BAB II Fix
BAB II Fix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SIV
2.1.1 Definisi
SIV adalah sebuah retrovirus yang ditemukan pada primata. Virus yang
menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2, virus yang menyebabkan AIDS.
Asal HIV kini secara umum dianggap berasal dari SIV dari primata Afrika. HIV-2
adalah yang paling berhubungan dengan SIVsm, SIV yang menginfeksi Sooty
Mangabeys, sementara HIV-1 berhubungan dekat kepada SIVcpz(SIV yang
menginfeksi simpanse). Rute transmisi HIV-1 ke manusia melalui kontak darah
simpanse yang biasanya diburu di Afrika.
SIV pertama kali ditemukan pada tahun 1985, pada penangkaran Rhesus
macaques yang menderita karena SAIDS. Observasi ini dilakukan beberapa saat
setelah HIV-1 terisolasi sebagai penyebab AIDS dan menyebabkan penemuan
HIV-2 di Afrika Barat pada tahun yang sama.Kode ICTVdB SIV adalah
61.0.6.5.003.
2.1.3 Taksonomi
1 Kingdom : Virus
2 Unassigned Viruses
3 Retro-transcribing viruses
4 Familia : Retroviridae
3
5 Subfamilia : Orthoretrovirinae
6 Genus : Lentivirus
7 Primate lentivirus group
8 Spesies : HIV 1
9 Spesies : HIV 2
10 Daur Hidup HIV
(Peeters, 2010).
2.1.4 Strains
2.2 HIV
2.2.1 Definisi
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan
kemudian menimbulkan AIDS. AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akubat infeksi
HIV. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
2.2.2 Epidemiologi
1. Situasi Global
AIDS pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1981 sebagai
penyakit baru yang terdapat pada pria homoseksual. Dua puluh tahun kemudian,
AIDS menjadi epidemi diseluruh dunia yang terus meluas 3.
5
Infeksi HIV-1 adalah penyebab utama kelima kematian pada anak dari umur
2-5 tahun pada banyak kota di Amerika Serikat Timur. Penularan HIV-1
perinatal merupakan penyebab utama AIDS pediatri 4.
WHO memperkirakan dari 5 juta infeksi HIV baru setiap tahun, 90% terjadi
di negara berkembang. Di negara tersebut, AIDS melampaui penyakit yang
ditularkan secara heteroseksual dan jumlah kasus pada laki-laki dan perempuan
hampir sama4.
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat jumlah orang yang menderita HIV pada
tahun 2011 paling banyak diderita oleh wanita dewasa sebanyak 16,7 juta,
kemudian Laki-laki dewasa sebanyak 14 juta, Dan terakhir anak-anak usia < 15
tahun sebanyak 3,3 juta dari total keseluruhan sebesar 34 juta.
Jumlah orang yang baru terinfeksi HIV pada tahun 2011 paling banyak
diderita oleh Dewasa sebanyak 2,2 juta, Dan anak-anak < 15 tahun sebanyak
330.000 dari seluruh total sebanyak 2,5 juta.
6
Jumlah kematian pada penyakit AIDS pada tahun 2011 paling banyak
diderita oleh Dewasa sebanyak 1,5 juta, Dan anak-anak < 15 tahun sebanyak
230.000 dari seluruh total sebanyak 1,7 juta.
2. Situasi Nasional
Dalam waktu tiap 25 menit di Indonesia, terdapat satu orang baru terinfeksi
HIV. Satu dari setiap lima orang yang terinfeksi di bawah usia 25 tahun.
Proyeksi Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa tanpa
percepatan program penanggulangan HIV, lebih dari setengah juta orang di
Indonesia akan positif HIV pada tahun 2014. Epidemi tersebut terutama dipicu
oleh penularan seksual dan penggunaan narkoba suntik 5.
Jumlah kasus HIV positif yang ditemukan pada penduduk yang melakukan
konseling dan tes HIV adalah 21.591 orang pada tahun 2010 dan 21.031 orang
tahun 20115.
Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta (21.775 kasus), diikuti Jawa
Timur (11.994 kasus), Papua (9.447 kasus), Jawa Barat (6.640 kasus), dan
Sumatera Utara (5.935 kasus). Sedangkan kasus AIDS untuk tahun 2010
terdapat 6.476 kasus, dan tahun 2011 terdapat 6.178 kasus5.
Kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta (3.995), Jawa Timur
(3.775), Jawa Barat (3.728), Papua (3.712), Bali (1.747), Kalimantan Barat
(1.125), Jawa Tengah (1.030), Sulawesi Selatan (591), Sumatera Utara (507),
dan DIY (505).
Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun
(47,2%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (31,3%) dan kelompok umur 40-
49 tahun (9,5%).
Kasus AIDS menurut pekerjaan, tertinggi pada Ibu Rumah Tangga (622
kasus), diikuti tenaga non-profesional atau karyawan (587 kasus), dan
wiraswasta atau usaha sendiri (544 kasus).
7
3. Rute Transmisi
HIV ditularkan ketika virus memasuki tubuh, biasanya melalui suntikan sel-
sel atau sperma yang telah terinfeksi. Ada beberapa cara yang memungkinkan
virus bisa masuk, yaitu:
3. HIV dapat menular kepada petugas kesehatan melalui jarum suntik yang
telah terkontaminasi dengan darah dari seseorang yang positif HIV.
Beatrice Hahn dari University of Pennsylvania dan tim peneliti pada tahun
2009 menemukan bahwa simpanse meninggal karena simian AIDS di alam liar
dan bahwa wabah AIDS di Afrika telah berkontribusi terhadap penurunan
populasi simpanse. Menguji simpanse liar, peneliti mendeteksi kerusakan organ
dan jaringan yang serupa dengan AIDS stadium akhir. Simpanse terinfeksi
memiliki risiko 10 sampai 16 kali lebih besar untuk kematian dibandingkan yang
tidak terinfeksi; betina yang terinfeksi cenderung tidak melahirkan, bisa
menularkan virus ke bayi mereka, dan memiliki tingkat kematian bayi yang lebih
[19] [20]
tinggi daripada wanita yang tidak terinfeksi. Bonobos tampaknya
menghindari simian immunodeficiency virus (SIV) dan pengaruhnya, meski tidak
diketahui mengapa. [2]
2.2.3 Etiologi
Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga
berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses
(1986) WHO member nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut HIV-2, dan berbeda
dengan HIV-1 secara genetic maupun antigenic. HIV-2 dianggap kurang patogen
dibandingkan dengan HIV-1. Untuk memudahkan, kedua virus itu disebut sebagai
HIV saja. (1,6)
Setelah berikatan dengan receptor, virus berfusi dengan sel (fusion) dan
kemudian melepaskan genomnya ke dalam sel. Di dalam sel, RNA mengalami
proses reverse transcription, yaitu proses perubahan RNA menjadi DNA. Proses
ini dilakukan oleh enzim reverse transcriptase. Proses sampai step ini hampir
10
sama dengan beberapa virus RNA lainnya. Yang menjadi ciri khas dari retrovirus
ini adalah DNA yang terbentuk kemudian bergabung dengan DNA genom dari sel
yang diinfeksinya. Proses ini dinamakan integrasi (integration). Proses ini
dilakukan oleh enzim integrase yang dimiliki oleh virus itu sendiri. DNA virus
yang terintegrasi ke dalam genom sel dinamakan provirus. (1,8)
Dalam kondisi provirus, genom virus akan stabil dan mengalami proses
replikasi sebagaimana DNA sel itu sendiri. Akibatnya, setiap DNA sel
menjalankan proses replikasi secara otomatis genom virus akan ikut bereplikasi.
Dalam kondisi ini virus bisa memproteksi diri dari serangan sistem imun tubuh
dan sekaligus memungkinkan manusia terinfeksi virus seumur hidup (a life long
infection). (1,8)
Spesifikasi HIV terhadap CD4+ T cell ini membuat virus ini bisa
digunakan sebagai vektor untuk pengobatan gen (gene therapy) yang efisien bagi
pasien HIV/AIDS. Soalnya, vektor HIV yang membawa gen anti-HIV hanya akan
masuk ke dalam sel yang sudah dan akan diinfeksi oleh virus HIV itu sendiri.
Limfosit CD4+ merupakan target utama infeksi HIV karena virus mempunyai
afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Limfosit CD4+ berfungsi
mengkoordinasikan sejumlah fungsi imunologis yang penting. Hilangnya fungsi
tersebut menyebabkan gangguan respon imun yang progresif. Kejadian infeksi
HIV primer dapat dipelajari pada model infeksi akut Simian Immunodeficiency
Virus ( SIV ). SIV dapat menginfeksi limfosit CD4+ dan monosit pada mukosa
vagina. (1,8)
11
Dalam tubuh odha, partikel virus bergabung dengan DNA sel pasien,
sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup ia akan tetap terinfeksi.
Dari semua orang yang terinfeksi HIV sebagian berkembang masuk tahap AIDS
pada 3 tahun pertama, 50% berkembang menjadi pasien AIDS sesudah 10 tahun,
dan sesudah 13 tahun hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan
gejala AIDS, dan kemudian meninggal. Perjalanan penyakit tersebut
menunjukkan gambaran penyakit yang kronis, sesuai dengan kerusakan sistem
kekebalan tubuh yang juga bertahap. (1,8)
Pada waktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis tidak
menunjukkan gejala, pada waktu itu terjadi replikasi HIV yang tinggi, 10 partikel
setiap hari. Replikasi yang cepat ini disertai dengan mutasi HIV dan seleksi,
muncul HIV yang resisten. Bersamaan dengan replikasi HIV, terjadi kehancuran
limfosit CD4 yang tinggi, untungnya tubuh masih bias mengkompensasi dengan
memproduksi limfosit CD4 sekitar 109 sel setiap hari. (1,8)
3. Limfadenopati generalisata
III Munculnya gejala AIDS Related Complex (ARC), Pada umumnya lemah,
meliputi: aktivitas di tempat tidur
kurang dari 50%
1. Penurunan BB >10%
2. Kelelahan
4. Kandidiasis oral
IV Disebut juga Full blown AIDS, ditandai dengan Pada umumnya sangat
HIV wasting syndrome, berupa: lemah, aktivitas di
tempat tidur lebih dari
1. Penurunan BB yang drastis 50%
2. Demam dan diare kronis >1 bulan
Tanpa pengobatan interval antara infeksi primer oleh HIV dan timbulnya
penyakit klinis pertama kali pada orang dewasa biasanya panjang, rata-rata
sekitar 10 tahun 3.
Tes darah
Tes untuk mengetahui antibodi HIV pertama tersedia pada 1985. Baru
setelah tes dapat diperoleh, muncul berbagai pertanyaan tentang bagaimana cara
memakai tes tersebut. Umumnya, orang dapat dibagi dalam dua kubu: mereka
yang setuju dengan tes secara sukarela dan mereka yang mengusulkan tes wajib.
Gagasan wajib melakukan tes ditolak oleh sebagian besar negara akibat biaya dan
masalah logistik yang terkait.3 Tiga negara yang mewajibkan tes adalah Kuba (75
persen warga dites), Bulgaria (45 persen dites) dan bekas Uni Soviet (30 persen).
(1,6,7,8,9)
Orang yang mengusulkan tes sukarela secara luas menganggap bahwa jika
seseorang mengetahui apakah ia terinfeksi HIV atau tidak akan menjadi unsure
penting dalam mendorong terjadinya perubahan. Berarti, orang dengan HIV akan
menerapkan penggunaan narkoba atau hubungan seks yang lebih aman untuk
melindungi pasangannya, dan orang yang memakai narkoba bersamanya. Untuk
17
1. HIV
2. Encefalitis
3. TB paru
2.2.9 Pencegahan
1. Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan
melakukan penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya
luka, semua alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato)
2. Pisau cukur harus disterilisasi dengan benar (jangan memakai jarum suntik
atau alat yang menembus kulit bergantian) dengan orang lain
Pemberian terapi arv pada bayi yang lahir denga ibu HIV. (3)
AZT 2X/hari sejak lahir hingga usia 4-6 minggu dosis 4 mg/kgBB/kali
1. luka tusuk: bilas dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik.
6. desinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu: (1) betadine
(povidone iodine 2,5%) selama 5 menit atau (2) alkohol 70% selama 3
menit. chlorhexidine cetrimide bekerja melawan HIV tetapi tidak HBV
LAPORKAN(2)
1. catat dan laporkan kepada: (1) panitia PIN, (2) panitia K3, (3) atasan
langsung, agar secepat mungkin diberi PPP (profilaksis pasca
pajanan).
4. tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi meski maksimal hingga
satu minggu setelahnya.
CATAT
1. Tanggal dan jam kejadian (pajanan)
2. Uraian kejadian lebih rinci
3. Sumber pajanan bila diketahui
4. Pengobatan PPP secara rinci bila mendapatkannya
5. Tindak lanjut
6. Hasil pengobatam
7. Simpan semua data pajanan
8. risiko transmisi HIV setelah terpajan darah adalah 0,3% jika sumber
pasien adalah HIV positif
10. PPP tergantung pada kegawatan pajanan dan status HIV dari
sumber pasien.
Ingat!
2. minggu – 13 tahun:
180 – 240
mg/m2/dosis, 2x/hari
3. Kombinasi Tablet: 300 Remaja dan dewasa Dosis maksimal: < 13 tahun
tetap mg (AZT) atau > 60 kg: 1 tablet/dosis,
Zinovudin plus plus 150 2x/hari (tidak untuk berat
Lamivudin mg (3TC) badan 30 kg)
1.
4. Nevirapin Tablet: 200 Semua umur < 8 tahun: 200 mg/m2
(NNRTIs) mg
24
Selanjutnya 2x/hari.
Selanjutnya 2x/hari.
mg/kg.dosis, 2x/hari
4. 6 bulan – 18 bulan: 10
mg/lgBB/dosis lopinavir
1. Kombinasi awal yang digunakan bagi pasien HIV dengan hasil lab normal
adalah AZT+3TC (Duviral) + NVP (Neviral).
3. Bila pasien tersebut memiliki Hb<9 maka regimen yang digunakan adalah
TDF=3TC. Jika TDF belum tersedia, d4T_3TC selama 6-12 bulan
kemudian regimen diganti menjadi AZT+3TC atau TDF+3TC.
Dewasa remaja AZT atau TDF + 3TC atau Piliha regimen yang sesuai
FTC + EFV atau NVP untuk mayoritas odha
gunakan FDC
diperlukan penggunaan 2
terapi ARV yang memiliki
aktivitas anti- HBV
28
Penatalaksanaan kepatuhan
Pemeriksaan ulang VL