diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi lagi setelah intervensi (Notoatmojo, 2001).
Comparison (perbandingan)
Out Come
Halusinasi pendengaran dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang
tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau
kalimat yang bermakna.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Stimulasi Persepsi merupakan salah satu jenis
terapi yang dinilai cukup efektif untuk mengontrol halusinasi pasien.
Berdasarkan tabel 1 kemampuan pasien mengontrol halusinasi sebelum
pelaksanaan TAK: stimulasi persepsi sesi 1-2 dapat dilihat bahwa pasien yang
tidak mampu mengontrol halusinasi sebanyak 6 orang (66.7%) dan yang mampu
sebanyak 3 orang (33.3%). Berdasarkan informasi yang didapat pelaksanaan TAK
sudah dilakukan dalam waktu 2x seminggu, namun terdapat pasien yang belum
mampu mengontrol halusinasi.
JURNAL 5
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh terapi
aktivitas kelompok orientasi realita terhadap kemampuan mengidentifikasi
stimulus pada pasien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Sulawesi Utara
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 15 orang yang memenuhi kriteria inklusi.
Out Come
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama.
Hasil penelitian uji wilcoxon pada TAK sesi 1-8, didapatkan nilai p pada TAK
sesi 1, 2, 3, 4 dan 6 <α = 0,05, sedangkan untuk TAK sesi 5, 7 dan 8 didapatkan
nilai p >α = 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa 5 sesi TAK
mempunyai pengaruh terhadap kemampuan mengidentifikasi stimulus pada
pasien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Sulawesi
Utara, sedangkan untuk 3 sesi TAK tidak mempunyai pengaruh. Kata
C. Pembahasan
Menurut data WHO (2011), penderita gangguan jiwa telah menempati tingkat
yang luar biasa.Lebih dari 24 juta jiwa mengalami gangguan jiwa berat.Indonesia
menjadi peringkat pertama dengan gangguan jiwa terbanyak.Berdasarkan data riset
kesehatan dasar (Riskesdas, 2013). Salah satu gangguan jiwa yang dimaksud adalah
skizofrenia. Gangguan persepsi yang utama pada pasien skizofrenia adalah halusinasi,
sehingga halusinasi menjadi bagian hidup pasien.Pasien yang mengalami halusinasi
biasanya mengalami gangguan dalam menilai dan menilik sehingga perilaku pasien sulit
dimengerti.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama.Terapi aktivitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan
saat ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan
terapeutik dalam keperawatan (Keliat, 2004).
Menurut Masdelita (2013) dalam (Sujarwo dan Hartoyo, 2012) “laki-laki lebih
senang memendam masalahnya sendiri jika mempunyai masalah, sehingga di depan
orang lain terlihat kuat, dan apabila hal ini terjadi berkepanjangan maka akan
menimbulkan depresi.”
Daftar pustaka
Masdelita, Elita, V., & Lestari, W. (2013).Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Stimulasi Sensori Terhadap Kemampuan Kerjasama Pada Pasien Dengan
Masalah Isolasi Sosial.Diakses pada tanggal 20 Maret 2015 pukul 19.08
WITA.(http://unri.ac.id).
Keliat & Anna, B. (2004). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.