Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Manufaktur dan Persediaan

Sistem merupakan kumpulan dari elemen yang satu sama lainnya


melakukan interaksi sehingga mempunyai tujuan yang sama (Sutarman, 2009).
Manufaktur merupakan kegiatan pengolahan dari bahan mentah atau input hingga
menjadi barang jadi atau output (Heizer & Render, 2011).

Sistem manufaktur merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan


peralatan dan sumber daya manusia yang saling berhubungan, yang mempunyai
fungsi menjalankan suatu proses atau operasi yang dimulai dari bahan baku
ataupun suatu part/bagian. Peralatan yang terintegrasi yaitu diantaranya mesin dan
perkakas produksi, penanganan material dan posisi kerja serta posisi peralatan,
dan sistem komputer. Sedangkan sumber daya manusia diperlukan baik secara
terus-menerus maupun secara periodik untuk menjaga sistem tetap berjalan. Salah
satu bagian dari sistem manufaktur adalah production planning and inventory
control (Groover, 2001). Fungsi dari perencanaan produksi dan pengendalian
persediaan adalah sebagai jembatan antar proses produksi agar permintaan
konsumen dapat dipenuhi (Ginting, 2007).

Salah satu bagian dari PPIC adalah pengendalian persediaan. Persediaan


adalah seluruh bahan yang mempunyai hubungan dengan permintaan konsumen
(Baroto, 2002).

Persediaan merupakan bahan atau barang yang disimpan dengan tujuan


tertentu, antara lain untuk proses produksi, jika berupa bahan mentah maka akan
diproses lebih lanjut, jika berupa komponen maka akan dijual kembali menjadi
barang dagangan. Persediaan merupakan bagian yang terbesar dalam penggunaan
modal kerja perusahaan dan merupakan aktiva yang selalu mengalami perubahan
setiap saat (Siagian, 2005). Pengendalian persediaan barang merupakan suatu

II-1
II-2

permasalahan yang sangat penting bagi perusahaan, karena perusahaan


menginginkan barang yang didapatkan pada saat yang tepat dengan biaya yang
rendah (Fauzi dkk, 2017).

2.2 Pengendalian Persediaan


Pengendalian Persediaan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk
menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan material, bahan baku, dan
barang hasil produksi sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar serta
kebutuhan pembelanjaan dalam perusahaan dengan efektif dan efisien (Assauri,
2008). Pengendalian persediaan bahan baku merupakan kegiatan perusahaan yang
sangat penting karena mayoritas perusahaan melakukan investasi besar pada aspek
ini, hampir seluruh dana untuk kegiatan produksi dikeluarkan untuk membeli
bahan baku, hal tersebut menyebabkan dilema bagi perusahaan. (Baroto, 2002).
Permasalahan pada persediaan didalam perusahaan adalah perusahaan
sering dilema dengan kondisi persediaan, apabila semakin banyak produk yang
disediakan, maka resiko kadaluarsa pada bahan akan semakin meningkat serta
biaya yang digunakan untuk persediaan dapat dialokasikan untuk keperluan lain
yang lebih bermanfaat, tetapi apabila semakin sedikit persediaan pada perusahaan
maka permasalahan yang dihadapi adalah kemungkinan terjadinya kekurangan
persediaan apabila permintaan dari konsumen sedang naik (Nafisah, 2016)
.
2.3 Tujuan Pengendalian Persediaan

Menurut Assauri (2008) persediaan memiliki beberapa tujuan. Tujuan dari


adanya persediaan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tujuan Pengendalian Persediaan


No. Tujuan Pengendalian Persediaan
Menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan yang dapat
1.
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu
2.
berlebihan.
Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini
3.
akan berakibat biaya pemesanan dan transportasi terlalu besar.
II-3

2.4 Jenis-Jenis Persediaan

Dilihat dari jenisnya, ada empat jenis persediaan secara umum, yaitu
persediaan bahan baku atau bahan mentah (raw materials), persediaan barang
setengah jadi (work in process), persediaan barang jadi (finished goods) dan
persediaan barang pembantu. Bahan mentah merupakan barang yang dibeli dari
pemasok yang sudah menjalin kontrak pada perusahaan yang akan digunakan
untuk diolah menjadi suatu barang jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan
melalui proses produksi. Persediaan barang setengah jadi adalah bahan baku yang
sudah mengalami perlakuan-perlakuan proses selama produksi namun masih
menbutuhkan langkah-langkah lebih lanjut agar menjadi produk jadi. Persediaan
barang jadi (finished goods) adalah barang yang telah selesai diproduksi, barang
tersebut siap untuk disimpan digudang, dijual maupun didistribusikan. Persediaan
barang pembantu adalah persediaan barang yang dibutuhkan untuk menunjang
produksi contohnya adalah mesin dan peralatan (Nasution, 2008).

2.5 Fungsi Persediaan

Fungsi dasar persediaan yaitu mengoptimalkan keuntungan perusahaan.


Persediaan memiliki fungsi penting yaitu dapat meningkatkan tingkat fleksibilitas
suatu perusahaan. (Siagian, 2005).

Efesiensi produksi dapat dioptimalkan melalui pengendalian sistem


persediaan. Efesiensi ini dapat dicapai apabila fungsi persediaan dapat
dioptimalkan. Fungsi persediaan tersebut antara lain adalah dari fungsi
independensi, fungsi ekonomis, fungsi antisipasi dan fungsi fleksibilitas. Fungsi
independensi, persediaan bahan diadakan agar departemen-departemen dan proses
individual terjaga kebebasannya. Fungsi ekonomis, yaitu suatu kondisi dimana
perusahaan menerapkan produksi secara langsung banyak ataupun secara
berulang-ulang. Memproduksi barang dengan jumlah banyak dapat meminimalisir
biaya pengiriman barang atau biaya transportasi. Fungsi antisipasi, fungsi ini
diperlukan untuk mengantisipasi perubahan permintaan atau pasokan. Permintaan
II-4

pasar seringkali naik dan turun, maka dari itu persediaan bahan baku lebih banyak
diperlukan guna mengantisipasi permintaan pasar yang sedang naik (Baroto,
2002).

2.6 Biaya Dalam Sistem Persediaan

Secara umum dapat dikatakan bahawa biaya sistem persediaan adalah


semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan.
Biaya sistem persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya
simpan dan biaya kekurangan persediaan. Berikut ini akan diuraikan secara
singkat masing-masing komponen biaya di atas (Nasution, 2008).

Tabel 2.2 Biaya Dalam Sistem Persediaan


No. Biaya Persediaan Keterangan
1. Biaya pembelian Merupakan biaya yang digunakan untuk
membeli barang, biaya pembelian besarnya
tergantung dari harga dan jumlah barang yang
dibeli
2. Biaya pengadaan Biaya pengadaan terdisi dari biaya
pemesanan dan biaya pembuatan. Biaya
pemesanan adalah biaya untuk menentukan
pemasok, pengiriman barang dan
pengangkutan. biaya pembuatan merupakan
biaya yang timbul sebelum memproduksi
produk, contohnya adalah biaya untuk
menyetel program mesin, membuat desain
produk.
3. Biaya penyimpanan Merupakan biaya yang diakibatkan oleh
penyimpanan barang, contohnya adalah biaya
persediaan, biaya gudang, biaya barang
kadaluarsa, biaya modal, biaya administrasi
dan biaya asuransi.

2.7 Administrasi Persediaan

Menutur Nasution (2008) Administrasi persediaan menjadi bagian penting


dalam manajemen persediaan. Tugas-tugas yang termasuk dalam administrasi
persediaan antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.3
II-5

Tabel 2.3 Tugas dalam Administrasi Persediaan


No. Tugas dalam Administrasi Persediaan
1. Mencatat keluar masuknya digudang beserta dengan stok barang yang
tersedia.
2. Memelihara keakuratan persediaan dengan metode-metode tertentu.
3. Mendata para pemasok serta harga tiap item yang diperlukan.
Administrasi dari keluar masuknya barang didalam gudang juga akan
menentukan bagaimana perusahaan menentukan harga jual suatu item. Ada
beberapa metode yang sering digunakan untuk mengendalikan keluar masuknya
suatu barang. Metode-metode tersebut antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.4
(Nasution, 2008).

Tabel 2.4 Metode Persediaan


No. Nama Metode Keterangan
Metode FIFO (first in first out) adalah suatu metode
1. FIFO dimana barang yang masuk lebih dahulu harus
keluar lebih dulu.
Metode LIFO (last in fitst out) merupakan metode
kebalikan dari FIFO, dimana barang yang masuk
terakhir dapat keluar paling awal. Biasanya metode
2. LIFO
ini digunakan apabila terdapat barang yang memiliki
kadaluarsa lebih cepat daripada barang yang
sebelumnya masuk

2.8 Faktor-faktor Persediaan

Perusahaan membutuhkan investasi untuk melakukan kegiatan persediaan.


Masalah persediaan harus ditangani perusahaan dengan seefektif mungkin agar
persediaan tidak kurang maupun berlebih. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar ataupun kecilnya persediaan dapat dilihat pada Tabel 2.5 (Riyanto, 2001).

Tabel 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan


No. Faktor yang Mempengaruhi Persediaan
1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan
terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau
mengganggu jalannya produksi.
2. Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang
direncanakan itu sendiri sangat tergantung kepada volume penjualan
yang direncanakan.
II-6

Tabel 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan (Lanjutan)


No. Faktor yang Mempengaruhi Persediaan
3. Besarnya pembeliaan bahan mentah setiap kali pembelian untuk
mendapatkan biaya pembelian yang minimal.
4. Perkiraan tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan
diwaktu-waktu yang akan datang.
5. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material.
6. Harga pembelian bahan mentah.
7. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang.
8. Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya.

2.9 Persediaan Pengaman

Konsep persediaan pengaman (safety stock) merupakan persediaan


tambahan yang digunakan guna melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya
kekurangan bahan atau stock out (Rangkuti, 2004).

Tujuan dari persediaan pengaman (safety stock) adalah sebagai suatu


antisipasi terhadap kekurangan persediaan, sehingga menjamin kelancaran proses
produksi. Persediaan pengaman juga digunakan untuk menanggulangi akan
terjadinya keterlambatan datangnya bahan baku, hadirnya persediaan pengaman
bahan baku ini juga diharapkan agar proses produksi tidak terganggu dengan
adanya ketidakpastian dari bahan (Heizer & Render, 2011).

Anda mungkin juga menyukai