Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN PRENATAL

PADA NY.P UMUR 23 TAHUN


DENGAN STATUS OBSTERTI G1P0A0 (HAMIL 12 MINGGU)
INDIKASI HIPEREMESIS GRAVIDARUM RSI SUNAN KUDUS
Disusum Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing Ns, Heriyanti Widyaningsih, M.kep

Disusun oleh:
NAMA : SRI SETIANINGSIH
NIM: 2017011972

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS
TAHUN AJARAN 2019/20
A. DEFINISI
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum
dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40
minggu (Masriroh, 2013).
Prenatal atau masa sebelum lahir adalah awal perkembangan manusia yang
dimulai sejak konsepsi,yakni ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya
berlangsung selama 9 bulan dalam kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar
melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu
sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).
B. TANDA DAN GEJALA
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :

1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan


a. Persumtif Sign ( subyektif)

 Amenorhoe ( tidak mendapat haid)


 mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap tingginya kadar
progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
 letih,sakit kepala
 merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20 minggu pada
wanita hamil pertama.
 perubahan pada mamae
 frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada organ-organ
pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan uterus pada kandung
kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
 lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi hormone estrogen
dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplay darah ke pelvic .
b. Probabilitas ( objektif)
 Pembesaran uterus
- melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui pemeriksaan
bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke
7-8.
- Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui pemeriksaan
bimanual
- tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa mengetuk janin yang
mengapung dalam uterus,bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.
- Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin terjadi selama
hamil dan tidak terasa sakit.
 Perubahan warna kulit oleh
Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung hidung dan kulit
daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh
stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).

Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.

 Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat


2. Tanda positif kehamilan
 Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18.
Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi,
sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali permenit.
 adanya gerakan janin pada palpasi
 Teraba bagian janin pada palpasi
 Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada
pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray.
3. Tes Kehamilan
 Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCG
per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.
C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan
a. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan. Menurut
George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu
hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal
kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi
dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan
fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan
distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi
dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan
dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan
yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.

b. Payudara

Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta


menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi kulit
dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG) digunakan sebagai
dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human Placental
Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar
susu di dalam payudara dan berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya.

Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air


susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan sistem
alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama
kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic somatotropin
dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan
rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama
kehamilan), pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat
atau dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi
kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai
terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari
payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada
kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.

c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi akibat
efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan
progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi adalah
puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen,
payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi pada
area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau daerah kulit yang mengalami
hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir.
Pengecualian terjadi pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar tetapi
guratan pada kulit akan menetap dan berwarna putih keperakan

d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda
kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis.
Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti
kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan
gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal apabila
terjadinya tidak lebih dari trimester pertama

1. Perubahan Fisik pada Trimester I


a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut morning sickness
tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir
pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai
kehamilan trimester kedua dan ketiga.

b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.

c. Sering buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang
pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung
kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja
kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.

e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika
akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba,
sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih
sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.
Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan
sakit kepala.

f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa
menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya
perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari
rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.

g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.

h. Peningkatan Berat Badan


Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan
yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan
ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.

2. Perubahan Fisik pada Trimester II


a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada
kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar (umbilicus).
Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan
mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.

b. Sendawa dan buang angin


Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.

c. Rasa panas di perut

Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga
pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga
mendorong asam lambung kearah atas.

d. Pertumbuhan rambut dan kuku


Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti
di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak
semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.

e. Sakit perut bagian bawah


Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.

f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.

g. Hidung dan Gusi berdarah


Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk
ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan
disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa
berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke
arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau
topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat.
Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha
atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal,
sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi
dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak
sehingga dapat menimbulkan jerawat

i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan
besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar
kulit.

j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan
tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan
pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki.
Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu
lama.

3. Perubahan Fisik pada Trimester III


a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.

b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-
paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini
biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil
akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya
juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.

d. Sering buang air kecil


Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.

e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat
juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga
dipengaruhi faktor keturunan.

f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.

g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat
tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

II. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil


Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut trimester
adalah:

1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)


a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap
agar dirinya tidak hamil saja
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:

a. Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being”


menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.

c. Maternal role atteinment


Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.

d. Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.

e. Hubungan dengan ibu


Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang
membutuhkan support.

f. Hubungan dengan janin


Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin,
gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.

g. Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai dapat
diobservasi.

h. Waktu dan jarak


Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu mungkin
menarik diri dari orang lain.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang
baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah
selama trimester III:

1) Perubahan Psikologis Ibu


a. Penerimaan terhadap janin meningkat
b. Fantasi terhadap perubahan peran
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d. Fokus perhatian pada persalinan
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal freedom,
covvod sindrom berat
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
B. PATOFISIOLOGI

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur,
waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani
(sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.

Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-
sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan
bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)

C. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi
yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :

Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

1) Perdarahan

2) Pre-eklampsia/eklampsia

3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)

4) Hidramnion

5) Ketuban Pecah Dini


Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :

1) Penyakit Jantung

2) Tuberculosis

3) Anemia

4) Malaria

Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat kecelakaan


(kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).

D. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,
perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena
dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti
gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita
tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup
mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan
gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan
metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini
dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan
wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanita-
wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil
dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
3. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan
II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari
peredaran (Wiknjosastro, 2002).
4. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam
tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai.
Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh
karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh
(Wiknjosastro, 2002).
5. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah
terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro,
2002).
6. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik,
sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak
diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis
yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-
mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan
giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
7. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di
Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil
pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada
wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk
melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya
infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali
dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan
sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan
dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid
tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
8. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai
harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah,
bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan
mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu
masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar,
2008).
E. Pemeriksaan Ante Natal
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk
menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan
ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai
yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah
konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone
ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di
berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah
konsepsi (Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal untuk
pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan
selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa
yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya.
Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar
daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika
bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke
pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang
timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian
kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir
sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
· Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
· Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama
pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri (
normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke
atas simpisis (normal : 80-90 cm).
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu gejala yang
wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1,  6 minggu kehamilan. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari dan gejala ini biasa berlangsung  10 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih
dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari
(Arief B, 2009)

B. Etiologi
Hiperemesis gravidarum belum diketahui faktor penyebab secara pasti. Adapun faktor
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, Beberapa faktor
predisposisi yang ditemukan :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena
sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah.
Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien

C. Tanda dan Gejala

1. Muntah yang hebat


2. Haus
3. Dehidrasi
4. BB menurun (>1/10 normal)
5. Keadaan umum menurun
6. Peningkatan suhu tubuh
7. Ikterik
8. Gangguan kesadaran, delirium
9. Biasanya terjadi pada minggu ke 1-6

D. Klasifikasi Gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu :
1. Hiperemesis gravidarum tingkat I
Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu
makan menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah
sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung.
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II
Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual
muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan
kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguria dan
konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam urin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan umum
jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil,
cepat dan halus; suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun
sekali; ikterus dan terjadi komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia,
perubahan mental).

E. Patofisologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi

pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang

tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida

butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler

dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini

menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya

zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.

Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada

selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan

gastrointestinal (Fadlun dkk).

F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Ikterik
3. Takikardi
4. Alkalosis
5. Menarik diri, depresi
6. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan
mental
7. Suhu tubuh meningkat

G. Penatalaksanaan

1. Pemberian antiemetik
2. Dipuasakan selama masih muntah
3. Monitor intake dan output
4. Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang
dianjurkan vitamin B1, dan vitamin B6.
5. Isolasi
Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang
baik, catat cairan yang keluar dan masuk.
6. Terapi psikologik
Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
7. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter/hari.

H. PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3. Hindari makanan berminyak dan berbau
4. Defekasi teratur

I. Pemeriksaan Penunjang

 Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun


 Hemoglobin dan hematokrit menurun
 Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
 Kadar vitamin dalam darah menurun
 BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat
Pathway

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis gravidarum Penurunan pengossongan lambung

Peningkatan tekanan gaster


Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi
Dehidrasi
kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi
berlebihan

Cairan eksta seluler


hemokonsentrasi
dan plasma

Aliran darah ke jaringan


Gangguan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra sel Perfusi jaringan
menurun otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan
tubuh

Intoleransi
aktifitas
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Keluhan
 Muntah yang hebat
 Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
 Nyeri epigastrik
 Merasa haus
 Tidak nafsu makan
 Muntah makanan/cairan asam
2. Faktor predisposisi
 Umur ibu < 20 tahun
 Multiple gestasi
 Obesitas
 Trofoblastik desease
3. Pemeriksaan fisik
 Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi
 Takikardi, hypotensi, vertigo
 Konjungtiva ikterik
 Gangguan kesadaran, delirium
Tanda-tanda dehidrasi :
 Kulit kering, membran mukosa bibir kering
 Turgor kulit kembali lambat
 Kelopak mata cekung
 Penurunan BB
 Peningkatan suhu tubuh
 Oliguria, ketonuria
 Urin pekat

4. Data laboratorium:
- Proteinuria
- Ketonuria
- Urobilinogen
- Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein
- Kadar vitamin menurun
- Peningkatan Hb dan Ht

B. Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran

nutrisi yang berlebihan dan intake kurang

Tujuan :

a. Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal, memberikan makanan yang

mengandung vitamin, mineral, protein dan besi

b. Mengikuti diet yang dianjurkan

c. Mengkonsumsi suplemen zat besi/ vitamin sesuai resep

d. Menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai (biasanya 1,5 kg pada akhir

trimester pertama)

Intervensi

a. Awasi asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam.

Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.

b. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi

c. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya. Berikan

inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum

d. Pantau kadar hemoglobin dan Hematokrit serta tanda-tanda vital

e. Berikan diet yang sesuai dengan kondisi pasien

2. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Berhubungan Dengan Kehilangan

Cairan
Tujuan :

- Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekuensi dan

keparahan mual/ muntah

- Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari

- Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala dehidrasi yang memerlukan tindakan

Intervensi

a. Tentukan frekuensi / beratnya mual/ muntah

b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya ulkus

peptikum, gastritis,kolesistitis)

c. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ keluaran, tes urine dan penurunan

berat badan setiap hari.

d. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah (TD), suhu,

masukan/ keluaran, dan berat jenis urine Timbang berat badan klien dan

bandingkan dengan standar

e. Anjurkan peningkatan masukan minimal berkarbonat, makan enam kali sehari

dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (misalnya popcorn,

roti kering sebelum bangun tidur.

3. Intoleransi Aktifitas Berhubungan Dengan Kelemahan Umum

Tujuan :

a. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera/ tingkat energi

b. Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur

Intervensi

a. Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas, misal : perubahan tekanan darah, atau

frekuensi denyut jantung/ pernafasan

b. Buat tujuan aktifitas realistis dengan pasien


c. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan

aktifitas untuk periode bila pasien mempunyai banyak energi. Libatkan pasien/

orang terdekat dalam perencanaan jadwal

d. Berikan latihan rentang gerak pasif/ aktif pada pasien yang terbaring di tempat

tidur

e. Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah, singkirkan perabotan, bantu

ambulasi

f. Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi

g. Rujuk pada therapi fisik/ okupasi


DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung:
Elemen.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Antenatal.


http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-G59.pdf.
Diakses tanggal 18 Januari 2014. Pukul 19.37 WIB.
George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-
online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal 18 januari
2014. Pukul 19.14 WIB.

Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher, Ungaran.
Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.


Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC, Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC

Arief.B. 2009. Buku Saku Maternitas Edisi 3. ECG. Jakarta


Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40.

Anda mungkin juga menyukai