Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SITU
Jl. Angkrek Situ No 21 Telp. 0261-204525 Sumedang 453252

Total persediaan yang tercatat di puskesmas situ Rp 211.022.337,53 bukan Rp 237.491.663.


dengan rincian sebagai berikut :
Persediaan Obat : Rp 205.739.837,53
Bahan pembersih : Rp 2.360.000,00
ATK : Rp 2.192.500,00
Barang cetakan : Rp 730.000,00 +
Rp 211.022.337,53
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
PUSKESMAS SITU
Jl. Angkrek Situ No 21 Telp. 0261-204525 Sumedang 453252

BERITA ACARA STOCK OPNAME LAPORAN BULANAN

Pada hari ini Selasa tanggal Tiga puluh satu bulan Desember tahun dua ribu sembilan belas
kami telah melakukan Stok Opname terhadap posisi persediaan pada tanggal tiga puluh satu Bulan
Desember tahun dua ribu sembilan belas dengan hasil sebagai berikut :

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total (Rp)


(RP)
1 Terlampir
2 Stok Awal Rp 183.287.334,86
3 Penerimaan Rp 14.158.610,00
4 Persediaan Rp 197.445.944,86
5 Pemakaian Rp 30.942.127,82
6 Obat Expire Date Rp 93.884,00
7 Sisa Stock Rp 166.409.933,04

Sumedang, 07 Januari 2020

Tim Pemeriksa PuskesmasSitu


Mengetahui
1. Nama : Ucu Kosasih., AMKI
KepalaPuskesmas Situ
Nip. 19720330 199403 1 003
Ka Sub bag TU UPT Puskesmas Situ

Tanda tangan :........................


Dudung Supriatin, SKM.,MM
NIP. 19731123 199403 1 003 2. Nama : Iis Risnayati, Amd.KG
Nip. 19880711 201001 2 004
Pengelola Inventaris

Tanda tangan :.......................

3. Nama : Rina Anggraeni, S.Kep.Ners


Nip. 19801111 200604 2 012
Pengelola Vaksin

Tanda tangan :...........................

4. Nama : Rici Indriyani, AMF


Nip. 19840520 200902 2 004
Pengelola Obat

Tanda tangan :.............................


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
PUSKESMAS SITU
Jl. Angkrek Situ No 21 Telp. 0261-204525 Sumedang 453252

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Rici Indriyani
NIP : 19840520 200902 2004
Pangkat/Gol : Penata Muda / III b
Jabatan : Pengelola Obat Puskesmas Situ
Menyatakan adanya kekeliruan dalam pengetikan stok akhir laporan terpadu bulan November
2019 dengan rincian Sebagai Berikut :

N Nama Obat Sat Laporan Seharusnya Selisih


o November
1 Dimenhidrinat Tab 200 19.800,00 77 7.623,00 12.177.00
2 Alat suntik 3 cc Buah 0 5.056 3.299.090,56 3.299.090,56
3 Catgut Chromic Buah 0 96 5.932.800,00 5.932.800,00
4 IV.Cateter no 18 Buah 0 100 1.100.000,00 1.100.000,00
5 Kasa 36x80 Roll 0 3 369.000,00 369.000,00
6 Sarung tangan Psg 0 350 3.045.350,00 3.045.350,00
nonsteril no 7
7 Sarung tangan Psg 0 200 1.777.600,00 1.777.600,00
steril no 7
8 Alkohol swab Buah 0 400 42.000,00 42.000,00
9 Cefadroxil syr Btl 0 56 234.360,00 234.360,00
10 Dexamethason Tab 2400 600.000,00 10.400 2.600.000,00 2.000.000,00
11 3 M espe Btl 0 1 151.242,86 151.242,00
12 Methyl Pred Tab 0 2164 309.452,00 309.452,00
13 Metronidazol syr Btl 0 48 189.600,00 189.600,00
14 Omeprazole Kap 0 163 22.657,00 22.657,00
15 Pulp-x Buah 0 1 385.000,00 385.000,00
16 Dextrose 5% Btl 0 10 69.000,00 69.000,00
17 Alopurinol 100 Tab 345 30.705,00 245 21.805,00 8.900,00

Sumedang, 10 Januari 2020

Mengetahui
Pengelola Obat
Kepala UPTD Puskesmas Situ

Dudung Supriatin, SKM., MM Rici Indriyani, S.Farm


NIP. 19731123 199403 1 003 NIP. 19840520 200902 2 004
LAPORAN BULANAN OBAT

BUKU INDUK GUDANG


UPT PUSKESMAS SITU
2019
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG
PUSKESMAS SITU
Jl. Angkrek Situ No 21 Telp. 0261-204525 Sumedang 453252

KERANGKA ACUAN
PELAYANAN KEFARMASIAN
UPTD PUSKESMAS SITU

A. PENDAHULUAN
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di puskesmas yang merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota. Dengan makin kompleksnya upaya pelayanan
kesehatan khususnya masalah terapi obat, telah menuntut kita untuk memberikan perhatian
pada orientasi pelayananfarmasi kepada pasien.

B. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggaarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara
nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah suatu ancaman. Apabila di suatu kecamatan
terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/ kelurahan atau dusun/rukun
warga(RW).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat dengan lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Untuk mencapainya puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam menyelenggarakannya
puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu.

C. TUJUAN
Tujuan Umum:
- Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu dipuskesmas

Tujuan Khusus
- Sebagai acuan bagi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian atau petugas yang
melaksanakan pelayanan kefarmasian di puskesmas.
- Sebagai pedoman bagi dinas kesehatan dalam pembinaan pelayanan kefarmasian di
puskesmas.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Administrasi
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan, persiapan dalam rangka
penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah di monitor dan di evaluasi.
1. Perencanaan
2. Permintaan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten
3. Penerimaan obat
4. Penyimpanan menggunakan kartu stok
5. Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LPLPO

b. Pelayanan Resep
Pelayanan resep adalah permintaan tertulis dari dokter umum, dokter gigi, petugas
kesehatan terlatih yang diberi wewenang untuk melakukan pelayanan kepada apoteker atau
petugas apotikuntuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Proses pelayanan resep adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan resep
a. Memeriksa kelengkapan resep yaitu nama dokter atau petugas yang diberi wewenang, paraf
dokter atau petugas, tanggal, penilisan resep, nama obat jumlah obat, cara penggunaan, nama
pasien, dan jenis kelamin pasien.
b. Memeriksa kesesuaian obat yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi, cara dan lama penggunaan
obat.
c. Pertimbanagan klinik seperti alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaina dosis.
d. Konsultasi dengan dokter atau penulis resep apabila ditemukan keraguan pada resep atau
obatnya yang tersedia.

2. Peracikan Obat
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada penyimpanan menggunakan alat, dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa, dan keadaan fisik obat.
b. Racikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru untuk obatluar,
serta menempelkan label “kocok dahulu “ pada sediaan dalam bentuk larutan.
d. Memasukan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang berbeda untuk
menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah.

3. Penyerahan obat
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara cara penggunaan serta jenis dan jumlah
obat.
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaknya dilakukan dengan cara yang baik dan sopan,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil.
c. Memastikan yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan obat
tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan
efek samping, cara penyimpanan obat, dll.

E. PELAYANAN INFORMASI OBAT


Pelayanan Informasi Obat (PIO) harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias,
etis, bijaksana,dan terkini sangan diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh
pasien. Sumber informasi obat adalah buku Farmakope Indonesia, Informasi Specialite Obat
Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), Farmakope dan Terapi, serta buku-
buku lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat yang
berisi:
 Nama dagang
 Bobot atau isi
 Dosis pemakaian
 Cara pemakaian
 Khasiat atau kegunaan
 Kontra indikasi
 Tanggal kadaluarsa
 Nomor izin edar/registrasi
 Nomor kode produksi
 Nama pabrik

Informasi Obat yang diperlukan pasien adalah:


a. Waktu penggunaan obat misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah diwaktu
pagi, siang, atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah
makan.
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan meskipun
sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus dihabiskan untuk mencegah resistensi.
c. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan kebrhasilan pengobatan. Oleh karena
itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama
untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes
hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan krem atau salep rektaldan tablet
vagina. Berikut ini petunjuk mengenai cara penggunaan obat:
Petunjuk penggunaan Oral (pemberian obat melalui mulut)
 Merupakan cara yang paling lazim karena sangat praktis mudah dan aman. Dan
diminum dengan segelas air putih.
 Ikutilah petunjuk cara minum yang benar.
 Obat untuk kerja diperlama( long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak boleh d pecah
atau dikunyah.
 Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat yang telah diberi ukuran untuk ketepatan
dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.
 Jika pasien sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter minta pilihan bentuk
sediaan lain.

Petunjuk pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita:


 Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok takar dalam
kemasan obatnya atau pipet jiga tersedia.
 Jika sedian dalam bentuk puyer bisa d campur dengan madu dan dilarutkan dalam
sesendok air.

Petunjuk pemakaian obat tetes mata:


 Ujung alat penetes jangan tersentuholeh benda apapun (termasuk mata) dan selalu
ditutup rapat setelah digunakan.
 Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk
kelopak mata bagian bawah ditarik kebawah untuk membuka kantung konjungtiva, obat
diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit, jangan
mengedip.
 Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit.
 Tangan dicuci untuk menghilaangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.

Petunjuk pemakaian obat salep mata:


 Ujung tube salep jangan disentuh oleh benda apapun (termasuk mata)
 Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan dengan jari telunjuk
kelopak mata bagian bawah ditarik kebawah untuk membuka kantung konjungtiva, tube
salep mata ditekan sehingga salep masuk dalam kantung konjungtiva dan mata ditutup
selama 1-2 menit. Mata digerakan ke kiri-kanan, atas-bawah.
 Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusapdengan tissue bersih (jangan dicuci
dengan air) dan wadah salep ditutup rapat lagi.
 Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpaparnpada tangan.

Petunjuk pemakaian obat tetes hidung:


 Hidung dibersihkan dengan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan
sambil berdiri dan duduk atau cukup berbaring saja.
 Kemudian tetskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar
obat dapat tersebar dalam hidung.
 Untuk posisi duduk, kepala ditarik ditempatkan diantara kedua paha.
 Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan
tissue bersih.

Petunjuk obat tetes telinga:


 Uji alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga.
 Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga.
 Bersihkan bagian luar telinga dengan cotton bud/ kapas bertangkai pembersih telinga.
 Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu.
 Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang akan ditetesi
menghadap keatas. Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi maka
bagi penderita dewasa daun telinga ditarik keatas dan kebelakang. Sedangkan bagi
anak-anak daun telinga ditarik kebawah dan kebelakang. Kemudian obat diteteskan dan
biarkan selama 5 menit.
 Bersihkan ujung penentes dengan tissue bersih.

Petunjuk pemakaian obat suppositoria:


 Cuci tangan, Suppositoria dikeluarkan dari kemasan, supossitoria dibasahi dengan air.
 Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukan kedalam rektum.
 Masukan suppositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari
sampai melewati otot sfingter rektal kira-kira1/2 – 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada
dewasa.
 Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukan, maka sebelum digunakan
sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudianditempatkan
pada air mengalir sebelum kemasan dibuka.
 Setelah penggunaan suppositoria, tangan harus dicuci bersih.

Efek samping yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan, misalnya
berkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja berubah warna, air kencing berubah warna dan
sebagainya.
Hal-hal lain mungkin timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan, misalnya efek samping
obat, interaksi obat dengan obat lain atau makanan dan minuman tertentu, dan kontraindikasi
obat tertentu dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyusui.
 Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan dan tidak diharapkan
serta terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal.
 Salah guna obat adalah penggunaan bermacam-macam obat tetapi efeknya tidak sesuai,
tidak rasional, tidak tepat dan tidak efektif.
 Bahaya salah guna obat antara lain menimbulkanefek samping yang tidak diinginkan,
pengeluaran obat jadi lebih banyak atau pemborosan, tidak bermanfaat atau
menimbukan ketagihan.

Cara penyimpanan obat


1. Penyimpanan obat secara umum adalah:
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.
d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
e. Jangan menyimpan obat cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika
tertulis pada etiket obat.
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
g. Jangan meninggalkan obat didalam mobil untuk jangka waktu lama.
h. Jauhkan obat dari jangauan anak-anak.

Beberapa sistem yang umum dalam pengaturan obat:


a. Alfabetis berdasarkan nama generik
Obat disimpan berdasarkan urutan alfabet nama generiknya. Saat menggunakan sistem
ini, pelabelan harus diubah ketika daftar obat esensial direvisi atau diperbaharui.
b. Kategori terapetik atau farmakologi
Obat disimpan berdasarkan indikasi terapetik dan kelas farmakologisnya.
c. Bentuk Sediaan
Obat mempunyai bentuk sediaan yang berbeda-beda, seperti sirup, Tablet, injeksi, salep
mata atau krim. Dalam sistem ini, obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya.
Selanjutnya metode-metode pengelompokan laindapat digunakan untuk mengatur obat
secara rinci.
d. Frekuensi penggunaan
Untuk obat yang sering digunakan (fast moving) seharusnya disimpan pada ruangan
yang dekat dengan tempat penyimpanan obat.

2. Kondisi penyimpanan khusus


Beberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus untuk memudahkan pengawasan yaitu:
 Obat golongan narkotika dan psikotropika masing-masing disimpan dalam lemari khusus
dan terkunci.
 Obat-obat seperti vaksin dan suppositoria harus disimpan dalam lemari pendingin dalam
stabilitas sediaan.
 Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, ater dan alkohol disimpan dalam lemari
yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang mudah terbakar dan peralatan elektronik.
Cairan ini disimpan terpisah dari obat-obatan.

F. MONITORING DAN EVALUASI


Setiap tindak lanjut terhadap pelayanan kefarmasian di puskesmas perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala. Monitoring merupakan kegiatan pemantauan
terhadap pelayanan kefarmasian dan evaluasi merupakan proses penilaian kinerja pelayanan
kefarmasian itu sendiri.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan memantau seluruh kegiatan pelayanan
kefarmasian mulai dari pelayanan resep sampai kepada pelayanan Informasi Obat kepada
pasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan kefarmasian sebagai dasar perbaikan
pelayanan kefarmasian dipuskesmas.
Hal-hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi dalam pelayanan kefarmasian di puskesmas, antara
lain:
 Sumber Daya Manusia (SDM)
 Pengelolaan sediaan farmasi (dasar perencanaan, perencanaan, pengadaaan,
penerimaan dan distribusi)
 Pelayanan farmasi klinik (pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep, penyiapan
sediaan, pengecekan hasil peracikan, dan penyerahan obat yang disertai
informasinyaserta pemantauan pemakaian obat bagi penderita penyakit tertentu
seperti TB, malaria dan Diare
 Mutu pelayanan (Tingkat kepuasan pasien)

Untuk mengukur kinerja pelayanan kefarmasian tersebut harus ada indikator yang digunakan.
Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan pelayanan di puskesmas
antara lain:

G. PENUTUP
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Konsep kesatuan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) menjadi
pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan termasuk puskesmas yang merupakan
unit pelaksana kesehatan tingkat pertama (primary healt care). Pelayanan kesehatan tingkat
pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic healt service) yang sangat dibutuhkan
oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian dipuskesmas.
Dengan bergesernya paradigma kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat menjadi pelayanan yang komprehensif, maka diharapkan dengan tersusunnya
buku pedoman pelayanan kefarmasian ini akan terjadi peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian di puskesmas kepada masyarakat.
Disamping itu pula diharapkan pedoman ini bermanfaat bagi Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian yang bertugas di puskesmas dalam memberikan pelayanan kefarmasian
yang bermutu agar tercapai penggunaan obat yang rasional.

Anda mungkin juga menyukai