AKUNTANSI PERILAKU
NURVATIMAH 201762201060
JURUSAN AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah AKUNTANSI PERILAKU yaitu
membuat makalah tentang “ASPEK PERILAKU DALAM PENGANGGARAN”.
Kami menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, meskipun demikian kami
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami berharap makalah ini dapat berguna
dengan tujuan menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
Contents .....................................................................................................................................ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
akan menemui kegagalan. Salah satu pendekatan yang dapat mendorong goal congruence
adalah menghindari penganggaran otoritatif dan menggunakan pendekatan penganggaran
partisipatif sebanyak mungkin. Dalam penganggaran partisipatif, karena para karyawan
menganggap anggaran sebagai anggaran mereka, maka tujuan perusahaan dan tujuan
karyawan menjadi sama.
Manajemen keuangan dan akuntan manajemen terlibat secara mendalam pada
penyusunan anggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun dalam
pelaporan kinerja setelahnya. Selain itu, manajer keuangan dan akuntan manajemen juga
terlibat dalam proses penyusunan anggaran modal (capital budgeting). Karena keterlibatan
ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai faktor, khususnya faktor-faktor
keperilakuan, yang sangat mempengaruhi proses penganggaran modal dan pengambilan
keputusan.
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari penganggaran modal.
2. Menjelaskan bagaimana tahapan proses penyusunan anggaran.
3. Memahami pentingnya faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaran modal.
2
4. Mengetahui konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan anggaran
5. Mengetahui konsep-konsep prilaku berkaitan dalam perencanaan.
6. Mengetahui masalah prediksi yang disebabkan oleh perilaku manusia.
7. Mengetahui masalah manajer dan ukuran kinerja jangka pendek.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang dapat menimbulkan motivasi. Konsep-konsep perilaku yang utama yang mempengaruhi
fase implementasi adalah komunikasi, kerjasama dan koordinasi.
Anggaran yang diimplementasikan akan berfungsi sebagai unsur kunci dalam system
pengendalian. Anggaran tersebut akan menjadi tolok ukur bagi kinerja aktual dan akan
menjadi dasar penilaian bagi Management by Exception. Hal itu menunjukkan bahwa
management by exception jangan hanya melihat penyimpangan/selisih yang tidak
menguntungkan saja melainkan juga penyimpangan yang menguntungkan.
5
2.4 KONSEKUSENSI PENYIMPANGAN PADA PROESES PENYUSUNAN
ANGGARAN
A. Distrust (Rasa Tidak Percaya)
Walaupun anggaran digunakan secara luas dan sangat mendukung, namun tetap
ditolak oleh banyak anggota organisasi. Alasan penolakan ini antara lain :
2. Proses anggaran membutuhkan sejumlah besar perhatian dan menyita banyak waktu.
3. Banyak manajer dan supervisor tidak paham mengenai seluk beluk penyusunan
anggaran.
Selain alasan diatas ada juga beberapa alas an lainnya, yaitu :
“Mengapa saya harus membuat anggaran ? Apa yang saya lakukan sudah cukup”. “Anda
tidak dapat meramalkan masa yang akan datang secara pasti, sehingga mengapa harus
membuat perencanaan ?”. “Anggaran terlalu menyita waktu. Saya tidak punya waktu
untuk itu, meskipun saya ingin melakukannya”.
6
C. Internal Conflict (Konflik Internal)
Konflik internal dapat berkembang sebagai hasil dari interaksi-interaksi ini, atau
sebagai hasil dari laporan kinerja yang diperbandingkan antara satu departemen dengan
departemen lainnya. Gejala/tanda yang paling umum dari adanya konflik adalah
ketidakmampuan untuk mencapai kerjasama antarindividu dan antarkelompok selama proses
penyusunan budget.
D. Other Unwanted Side Effects (Efek Samping Lain Yang Tidak Diinginkan)
Anggaran umumnya dianggap sebagai alat manajer untuk menekan. Orang akan
merasa ditekan ketika top manajemen mencoba meningkatkan efisiensi melalui
pemberlakuan output yang optimal dari input yang minimal. Sebenarnya tekanan diperlukan,
tetapi tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan frustasi, kemarahan, dan penyakit-
penyakit fisik yang diakibatkan oleh stress. Dalam kaitannya dengan penyakit fisik akibat
stress dalam pekerjaan berikut diberikan ilustrasinya.
Anggaran juga dapat menekan inisiatif individu dan inovasi-inovasi karena lebih
memilih menggunakan metode-metode usaha dengan kemungkinan keberhasilan yang telah
diketahui dari pada metode-metode baru dengan kesempatan sukses belum pasti. Sehingga,
individu-individu dalam organisasi umumnya kehilangan semangat inovasi. Daripada
7
memandang anggaran sebagai suatu alat keji yang menekan karyawan, lebih baik belajar
untuk menerima anggaran sebagai alat untuk membangun kesesuaian sasaran dan sebagai
standar kinerja yang memberikan keuntungan bagi seluruh anggota organisasi.
8
perusahaan secara luas. Sementara sentralisasi perusahaan membutuhkan suatu system yang
menghasilkan pengawasan yang sangat ketat terhadap seluruh kegiatan organisasi.
9
C. Stability of Organizational Environments (Stabilitas Lingkungan Organisasi)
Faktor lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah lingkungan eksternal. Faktor
ini meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan supplies, struktur industri yang melayani
organisasi, kompetisi, dan lain-lain. Lingkungan yang stabil mengurangi resiko dan
memungkinkan proses penetapan tujuan menjadi demokrasi dan partisipasif. Perubahan
lingkungan yang sangat cepat menghasilkan situasi dengan resiko yang tinggi. Perubahan
secara dramatis dalam tingkat bunga, perubahan tingkat fluktuasi pertukaran mata uang, dan
peningkatan persaingan luar negeri merupakan poin permasalahan. Untuk
menahan/mengatasi perubahan ini, harus dibuat keputusan yang cepat dan meyakinkan.
Penyesuaian sasaran dan atau strategi secara teratur akan sangat diperlukan untuk gaya
kepemimpinan yang demokratis partisipatif.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran itu
sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam
tanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran mereka sendiri.
Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini penting terutama apabila anggaran tersebut
akan digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas seorang manajer.
Pendekatan penganggaran yang dianggap paling efektif adalah anggaran yang dibuat dengan
kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada semua tingkatan (Garrison and Noreen :
408).
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam penganggaran
merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai aspek teknis dari program
anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek manusia. Manajemen harus ingat
bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk memotivasi karyawan dan
mengkoordinasikan aktivitas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Johan (2007), “Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran terhadap Efisiensi
Biaya”,Kajian Bisnis dan Manajemen,Vol.9, No.1
Ikhsan Arfan, Ishak Muhammad, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Salemba Empat, Jakarta.
www.artikelekonomi.com
12