Anda di halaman 1dari 47

BAB 17: Riwayat pediatri dan pemeriksaan fisik

Pengetahuan dasar yang dibutuhkan dalam penilaian anak adalah faktor biologi, psikologi,
sosiokultural, dan moral.

FAKTOR BIOLOGI FAKTOR PSIKOLOGIKAL


Riwayat genetik Karakteristik perilaku
Kelainan metabolisme sejak lahir Perkembangan kognitif
Lingkungan prenatal : Nutrisi, Perkembangan bahasa
Penyakit ibu, Obat-obatan, Rokok Interaksi ibu dan anak
Fungsi plasenta Persepsi psikologis
Anomali kongenital Disiplin bermain
Penyakit saat neonatus Kecemasan
Perkembangan saraf Proses adaptasi
Persepsi neurofisiologis
Defisiensi sensori
Nutrisi SOSIOKULTURAL
Kombinasi dari semua faktor Pola asuh anak
Level ekonomi
Pengaturan desa-kota
MORAL Nutrisi, komunitas subkultural
Penilaian keluarga Rekreasi, pekerjaan
Perkembangan moral Kohlberg Akses ke pusat kesehatan
Etika
Adat istiadat
Kewaspadaan diri
Penghormatan diri
Kepercayaan (Agama)

1
Format Riwayat Pediatri

1. Identitas : nama, umur, jenis kelamin, suku, alamat, dan siapa yang membawa ke
pusat kesehatan. Harus melihat rekam medik terdahulu jika ada. Mencari informasi
dari sumber terpercaya. Melist obat-obat apa saja yang sudah dikonsumsi.
2. Keluhan utama : keluhan utama harus disampaikan secara singkat dari kata-kata
pasien. Berbagai keluhan harus diurutkan berdasarkan kepentingan dari pasien.
3. Riwayat keluarga. Selain riwayat dari keluarga inti, riwayat dari keluarga maupun
orang lain juga perlu dicatat karena penting dalam tiap tahap perkembangan anak.
a. Informasi medis dan demografi
i. Orang tua: usia, status kesehatan, keturunan, tinggi badan, berat badan,
pekerjaan, suku.
ii. Riwayat lengkap kehamilan ibu; nama, usia, kesehatan, dan prestasi
akademik adik atau kakak kandun g.
iii. Penyakit dalam keluarga
- Keterangan tentang semua penyakit yang pernah dirasakan
- Keterangan mengenai kanker, diabetes, TB, sifilis, gout, penyakit
saraf atau jiwa, reumatoid semasa anak atau remaja (juvenile
reumatoid), penyakit jantung, perubahan tekanan darah, penyakit
ginjal, batu ginjal, alergi, kecenderungan perdarahan, dan semua
penyakit kongenital atau penyakit dalam keluarga.
- Tanyakan apakah ada hubungan keluarga antara ibu dan ayah,
orang tua ibu dan ayah, atau saudara-saudara ny, atau anak mereka
meninggal sebelum usai 50 tahini? Apakah penyebab kematiannya
diketahui?
- Coba membuat pedigree
b. Anggota keluarga
i. Anggota keluarga pasien yang ada di rumah: apa suku dan
kebudayaannya. Jika terjadi masalah/putus hubungan dalam rumah
tangga, apa hubungan pasien dengan orang yang sudah tidak tinggal di
rumah tersebut.
ii. Perubahan struktur keluarga (contoh: anak yang baru lahir, anggota
keluarga yang meninggal) pada usia berapa dan bagaimana
penyesuaian diri pasien
iii. Perubahan tempat tinggal pada usia berapa dan bagaimana penyesuaian
diri pasien.
iv. Pola hidup dalam keluarga: agama, kedisiplinan, hiburan, penggunaan
alkohol, rokok atau narkoba.
v. Hubungan interpersonal: kecocokan orang tua dengan anak atau orang
yang ada di rumah, sikap orang tua terhadap anak atau sebaliknya
sikap anak terhadap orang tua.
c. Status sosioekonomi
i. Deskripsi keadaan rumah: jumlah kamar, kamar mandi, toilet, fasilitas
untuk tidur, lokasi (di kota atau perkebunan), milik sendiri atau sewa.

2
Apakah anak memiliki kamar sendiri atau berbagi dengan orang lain?
Apakah panas? Sirkulasi udara?
ii. Deskripsi lingkungan dan tetangga
iii. Pekerjaan dan pendapatan
- Pekerjaan ayah: jenis pekerjaan, jumlah gaji, pendapatan tetap
atau tidak
- Pekerjaan ibu: jika bekerja, siapa yang memperhatikan anak
selain keluarga?
- Sumber pendapatan lain; jenis asuransi kesehatan
- Dukungan lain dari keluarga
- Sumber air dan susu
d. Faktor sosial lainnya
i. Hubungan dengan sebaya dan saudara kandung
ii. Hobi dan keterarikan (membaca, menonton tv, dll)
iii. Penampilan di sekolah
iv. Kepribadian: aktif, pendiam, dll
4. Riwayat masa lampau. Riwayat masa lampau adalah pernyataan kronologis dari
normal maupun abnormal dari pembentukan fisik dan kepribadian semasa konsepsi
sampai masa kini. Termasuk penilaian preventif, penyakit, paparan obat-obatan dan
toksin disekitar lingkungan.
a. Prenatal. Mencari penyulit selama periode prenatal. Apakah ibu optimis da
aktif selama kehamilan, atau berkecil hati dan letargi? Apakah bu merokok?
Bagaimana kebiasaan minum ibu? Golongan darah ibu ABO dan Rh. Tes
VDRL ibu. Kesehatan ibu, diet, peningkatan berat badan, anemia,pengobatan.
Komplikasi: emesis dan dehidrasi, infeksi, injury dan shock, albuminuria,
edema, hipertensi, persalinan prematur, terpapar oleh lingkungan yang
mengandung bahan kimia (bensin, alkohol, narkoba, timah, dll). Jika bayi
dilahirkan di rumah sakit, catatlah nama rumah sakit dan tipenya.
b. Kelahiran. Dimana? Lama masa kehamilan, Tipe persalinan, durasi persalinan,
persentasi bayi, berat badan bayi, apakah menangis saat lahir? Apgar skor,
anomali yang nyata, komplikasi langsung (apneu, sianosis, perdarahan, trauma
langsung), jumlah pembuluh darah umbilikal, kesadaran ibu saat kelahiran,
kehadiran ayah saat kelahiran.
c. Neonatus. Penurunan berat badan, penambahan berat badan, kelainan
kongenital, kejadian trauma saat lahir, sirkumsisi, komplikasi (ikterik, pucat,
wajah anemis, sianosis, dispneu, perdarahan, ruam, kejang, infeksi,
konjungtivitis, diare, muntah, demam). Pemberian ASI, tinggal bersama ibu?
d. Nutrisi dan makanan. Pemberian awal ; ASI atau susu formula, alasan
pergantian dari ASI ke makanan. Tipe dan jumlah dari susu formula (kalori
dan protein)
e. Pertumbuhan dan perkembangan. Pertambahan berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala. Pertumbuhan gigi ; bulan keberapa bayi dapat senyum spontan,
kepala menengadah, berguling ke samping, duduk tanpa dibantu, berusaha
berdiri sendiri, mengatakan tiga kata, berjalan tapa dibantu, tidak mengompol.
3
f. Imunisasi, profilaksis, dan skin test. Tanggal imunisasi awal dan boosternya.
Imunisasi DPT, campak, polio, BCG, tetanus, cacar, rubella, influenza, dll.
g. Riwayat penyakit sebelumnya. Virus exentem (campak, rubella, roseolla,
cacar, dll) ; MUMPS ; herpes ; hepatitis ; difteria; pertusis; TB; croup; otitis
media; diare; pneumonia; thypoid, dll
h. Obat-obatan. Apa saja obat dan prfilaksis yang telah digunakan? Catat
berbagai reaksi efek samping misalnya, perubahan warna kulit, edem general
atau lokalisata, nyeri sendi, perubahan sistem GI, sistem urinaria, demam,
perubahan profil hematologi. Sejarah sensifitas terhadap obat harus menjadi
perhatian khusus dan dicatat di kartu pasien.
i. Alergi. Asma, alergi serbuk bunga, gatal-gatal, reaksi serum, eksema, kelainan
lain yang menyebabkan sensitifitas (debu, kontak dengan hewan, serbuk sari,
dll). Cari juga indikasi terhadap skin test.
j. Cedera dan riwayat operasi. Catat jumlah cedera yang penting seperti
kedalaman luka, fraktur, dan gagar otak. Dalam hal operasi catat yang telah
dilakukan seperti dimana dilakukan, nama prosedur operasi, tipe anastesi
(general atau lokal). Indikasi dari operasi dan komplikasi post operasi.
k. Paparan radiasi. Riwayat pemeriksaan foto rontgen, flouroskopi.
l. Perlengkapan personal. Apakah ibu dan anak merasa dekat? Apakah anak
bergantung berlebihan atau tidak? Bagaimana anak berkelakuan pada situasi
tertentu. Bagaimana kedisiplinan anak dirumah? bagaimana sang anak
mesponnya? Apakah orangtua setuju dengan penerapan kedisiplinan?
Bagaimana sang anak berhubungan dengan teman main dan teman sekolah

4
5
6
7
8
5. Review sistem. Ceklist ini berguna ntuk memastikan item mayor tidak berhubungan
dengan riwayat yang dicatat sebelumnya. Oleh karena itu idak seharusnya ada
statement yg di duplkasi.
a. Gambaran umum. Kesehatan; makanan; penurunan berat badan; demam;
keringat malam
b. Kepala. Pembesaran, simetrisitas; waktu fontanela tertutup; trauma; massa;
sakit kepala; pusing; kehilangan kesadaran; gerakan spasmodik, kekakuan
mengeja
c. Mata. Tajam pengllihatan, pemakaian kacamata, strabismus, eritema,
discharge, lakrimasi, bengkak kelopak mata, fotofobia, diplopia
d. Telinga. Tajam pendengaran, prubahan pendengarah, penurunan pendengaran,
dischage, miringostomi, bengkak mastoid, tinitus, vertigo, nyeri
e. Hidung. Obstruksi, discharge, epiktaksis, napas cuping hidung
f. Mulut dan kerongkongan. Sariawan, suara serak, ulserasi, peningkatan atau
penurunan produksi saliva, maloklusi
g. Dada. Nyeri, pembengkakan, massa, discharge pada putting
h. Sistem respirasi. Deformitas dada, stridor, serak, perubahan suara, riwayat
penyakit paru, nyeri dada, batuk, wheezing, sulit bernapas, sputum, batuk
darah,
i. Sistem kardiovaskuler. Masalah jantung, murmur, abnormalitas tekanan darah,
takipneu, dispneu, ortopneu, sianosis, palpitasi
j. Sistem GI. Disfagia, odinofagia, mual, muntah, hematemesis, intoleransi
makanan, nyeri abdominal, massa abdomen, hernia, jaundice, konstipasi,
penggunaan laksatif, hemoroid.
k. Sistem genitourinaria. Deformitas, inflamasi, nyeri genitalia eksterna,
sirkumsisi, hernia, hidrokel, discharge uretra atau vagina, retensi urin akut,
inkontinensia urin, riwayat infeksi ginjal
l. Menstruasi. Onset, siklus, regularitas, durasi, perubahan regularitas atau
durasi, dismenorhea, menorhagia, tanggal terakhir menstruasi sebelumnya
m. Ekstremitas dan tulang. Deformitas, warna kulit tidak merata, bengkak dan
nyeri ekstremitas, kelemahan otot, kekakuan, eritema, peningkatan suhu,
keterbatasan pergerakan sendi, nyeri punggung
n. Skin. Tanda lahir, ruam, pigmentasi, tumor; keringat abnormal; abnormalitas
atau perubahan dari tekstur kulit dan rambut; abnormalitas kuku.
o. Hematological. Gampang memar, purpura; perdarahan saat kecelakaan dan
prosedur operasi
p. Sistem limfa. Pembesaran nodul, suppurasi.
q. Sistem saraf. Pengguna tangan kiri atau kanan; kemampuan berkonsentras:
gelisah, depresi, tegang, lemas; perubahan mood, mental, cara berpikir,
memori, pola tidur; gerakan involunter, ataksia, kelemahan, paralisis,
hiperaktivitas, sakit kepala.
6. Riwayat Penyakit Sekarang. Ini adalah cerita tentang kesulitan dan ketakutan yang
dihadapi oleh pasien untuk mendapatkan perawatan medis. Tidak hanya deskripsi

9
yang dikeluhkan pasien tapi juga beberapa riwayat dahulu yang dapat membantu
evaluasi dari masalah medis saat ini.

Analisa gejala dari keparahannya, lamanya, dan progresnya. Sebagai contoh, jika
nyeri adalah suatu ciri dapatkan mengenai lokasinya, karakter, keparahan, dan gejala
lain seperti berkeringat, pingsan, mual, atau muntah. Ketika serangan gejala muncul
jelaskan mengenai episode termasuk karakter dari onset, sensasi, durasi, dan gejala
lain yang berkaitan. Catat perbedaan ang muncul ketika serangan dan perhatikan
apakah serangan meningkat, menurun, atau tidak berubah berdasarkan keparahan dan
frekuensinya. Selalu perhatikan apakah serangan berhubungan dengan fungsi tubuh
atau merupakan pengaruh lingkungan seperti makan, buang air besar, buang air kecil,
aktifitas fisik, rasa semangat, waktu, musim, masalah di tempat kerja, atau situasi
lainnya. Catat semua pengobatan sebelumnya dan respon terhadap pengobatan
tersebut. Hal ini menunjukkan apakah kondisi pasien ejadi lebih buruk, lebih baik,
atau tetap.

Perlu diingat bahwa pada anak tanda dan gejala yang muncul dengan frekuensi yang
sering adalah demam, diare, muntah, ruam, dan iritabilitas.

Ketika sebuah gejala jelas berhubungan dengan sistem tubuh, cari munculnya gejala
lain yang biasanya berhubungan dengan gangguan sistem tersebut. Jika keluhan tidak
merujuk kepada suatu regio tubuh, suatu kejadian di kehidupan pasien dan status
kesehatannya yang semetara berhubungan dengan masalahnya mungkin sangat
penting.

Cari adanya penyakit yang mirip pada anggota keluarga. Jika berhubungan sebuah
pohon genetik harus dibentuk.

Jika pasien sudah berada di bawah perawatan dokter atau di rumah sakit lain, nama
dan alamat dokter dan rumasakit tersebut harus dicatat sehingga informasi yang
berhubungan dapat diketahui dari sumber tersebut.

Catatan terhadap konsep dan reaksi pasien terhadap penyakit sebaiknya dibuat.

Riwayat penyakit sekarang pada anak yang masuk rumah sakit harus memberikan
jawaban terhadap pertanyaan berikut :
a. Apakah anak sekarang mempunyai infeksi yang tidak digambarkan pada riwayat
penyakit sekarang ? (sebagai contoh, apakah anak yang mendapatkan pengobatan
terhadap fraktur juga mengalami demam?)
b. Apakah anggota keluarga yang lain sedang sakit atau apakah ada riwayat penyakit
epidemi
c. Apakah anak terpapar dengan infksi saluran nafas, infeksi kulit, campak, atau
batuk rejan pada dua minggu terakhir? Apakah terpapar MUMPS, campakjerman,

10
atau cacar air pada tiga minggu terakhir? Apakah anak memiliki imunitas terhadap
penyakit tersebut?

PENILAIAN TUMBUH KEMBANG

Pertumbuhan danperkeangan bayi dan anak mengikuti pola yang berurutan dan dapat di
pdiksi walaupun pada proses biologisnya terdapat berbagai variasi. Pemeriksa seharusya
memperhatikan kebiasaan bayi untuk menentukan apakah bayi berperilaku tenang, sedang,
atau aktif. Motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan kemampuan sosial, personal, harus
diuji. Kemampuan pada satu area mungkin relatif lebih berkembang atau tertunda
dibandingkan yang lainnya. Selalu waspada terhadap dinamika kelangsungan tumbuh
kembang. Beberapa metode penilaian telah diemukan. Salah satu yang biasa digunakan
adalah penilaian perilaku Brazelton untuk bayi dan uji skrining tumbuh kembang Denver
untuk ayi dan anak.

Pada penelitian ini, anda dapat menilai apakah kemampuan anak sesuai dengan usianya.
Diagnosis retardasi tuuh kembang sebaiknya selalu dibuat dengan hati-hati, sebaiknya
meingikuti dokumentasi kemunduran pertumbuhan setelah melaukan pemeriksaan ulang
hingga beberapa periode atau pemeriksaan yang dilakukan oleh ahli penilaian tumbuh
kembang. Beberapa kondisi seperti lingkungan yang emosional atau penyakit yang kronis
mungkin menghambat kemampuan anak yang secara genetik mampu untuk tumbuh kembang
normal.

PENDEKATAN PADA PASIEN

Komunikasi pada anak dan keluarganya membutuhkan kesabaran, kelembutan, dan


pemahaman. Peduli, hormat, perhatian, dan kelembutan dapat membantu proses
pengumpulan data, terapi, dan hubungan antara dokter, asien dan keluarga.

Pemeriksaan Fisik dan Penilaian

Pertimbangan harus diberikan terhadap tiga hal : (1) kondisi fisik, (2) pendekatan umum
pemeriksa kepada pasien, (3) cara pemeriksaan yang berbeda antara pemeriksan pediatrik dan
dewasa.

Lingkungan harus hangat, berwarna, pencahayaan tidak terlalu terang, dan dihias sesuai
dengan usia anak yang akan di periksa (karakter kartun contohnya Charlie Brown, tokoh
Disney atau Sesame street, dan lainnya). Pemeriksa yang bertanggung jawab terhadap
pemeriksaan remaja harus membuat suatu tempat yang khusus. Walaupun aksesoris kertas
mudah untuk dibuang, aksesoris kertas lebih tidak disukai dibandingkan dengan flanel yang
lebih nyaman. Pemeriaan tidak boleh terburu-buru, harus lembut, dan fleksibel untuk
menyesuaikan anak dan situasi.

Anak yang masih kecil lebih baik diperiksa di pangkua ibunya atau ketika sedang memeluk
pundak ibunya. Semua prosedur dan peralatan yang tidak biasa sebaiknya dijelaskan kepada
anak yang lebih tua. Senyuman dan sentuhan lembut sering membantu menenangkan pasien
yang gelisah. Penampilan dan aktivitas dari bayi harus di observasi ketika bayi tidak

11
berpakaian, tetapi anak yang lebih tua biasa merasa malu tanpa pakaian dalam. Beberapa
anak merasa lebih nyaman diperiksa saat berdiri. Dengan pasien ini penggunaan meja
pemeriksaan bisa digunakan untuk mengecek beberapa kelaian. Meskipun anak yang lebih
tua biasa di presentasikan sebagai dewasa dengan rasa hormat terhadap privasinya.
Kelembutan dan pengertian adalah hal alami pada usia ini. Karena pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada semua anak, perhatian lebih diberikan pada pengukuran
badan (bentuk kepala, tinggi badan, berat badan, rasio ekstremitas atas dan bawah, bentuk
dada, dan kelainan ukuran antropometri pada anak). Penilaian perkembangan dari
penglihatan, pendengaran, dan bicara penting selama tahun pertama kehidupan. Kemampuan
belajar adalah pertimbangan untuk kebanyakan orangtua di usia sekolah. Ingat bahwa norma-
norma ini bervariasi pada usia anak dan standar perbandingan untuk pengukuran akan
membantu untuk menemukan standar deviasi yang tepat.

Dengan anak yang gelisah dimulai dengan prosedur yang sederhana, dan jangan membuat
anak merasa tidak nyaman. Ingat faktor terpenting untuk membuat pemeriksaan yang
memuaskan yaitu tidak mengurutkan bagian dari pemeriksaan itu tetapi kualitas komunikasi
antara dokter dan anak. Keramahan, tidak tergesa-gesa, penjelasan yang jelas, tanpa rendah
diri, membuat percaya, adalah fasilitator yang baik. Pada anak usia 3 tahun atau lebih tua
sebaiknya pemeriksaan dilakukan dari tubuh bagian atas (contohnya telinga, mata, hidung,
tenggorokan) lalu turun ke bawah (pinggul hingga kaki). Hasil terbaik didapatkan jika anak
diminta berdiri atau duduk untuk fase awal dan kemudian diminta berbaring untuk
pemeriksaan lainnya seperti jantung, abdomen, genitalia, dan perineum.

Bantuan dibutuhkan untuk menenangkan anak yang gelisah, tangan anak harus digenggam
dan harus dilakukan seefisien mungkin. Jangan pernah cerewet, menakut-nakuti, membujuk,
atau menghukum seorang anak yang gelisahnya tidak dapat dicegah selama pemeriksaan.
Tindakan ini menjadi tidak efektif dan membuat anak menjadi tambah gelisah. Ini

12
membutuhkan dedikasi untuk mendapat ketertarikan anak bahkan ketika sang anak harus
diambil darah, skin test, atau pemeriksaan lain yang menyakitkan.

PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan pada bayi yang tidak memakai pakaian. Jika suhu bayi
menurun, hangatkan dengan inkubator. Kondisi yang membahayakan nyawa mempengaruhi
bayi baru lahir bisa dideteksi hanya dengan observasi yang sering pada perilaku bayi, tanda
vital, dan aktivitas umum. Jika dilakukan pemeriksaan segera setelah lahir, Apgar Score
harus dilakukan menggunakan 5 kriteria: denyut jantung, bernafas dan menangis, refleks
terhadap iritasi, tonus otot, dan warna kulit. Setiap kriteria diberi nilai 0, 1, hingga 2.

Segera setelah lahir, bayi berwarna merah muda dan menangis kencang. Kadang-kadang bayi
yang normal memiliki sianosis sedang hingga berat di ujung-ujung ekstremitas, dimana
biasanya ini bukan merupakan masalah yang besar (akrosianosis). Sianosis pada seluruh
tubuh menunjukkan suatu yang abnormal. Penyebabnya sama dengan bayi yang lebih tua,
seperti pernafasan yang tidak adekuat, cedera neurologi, atau penyakit jantung kongenital.
Ikterik hampir tidak pernah muncul pada awal kelahiran bahkan jika memiliki penyakit
hemolitik yang berat. Pada beberapa bayi tali pusar tidak berwarna dan vernik kaseosa
mungkin masih berwarna kekuningan hingga coklat gelap.

Sistem kardiopulmonal adalah hal yang penting pada kehidupan dalam rahim. Frekuensi
nafas pada kondisi istirahat berkisar 40 kali permenit, dan suara nafas bronkovesikuler. Bayi
bernafas dominan menggunakan otot perut. Respirasi biasanya reguler pada beberapa bayi
yang normal dan mungkin memiliki karakter pola nafas Chyne-stokes. Prematur, malformasi
kongenital, trauma saat lahir, dan infeksi mungkin terlihat sebagai masalah pernapasan.

Tabel 17-1. Skor Apgar

Tanda 0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Kurang dari 100x/menit Lebih dari 100x/menit
Usaha bernapas Tidak ada Lambat, irregular Baik, menangis
Tonus otot Lemah Beberapa fleksi Bergerak aktif
ekstremitas
Refleks iritabel Tidak berespon Sedikit pergerakan Menangis
(nasal suction)
Warna kulit Biru atau pucat Ekstremitas biru badan Merah muda
merah muda

Pada menit pertama dan kelima setelah lahir, bayi dievaluasi dan setiap skor dari kriteria
diberi 0, 1, atau 2. Skor 9 atau 10 diindikasikan sebagai keadaan optimal dari bayi.

Menangis yang lemah atau mengerang ketika ekspirasi menunjukkan masalah pernapasan
yang parah. Menangis dengan nada tinggi atau tidak sama sekali mungkin menunjukkan
cedera otak. Menangis dengan nada yang rendah terdengar ketika hipotiroidsme kongenital.
Kesulitan inspirasi mungkin menunjukkan stridor laring kongenital atau kelainan laring atau
13
trakea kongenital. Bukti awal cedera dikarenakan perdarahan intrakranial biasanya
menimbulkan kelainan respirasi daripada neurologi. Apneu, sianosis, iregularitas pernapasan,
dan respirasi yang sulit mungkin muncul. Mungkin akan timbul kedutan, kejang, kaku,
opistotous, depresi sistem saraf pusat, menangis lemah, muntah, kegagalan menyusui atau
iritabilitas yang tidak biasa atau letargi. Tanda neurologis lokal mungkin muncul atau tidak.
Refleks Morro biasanya terganggu dan bayi biasa menahan posisi tangannya dalam posisi
tertutup. Lidah mungkin terputar; paralisis lokal atau hemiplegi mungkin muncul sebagai
manifestasi akhir. Fontanela mungin menggembung atau tidak.

Takipnea transien bertahan 24 -36 jam mengikuti operasi saesar. Mungkin tidak ada sianosis
atau asidosis. Frekuensi nafas cepat dan cairan pada fisura interlobular pada foto radiologi
dapat membantu diagnosis.

Sirkulasi fetus persisten biasanya menunjukkan peningkatan tahanan arteri pulmonal, aliran
intrakardiak dan menunjukkan sianosis, takipneu, dan asidosis.

Tabel 17-2. Permasalahan Umum Pada Bayi Baru Lahir

Kelainan Patogenesis Tanda klinis


Atelektasis Prematur Sianosis
Anoksia Respirasi dangkal
Gambaran radiologi positif
Apneu periodik Distres pernapasan Apneu periodik
disebabkan oleh obat Sianosis
Regulasi pernapasan imatur
Sindrom distres Prematuritas Sianosis
pernapasan Ibu yang diabetes Ditandai retraksi kosta
Aspirasi debris amnion Anoksia intrapartum Sianosis, pucat, shock
Gejala muncul ketika lahir
Berhubungan dengan
bronkopneumonia
Bronkopneumonia Ketuban pecah dini Sianosis periodik
Persalinan lama Pertumbuhan terhambat
anoksia Gambaran radiologi positif
Pneumothorak atau Usaha resusitasi Sianosis
pneumo-meniastinum Hiperinflasi dinding dada
Fistula trakeoesofagus Anomali kongenital Distres pernapasan
Pneumonia aspirasi

Hernia diafragmatika Anomali kongenital Respirasi saat persalinan,


kongenital sianosis
Dullness atau timpani
melebihi 1 bagian thoraks
Bentuk abdomen skapoid
Foto rontgen

Karena dada bayi sangat kecil, sangat sulit untuk melokalisasi area atelektasis, pneumoni,
atau pneumothoraks. Pemeriksaan radiografi anterior, posterior, dan lateral dinding dada

14
dibutuhkan jika terdapat perubahan frekuensi pernapasan atau retraksi mungkin menunjukkan
masalah pernapasan. Untuk melengkapi pemeriksaan dada pada bayi baru lahir, pemeriksaan
radiologi menjadi bagian dari pemeriksaan fisik. Untuk bayi yang sangat kecil atau bayi yang
telah dicuriga memiliki masalah akan muncul karena komplikasi ketika kehamilan atau
kelahiran sangat penting untuk dilakukan observasi rutin frekuensi nafas, ritme, retraksi,
tonus otot secara umum, dan aktivitas perilaku bayi.

Frekuensi jantung pada bayi baru lahir berkisar dari 120-160 kali permenit. Pada radiologi
jantung terlihat besar dibandingkan dengan rasio jantung-thorak pada dewasa. Adanya
dekstrokardia harus diperhatikan. Apeks biasanya ditemukan pada lateral dari midklavikular
line setinggi intercosta 3 atau 4 dikarenakan posisi yang lebih horizontal pada jantung bayi
baru lahir. Murmur sistolik ditemukan disebabkan oleh Paten Ductus Arteriosus atau sebab
lainnya yang mungkin timbul ketika awal kehidupan. Murmur lain dicatat volumenya,
kualitasnya, lokasi, dan waktunya. Suara jantung yang menurun terdengar pada pneumo
mediastinum, pneumothorak, dan kegagalan jantung. Ada beberapa kelainan yang harus
dilakukan terapi suportif sepeti hepatomegali, splenomegali, edema, takikardi, atau takipneu.
Sianosis mungkin ada atau tidak muncul dan murmur jantung bervariasi. Adanya sianosis
persisten pada oksigen dengan konsntrasi tinggi mungkin menunjukkan penyakit jantung
sianotik kongenital atau kemungkinan methemoglobinemia kongenital.

Status neurologi secara umum di evaluasi selanjutnya. Tonus otot dan refleks iritabel
menggambarkan bobot guideline umum dari sistem neurologis. Leher dari bayi luwes.
Resistensi dari fleksi menunjukkan kemungkinan cedera intrakranial namun selain itu bisa
diakibatkan karena tekanan pada ligamen saat kelahiran dengan presentasi wajah. Pola kejut
dan refleks Moro biasanya terbentuk baik dan dapat diperoleh dari suara yang berisik,
cahaya yang terang, perpindahan kepala pada bayi, atau getaran tiba-tiba dari tempat tidur
bayi. Respon pada stimulus, lengan dan kaki terangkat bersamaan, diikuti oleh kepalan
tangan yang sering diikuti dengan tangis bayi. Ketiadaan respon ini mengarah ke depresi
sistem saraf pusat yang berat atau adanya trauma. Refleks Moro dapat digantikan dengan
respon ekstensor. Bayi tetap mempertahankan genggaman dengan ibu jari melawan bagian
palmar. Refleks Moro unilateral yang asimetri mungkin mengarah pada fraktur klavikula,
terjadi kerusakan nervus brachialis, atau defek neurologis lain.

Bayi mengambarkan baik reflek menghisap maupun refleks menggenggam tertekan dengan
anestesi saat melahirkan. Refleks tendon perifer dan refleks sensori mungkin ada atau tidak.
Tanda Chvostek sering ditemukan sebagai variasi normal. Ketika bayi dalam posisi vertikal
dan ditopang olah dada dan lengan sementara kaki berkontak dengan posisi yang
berhubungan dengan berat badan, bayi mungkin menunjukkan perpindahan kaki secara
bergantian yang dimaksudkan untuk berjalan lambat kedepan.

Anak harus diperiksa untuk kemungkinan trauma lain yang didapat ketika persalinan,
termasuk lecet, ptekie, ekimosis, dan kebiruan. Catat adana hemangioma. Kapiler
hemangioma sering ditemukan di daerah basal leher belakang bayi, di atas glabela, dan alis
mata.

15
Edema berlebihan dicatat sebagian kecil dari beberapa bayi bayi yang baru lahir menjadi
diabetes atau ibu yang prediabetes atau bayi dengan penyakit Rh memiliki kemungkinan
edema.

Keenjar keringat dan kelenjar minyak pada neonatus sering tidak melaksanakan fungsi
sekresinya. Sebagai konsekuensinya bayi dengan kelenjar sebasea sering berwara keputihan,
yang terdapat di daerah hidung dan muka. Erupsi dari bentukan pystula pada anak sering
terjadi di bagian kulit tak berambut dan bertahan lebih dari 3 hari. Beberapa bayi
menggambarkan pergantian warna kulit dimana warna eritematus yang menutupi sebagian
tubuhnya. Ini menggambarkan perbedaan warna pada tubuh anak. Kondisi ini sering dilihat
sebagai varian normal, tetapi bisa juga ditandai sebagai cedera serebral.

Pada bayi post matur, verniks kaseosa biasa ada atau tidak. Dan kulit mudah kering dan
pecah-pecah. Bayi yang terlihat ukuranya normal atau sedikit kecil biasanya tidak memiliki
verniks kaseosa. Bayi yang kering biasa penampilannya kontras dari bayi normal yang
tampak lebih tua dari bayi normal. Pada keadaan lebih serius, anak menggambarkan
kekuningan pada kulit dan korda umbilikus, kesulitan bernapas, dan tanda pneumonitis.

Kaput suksadenium terbentuk edema pada daerah scalp yang harus dibedakan dengan
sepalohematoma, dimana tidak terlihat hingga hari kedua kehidupan. Kalsifikasi terjadi
beberapa hari setelah kehidupan, dengan terjadinya sirkumferensial disekitar hematoma
selama 6 bulan. Hidrosepalus kongenital mungkin menjadi manifestasi selama periode bayi
baru lahir. Fraktur depresi tulang akan terbentuk oleh trauma atau prosedur persalinan yang
menggunakan alat.

Sebagian paralisis wajah bisa terjadi. Hal ini dikarenakan tekanan nervus di regio parotis atau
penggunaan forcep saat persalinan dan dapat dideteksi dengan ketidaksimetrisan pada wajah
ketika bayi menangis. Mata dari bagian wajah yang paralisis mungkin terbuka sebagian dan
dibutuhkan proteksi agar tidak infeksi dan kekeringan. Perbaikan dimulai dari beberapa
minggu dan prognosis baik. Lihat baik-baik pada mata. Sklera yang mengalami perdarahan
bisa terjadi dan tidak ada gejala yang signifikan. Bayi dengan Down syndrome dengan mata
yang layu dan kecil, epikantus yang menutup sebgian, dan spot putih pada bagian iris

Catat berbagai anomali dari berbagai posisi dan trauma dari telinga luar. Telinga yang rendah
berasosiasi dengan anomali kngenital, termasuk terlambatnya pembentukan ginjal atau
kromosom yang abnormal. Beberapa hari setelah kelahiran. Bayi harus respon dengan stimuli
pendengaran tajam dengan adanya pembukaan mata spontan atau reflek Moro yang
sempurna. Pada anak dengan kelainan kongenital biasanya tidak muncul respon tersebut.

Tes patensi saluran hidung. Bayi baru lahir tidak dapat bernapas melalui mulut kecuali saat
menangis. Obstruksi jalan napas nasal atau nasal-faring akan meningkatkan distres
pernapasan yang serius. Non patensi biasanya disebabkan oleh atrsia koana. Nasal discharge
dan bersin biasanya muncul. Nasal discharge berupa darah tanpa disertai bersin merujuk pada
sifilis kongenital. Frekuensi bersin mungkin terlihat pada bayi dengan ibu yang mendapatkan
reserpine atau narkotika pada periode perinatal.

16
Catat anomali yang ada di bibir dan palatum juga ukuran mulut. Sebagai yang ditujukan bayi
baru lahir tidak dapat bernapas melalui mulut. Dalam kasus obstruksi nasal atau nasal-faring
yang berhubungan dengan mikrognathia atau pelebaran lidah atau dengan atresia koana, ja
napas nasal-faring harus dipelihara dengan baik. Meskipun ada frenulum yang pendek pada
lidah tidak boleh ad campur tangan dari fungsi normalnya dan tidak bleh dipotong. Catat
adanya refleks rooting, menghisap, dan refleks muntah. Refleks menghisap dapat diperoleh
dari memasukkan jari ke dalam mulut selama pemeriksaan, sebuah prosedur yang juga dapat
menenangkan bayi. Refleks rooting diperoleh degan menyentuh pipi. Kepala bayi seharusnya
merendah untuk mempertahankan kontak dengan jari.

Gigi mungkin ada saat bayi lahir, jika ada yang lepas atau longgar harus dicabut untuk
mencegah aspirasi. Retensi kista atau “mutiara” putih kecil sering ada di daerah gusi. Kista
epitel putih disekitar median raphe palatum durum diketahui sebagai mutiara Epstein; yang
tampak normal.

Taruh tangan anda di belakang kepala bayi dan dengan sigap ekstensikan kepala sehingga
leher dapat terangkat dan terlihat seluruh bagian. Jika ada massa di bagian bawah leher, itu
mungkin adalah kista duktus thyroglossal. Massa di bagian bawah leher mungkin
berhubungan dengan fraktur klavikula. Bayi dari ibu yang mendapatkan medikasi antitiroid
mungkin memiliki pembesaran tiroid, produksi goiter kongenital yang mungkin cukup besar
untuk mempengaruhi respirasi normal. Massa lunak pada kedua klavikula yang terlihat pada
transiluminasi biasanya adalah kista hygroma. Turun ke bagian leher bayi dari sisi ke sisi
dapat menimbulkan reflek tonus leher, dimana normalnya ada pada bayi baru lahir. Tidak
adanya refleks merupakan indikasi dari kerusakan pembentukan sistem saraf pusat.

Payudara yang membesar dapat terjadi pada bayi baik jenis kelamin perempuan atau laki-
laki. Hal tersebut terlihat beberapa hari setelah kelahiran dan dapat bertahan selama 1 bulan.
Terkadang ada hubungannya dengan sekresi air susu. Jangan coba untuk mengeluarkan air
susu karena dapat menyebabkan trauma yang memicu infeksi pada payudara

Kontur umum dari abdomen harus di observasi karena itu dapat menunjukkan anomali
gastrointestinal. Abdomen yang berbentuk skapoid paling jarang dan mungkin terlihat pada
bayi yang mempunyai hernia diafragmatika atau atresia pada saluran intestinal. Abdomen
yang distensi mungkin menunjukkan obstruksi intestinal di bawah duodenum, anus
inperforata atau sindrom sumbatan mekonium. Pada stenosis pilorik hipertrofi, gelombang
peristaltik lambung mungkin terlihat, dan massa tumor pilorus biasanya terasa di lateral dari
margo kosta dekstra. Ini jarang ditemukan selama minggu pertama kehidupan tetapi secara
umum berkembang dengan baik pada akhir bulan pertama. Tanda kardinal berupa
peningkatan frekuensi muntah, yang dimana akan menjadi muntah proyektil. Bayi biasanya
merasa lapar, segera akan menjadi konstipasi, dan penurunan berat badan. Anak harus di
lakukan pemeriksaan fisik dari kiri saat duduk. Geser tangan kiri pemeriksa melewati
abdomen bagian superior menuju ke lateral dari linea media, tekan secara dalam. Pilorus
yang mengalami hiperplastik berbentuk olive akan mudah dirasakan. Hepar sering teraba
pada atau di bawah dari margo kosta (sekitar 3 cm di bawah margo kosta dekstra itu normal).
Ujung dari limpa sering terasa di margo kosta. Hati-hati palpasi dalam akan sering

17
menampakkan bentukan ginjal. Sisi kiri hepar biasanya dihubungkan dengan situs inversus.
Salah satu ginjal yang membesar bisa mengindikasikan trombosis vena renalis. Vesika
urinaria biasanya normal ketika di perkusi atau di palpasi 1 sampai 4 cm di atas simpisis.
Korda umbilikalis seharusnya sering di inspeksi untuk mendeteksi adanya eksudat purulen
atau eritema lokal yang bisa mengarah ke omfalitis. Korda umbilikal normalnya mengandung
2 arteri dan 1 vena dan bisa diobservasi pada setiap bayi baru lahir. Salah satu arteri dapat
bersama dengan anomali kongenital yang biasanya berhubungan dengan traktus renalis.
Jaringan granulasi lunak biasanya akan terlihat setelah pemisahan atau pelepasan korda
umbilikal. Diastasis ringan pada rektum biasanya ada saat kelahiran dan tidak terlalu
signifikan.

Tabel 17-3. Kelainan Gastrointestinal Pada Bayi Baru Lahir

Kelainan Patogenesis Tanda klinis


Atresia esofagus, biasanya Anomali kongenital Penumpukan mukus dan
dengan fistula regurgitasi
trakeoesofagus Batuk, sianosis
Atresia duodenum Anomali kongenital Muntah cairan empedu
Tanda “double-bubble” pada
foto rontgen
Stenosis pilorus hipertrofi Anomali kongenital Muncul setelah 1 -3 minggu
kehidupan
Muntah, kemudian menjadi
proyektil
Massa epigastrik bagian
kanan saat dipalpasi
Stenosis atau atresia Anomali kongenital Muntah, progresif,
intestinal mengandung empedu
Distensi abdomen
Mekonium yang sedikit atau
tidak ada

Periksa punggung untuk kemungkinan adanya sinus dermal pada mid linea antara kepala
sampai coxae. Defek ini bisa menjadi satu-satunya petunjuk yang menandakan anomali
neurologis.

Inspeksi genitalia untuk melihat adanya hidrokel atau hernia. Edema sering ditemukan
terutama setelah kelahiran sungsang. Pada bayi perempuan klitoris sering membesar.
Pembesaran sejati pada badan klitoris menunjukkan adanya androgenisasi intrauterin atau
pseudohermaprodisme pria. Pembukaan uretra seharusnya bisa teridentifikasi pada posterior
klitoris wanita dan pada ujung phalus pada pria. Penempelan preputium biasanya normal
pada bayi laki-laki, tetapi fimosis biasanya jarang. Testis harus di palpasi. Testis kadang-
kadang letak tinggi pada skrotum dan susah untuk di lokalisir. Beberapa pemeriksaan harus
dilaksanakan sebelum menentukan diagnosis kriptorkismus. Tempatkan glutea bayi pada
mangkuk berisi air hangat agar testisnya turun. Nyeri, hitam, pembengkakan testis bisa
menandakan torsio testikular. Hormon maternal menyebabkan mukus yang normal atau

18
discharge berdarah selama minggu pertama kehidupan bayi. Discharge seperti pus bisa
mengindikasikan untuk dilakukan pemeriksaan bakteriologis. Perdarahan yang lama bisa
mengarah pada gangguan hemostasis. Fusi posterior pada labia minor harus dicatat. Deviasi
apapun dari perkembangan normal pada genital laki-laki atau perempuan harus diinvestigasi
secara menyeluruh sehingga penentuan jenis kelamin bisa dibuat selama periode baru lahir.

Pada minggu pertama kehidupan, kaliber, kualitas, dan kekuatan dari aliran urin pada bayi
laki-laki atau perempuan harus dicatat. Lesi obstruktif kongenital pada uretra atau traktus
urinaria harus dicurigai jika aliran urin abnormal.

Periksa area perianal untuk menunjukkan adanya anus inperforata atau anomali lain.
Cekungan di sekitar perianal sering ditemukan dan biasanya tidak menimbulkan masalah
kecuali jika dihubungkan dengan fistula atau tumor lokal.

Tiap bayi harus dicek untuk kemungkinan adanya dislokasi kongenital pada panggul
menggunakan teknik ortolani. Dengan posisi supinasi tempatkan digiti 1 di sepanjang sisi
medial pada tiap lutut dan secara lembut tekan bagian atas kaki ke belakang sambil
mengabduksi lutut. Bunyi klik bisa dirasakan dan didengar ketika dislokasi panggul masuk ke
asetabulum.

Infeksi. Linkungan intrauterin dan ekstrauterin kaya akan sumber infeksi pada bayi baru
lahir. Dokter harus siap siaga untuk tanda-tanda infeksi selama pemeriksaan fisik.

Kelainan metabolik. Pemeriksaan fisik bisa menunjukkan adanya kelainan metabolik. Bayi
dengan ibu diabetes akan cenderung menunjukkan makrosomia dengan berat melebihi 20 kg.
dilain hal bayi dengan ibu diabetes yang parah biasanya akan menderita mal nutrisi
intrauterin selama trimester ketiga dan berat badan lahir rendah saat usia gestasi,
menunjukkan postmaturitas walaupun lahirnya cukup bulan. Kesulitan bernapas (termasuk
penyakit membran hialin), hipokalsemia, dan hipoglikemia mungkin terbentuk. Pada kasus
yang parah gambaran klinis biasanya mirip dengan eritroblastosis fetalis, dengan jaundice

19
neonatus dan hepatosplenomegali. Edema dan shock jarang ditemukan dan kejang biasanya
sering.

Disgenesis gonad (variasi Turner) akan menghasilkan BBLR, panjang badan rendah, webbing
pada leher, edema perifer, putting susu kecil, lipatan kulit yang longgar pada posterior leher,
garis rambut yang rendah, arkus palatum yang tinggi, kuku yang kecil, dan anomali lain.

Ambiguitas genitalia eksterna pada bayi perempuan bisa disebabkan oleh androgen eksogen
atau endogen. Dengan masalah tersebut biasanya terjadi kesalahan saat lahir pada biosintesis
kortisol adrenal, akan memicu sekresi berlebihan dari androgen (pseudohermaprodisme
perempuan). Pada bayi laki-laki, defek fungsional adrenal dan non adrenal bisa memprduksi
salah satu bentuk dari pseudohermaprodis laki-laki. Pada kondisi ini yaitu phalus yang
membesar terdapat fusi pada labia minor, membentuk sinus urogenital, dan tidak ada gonad
atau kelamin yang terpalpasi dilipatan labia dan skrotal. Investigasi segera dan ekstensif
dibutuhkan untuk mencapai diagnosis.

Tabel 17-4. Kelainan Metabolik Pada Bayi Baru Lahir

Kelainan Patogenesis Tanda klinis


Neonatal jaundice Sistem enzim imatur pada Jaundice (bilirubin tak
metabolisme bilirubin terkonjugasi) biasanya
setelah hari pertama atau
kedua kelahiran
Gangguan hemolitik, Jaundice pada 24 jam
eritroblastosis fetalis yang pertama
disebabkan inkompatibilitas Pucat, anemia,
Rh atau ABO hepatosplenomegali ringan
Kernikterus jarang; jika ada:
Letargi
Hilangnya refleks Moro
Sindrom Crigler-Najjar Menolak makanan
(jarang) pada metabolisme Hiperbilirubinemia tak
bilirubin terkonjugasi
Hipoglikemia Diabetes maternal Iritabel, kadang-kadang
Terjadi pada bayi kecil untuk sianosis, kejang
usia kehamilan Berat lahir sering melebihi 10
lbs dengan ibu diabetes
Retrolental fibroplasia Terjadi pada bayi yang Proliferasi dini pembuluh
mendapatkan oksigen retina
konsentrasi tinggi Perobekan dini pada retina
Tetanus Pegambilan kembali Iritabel
parathormon ibu Kejang selama minggu
Terjadi pada bayi yang dibri pertama kehidupan
susu sapi Tanda peroneal
Tanda Chvostek tidak
membantu, terjadi pada bayi
normal
Kretinisme Defek sintesis tiroxin Jaundice yang lama pada
kongenital neonatus

20
Letargi
“sirkulasi buruk” dengan
kulit bercoreng-coreng
Suara serak, high-pitch cry

Perkiraan Usia Gestasional

Determinasi akurat dari masa gestasional akan membantu untuk penilaian bayi yang memiliki
resiko untuk stress dingin, hipoglikemia, nekrosis lemak subkutan, respiratory distress
syndrome, jaundice neonatus, penyakit jantung kongenital, dan polisitemia. Ini bisa
membantu untuk menentukan prognosis. Pada bayi baru lahir, usia gestasional dapat
disimpulkan untuk penilaian status perkembangan. Penilaian seperti ini merupakan bagian
yang terintegrasi pada pemeriksaan fisik, dan semua dokter yang peduli pada bayi baru lahir
harus kompeten dalam hal ini. Dalam hubungannya dengan elemen lain pada pemeriksaan
fisik, penilaian pengembangan dipengaruhi oleh sumbangan genetik, tidak hanya
menceritakan usia gestasional tapi juga memberikan informasi tentang abnormalitas
kongenital, penyakit prenatal, dan lingkungan intruterin.

Tanda-tanda perkembangan terbagi menjadi dua kategori umum: deskripsi anatomis dan tes
integrasi neurologis, termasuk tonus otot, kekuatan, fungsi artikular, posisi ekstremitas,
refleks rooting, dan refleks lain, dan reaksi pupil terhadap cahaya. Dengan pengecualian
penilaian bayi terhadap cahaya tidak ada respon neurologis yang membutuhkan fungsi
kortikal; namun, tanda-tanda tersebut tidak menguji jalur sub kortikal dan bisa normal pada
bayi baru lahir dengan hidreensefali.

Beberapa investigator tidak setuju sebagaimana respon neurologis yang terpicu pada level
usia yang berbeda dan konsekuensinya, terlalu banyak pengukuran untuk menilai usia
gestasional. Beberapa klinisi percaya bahwa pemeriksaan neurologis hanya memiliki nilai
yang kecil untuk menentukan usia gestasional selama 48 jam pertama kehidupan karena ini
adalah periode “Birth Shock” selama perubahan yang cepat dari refleks tonus. Bagaimanapun
parameter spesifik usia yang diajukan memiliki nilai jika saat diobservasi itu ada dan
konsisten. Jika salah satu respon tidak ditemukan, tidak ada dasar untuk kesimpulan
diagnosis.

Tabel 17-5. Infeksi neonatus

Kelainan Patogenesis Tanda klinis


Infeksi umum Omphalitis Kegagalan pertumbuhan
Infeksi kulit Reflek menghisap yang buruk
Pneumonia Letargi
Demam yang jarang

Meningitis Biasanya bakteri gram Fontanela frontal yang keras


negatif Tanda kernig tidak ada;
meningismus
Letargi

21
Sifilis kongenital Sifilis pada maternal Rinitis dengan coryza
mukopurulen
Ulserasi makulopopular pada
musculocutaneus junctionn
Eritema, deskuamasi palmar
Limfadenopati
Taxoplasmosis Infeksi maternal Hepatosplenomegali
Limfadenopati
Mikroftalmus
Hidrosefalus
Korioretinitis
Kalsifikasi intrakranial pada
foto rontgen
Citomegalovirus Infeksi maternal Seperti toxoplasmosis
Termasuk studi sitologi
Impetigo meonaturum Kontaminasi kulit Terlihat pertama kali pada
lipatan kulit
Erupsi makulovesikular
tersebar cepat
Moniliasis Mekanisme gangguan imun Plak putih di mulut
seluler Rash makulopapular
Pemberian antibiotik
Konjungtivitis Gonorhea Edema palpebra, discharge
Iritasi kimia dari silver nitrat serous
Blenorhea Discharge mukopurulen
Predominan palpebra bagian
bawah

22
Pemeriksaan pada bayi dan anak
Saat anak mulai dapat berbicara, mereka biasanya lebih koperatif ketika pemeriksaan
fisik. Berkomunikasi dengan anak merupakan bagain dair pmeriksaan dan sering memberikan
informasi yang penting.

Peritmbangan khusus pada pemeriksaan fisik

Kepala. Garis sutura mungkin menutup sebelum waktunya (kraniosinostosis) tapi hal
ini mgunkin sulit untuk dinalai secara klinis tanpa pemeriksaan radiologi. Pengukuran
lingkar kepala rutin mungkin dapat menunjukkan penurunan dari pertumbuhan kepala.

Suara “pot retak”, sebuah tanda peningkatan TIK, hanya dapat membantu ketika
penyatuan sutura telah terjadi. Transiluminasi tengkorak pada anak mungkin dapat
menunjukkan hidrensefali atau hematoma subdural. Kamar yang gelap dan penerangan yang
baik (senter dengan lengan karet) dibutuhkan untuk interpretasi.
Leher. Bayi memiliki leher yang pendek. Tortikolis (rotasi kepala yang terbatas)
mungkin disebabkan oleh hematoma pada m. sternomastoid akibat cedera saat lahir.
Adenopati servikal (anterior), terutama jika bertekstur lembut, mungkin menunjukkan infeksi

23
faring. Adenopati postaurikula dan suboksipital biasa ditemukan pada eksantema viral,
terutama infantum roseola dan rubeola. Apabila didaptkan demam, munculnya iritasi
meningeal dapat dinilai dengan melakukan fleksi ekstensi leher secara hati-hati. Tahanan
pada fleksi penuh (kernig sign) memerlukan pemeriksaan cairan spinal. Perlu diingat bahwa
leher kaku mungkin dapat dilihat pada dehidrasi, pneumonia lobaris dan infeksi faring atau
tonsil. Anak yang sangat muda dengan meningitis mungkin menunjukkan opistotonus atau
kekakuan leher.
Membran timpani. Infeksi telinga tengah (otitis media) merupakan salah satu
penyebab sakit terbanyak pada bayi dan anak. Penilaian yang teliti terhadap mobilitas
membrane timpani arus dilakukan terutama jika muncul cairan dari telinga tengah (efusi
karena infeksi atau alergi). Muncul atau tidaknya refleks cahaya membran timpani yang
normal harus dilihat. Catat warna membrane dan infeksi. Untuk melakukan ini anak dapat
diperiksa sambil dipegang pada pangkuan ibunya, saat anda memegang kepalanya dengan
tangan. Pergerakan udara pada kanal telinga luar didapatkan dengan meniup atau menyedot
perlahan dengan pipa karet yang menempel pada otoskop sehingga dapat dilakukan
visualisasi langsung terhadap dinamika membran timpani.

Posisi pemeriksaan membran timpani. Anak dipangku ibunya , kepala pasien difiksasi tangan
kiri pemeriksa, tangan kanan memegan otoskop.

Dada. Riketsia, penyakit yang disebabkan karena kekurangan vitamin atau kelainan
metabolic (keduanya jarang), akan menghasilkan pembesaran osteoid pada ujung anterior
tulang iga (rachitic rosary). Penurunan bagian bawah sternum (pectus ekskavatum) yang tidak
terlalu dalam mungkin merupakan variasi perkembangan. Pneumonia pada bayi, seperti pada
bayi baru lahir, dapat dideteksi hanya dengan pemeriksaan radiologi. Hanya dengan
mengetuk dada dengan telunjuk dapat membantu anda untuk menilai ke-pekak-kan, cairan
pleura atau resonansi. Tahanan parsial dari suara napas sangat sering terjadi dan terkadang
merupakan satu-satunya tanda fisik konsolidasi jaringan paru.
Jantung dan sirkulasi. Karena menangis dapat sangat mengganggu auskultasi
dengarkan ketika anak benar-benar kooperatif. Jantung relative besar pada bayi dibandingkan
orang dewasa dan terletak lebih tinggi pada toraks. Jantung terletak lebih horizontal pada
anak yang lebih muda daripada yang tua. Frekuensi nadi dan napas sangat bervariasi
tergantung pada usai anak dan status emosional. Faktor ini juga dapat mempengaruhi
tekanan darah sehingga pengukurannya harus dilakukan saat anak dalam keadaan tenang atau

24
tertidur. Pada anak yang sangat kurus, terlihatnya denyut precordial dapat dikatakan normal.
Penentuan ukuran jantung dengan perkusi tidak akurat dan lebih baik ditentukan dengan
rontgen jantung. Murmur sistolik pendek bervariasi tergantung dengan posisi anak biasa
ditemukan pada anak usia dini. Murmur ini tidak bernilai signifikan. Perlu diingat komponen
pulmoner pada suara jantung kedua selalu lebih kuat dibandingkan komponen aorta pada
suara jantung kedua selama bayi dan masa awal anak. Klik mid sistol biasa ditemukan pada
area pulmo. Venous hums di bagian atas dada biasa ditemukan dan dapat diubah dengan
rotasi ekstrim kepala.
Abdomen. Karena tidak mungkin menilai abdomen pada bayi yang menangis, coba
tenangkan anak tersebut sebelum melanjutkan pemeriksaan. Berikan penenang apabila
diperlukan. Fleksi selangkangan pada abdomen sangat membantu pada palpasi dalam. Nilai
status hepar, lien, dan ginjal, dan lihat adanya masa abdomen termasuk distensi kandung
kemih. Kendung kemih mungkin terlihat jelas pada anak yang kecil dengan obstruksi
kongenital pada aliran kencing. Adanya hernia dan testis yang tidak turun seharusnya dapat
terlihat. Anak yang ketakutan dengan testis yang ssangat retraktil sering salah didiagnosis
dengan testis tidak turun. Kerutan pada kantong skrotum akan menunjukkan bahwa testis
berada di dalam skrotum.

Cara palpasi dalam pada abdomen bayi dengan diberikan penenang

Pemeriksaan rectum sebaiknya dilakukan di akhir pemeriksaan fisik. Anus pada bayi
cukup bulan dapat dimasuki oleh jari yang kecil. Apabila ada ruptur apendiks, sebuah masa
yang bulat dan lunak sering dapat dipalpasi pada cul-de-sac.
Masa inguinal selalu abnormal dan bisanya merupakan hernia reponibel. Jika tidak dapat
direduksi, inkarserasi usus dapat terjadi.
Auskultasi abdomen lebih mebantu pada anak yang lebih tua. Iritasi peritoneum
biasanya disertai dengan suara usus hipoaktif tapi dengan meningkatnya infeksi peritoneum
(peritonitis) suara usus mungkin mningkat. Pemeriksaan tumor pylorus sudah tidak
dilakukan.

Pemeriksaan neurologi

Pemeriksaan neurologi pada bayi baru lahir telah dikeluarkan pada bagian
pemeriksaan usia kehamilan. Perlu diingat perdarahan retina dapat terlihat pada 25% bayi
baru lahir. Untuk follow-up neurologis yang teliti diperlukan pada semua anak dengan Apgar
skor yag rendah, trauma serebral neoatus, atau konulsi neonates. Adanya peningkatan tonus
pada satu atau lebih ekstremitas mungkin merupakan tanda awal dari serebral palsi.

25
Malformasi otak seperti pada hidrensefali, mikrosefali, ensefalokel dapat dengan mudah
dikenali. Hidrensefali, seperti yang telah dielaskan sebelumnya ditentukan dengan
pemeriksaan transiluminasi, dan pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada semua anak yang
gagal tumbuh. Kebutuhan pemeriksaan tumbang yang akurat telah digalakkan. Tumbang
yang umum dimulai dari kontrol kepala, duduk tanpa bantuan, merangkak, berdiri, berjalan
sendiri, dan makan sendiri. Perlu diingat bahwa kurangnya kewaspadaan visual mungkin
disebabkan karena defisiensi mental dan juga penyakit akut. Anak yang memiliki
keterlambatan pertumbuhan tapi menunjukkan kewaspadaan sekelilingnya mempunyai
prognosis yang lebih baik untuk tumbang normal. Penilaian adekuat terhadap pendengaran
pada periode bayi baru lahir sangat penting karena intervensi sedini mungkin akan membantu
anak dengan tuli kongenital. Pada anak, system neurologis dapat dinilai hanya dengan
melihat anak bermain atau menunjukkan kemampuan untuk menulis atau menggambar.
Interpretasi yang benar pada perilaku dan kemampuan tersebut tergantung pada pengetahuan
yang baik pada tumbang normal. Cara berjalan dan kemampuan motorik anak juga sangat
membantu untuk menilai fungsi neurologis.

Penglihatan dan pendengaran

Anak yang sangat muda menunjukkan penglihatan yang normal dengan mengikuti
pemeriksa berjalan. Kemampuan penglihatan dapat dinilai dengan tepat setelah anak berusia
3 tahun dengan menggunakan Snellen charts yang menunjukkan objek familiar. Pemeriksaan
funduskopi sangat penting pada bayi; dilatasi pupil penting untuk pemeriksaan yang lengkap.
Adanya ketidakseimbangan otot ekstraokuler (strabismus) dapat dilihat dengan
memperhatikan simetrisitas refleks cahaya pada pupil. Strabismus mungkin menunjukkan
hilangnya kemampuan fungsional penglihatan.
Perlu diingat bahwa anak dengan penyakit telinga tengah mungkin memiliki
penurunan pendengaran seginga anak rewel, sulit memperhatikan , dan mungkin dicurigai
memiliki tumbang abnormal. Sehingga penilaian dinamika membrane timpani sagat penting.
Audiometri nada murni dapat dilakukan pada anak usia 3 tahun. Pemeriksaan ni memerlukan
pemeriksa yang sabar. Metode kontemporer untuk pemeriksaan pendengaran pada anak
sekarang telah tersedia.

Kelainan metabolik

Kelainan metabolisme kongenital. Gangguan metabolism lemak, karbohidrat, atau


protein akan terlihat jelas saat setelah lahir yang ditunjukkan dengan gejala keterlambatan
perkembangan, obtundation, dan tanda-tanda khas yang berhubungan dengan keterangan
penyakit. Anak dengan fenilketonuria yang tidak diobati memiliki bentuk khas seperti tikus,
berbau busuk dan sering memiliki kulit yang kuning dengan mata yang biru. Pada kasus
tyrosinosis, anak yang berusia antara 1 dan 6 bulan memperlihatkan kegagalan pertumbuhan,
iritabel, dan pembesaran hepar. Anoreksia, muntah, diare, dan distensi abdomen juga sering
muncul. Anak mungkin akan menunjukkan manifestasi perdarahan, dan sebagai proses
penyakit ini, asites, kuning (jaundice), letargi, koma, dan kematian dapat terjadi. Pada kasus
intoleransi fruktosa herediter, penurunan metabolisme fruktosa-1-fosfatase memicu terjadinya
perburukan glikolisis dan menyebabkan muntah, letargi, kuning, hepatomegali dan

26
splenomegali., hipoglikemia, dan perdarahan, dan yang muncul belakangan adalah
terganggunya produksi prokoagulan di hepar. Bentuk paling sering dari galaktosemia adalah
defek pada enzim uridil transferase yang memicu terjadinya akumulasi dari galaktosa-1-
fosfatase. Galaktosemia pada bayi yang terjadi karena mendapat makanan yang mengandung
laktosa menyebabkan bayi lesu, penurunan berat badan, dan muntah. Kuning (jaundice)
sering terlihat, hepatomegali, dan sesekali splenomegali. Katarak lenticular mungkin terjadi.
Mungkin juga terjadi perdarahan karena kekurangan prothrombin. Hipoglikemia sering
terjadi. Hepatomegali yang berhubungan dengan hipoglikemia dan asetonuria mungkin
disebabkan salah satu dari penyakit/kelainan penyimpanan glukosa, biasanya tipe 1 (von
Gierke’s). Variasi lain hampir terlihat sama tetapi dengan gejala yang lebih ringan.
Penyakit endokrin. Penyakit endokrin pada anak sering terdeteksi sampai gangguan
pertumbuhan selesai. Termasuk perlambatan pertumbuhan ”constitutional delay of growth
and adolescence” atau keterlambatan pokok pertumbuhan dan remaja, lambatnya
pertumbuhan berhubungan dengan defisiensi growth hormone dengan atau tanpa kelainan
hipofisis yang lain, dan defisiensi tirosin (delayed cretinism). Pada setiap gangguan
pertumbuhan, grafik pertumbuhan pasien akan memperlihatkan penurunan (berat badan dan
tinggi badan). Anak dengan defisiensi tiroid keterlambatan erupsi gigi; rambut kering;
bengkak, wajah porcine, dan keterlambatan umum. Terdapat bukti yang menunjukkan adanya
penurunan sirkulasi perifer dan membran mukus yang bercoreng.

Kelainan kongenital
Distrofi muskular. Distrofi muscular tipe Duchenne biasanya terjadi karena masalah
kromosom terkait seks (sex-linked) pada laki-laki. Diagnosis jarang ditegakkan pada usia
sebelum 3 tahun, tetapi ada riwayat keterlambatan perkembangan motorik dan terlambat
duduk, berjalan atau berlari. Pada pemeriksaan anak akan terlihat gaya jalan bergoyang,
kesulitan untuk menaiki tangga dan hipertrofi otot betis. Kemudian anak juga akan
memperlihatkan tanda Gower saat berusaha untuk berdiri dari lantai. Pertama anak akan
berguling dalam posisi pronasi kemudian berlutut dan mengangkat tubuhnya untuk berdiri
dengan mendorong tangannya, lututnya, dan pahanya.
Fibrosis kistik. Sekitar 10% dari pasien yang mengalami penyakit ini terlihat pertama
kali pada saat bayi baru lahir karena obstruksi usus yang menyebabkan sumbatan usus halus
karena mekonium yang mengeras. Jarang terjadi perforasi usus in utero. Pada bayi ada
riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang dan penyakit paru kronik. Pasien mengalami
batuk kering non produktif yang diikuti dengan infeksi pernafasan akut dengan tanda
obstruksi bronkial yang menyeluruh. Kulit anak terasa asin yang mungkin terasa saat
mencium anak. Sebagai progres keterlibatan paru terjadi over aerasi di dada, yang
menyebabkan distensi yang disebut dengan Barrel shape (dada gentong). Clubing finger
terjadi pada anak dengan penyakit kronis. Tanda dari isufisiensi pankreas dan malabsorbsi
usus terlihat pada 80% pasien. Distensi abdomen, sering BAB dengan feses yang berlemak,
Penyakit jantung bawaan. Deskripsi detail penyakit jantung bawaan dijelaskan di luar
bab ini. Evaluasi rinci pada jantung sangat penting, terutama pada anak yang menunjukkan
sianosis.

Penyakit infeksi

27
Infeksi pernapasan. Infeksi pernapasan merupakan masalah yang paling sering
dialami anak. Nasofaringitis akut, yang berhubungan dengan common cold pada orang
dewasa, biasanya disertai dengan demam, terutama pada anak mulai usai 3 bulan - 3 tahun.
Sinusitis persisten merupakan komplikasi yang sering terjadi pada anak yang lebih tua. Anak
akan tampak gelisah, bersin-bersin, dan hidung berair (nasal discharge) selama beberapa jam,
yang kemudian menjadi obstruksi nasal. (bayi menunjukkan gejala distress pernapasan yang
ssedang/moderate). Gendang telinga biasanya mengalami kongesti, dan mungkin ada cairan
di belakang gendang telinga tersebut. Gejala sistemik lain termasuk diare dan muntah.
Komplikasi purulenta bisa terjadi. Pada anak yang lebih tua terdapat gejala hidung dan faring
yang kering dan teriritasi, yang diikuti dengan bersin-bersin, rasa panas/pedas, nyeri otot, dan
hidung meler. Sekresi menjadi kental selama beberapa hari dan menjadi purulent. Faringitis
akut dapat disebabkan infeksi virus atau bakteri. Keduanya sulit dibedakan secara klinis.
Inflamasi karena virus biasanya jarang terjadi, tapi jika ada infeksinya lebih parah. Ulkus
kecil mungkin terbentuk pada palatum mole atau dinding posterior faring. Folikel limfoid di
palatum dan tonsil dapat memproduksi eksudat yang sama dengan faringitis bakterial.
Terdapat pembesaran moderate nodus limfe servikal. Anak dengan faringitis streptokokus
biasanya tampak lebih sakit, sakit kepala, nyeri parut, dan demam tinggi. Tenggorokan terasa
sangat sakit, dan tampak pembesaran tonsil dengan faring eritema. Awalnya terjadi
limfadenopati servikal, dan nodus nya tampak lebih lembut dibandingkan dengan infeksi
virus. Mungkin terdapat bitnik/coreng peteki pada palatum mole. Tonsillitis kronik dapat
menjadi kambuhan atau sakit tenggorokan persisten dan obstruksi atau kesulitan menelan
atau bernapas, meskipun sulit bernapas disebabkan pembesaran adenoid. Mungkin sakit saat
bernapas, dan jika terjadi hipertrofi yang berat, mungkin obstruksi pada jalan napas atas
tersebut dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Tonsil akan menunjukkan berbagai macam
derajat hipertrofi dan mungkin tampak di garis tengah mulut. Pada hipertrofi kronik adenoid,
anak akan bernapas dengan mulut dan dapat terjadi rhinitis persisten. Anak mungkin
mengorok saat tidur dan mulut akan tetap terbuka sepanjang hari, menyebabkan mulut dan
bibir jadi kering. Suara hidung, sakit saat bernapas, penurunan penciuman. Dapat terjadi
batuk persisten. Otitis media kronik sering berhubungan dengan tonsillitis kronik.
Infeksi croup harus dibedakan dengan epiglottitis akut. Epiglotitis akut lebih parah,
penyakit yang progresif cepat yang ditandai dengan pembessaran epiglottis, jika dimanipulasi
dengan kasar selama proses pemeriksaan aring, mungkin merangsang respon vasovagal
dengan cepat dan henti jantung serta henti napas. Onset mendadak, dengan hanya menyerang
bagian organ traktus respirasi atas yang kecil lebih dulu. Demam tinggi dan anak sepsis.
Kesulitan bernapas, sakit tenggorokan yang berat dan sekresi air liur yang banyak. Stridor
inspirasi, kasar, batuk kuning, disfagia, gelisah sering terjadi. Anak mungkin lebih memilih
posisi istirahat, dimana leher hiperekstensi dan sering atau lebih suka duduk dengan mulut
terbuka. Pada infeksi laryngitis akut, ditandai dengan suara serak dan stridor inspiratory,
retraksi pernapasan, dispneu, gelisah, dan jika berlanjut, seperti sangat membutuhkan udara
“air hunger” yang jelas, lelah, retensi CO2 dan sianosis. Laringotrakebronkitis akut adalah
bentuk tersering dari croup yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Anak sering gelisah,
ketakutan dan demam tinggi. Terjadi penurunan suara napas bilateral, ronki, rales yang
menyebar. Laringitis spasmodic akut, atau croup spasmodic, secara klinis terjadi khusus
biasanya antara uisa 1 - 3 tahun dan penyebab yang belum jelas. Onset sering terjadi malam

28
hari dan mendahului coryza moderate dan suara parau. Anak menampakkan ciri “barking”,
batuk metalik dan napas yang ribut serta gelisah dan ketakutan.distress pernapasan nyata
dengan retraksi spatium supraklavikula, sternum, spatium intercostal. Sering tampak demam.
Bronkiolitis merupakan penyakit pada 2 tahun pertama kehidupan, puncaknya pada
usia 6 bulan. Ada riwayat paparan / menderita penyakit respirasi, dan gejala pertama adalah
hidung berair dan bersin-bersin. Secara bertahap, distress napas ditandai dengan batuk yang
menciut, dipsneu, iritabel. Anak mengalami takipneu (60 – 80 x/menit) dan “air hunger” berat
serta sianosis sering terjadi. “nares flair” dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
Overaerasi dan terperangkapnya udara mendorong hepar dan lien sehingga dapat dilihat
dengan jelas. Penyebaran ronki kering terdengar. Ekspirasi memanjang.
Pneumonia dapat menyebabkan anak menggigil jika Pneumococcus sebagai
penyebabnya. Pada bayi sering terjadi infeksi pernapasan atas “mild” yang diikuti dengan
demam yang tidak jelas, gelisah, distress pernapasan. Anak tampak sakit akut dan kemerahan
di pipi seerta sianosis sirkumoral. Terjadi retraksi intercostal. Perkusi tidak banyak
membantu, auskultasi terdengar ronki kering pada sisi “affect”. Jika suara menurun,
perkirakan efusi pleura. Distensi abdomen disebabkan oleh ileus paralitik dan mungkin
dihubungkan dengan menigismus. Tanda pada anak yang lebih tua sama dengan orang
dewasa.
Meningitis. Anak dengan meningitis awalnya mengalami kejang, sering terjadi gejala
pernapasan atau traktus digestif dan iritabel beberapa hari lebih dulu. Onset yang mendadak
dengan kejang, demam atau syok mungkin terjadi. Anak gelisah saat berpegangan dan
menahan fleksi leher. Fontanela terbuka, pada anak yang lebih kecil, terbuka penuh dan
berdenyut. Pada anak yang lebih tua dengan peningkatan TIK, mungkin ada papiledem.
Iritasi mengieal yang kuat menyebabkan opistotonus.perubahan tanda-tanda neurologi
mengesankan TB. Nodul yang kening dan peninggian di retina juga mengarah ke diagnosis
ini.
Ensefalitis. Pada ensefalitis (meningoensalomieloradikulitis) manifestasinya terlihat
sangat luas dengan berbagai macam derajat keparahan. Beberpa anak hanya menunjukkan
gejala yang sedang (mild), sedangkan yang lainnya menjadi koma dan mati mendadak.
Demam mungkin tinggi, menyebabkan kejang hebat,. Gerakan perilaku yang aneh dan
halusinasi bergantian dengan periode sadar. Sakir kepala, atau, pada bayi, meneriakan ejaan
dapat terjadi. Demam yang meningkat, kemunduran mental, stupor, gerakan yang aneh,
kejang, kaku tengkuk/leher, dan perkembangan tanda neurologi fokal.
Eksantem. Pada rubeola, coryza dan kunjungtivitis mendahului munculnya Kolik’s
spot, yang merupakan tanda khas. Koplik’s spot berupa bercak berwarna putih keabuan, kecil
seperti butiran pasir, dengan areola kecil kemerahan., yang timbul pada berhdapan daerah
molar bawah. Rash generalisata awalnya muncul sebagai makula yang kurang jelas pada
daerah lateral leher sampai sepanjang garis rambut dan posterior pipi. Kemudian menjadi
makulopapular dan menyebar dengan cepat sampai seluruh wajah, leher, lengan atas, dan
dada atas.
Rubella memiliki gejala prodromal sedang, dan biasanya adenopati di daerah
postaurikula, servikal posterior, dan postoksipital. Bercak seperti bunga mawar dapat muncul
di palatum mole, dan rash generalisata mulai muncul dan menyebar cepat di wajah, dengan

29
makulopapula diskret dalam jumlah yang banyak dan kemerahan. Rash bisa menjadi
konfluen.
Pada roseola, rash muncul setelah beberapa hari demam tinggi, dan kadang—kadang,
dapat terjadi kejang. Saat penrurunan suhu tubuh yang kritis, erupsi macula atau
maculopapular muncul di seluruh tubuh, mulai dari batang tubuh dan menyebar ke lengan
dan leher dengan sedikit pada wajah dan tungkai bawah. Rash cepat menghilang, dan
deskuamasi jarang terjadi. Edem periorbital dapat muncul bersamaan dengan adenopati
servikal. Limfadenopati servikal merupakan tanda diagnosis yang sangat membantu.
Varicella dicirikan dengan kumpulan vesikel pada kulit dan membrane mukosa. Mulai
dengan papul merah kecil yang berbentuk oval, vesikel berbentuk seperti tetesan air
“teardrop” dengan dasar eritema. Jika lesi tersebut terasa nyeri dan lembut dan menyebar
sesuai dermatom, maka diagnosisnya adalah herpes zoster.
Tumor
Tumor pada anak termasuk masa abdomen yang dapat dipalpasi, biasanya berasal dari
ginjal atau adrenal (Wilm’s tumor atau neuroblastoma). Keduanya mungkin berhubungan
dengan hipertensi.

Intususepsi

Pada bayi dengan onset nyeri paroksismal yang mendadak, palpasi abdomen
didapatkan masa seperti sosis “sausage-shape” yang agak sulit didefinisikan, biasanya di
kuadran kanan bawah. Pemeriksaan colok dubur didapatkan darah berlendir yang menempel
di jari. Denyut/heart rate mungkin lemah dan cepat. Ini merupakan bentuk khas dari
intususepsi.

Masalah lingkungan

Kejahatan fisik. Jika anak menunjukkan luka memar yang parah, luka kabar sirkuler
mengingatkan pada luka bakar karen punting rokok, atau kesalahan penggunaan ekstremitas
sebagaimana mestinya, curigai ada kejahatan/kekerasan pada anak. Luka memar, atau skar
terutama di atas pantat dan pinggang bawah, atau fraktur yang jelas. Pemeriksaan funduskopi
didapatkan perdarahan subarachnoid yang mengarahkan pada diagnosis perdarahan subdural.
Mungkin ada kesulitan pergerakan mata. Terdapat kesenjangan antara riwayat penyebab
multipel trauma dengan derajat keparahan trauma. Tanda cekikan mungkin terlihat pada leher
dan tanda lilitan dasi yang melingkar di pergelangan kaki dan pergelangan tangan. Luka
bakar karena air panas mungkin didaptkan dengan beberapa macam, termasuk luka bakar
celup, yang terjadi saat orang tua memegang paha pasien dan melawan abdomen dan
mencelupkan pantat dan perineum ke dalam air yang mendidih. Mungkin ada masa abdomen
yang disebabkan trauma abdomen. Ingat jika vulvitis, vaginitis atau penyakit kelamin yang
terjadi pada anak prepubertas, curigai suatu kejahatan seksual.
Keracunan. Ensefalopati akut yag memicu intoksikasi bersifat mendadak, muntah
persisten, ataksia, penurunan kesadaran, koma, dan kejang. Edema serebri masif, dan bahaya
dilakukan diagnosis dengan punksi lumbal. Biasanya ada riwayat pika.

30
Masalah klinis pada anak sebelum sekolah dan usia sekolah
Pada usia ini, perhatian orang tua pada umumnya adalah pada “ gangguan belajar”
dengan perubahan dari perilaku normal dan perkembangan motoric. Anak dengan gangguan
belajar memperlihatkan kebingungan, penurunan atensi, hiperaktif, penurunan rasa frustasi,
gangguan tidur. Dari banyak contoh kasus, tidak ada kelaina klinis yang ditemukan, tapi
tanda neurologis jelas. Termasuk kejanggalan pada aktivitas motoric kasar, halus, atau
keduanya dan penurunan koordinasi. Mungkin ada keterlambatan perkembangan pada
penggunaan gunting dan krayon, melambungkan atau menangkap bola, lompat tali.
Handedness mungkin mengalami keterlambatan. Tes psikologi sangat membantu untuk
menentukan jenis spesifik dari gangguan tersebut.
Masalah skeletal juga sering terjadi. Anak dengan riwayat trauma sedang yang
bersamaan dengan onset demam yang mendadak, malaise, metafisis tulang panjang yang
lunak dengan terlokalisasi, harus curiga suatu osteomielitis, bengkak dan kemerahan di atas
tulang mungkin terjadi. Subluksasi caput radius terjadi pada anak usia prasekolah dengan
sentakan memaksa dari tangan orang yang lebih ttinggi sambil ekstensi penuh pada siku.
Skoliosis adalah lengkungan pada tulang belakang. Pemeriksaan tulang belakang harus
dimasukan dalam setiap pemeriksaan untuk menemukan kelainan bentuk atau posisinya.

Penyakit infeksi

Meningokokemia adalah penyakit gawat darurat yang mengancam nyawa. Terdapat


bentukan peteki di kulit yang muncul tiba-tiba dengan melibatkan membran mukus yang
diikuti dengan penyakit traktus respirasi atas. Pada bentuk fulminant, terjadi syok endotoksik
yang berkembang dengan cepat dan koagulasi intravascular diseminata dengan perdarahan
kutan dan mukosa. Dapat terjadi hipotensi dan kematian.
Sindrom reye harus dipertimbangkan pada anak yang kejang dan koma. Tidak ada tanda
neurologis fokal, tapi ada hiperrefleks menyeluruh dan tanda Babinski positif (pengembangan
jari-jari kaki). Anak biasanya mengalami hiperventilasi. Kaku deserebrasi dan dilatasi pupil
terjadi pada kasus yang sangat berat. Mungkin ditemukan papiledem. Meskipun hepatomegali
sebagai tanda penyakit hati, tidak ada jaundice.
Kejang
Kejang banyak jenisnya dan disebabkan karena genetik, perkembangan, biokimia,
proses infeksi; kerusakan otak; atau factor yang tidak diketahui. Kejang Grand mal adalah
kejang dengan episode menyeluruh tonik klonik dengan kehilangan kesadaran. Kontraksi otot
rahang yang cepat dapat menyebabkan luka/laserasi lidah. Pada kejang Petit mal kesadaran
hilang sementara. Mata memutar ke atas atau menatap ke atas. Kejang fokal (epilepsi
jacksonian) mungkin tipe sensorik atau motoric. Jika awalnya bersifat unilateral dan motor,
kejang biasanya klonik. Spasme klonik infantile terjadi pada anak yang lebih muda.

31
Masalah sistem imun

Glomerulonefritis akut yang mengikuti infeksi pernapasan atau kulit, biasanya


disebabkan oleh strptokokus. Terdapat edema wajah dan perifer serta penambahan berat
badan. Malaise general, nyeri abdomen, demam yang tidak tinggi sering terjadi. Hipertensi
derajat ringan. Kongesti surkulasi mungkin memberikan gejala edema paru, hepatomegaly,
gagal jantung atau ensefalopati. Tidak jarang, gambaran klinis sering terlihat sama dengan
nefrotik sindrom. Pada sindrom nefrotik, gejalanya termasuk edema anasarka, berat badan
sangat meningkat, asites, efusi pleura.
Tanda khas dari demam rematik akut termasuk demam, poliartritis yang berpindah
tempat dengan kemerahan dan nyeri, karditis dengan suara jantung tidak jelas dan ada
murmur sistolik di apeks jantung, nodul subkutan, epistaksis, dan kadang-kadang eritema
marginatum. Tanda klinis mungkin hanya korea, atau gerakan involunter tak bertujuan
bilateral.

Sindroma histiositis

Sindrom ini mengenai anak dengan granuloma eosinofilik tulang, sering pada
tengkorak, tungkai bawah, vertebra, atau pelvis. Pada umumnya terjadi pada usia 4-7 tahun
dan berhubungan dengan rasa nyeri, pembengkakan local, iritabel. Jika berhubungan dengan
sistemik termasuk erupsi kulit, erupsi membran mukus, keterlibatan hipotalamus yang
bersamaan dengan diabetes insipidus, atau tinggi badan yang tidak bertambah, kelainan ini
disebut dengan penyakit Hand-Schuller-Christian. Beberapa pasien sering mengalami
proptosis unilateral. Terjadi pada sedikit anak yang lebih muda. Banyak penyakit ekstensif
tidak hanya menyebabkan lesi tulang tapi melibatkan organ visera. Terdapat lesi kulit yang
popular, erupsi seboroik pada scalp/kulit kepala atau saluran telinga; infiltrasi paru pada
gambaran radiologi; hepatomegali dan kadang-kadang splenomegali; infiltrate pada mata,
telinga tengah, dan hipofisis. Beberapa pasien pertama kali sakit biasanya pada usia 1 – 2
tahun. Pada beberapa pasien penyakitnya berkembang dengan cepat, melibatkan organ visera
mayor selama tahun pertama kehidupan dengan hepatomegaly, splenomegaly, adenopati
general, dan kegagalan pertumbuhan sumsum tulang.

Pemeriksaan pada praremaja dan remaja

Sebagai tambahan pada prinsip pemeriksaan klinis, pengenalan spesifik pada variasi
pekembangan pubertas sangat penting. Status perkembangan emosional pada setiap pasien
harus dinilai dan variasi pendekatan klinis individual juga dinilai. Privasi dan sikap/attitude
pasien harus dihargai. Harus familiar dengan hokum dari satu bagian ke bagian lain, terutama
dalam hubungannya dengan ijin perawatan medis dan informasi kontrasepsi.

Aspek khusus pada pemeriksaan


Penglihatan dan pendengaran yang baik sangat penting pada remaja, dan evaluasi
dengan baik sangat diperlukan. Perhatian tentang tinggi badan pada orag dewasa mungkin
terjawab dengan alasan prediksi yang tepat pada tinggi badan orang tua, tinggi badan pasien,
penentuan usia tulang dengan radiografi, dan grafik pertumbuhan. Status nutrisi harus dilihat,

32
dengan menggunakan grafik pertumbuhan, dan dengan menggabungkan ketebalan lipatan
kulit dengan usia normal.

Variasi normal pada perkembangan seksual

Tingkat kematangan seksual harus dicatat dengan menggunakan metode Tanner;


peritungan pada rambut pubis, perkembangan dada/payudara, tingkatan perutmbuhan penis
dan skrotum diukur berdasarkan bentuk normal. Remaja perempuan harus diperiksa dengan
ditemani pengantar. Inspeksi cermat pada genital sangat penting. Pemeriksaan pelvis harus
dilakukan pada remaja yang lebih muda hanya saat ada indikasi medis dan hanya setelah
pemeriksa/laporan pasien dibuat.

Masalah klinis pada remaja

Masalah kulit

Jerawat. Penampilan remaja sangat penting. Meskipun cacat ringan yang terlihat
seperti membawa bencana. Berbagai macam kondisi klinis termasuk komedo terbuka
(blackheads), komedo tertutup (whitehead), papula, pustule, nodul, kista, dan skar yang
parah. Meskipun predominan satu jenis lesi, tapi biasanya bercampur. Tipe lesi harus
ditentukan dengan baik untuk menentukan terapi yang efektif, yang sangat bergantung pada
abnormalitas kulit.
Ptiriasis rosea Merupakan penyakit akut. Inflamasi yang dapat sembuh sendiri ‘self-
limited” ini memiliki ciri lesi papulaskuama yang oval yang dikenal dengan “Herald patch”,
yang mendahului erupsi papulaskuama general beberapa hari atau minggu. Erupsi muncul
pada area yang tertutup dengan baju, juga pada wajah, tangan, kaki. Terjadi sering pada usia
antara 10 dan 35 tahun. Lesi berwarna pink, coklat,atau coklat terang dan rata-rata
panjangnya kurang dari 2 cm. bentukan “cigarette paper”. rasa gatal yang minimal, dan
sembuh spontan antara 2 dan 14 minggu setelah onset.
Masalah ortopedi
Scheuermenn disease. Penyakit ini ditandai dengan nekrosis avascular yang timbul di
tengah dari tepi atas dan bawah vertebra. Ini menyebabkan keterlambatan perutmbuhan dan
mendesak bagian anterior vertebra, memicu kifosis toraks. Nyeri punggung menetap,
deformitas sekitar punggung yang terlihat jelas dengan adanya pergesaran bahu, kepala dan
leher, deformitas yang mobile, serta penonjolan abdomen.
Epifisis femur “slipped”. Bantalan berat pada lempeng pertumbuhan epifisis
membesar dengan cepat, terutama pada individu yang obesitas, menghasilkan tegangan geser
dan tergelincir. Secara klinis, individu yang terkena biasanya mengalami obesitas dan antara
11-13 tahun pada perempuan dan 13-15 tahun pada laki-laki. Terdapat benjolan yang sakit
dan pasien mengatakan nyeri dirasakan di dalam lutut yang berasal dari panggul. Pada fleksi
panggul, gerakan terbatas hanya 60º, dan fleksi lebih lanjut hanya mungkin jika panggul
rotasi eksterna dan abduksi.
Osgood-schlatter disease. Remaja pria yang aktif antara usia 13-15 tahun dapat
mengeluhkan nyari di depan lutut. Pertumbuhan yang cepat di daerah ini menghasilkan
ketegangan di m. quadriceps dan tendon patella, menyebabkan tekanan di tuberkel tibial

33
dimana osifikasi epifisis baru dimulai. Psien mengeluh benjolan yang nyeri di daerah tuberkel
tibial yang diperberat dengan berlari, membungkuk, berlutut. Pada palpasi didapatkan
konstitensi yang lunak dan hangat, kadang-kadang ada pembesaran tulang.

Obesitas
Penilaian klinis sederhana dan penggunaan grafik pertumbuhan biasanya cukup untuk
menyatakan obesitas. Perkiraan ketebalan lipatan kulit trisep pada titik yang ditentukan
diukur dengan caliper merupakan sarana yang relatif akurat untuk menentukan lemak tubuh
keseluruhan.

Migraine

Merupakan penyakit genetik yang mungkin diturunkan secara autosom dominan.


Insiden terbanyak terdapat pada kurang lebi 5% di 15 tahun. Predisposisi genetic dipicu oleh
stress, alergi, trauma, variasi level hormone. Fase inisial vasokonstriksi menyebabkan aura,
termasuk skintilating scotoma, diplopia, pandangan kabur, fotofobia. Pasien mungkin
mengalami hemiparesis yang disebut sebagai komplikasi migraine. Tapi biasanya bersifat
sebentar saja. Pada fase ini, saat diikuti dengan vasodilatasi, menghasilkan denyutan, sakit
kepala yang berdenyut. Lokasi sering di atas mata, dahi dan sering ad mual muntah. Setelah
nyeri kepala hilang, pasien menjadi kelelahan sampai tertidur lelap.

Gangguan emosional

Meskipun masalah emosional di luar bab ini, pemeriksa harus berhati-hati dengan
kejadian depresi pada remaja. Manifestasinya berupa napas yang mendesah, kurang tenaga,
kelelahan, riwayat gangguan tidur, gangguan makan dan kesulitan menunjukkan aktivitas
mental, yang diperlihatkan dengan lambat atau bicara pelan dan gerakan lambat. Karena
depresi sering merupakan gejala yang lebih mengarah ke psikopatologi, beberapa pasien
membutuhkan penilaian intensif.

Anoreksia nervosa

Merupakan penyakit dimana pasien merasakan sangat takut gemuk dan ingin merubah
penampilan tubuh; menyebabkan pasien menolak makan. Pasien mengalami penurunan BB,
pengurangan jaringan subkutan dan masa otot, hiperaktif. Sering ada gangguan
perkembangan seksual sekunder, terutama pada wanita.

Asma

Asma dapat terjadi pertama kali selama masa remaja sering pada perempuan, dan
biasanya tidak ada riwayat asma dalam keluarga. Polip nasal mungkin terlihat, dan mungkin
ada bronchitis rekuren. Skin tes biasnaya negative. Bentuk asam yang umum biasanya

34
persisten dan parah dan memiliki tanda asma: dipsneu paroksismal, wheezing, napas tidak
wajar, batuk intermitten dan saat serangan bisa sianosis.

Demam rematik

Pada umumnya, remaja dengan demam rematik menunjukkan poliartritis yang


berpindah tempat dengan variasi konsistensi, demam rendah, malaise general. Karditis ada
pada < 50% pasien. Suara jantung tidak jelas dan dari suara sistol dan diastol terdengar ritme
tic-tac. Sering ditemukan murmur sistolik yang signifikan, meskipun friction rub pericarditis
sulit untuk diidentifikasi pada remaja. Onset gagal jantung biasanya perlahan. Eritema
marginatum dengan atau tanpa nodul rematik mungkin berhubungan dengan kasus yang
berat. Koma juga dapat terjadi.

Hipertensi sistemik

Meskipun hipertensi jarang terjadi pada remaja, tekanan darah harus diperiksa pada
semua pasien. Setiap remaja dengan tekanan darah diastolik berulang didapatkan di atas 90-
95 mmHg, arus dipertimbangkan hipertensi. Banyak dokter mempertimbangkan batas
borderline hipertensi saat laki-laki usia 12-15 tahun memiliki tekanan darah sistolik antara
135-145 mmHg atau diastolic 75-82 mmHg. Pada perempuan dengan usia yang sama,
tekanan sistolik antara 135-140 mmHg atau diastolik 75-88 mmHg juga borderline. Usia 16
tahun ke atas, tekanan diastolik supine antara 85-90 mmHg dan sistolik antara 140-160
mmHg borderline untuk perempuan dan laki-laki. Bruit abdomen harud dicari. Sakit kepala
dan nyeri dada adalah gejala yang sering selama remaja dan karenanya sulit dievaluasi pada
pasien dengan hipertensi sedang. Ingat bahwa beberapa anak perempuan bisa terjadi
hipertensi karena konsumsi pil. Pembesaran ginjal harus dicari. Denyut paha harus dinilai.
Café au lait spot mungkin muncul sebagai manifestasi neurofibromatosis. Pada kasus yang
jarang, feokromositoma memberikan gejala takikardia, kemerahan wajah/flushing, pucat,
keringat berlebih dan hipotensi postural, mungkin juga café au lait spot, feokromositoma dan
neurofibromatosis dapat terjadi bersamaan.

Enteritis regional

Gangguan pertumbuhan normal dan perkembangan pada remaja mungkin hanya


dilihat sebagai “warning symptom” dari penyakit inflamasi kronik GI track. Pasien mungkin
mengeluhkan masa abdomen, nyeri, diare, atau demam. Fistula perianal sering ditemukan.
Abses juga sering ditemukan, menyebabkan masa yang dapat dipalpasi pada colok dubur,
demam, dan lunak. Striktur dapat disebabkan oleh obstruksi dan cukup menyebabkan
muntah. Ini juga sebagai sebab sekunder ileus yang disebabkan inflamasi usus yang parah.

Hepatitis

Prodromal berhubungan dengan lelah, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah,
kedinginan, demam, sakit kepala, sendi, nyeri, dan nyeri kuadran kanan atas. Pada hepatitis
B, erupsi urtikaria mungkin dapat dilihat; yang menghilang sebelum timbulnya jaundice. Jika
terjadi pembesaran dan terasa lunak pada sendi distal ekstremitas, curigai hepatitis B. hepar
umumnya dapat dipalpasi dan lunak. Jaundice ringan-sedang dapat ditemukan. Feses
35
berwarna terang, urin lebih gelap. Mungkin terdapat splenomegaly. Hiposmia mungkin
terjadi, yang menyebabkan indra pengecapan remaja berkurang.

Penyakit kelamin

Diskusi mengenai penyakit menular seksual di luar bab ini. Diagnosis gonore akut
pada laki-laki mudah dibuat pada riwayat ketidaknyamanan sepanjang uretra, diikuti dengan
frekuensi. Ada riwayat paparan seksual. Gejala inisial termasuk discharge uretra mucoid dan
dysuria. Selama beberapa jam discharge purulent, warna kuning kotor. Gejala sistemik
umumnya ringan. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke uretra posterior, prostat,
vesikula seminalis, dan mungkin ke epididymis, menyebabkan nyeri, biasanya unilateral,
epididymitis. Pada wanita, mungkin ada pembengkakan kelenjar Skene atau Bartolin, tapi
75% wanita tanpa gejala.
Ingat bahwa proktitis mungkin gejala gonore pada laki-laki homoseksual, tapi pada
wanita mungkin disebabkan karena penyebaran langsung dari discharge vaginal atau paparan
genitorektum. Artritis gonore, jarang terjadi, biasanya di pergelangan tangan atau dorsum
manus dapat terjadi; ditandai dengan nyeri pada sendi yang bengkak. Pada aspirasi
didapatkan eksudat purulent dan diplokokus gram negatif intraseluler.

Leukemia dan limfoma

Meskipun insiden leukemia limfoblastik akut menurun selama masa remaja, bentuk
lain dari leukemia sering ada pada usia ini. Masa payudara mungkin sebagai tanda leukemia
kuat; oleh karena itu, setiap anak perempuan dengan kelainan lesi pada payudara harus
dievaluasi dengan baik. Insiden Hodgkin disease meningkat progresif selama masa remaja.
Pasien dengan penyakit ini menunjukkan limfadenopati servikal atau dengan malaise general
dan hepatomegali dan splenomegaly.

Infeksi mononukleosis

Penyakit ini ditandai dengan pembesaran nodus limfe servikal dan sering juga
pembesaran nodus limfe aksila atau limfe lainnya. Terjadi splenomegali, dan petekia pada
palatum mole. Palpebra bengkak, dan eksudat pada tonsil. Jaundice terjadi pada 5% pasien;
ras petekia dan urtkaria jarang terjadi. Pasien mengeluhkan lelah, demam rendah, nyeri
tenggorokan. Kadang-kadang hanya kekurangan enegi.

Penyakit tiroid

Hipertiroid (penyakit Grave) sering dimulai selama masa preremaja, terutama pada
wanita. Gelisah, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, kemunduran prestasi di
sekolah. Terjadi peningkatan aktivitas kardiovaskuler dengan hipertensi sistolik, peningkatan
HR, dan peningkatan sirkulasi perifer dan suhu tubuh. Terjadi pembesaran kelenjar tiroid
difus. Mungkin ada bruit. Eksoftalmos, menyulitkan pasien untuk mengerutkan alis, dan
kesulitan konvergensi visual. Tiroiditis subakut dapat terjadi pada gambaran klinis yang
sama. Bagaimanapun, pembesaran kelenjar tiroid menjadi lebih hebat, dan adenopati servikal
juga mungkin terjadi. Tanda-tanda pada mata jarang ditemukan, dan sering ada riwayat

36
infeksi traktus respirasi atas. Pada umumnya, anak menunjukkan tanda hipotiroids, sebagai
hasil tiroiditis sebelumnya. Anaknya pendek, dan pertumbuhannya mengalami penurunan.
Rambutnya kering dan rapuh dan anak duduk dengan tenang, hampir tak bergerak. Tiroid
mungkin dapat atau tidak dapat dipalpasi, tapi biasanya dikatakan sebagai hipotiroidism,
kelenjar tidak dapat dirasakan lebih jauh. Ekstremitas teraba dingin, dan sedikit kebiruan
pada membrane mukosa. Erupsi gigi mungkin terlambat. HR melambat dan batas tekanan
darah menyempit.

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan remaja

Pasien dengan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan umum ditandai dengan


tinggi badan yang kuran dengan berat badan mendekati atau 5 persentil, rentang pertumbuhan
normal, dan keterlambatan maturase tengkorak, biasanya sepadan dengan usia berat badan.
Anak mengalami keterlambatan pertumbuhan menjadi remaja tapi masi mengalami maturase
seksual yang normal. Ada riwayat keterlambatan pubertas di keluarga. Variasi perkembangan
lebih sering diobservasi pada laki-laki daripada perempuan.
Pubertas mungkin dipertimbangkan sebagai keterlambatan pada perempuan jika
perkembangan payudara tidak terjadi sampai usia 13 tahun atau jika lebih dari 5 tahun
sebelum antara permulaan perkembangan payudara dan menarke. Anak laki-laki
dipertimbangkan mengalami keterlambatan maturasi seksual jika pembesaran testis tidak
terjadi pada usia 13,5 tahun atau jika lebih dari 5 tahun antara permulaan dan pertumbuhan
gigi yang komplit.
Sekresi gonadotropin mungkin menurun sebagai akibat sekunder dari kelainan fungsi
hipotalamus atau hipofisis. Kelainan hipotalamus sekunder dari kelainan kongenital
(kraniofaringioma), penyakit inflamasi (ensefalitis), proses granulomatous (sarkoid),
neoplasma, lipidoses, trauma dapat menghambat sintesis atau sekresi hormon.
Pada anak perempuan, disgenesis gonad adala bentuk tersering dari hypogonadism
primer dan mungkin berhubungan dengan XO (sindrom turner) atau kariotip kromosom seks
yang lain. pada wanita, tidak adanya uterus kongenital atau vagina atau imperforasi orifisium
hymen dapat mencegah pematangan.
Sexual precocity. Merupakan perkembangan seksual yang mendahului usia normal.
Isosexual precocity didapatkan pada anak; heteroseksual precocity meruakan variasi fenotip
pada anak contoh maskulinasi pada perempuan atau feminisasi pada laki-laki. Peritmbangkan
prekok seksual pada anak perempuan jika tanda remaja sudah muncul sebelum usia 8 tahun.
Pada anak laki-laki curiga suatu pubertas prekok jika muncul sebelum usia 9,5 tahun.
Pubertas prekok (True Sexual Precocitiy). Pada pasien ini, pubertas prekok lengkap,
terdapat aktivitas prematur dari mekanisme normal yang mengontrol aktivitas hipotalamus-
hipofisis. Pada 85% anak perempuan dan 66% anak laki-laki, pubertas prekok tidak diketahui
penyebabnya dan disebut dengan kriptogenik, konstitusional atau idiopatik pubertas prekok
sebenarnya, meskipun EEG mungkin diobservasi pada banyak pasien.
Pubertas prekok sebenarnya dapat juga diubungkan dengan anomali kongenital atau
kelainan didapat/akuisita pada SSP, seperti ensefalitis, meningitis bacterial atau meningitis
tuberculosis, trauma, neoplasma yang dapat menyebabkan fungsi hipotalamus menjadi
premature. Displasia fibrosis polyostotik (sindrom McCune-Albrigth) ditandai dengan Café

37
au lait spot dan lesi tulang dan mungkin berubungan dengan pubertas prekok, hipertiroid,
akromegali, dan hiperadrenokortikisme.
Pubertas pseudoprekok. Pada pasien ini, perkembangan seksual tergantung pada
mekanisme normal yang mengontrol aktivitas hipotalamus-hipofisis-gonad. Korionepitelioma
ovarium atau testis merangsang hormone HCG yang akan merangsang sekresi estrogen dan
testosterone pada ovarium dan testis. Neoplasma ovarium dan testis dapat menyekresikan
hormon seks secara otonom.
Ketidak hati-hatian pada paparan estrogen atau androgen, karena medikasi atau krim
kecantikan atau kontaminan dari obat atau makanan, dan distribusi androgen dan HCG
seperti “perangsang petumbuan” melibatkan faktor penyebab pada beberapa anak dengan
pubertas pseudoprekok.
Pada anak laki-laki prekok isoseksual, kelenar adrenal menjadi lokasi paling sering
sintesis androgen ekstratestis. Hyperplasia adrenal kongenital, kelainan biosintesis kortisol
selama masa kehamilan, berhubungan dengan produksi androgen yang berlebihan, sebagai
adenoma atau karsinoma adrenal. Feminisasi tumor adrenal jarang menjadi penyebab prekok
isoseksual pada perempuan.
Pubertas prekok inkomplit. Terjadi perkembangan payudara dini (premature
thelarche), pertumbuhan dini rambut pubis dan aksila atau keduanya (premature adrenarke),
atau siklus perdarahan dini (premature menarke), tanpa efek sistemik hormonal general.
Penyebab dari penyakit ini belum dipahami.
Pemeriksaan termasuk tanda vitasl, pengukuran tubuh, dan pemeriksaan detail
neurologi dan lapangan pandang. Derajat kematagan seksual dicatat. Tanda hipotiroidism
didapatkan. Bukti stimulasi estrogen pada areola, payudara dan genitalia eksternal juga dicari.
Adanya kelenjar sebasea wajah dan tanda café au lait dapat terjadi pada pasien
neurofibromatosis atau dysplasia fibros poliostotik. Palpasi abdomen dan rectum dan
pemeriksaan abdomen-rektum untuk menentukan ukuran uterus dan ovarium dapat juga
memperlihatkan masa suprarenal.
Pada laki-laki, ukuran testis harus ditentukan dengan akurat. Pada pasien dengan
sumber androgen akstratestis, testis akan mengalami disproporsional derajat kecil kejantanan
dan kesesuaian ukuran dengan usia kronologis pasien. Pada anak laki-laki dengan tumor sel
Leydig, masa intratestis mungkin dapat dipalpasi.

Catatan penilaian klinis


Anamnesis dan pemeriksaan fisik perlu dicatat sebagai satu rangkaian dan merupakan
informasi dasar yang penting. Anamnesis tersebut berdasarkan pernyataan masalah pasien
yang kemudian menjadi daftar kepentingan masalah. Informasi dasar ini akan berulang kali
dijelaskan dan akan berkurang satu per satu setelah ada hasil pemeriksaan laboratorium dan
radiologi.

Tanda-tanda vital

38
Termasuk suhu (pada anak diukur per rektal), frekuensi nadi, frekuensi napas, tekanan darah
(perhatikan posisi dan ekstremitas). Untuk penguuran tekanan darah, ukuran manset perlu
disesuaikan dengan usia anak. Sebagai panduan: usia 0-5 tahun, 5 cm; usia 5-8 tahun, 7 cm;
usia 8-14 tahun, 9,5 cm; di atas 14 tahun, 12 cm. ukuran manset 5-7 cm mungkin untuk bayi
baru lahir, karena pada bayi baru lahir ukurannya sering tidak akurat. Jika bunyi Korotkoff
tidak bisa didengar pada bayi baru lahir, mungkin bisa digunakn teknik “flush”. Tangan,
pergelangan tangan, lengan bawah bayi dielevasikan dan dulilitkan dengan kencang agar
darah tidak naik. Kemudian manset dipompa sampai di atas perkiraan tekanan darah. Diikuti
dengan mengempiskan manset, tekanannya akan berkurang perlahan, suara pertama yang
terdengar dicatat sebagai tekanan sistolik.

Pengukuran

Catat pengukuran anak dalam sebuah format dan disesuaikan dengan grafik

Pemeriksaan Hasil pengukuran Persentil (dari grafik) Rata—rata (berapa


usianya?
Berat badan
Tinggi badan (di atas
3 tahun)
Panjang badan (di
bawah 3 tahun,
diukur dari kepala ke
tumit)
Panjang badan (di
bawah 6 bulan,
diukur dari kepala ke
pantat)
Lingkar kepala (di
bawah 3 tahun)
Lingkar dada ( di
bawah tahun)

Perbandingan pengukuran bagian atas (kepala sampai simfisis pubis) ke bagian bawah
(simfisis pubis ke tumit) mungkin sesuai pada beberapa keadaan tertentu. Pada anak
dismorfik, pengukuran spesifik lain akan sangat membantu.

Kesan umum dan perilaku

Penting untuk mendeskripsikan bagian ini ke dalam pemeriksaan fisik. Menghindari …


seperti “keadaan yang tidak terlihat jelas”. Catatan perkembangan, status nutrisi, suku, jenis
kelamin, posisi, pustur tubuh, aktivitas, gaya berjalan, cara berpakaian, kebersihan diri, status
mental dan emosi, dan reaksi terhadap pemeriksaan, situasi. Deskripsikan warna kulit,
tangisan, karakter suara, pernapasan, ala nasi, batuk, status hidrasi, dan edem. Apakah pasien
sakit akut atau kronis?

Perkembangan anak

39
Pada kasus bayi baru lahir dan anak-anak yang tidak menderita penyakit akut atau serius,
perkiraan perkembangan obektif dicatat di sini. Pada anak- anak yang dirawat di RS,
perkiraan perkembangan harus dilengkapi sebelum anak keluar RS.

Integument
Kulit. Corak kukit, warna, suhu tekstur, turgor, kelembaban, lemak subkutan, pembuluh
darah, pucat, kuning (jaundice), siianosis, skar, pihmentasi, purpura, erupsi, lesi, jerawat.
Rambut. Warna, tekstur, distribusi, banyak-sedikitnya rambut
Kuku. Warna, bekas gigitan, clubbing atau kelainan lain, lebar kuku.

Limfonodi
Lokasi. Posaurikular, oksipital, anterior dan posterior servikal, supraklaikula, aksila,
epitroklear, iliaka, inguinal, femur.
Deskripsi. Ukuran, konsistensi, tenderness, eritema, fluktuasi; mobile, local atau generalisata,
edema periglandula.

Kepala
Ukuran, bentuk, simetrisitas; kesesuaian dengan tubuh, ubun-ubun (ukuran, tekanan, sutura),
masa, tenderness, fraktur, bruit
Kulit kepala (scalp). Rambut, kebersihan rambut, skar, parasit.

Mata
Umum. Lipatan epikantus, edem periorbital, TIO, menonjol keluar, nistagmus, strabismus,
foria (tes cover atau refleks cahaya kornea), pergerakan ekstraokular,
Palpebra. Ptosis, lambat menutup, inflamasi, tumor, edema.
Konjungtiva. Pucat, inflamasi, peteki.
Kornea. Kejernihan, skar, ulserasi
Pupil. Ukuran, bentuk, ukuran pupil kiri dan kanan, iris, reaksi cahaya dan akomodasi.
Dengan penlight, sinari mata dari arah samping utnuk mengindari rasa silau dan untuk
mendapatkan bentuk iris yang baik.
Visus. Tajam penglihatan, lapangan pandang.
Oftalmoskop. Lensa dan kornea; dengan memakai lensa +10 atau +12 dioptri dan
oftalmoskop dipegang 2 – 3 inci dari mata pasien. Pembuluh darah fundus, diskus, makula,
pigmen, perdarahan, eksudat, papil edem, pulsasi pembuluh darah. Jika fundus tidak bisa
terlihat, dilatasikan pupil dengan midriatik kerja cepat, atau catat warna refleks kornea.

Telinga
Inspeksi. Malformasi, sinus preaurikular, posisi
MAE. Inflamasi, edem, ekskoriasi, serumen, discharge
Membran timpani. Refleks cahaya, retraksi, menonjol, perforasi, discharge, pulsasi? Cairan di
teliga tengah.
Pendengaran. Kejelasan pendengaran, tes Rinne dan Weber.
Hidung
Inspeksi umum. Bentuk, fasies adenoid, sinus
Jalan napas. Adekuat, masa, discharge, darah,
Membran mukosa. Warna, edema, ulserasi, kulit yang mengeras, polip
Septum. Deviasi, perforasi,

Mulut dan tenggorokan


Inspeksi umum. Napas. (bau aseton, kotor, bersih), hygiene, sekresi saliva

40
Bibir. Warna, kelembaban, bengkak, fisura, ulserasi, herpes
Oklusi. Disoklusi, mesioklusi, gigi yang tumpeng tindih
Gigi. Jumlah, bentuk, ukuran, warna, kavitas, nyeri
Gusi. Retraksi, perdarahan, eksudat, bengkak, nyeri, piorea
Membrane mukosa. Warna, pigmentasi, eksantem, peteki, ulserasi, masa
Lidah. Warna, lapisan, atrofi papil, ulserasi, tremor, deviasi
Faring. Pergerakan palatum saat berbicara, tonsil, postnasal drip, hyperplasia limfoid,
inflamasi, edem, ulserasi, eksudat, membrane, masa, tumpukan secret.

Leher
Inspeksi umum. Pergerakan, pulsasi, getaran, murmur, distensi vena
Trakea. Posisi, tarikan
Tiroid. Ukuran, konsistensi, nodul, bruit

Payudara
Perkembangan, simetrisitas, konsistensi, tenderness, discharge, lokasi abnormal, bentuk
papilla mammae

Toraks dan paru


Inspeksi. Bentuk, simetrisitas, hubungan kostokondral, tepi costa. Harrison: respirasi (toraks,
abdomen); pengembangan dinding dada
Palpasi. Tenderness, masa, ronki, fremitus
Perkusi. Bandingkan kiri kanan, penurunan diafragma
Auskultasi. Suara napas, durasi inspirasi ekspirasi, suara biacara, wheezing, rales, ronki,
friction rub. Dengarkan suara tambahan saat napas dalam dan setelah batuk

Jantung dan abdomen


Periksa pasien pada posisi setengah duduk dan berbaring telentang (supine), berbaring ke kiri
(left lateral decubitus) dan catat respon pasien
Inspeksi. Apeks, pergerakan dinding dada, tonolan precordial
Palpasi. Spasme otot, tenderness, nyeri tekan lepas, nyeri sudut costovertebra, hepar, lien,
ginjal, usus, distensi kandung kemih, hernia, masa. Pada bayi baru lahir, palpasi korda
spermatikus
Perkusi. Timpani, kandung kemih, masa, cairan (fluid wave), shifting dullnes
Auskultasi. Bising usus, bruit

Genitalia
Sesuaikan perkembangan genitalia dan distribusi rambut pubis (berdasarkan klasifikasi
Tanner), dan rambut aksila
Laki-laki. Kulit/preputium, sirkumsisi, smegma, ukurn meatus, deformitas, inflamasi,
ulserasi, discharge uretra, skrotum, testis (lokasi, ukuran, konsistensi), epididymis, hernia,
hidrokel, varikokel, aliran kencing
Perempuan. Patensi orifisium vagina, inflamasi, discharge, labia minor. Pemeriksaan pelvis
dilakukan atas indikasi khusus.

Anus dan rectum


Inspeksi. Kulit, hemoroid, inflamasi, eskoriasi, fisura, fistula, pemeriksaan colok dubur
(dilakukan atas indikasi khusus), tonus sfingter, vesikula seminalis, pelvis dan masa,
tenderness, karakter feses.

41
Ekstremitas
Inspeksi umum. Warna, suhu, tekstur kulit dan kelembaban, simetrisitas, deformitas, sianosis,
clubbing, edem
Otot. Masa, tenderness
Sendi. ROM, nyeri, kemerahan, panas, bengkak, cairan
Ekstremitas bawah. Postur tubuh dengan dan tanpa menahan beban, genu valgum, torsi tibia,
pronasi, metatarsus varus, epidermofitosis. Pada bayi baru lahir periksa simetrisitas abduksi
saat pinggang fleksi.

Pembuluh darah perifer


Arteri. Gambarkan pulsasi; pulsasi dorsalis pedis dan tibia posterior; palpasi secara berurutan
pada a. redial dan femur; dikrotisme, pulsus paradoksus, defsit denyut nadi; denyut kapiler,
bruit perifer (contohnya aneurisma arteriovena).
Vena. Pengukuran tekanan; pusasi dan distensi vena leher, varikositis

Saraf
Status mental. Kewaspadaan, orientasi, mood, atensi, memori
Bicara. Sesuai usia, disartria, disfonia.
Saraf kranial. Evaluasi fungsi
Sistem motorik. Cara berdiri, cara berjalan; perkembangan otot; tonus, kekuatan, koordinasi;
gerak tak bertujuan, spastisitas, kontraktur; gerak inolunter, fasikulasi
Refleks. Normal dan abnormal.
Sistem sensoris. Sentuhan, nyeri, getaran, posisi; tanda Romberg
Sistem saraf otonom. Berkeringat, flushing, pucat

Tanda klinis yang dipakai untuk mengukur usia gestasional


Fleksi ekstremitas
Posisi ekstremitas yang dinilai pada bayi baru lahir ketika diletakkan berbaring terlentang
dicatat. Pada munggu ke-28 bayi baru lahir baring dengan siku dan lutut ekstensi dan dengan
pinggang sedikit melengkung tapi bukan fleksi. Semakin dewasa, fleksi sedikit demi sedikit
muncul dimulai dari lutut dan pinggang dan kemudian di siku.

Verniks
Verniks kaseosa adalah sebuah zat berlemak dan putih yang berisi sebum, sel spidermal,
rambut lanugo dan debris lainnya. Zat ini menutupi kulit fetus sepanjang munggu terakhir
gestasi lalu berkurang jumlahnya saat cukup bulan dan menghilang dengan cepat setelah
minggu ke-40.

Warna kulit
Warna kulit sebaiknya diealuasi dengan inspeksi ketika bayi baru lahir tenang. Bayi baru
lahir pada minggu ke-28 hingga ke-34 gestasi memiliki kulit berwarna merah gelap kemudian
perlahan menjadi lebh terang. Ketika minggu ke-37, kulit basanya berwarna merah muda.
Warna klit kemudian berlanjut menjadi lebih terang dan pada minggu ke-40 bayi baru lahir
telihat pucat kecuali telinga bibir telapak tangan dan telapak kaki yang berwarna merah
muda.

Opasitas kulit

42
Dinilai dengan inspeksi pada abdomen. Pada awal gestasi kulit, sangat transparan dengan
vena dan cabang-cabangnya. Pada minggu ke-37 hingga 38 kulit secara bertahap mulai tidak
transparan dengan hanya beberapa pembuluh darah besar yang dapat terlihat. Setelah minggu
ke-40 tidak ada pembuluh darah yang terlihat.

Tekstur kulit
Dinilai dengan mengangkat lipatan pada kulit abdomen dengan jari telunjuk dan jempol.
Kulit bayi yang sangat premature terasa tipis, lembut dan kenyal. Seiring dengan
bertambahnya usia gestasi kulit perlahan menebal. Kemudian celah superfisial muncul
dimulai pada tangan dan kaki. Setelah minggu ke-41 kulit menebal dan seperti perkamen
dengan celah superfisial dan dalam.

Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi kulit fetus kurang lebih minggu ke-28 gestasi.
Kemudian lanugo perlahan menghilang dimulai dari wajah dan kemudian batang tubuh.
Lanugo biasanya sdah menghilang saat minggu ke38.

Intensitas tengkorak
Dnilai dengan palpasi menggunakan tekanan sepanjang sudut sutura. Tepi tulang kepala ada
bayi yang sangat premature terasa sangat lunak dan mempunyai tahanan yang tidak terlalu
kuat terhadap tekanan. Pada bagian tengah tulang perlahan mengeras di saat tepi fontanela
masih elastis. Bahkan setelah tulang menjadi kokoh seutuhnya tepi fontanela mungkin masih
dapat terpindah dengan tekanan yang lembut namun mobilitas ini segera menghilang.

Rambut kepala
Rambut pada BBLprmatur sangat lembut dan memiliki kualitas seperti benang wol. Beberapa
helai rambut biasanya terikat bersama terutama pada bagian distal yang membuatnya sulit
untuk dibedakan dengan sehelai rambut yang lain. setelah 38 minggu tekstur seperti sutera
berkembang sehingga membuat setiap helai rambut muncul sebagai satu helai.

Reaksi pupil terhadap cahaya


Respon ini mungkin sulit untuk diliat pada bayi premature sebagian disebabkan oleh sulitnya
menahan mata BBL terbuka di dalam ruangan yang penerangannay baik dan sebagian lagi
karena iris batasnya tidak jelas dan sulit dibedakan dengan pupil. Menepatkan putting susu
pada mulut bayi mungkin dapt membantu untuk menaga mata terbuka. Pemeriksa mungkin
dapat menahan palpebra dengan telunjuk dan jempol. Sumber cahaya yang biasa digunakan
adalah senter walaupun standarisasi intensitas cahaya seharusnya tidak berbeda dan selalu
diperiksa ulang. Karena pupil sulit untuk dilihat sebelum cahaya dinyalakan ukurannya harus
diperhatikan ketika cahaya menyinari pupil sebelum kontraksi.

Bentuk pinna
Pina pada BBL premature memiliki kartilago yang kecil. Pina sangat datar dan tidak
berbentuk dengan sedikit atau tanpa lipatan pada bagian perifernya. Liptan perlahan muncul
pada usia cukup bulan semua lipatan termasuk lipatan pada bagian atas pina yang kemudian
membentuk heliks.

Kekokohan pinna
Diuji dengan melipat bagian atas pinna di antara jempol dan telunjuk. Pinna pada BBL yang
sagat premature akan terasa sangat lunak dan mudah untuk dilipat menjadi bentuk yang aneh
tanpa menjadi bentuk semula secara spontan. Perlahan pinna akan kembali pada posisinya

43
yang semula tapi pinna masih terasa lunak sepanjang pinggirnya dan mudah dilipat. Pada
waktu kurang lebih 37 gestasi kartilago dapat dirasakan pada tepi pinna walaupun
kartilagonya tipis pinna dapat kembali ke bentuk semula setelah dilipat. Pada waktu cukup
bulan dapat ditemukan kartilago matang sepanjang bagian pinggir dari pinna.

Puting susu
Pada BBL yang sangat premature putting susu tidak terlihat jelas dan tidak ada areola antara
minggu ke-32 dan 36 gestasi putting susu telah terbentuk sempurna; terdaapt areola tetapi
tidak timbul. Setelah kurang lebih 37 minggu pinggir areola mulai timbul.

Nodul payudara
Adalah jaringan subkutan yang kokoh di bawah areola. Diameter nodul dapat diukur dengan
mencubit payudara antara jempol dan telunjuk. Nodul yang kecil mungkin menunjukkan
prematuritas atau malnutrisi fetus tapi nodul yang besar selalu menunjukkan maturitas penuh.

Organ kelamin laki-laki


Pad minggu ke-24 hingga 28 testis sering berada cincin eksterna. Testis tidak turun ke dalam
skrotum hingga akhir minggu ke-6 gestasi. Pada waktu cukup bulan, testis telah turun secara
sempurna walaupun masih dapat ditarik. BBL yang imatur memiliki skrotum yang kecil
dengan daerah rugae yang kecil pada permukaan bawahnya. Pada waktu cukup bulan
skrotum membesar dan berbentuk lonjong. Permukaan bawahnya telah sepenuhnya tertutup
oleh rugae.

Organ kelamin perempuan


BBL perempuan yang imatur memiliki vulva yang lebar disebabkan labia mayor yang kurang
berkembang dan terpisah jauh dengan labia minor dan klitoris yang relative menonjol.
Semakin dewasa bayi, labia mayor perlahan membesar hingga menutupi labia minor pada
waktu cukup bulan.

Lipatan telapak kaki


Lipatan telapak kaki yang berhubungan dengan usia kehamilan adalah garis atau celah dalam
berwarna merah tua yang terlihat saat lahir. Garis ini harus dibedakan dengan garis lurus
superfisial yang muncul setelah 24-48 jam kehidupan yang bersamaan dengan keringnya
kulit. Memasuki usia 36 minggu gestasi, 3 /4 bagian posterior telapak kaki terlihat halus.
Pada bagian anterior terdapat satuu atau lipatan yang berjalan horizontal. Pada minggu ke-37
hingga 38 gestasi beberapa lipatan muncul pada bagian posterior namun tumit tetap halus.
Pada waktu cukup bulan terdapat banyak lipatan yang menutupi seluruh tumit.

Respon terhadap cahaya


Jika bayi ckup bulan dalam keadaan tenang diposisikan sehingga cahaya mengenai satu sisi
dari wajahnya maka bayi akan bergerak perlahan ke arah cahaya. Bayi harus berbaring
dengan mata yang terbuka. Respon ini muncul antara waktu 32 hingga 36 gestasi pada bayi
dengan berat badan normal.

Tanda scarf
Menilai tonus otot bahu. Bayi terlentang dengan scapula yang datar terhadap permukaan
dengan tekanan pada klavikula nya, tangan ipsilateral digenggam dan ditarik melewati dagu
sehingga bahu adduksi dan fleksi. Tangan dan siku ditarik sejauh mungkin di atas bahu yang
berlawanan menuju ke arah posterior. Pada 28 minggu bayi premature, siku mungkin dapat

44
digerakkan menuju bahu yang berlawanan, sementara bayi cukup bulan biasanya tidak dapat
melewati garis tengah dada.

Fleksi pergelangan tangan


Tangan BBL difleksikan terhadap lengan bawah. Tekanan yang cukup diberikan untuk
mencapai fleksi maksimal dan sudut antara hipotenar eminen dan ventral lengan bawah
dicatat.

Fleksi pergelangan kaki


Kaki bayi difleksikan di atas kaki bagian anterior. Tekanan yang cukup diberikan untuk
mencapai fleksi maksimal. Sudut antara dorsum kaki dengan anterior kaki dicatat.

Sudut popliteal
Dengan memposisikan bayi berbaring terlentang dan pelvis ditahan pada permukaan yang
datar, fleksikan panggul sampai paha menyentuh abdomen. Saat paha ditahan dama posisi ini,
kaki diangkat dan dipanjangkan/diluruskan sejauh mungkin. Sudut poplitea dicatat saat lutut
diluruskan dengan maksimal.

Kaki ke telinga
Dengan memposisikan anak berbaring terlentang dan pelvis ditahan pada permukaan yang
datar, kaki diangkat, fleksikan panggul dan ekstensikan lutut sejauh mungkin. Pemeriksa
kemudian mencatat adanya tahanan saat mencoba mempertemukan kaki dengan telinga
ipsilateral.
Ekstensi menyilang
Dengan posisi berbaring terlentang, satu kaki ditahan dengan kuat dengan lutut diluruskan.
Telapak kaki dari kaki yang sama dirangsang dengan gerakan jari. Respon terjadi pada kaki
yang berlawanan, ekstremitas bawah dan dibuat tiga komponen berturut-turut dengan jelas: 1)
penarikan atau fleksi lutut dan panggul, 2) ekstensi lutut dan panggul, dan 3) adduksi
panggul. Adduksi adalah komponen terakhir yang muncul dalam tahap perkembangan.
Adduksi tidak terjadi sebelum 32 minggu usia kehamilan dan biasanya tidak muncul sampai
36 – 38 minggu. Beberapa penulis menambahkan pengembangan jari-jari kaki (fanning)
sebagai komponen keempat.

Leher
Pada posisi berbaring terlentang neonatus yang cukup bulan cenderung menjaga posisi kepala
tetap sejajar dengan tubuh, dibandingkan dengan bayi imatur yang akan menggerakan
kepalanya ke salah satu sisi. Oleh karena itu, jika kepala bayi cukup bulan dirotasikan ke
salah satu sisi dan ditahan pada posisi tersebut, bayi tersebut akan memutar/menggerakan
tubuhnya ke arah yang sama dengan kepalanya.

Glabella tap
Ketukan jari pada daerah glabella di atas alis mata menyebabkan/produksi homolateral dan
kadang-kadang bilateral blink di kelopak mata. Meringis yang tampak pada seluruh wajah,
kadang-kadang terlihat pada bayi yang sangat imatur, tidak dipertimbangkan sebagai respon
positif. Mata bayi harus terbuka untuk tes ini.

Otot fleksor leher


Genggam tangan bayi atau bahunya dan perlahan tarik bayi dari posisi baring terlentang ke
posisi duduk, observasi posisi kepala terhadap batang tubuh. Bayi yang imatur tidak dapat
memfleksikan otot anterior lehernya, dan kepalanya jatuh ke belakang dengan lemas. Selama

45
proses maturase, kepala akan mulai mengikuti batang tubuh berusaha bertahan pada garisnya
dengan menarik kepalanya ke atas.

Otot ekstensor leher


Sambil menahan bayi pada posisi duduk dengan kepala fleksi ke depan, observasi
kemampuan bayi untuk mengangkat dagu menjauhi dada. Batang tubuh bayi kemudian
digerakan ke belakang perlahan untuk berbaring terlentang, dan reaksi kepala terhadap batang
tubuh diobservasi. Meskipun pada bayi yang sangat imatur mungkin dapat mengangkat dagu
menjauhi dada sebentar saja, tapi bayi tersebut tidak dapat menahan dan menjaga kepala pada
posisinya terhadap batang tubuh saat diturunkan. Di usia 40 minggu gestasi bayi dapat
menjaga posisi kepala terhadap batang tubuh untuk beberapa detik.

Rekoil
Dengan berbaring terlentang, siku atau lutut diekstensikan secara pasif sejauh mungkin dan
kemudian dilepaskan secara tiba-tiba. Pada bayi matur, posisinya akan kembali menjadi
fleksi dengan cepat.

Genggaman dan respon tarikan


Saat refleks ini diuji, bayi harus diposisikan baring terlentang dengan kepala sejajar dengan
batang tubuh. Punggung tangan/dorsum manus bayi tidak boleh disentuh, karena mungkin
akan merangsang tangan bayi terbuka.
Refleks ini terdiri dari 2 bagian: refleks genggaman dan respon teradap tarikan. Refleks
genggaman diperoleh dengan merangsang telapak tangan bayi dengan jari pemeriksa. Hal ini
akan menyebabkan fleksi jari-jari dan genggaman terhadap objek rangsangan. Saat bayi
menggenggam, respon tarikan diuji dengan cara menarik jari pemeriksa dengan perlahan dari
genggaman bayi. Ini akan menguatkan genggaman dan respon menyebar proksimal,
menyebabkan tekanan otot seluruh otot ekstremitas dan fleksi siku sehingga pada bayi matur
dapat mengangkatnya sebentar.

Refleks Moro
Refleks Moro didapatkan dengan gerakan tiba-tiba dari kepala dan hubungannya terhadao
tulang belakang. Meskipun banyak cara untuk mengahsilkan gerakan ini, ada 2 metode yang
akan dibahas disini dan salah satunya adalah yang paling sering digunakan. Dengan bayi
posisi baring terlentang, kepala bayi ditahan kira-kira 1 inci di atas permukaan/ranjang
pemeriksaan. Refleks ini diperoleh dengan melepaskan kepala bayi dengan tiba-tiba. Sebagai
alternative dan mungkin teknik yang lebih lembut adalah dengan mengangkat sedikit
punggung bayi dan kedua bahu dari ranjang pemeriksaan dengan menahan kedua tangannya,
dan kemudian mendadak dilepaskan. Reaksi lengkap terdiri dari abduksi dan ekstensi kedua
lengan, yang diikuti dengan adduksi lengan jika dipeluk. Tangan terbuka, tapi jari-jari tetap
fleksi. Refleks ini disertai dengan tangisan, dengan ekstensi batang tubuh dan kepala, dan
mungkin dengan pergerakan kedua kaki. Refleks Moro harus dibedakan dengan refleks
mengejutkan (startle reflex), dimana pada refleks mengejutkan ini dilakukan dengan
rangsangan suara yang mendadak atau dengan menekan sternum. Pada kasus ini siku lebih
difleksikan daripada diekstensikan, dan tanagn tetap tertutup.

Refleks menghisap (sucking)

46
Bayi baru lahir daapt distimulasi untuk melakukan gerakan menghisap oral yang sangat kuat
dengan mendekatkan puting payudara yang bersih atau jari yang kecil ke dalam mulutnya.
Refleks ini akan lebih mudah didapatkan saat bayi terbangun dan dalam keadaan lapar.

Refleks menyusu (rooting)


Refleks ini normalnya akan muncul saat pipi bayi kontak dengan dada ibu. Bayi kemudian
mulai untuk “root” atau mencari puting payudara dengan menggerakan kepala dan mulut.
Refleks ini juga didapatkan dengan menyentuh bagian sudut mulut bayi dengan lembut
dengan puting payudara. Bayi akan menjatuhkan bibir bawah pada rangsangan di samping
mulut dan menggerakan lidahnya ke pusat rangsangan. Jika puting payudara ditarik perlahan
ke belakang pipi bayi maka kepala bayi akan bergerak mengikuti itu. Sebelum usia 30
minggu gestasi, akan sangat membantu untuk menguatkan refleks ini dengan menahan leher
bayi sedikit ke atas.

Berjalan
Tubuh bayi dipegang pada posisi tegak lurus dan dimiringkan sedikit ke depan. Refleks ini
dirangsang dengan menapakan telapak kaki pada permukaan yang datar dan keras. Reaksi ini
terdiri dari fleksi dan ekstensi yang berbanding terbalik antara pinggang dan lutut, seakan
berjalan. Seperti pada refleks ekstensi menyilang, semakin dewasa bayi maka bayi akan
memiliki komponen adduksi yang mungkin dapat membuat kaki menyangkut dengan kaki
lainnya. Pada bayi yang premature, yang mencapai usia 40 minggu berjalan pada jari kaki
atau jari-tumit, dimana bayi yang lahir cukuo bulan pada 40 minggu gestasi berjalan degan
seluruh telapak kaki atau dengan tumit-jari.

47

Anda mungkin juga menyukai