Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BEKERJA DENGAN KEBERHASILAN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN METODE MEMERAH ASI


DI PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO

Dyah Intan Pravitasari 1), S. Dwi Sulisetyawati 2), Innez Karunia Mustikarani3)
1)
Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Dyahintantuko@gmail.com
2), 3)
Dosen Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Sanni_salsabila@yahoo.co.id

Abstrak

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan


pendamping apapun yang mengandung zat gizi dan cairan untuk memenuhi gizi bayi.
Pada ibu bekerja, menyetok ASI bisa dilakukan dengan cara memerah ASI yaitu dengan
menggunakan tangan dan pompa. Motivasi terdiri dari motivasi internal dan eksternal.
Motivasi internal misalnya kemauan untuk menyusui, tingkat pengetahuan tentang ASI
eksklusif serta metode memerah ASI, dan kondisi fisik untuk menyusui. Motivasi
eksternal misalnya dukungan suami atau keluarga, tersedianya ruang laktasi untuk
memerah ASI di tempat kerja, dan tersedianya media informasi. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan motivasi ibu bekerja dengan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif dengan metode memerah ASI di Puskesmas Sibela.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian
cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability sampling
dengan purposive sampling. Dengan sampel sebanyak 52 Responden yang memiliki bayi
berusia 0-24 bulan di Puskesmas Sibela Mojosongo. Analisa data ini menggunakan Uji
Chi-Square dengan tingkat kesalahan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi ibu bekerja dalam
pemberian ASI eksklusif sebanyak 26 responden (50 %) dalam kategori motivasi kurang,
sedangkan keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif sebanyak 33 Responden (63,5 %)
tidak eksklusif. Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,000 < 0,05
yang berarti terdapat hubungan motivasi ibu bekerja dengan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif dengan metode memerah ASI di Puskesmas Sibela Mojosongo.

Kata kunci : ASI eksklusif, Ibu bekerja, Motivasi, Metode memerah ASI.

Abstract

Exclusive breastfeeding means breastfeeding An infant for 6 months without giving


any other nutritious food or fluids to satisfy baby’s nutrition needs. For working mothers,
to store their breast milk, they usually use breast milk expression method which uses
hands and a special pump to compress the milk. There are intrinsic and extrinsic
motivations. The former includes willingness to breastfeed infants, knowledge of
exclusive breast milk and breast milk hand expression method, and physical condition to
do breastfeeding. The latter includes support of husband or family, availability of
lactation room for mothers to hand express breast milk at workplace, and availability of

1
information media. The objective of this research is to investigate the correlation between
working mothers’ motivations and successfulness in administration of exclusive breast
milk with breast milk hand expression method at Community Health Center of Sibela,
Mojosongo.
This research used the quantitative research method with cross sectional
approach. Nonprobability sampling with purposive sampling was used to determine its
samples. They consisted of 52 respondents with infants aged 0-24 months old at
Community Health Center of Sibela, Mojosongo. Its data were analyzed by using the Chi-
square Test with the error rate of 0.05
The result of the research shows that 26 respondents (50%) had a low level of
motivations in exclusive breastfeeding, 33 respondents (63.5%) were not successful in the
administration of exclusive breast milk with breast milk hand expression method. The
result of the Chi-square test shows that the p-value was 0.000, which was less than 0.05,
indicating that the working mothers’ motivations had a correlation with the
successfulness in the administration of exclusive breast milk with breast milk hand
expression method.

Keywords: Exclusive breast milk, working mothers, motivation, breast milk hand
expression method.

I. PENDAHULUAN ekskusif adalah status pekerjaan ibu.


Pemberian ASI merupakan metode Penelitian membuktikan bahwa ibu yang
pemberian makanan bayi yang terbaik. tidak bekerja 3,5 kali lebih banyak
ASI mengandung semua zat gizi dan memberikan ASI eksklusif kepada
cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi bayinya dibanding ibu bekerja. Mengacu
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama pada target Restra tahun 2015 yang
(Sulistiyowati, dkk 2014). Peningkatan sebesar 39%, maka secara nasional
program ASI eksklusif merupakan salah cakupan pemberian ASI eksklusif pada
satu bentuk usaha pemerintah dalam bayi usia kurang dari enam bulan
pencapaian Millenium Development sebesar 55,7%, hal ini terjadi
Goals (MDGs), sehingga upaya dalam peningkatan dari sebelumnya
pemberian ASI eksklusif dapat (Kemenkes RI, 2016). Kisaran cakupan
bermanfaat bagi bayi untuk pemberian ASI eksklusif pada bayitahun
meningkatkan kekebalan tubuh dan 2015 di Jawa Tengah sekitar 56,1%
sebagai nutrisi pada bayi (Kemenkes RI, 2017).
(Listyaningrum, dkk 2016). Ibu yang bekerja sulit untuk
RISKESDAS tahun 2013, mempunyai waktu memberikan ASI
menyatakan pemberian ASI sampai eksklusif kepada bayinya (Oktora,
umur 6 bulan hanya 38%. Salah satu 2013). Ibu bisa memerah ASI untuk
yang menentukan keberhasilan ASI menyediakan stok ASI, agar bayi

2
tersebut mendapatkan ASI meskipun ibu pekerjaannya diluar rumah, yang
tidak selalu disampingnya. Ada ternyata dapat diatasi, antara kewajiban
beberapa cara untuk memerah ASI menyusui dan kewajiban dalam
diantaranya manual menggunakan pekerjaan dapat berjalan seimbang
tangan dan menggunakan pompa (Proverawati, 2010). Oleh karena itu,
(Marmi, 2012). ASI yang diperah perlu adanya dukungan dan motivasi
maupun dipompa mampu bertahan 4-8 dari dalam diri sendiri maupun dari luar
jam di udara luar, 1-2 hari dalam lemari diri sendiri.
es, serta 2 bulan dalam lemari pembeku Penelitian ini bertujuan untuk
(freezer) di lemari es 1 mengetahui motivasi ibu bekerja dengan
pintu(Kristiyansari, 2009). Dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif
menyukseskan program ASI eksklusif dengan metode memerah ASI di
pada ibu bekerja, diperlukan kondisi Puskesmas Sibela Mojosongo. Hasil
yang memandai ditempat kerja agar ibu penelitian ini dapat digunakan untuk ibu
dapat memompa ASI untuk persediaan bekerja sebagai pengetahuan dan
bagi bayi saat ditinggal bekerja dan informasi tentang keberhasilan
diperlukan ruangan yang tertutup untuk pemberian ASI eksklusif dengan metode
memerah ASI (Nilam, 2015). Akibat memerah ASI dan cara
bayi tidak diberikan ASI eksklusif penyimpanannya.
adalah bayi tidak memperoleh zat
kekebalan sehingga mudah mengalami II. METODE PENELITIAN
sakit, bayi juga tidak mendapatkan Penelitian ini dilakukan di
makanan bergizi sehingga menghambat Puskesmas Sibela Mojosongo pada
pertumbuhan dan perkembangan bulan April- Mei 2018. Jenis penelitian
(Nurwayati, 2015). ini adalah kuantitatif dengan
Motivasi merupakan dorongan yang menggunakan pendekatan penelitian
ada didalam diri seseorang untuk cross sectional.Teknik sampling yang
berusaha merubah tingkah laku yang digunakan adalah Nonprobability
lebih baik dalam memenuhi kebutuhan sampling dengan purposive sampling.
(Sondang, 2012). Motivasi bisa datang Dengan sampel sebanyak 52 Responden
pada dalam diri sendiri maupun dari luar yang memiliki bayi berusia 0-24 bulan
diri sendiri (Hamzah, 2012). Beberapa di Puskesmas Sibela Mojosongo. Jenis
ibu memang seringkali mengalami instrumen yang digunakan dalam
konflik antara menyusui dengan penelitian ini adalah menggunakan

3
kuesioner dan chek list. Analisa data ini Tabel 2 distribusi frekuensi responden
menggunakan Uji Chi-Square dengan menurut pekerjaan (n=52)
tingkat kesalahan 0,05.Dimana p value Pekerjaan Frekuensi
Presentase
(%)
> 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak PNS 8 15,4 %
berarti tidak ada antara hubungan Karyawan 4 7,7 %
Buruh pabrik 27 51,9 %
motivasi ibu bekerja dengan Wiraswasta 13 25,0 %
Total 52 100 %
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 2 diatas,
dengan metode memerah ASI. Dan p
menunjukkan bahwa sebagian besar
value < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha
responden sebanyak 27 orang (51,9%)
diterima berarti ada antara hubungan
merupakan ibu yang bekerja sebagai
motivasi ibu bekerja dengan
buruh pabrik. Sedangkan sebagian kecil
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
bekerja sebagai karyawan yaitu
dengan metode memerah ASI.
sebanyak 4 orang (7,7 %).
3. Karakteristik responden berdasarkan
III. HASIL PENELITIAN
tingkat pendidikan
1. Karakteristik responden berdasarkan
Tabel 3 distribusi frekuensi responden
usia
menurut tingkat pendidikan (n=52)
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
Pendidika Presentase
Frekuensi
menurut usia (n=52) n (%)
SMP 6 11,5 %
Usia Presentase SMA 29 55,8 %
Frekuensi
(Th) (%) D3/S1 17 32,7 %
17-25 23 44,3 % Total 52 100 %
26-35 22 44,2 % Berdasarkan tabel 3 diatas,
36-45 7 13,5 %
Total 52 100 % menunjukkan bahwa sebagian besar
Berdasarkan tabel 1 diatas, responden berpendidikan SMA
menunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak 29 orang (55,8 %), sedangkan
responden sebanyak 23 orang (44,3 %) sebagian kecil responden sebanyak 6
merupakan kelompok umur 17-25 tahun orang (11,5 %) yang berpendidikan
yang termasuk usia remaja akhir. Dan SMP.
sebagian kecil responden sebanyak 7 4. Motivasi ibu bekerja dengan pemberian
orang (13,5%) yang termasuk kelompok ASI eksklusif
usia dewasa akhir (35-45). Tabel 4 Distribusi frekuensi motivasi ibu
2. Karakteristik responden berdasarkan bekerja dengan pemberian ASI eksklusif
pekerjaan (n=52)
Motivasi Frekuensi Presentase

4
(%) Total 19 100 33 100
Baik 14 26,9 % % %
Cukup 12 23,1 % Tabel 6 menunjukkan hasil analisis
Kurang 26 50,0 %
Total 52 100 % hubungan motivasi ibu bekerja dengan
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
bahwa mayoritas responden untuk dengan metode memerah ASI adalah
motivasi ibu bekerja dengan pemberian mayoritas ibu bekerja yang memiliki
ASI eksklusifadalah kurang sebanyak 26 motivasi kurang dan tidak eksklusif
responden (50,0 %). sebesar 26 orang (78,8 %).
5. Keberhasilan ibu bekerja dalam Berdasarkan hasil analisis
pemberian ASI eksklusif dengan metode didapatkan angka p-value sebesar 0,000,
memerah ASI. dimana p-value 0,000 <α(0,05) sehingga
Tabel 5 distribusi frekuensi keberhasilan dapat disimpulkan bahwa Hoditolak dan
ibu bekerja dalam pemberian ASI Ha diterima yang berarti ada hubungan
eksklusif (n=52) antara motivasi ibu bekerjadengan
Presentase keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Keberhasilan Frekuensi
(%)
Eksklusif 19 36,5 % dengan metode memerah ASI di
Tidak 33 63,5 %
Puskesmas Sibela Mojosongo.
eksklusif
Total 52 100 %
Berdasarkan table 5 menunjukkan
bahwa mayoritas responden untuk IV. PEMBAHASAN
keberhasilan pemberian ASI dengan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
metode memerah ASI adalah tidak Usia
eksklusif sebanyak 33 responden (63, 5 Hasil penelitian diketahui bahwa
%). sebagian besar responden berusia 17-25
6 Hubungan motivasi ibu bekerja dengan tahun didapatkan sebanyak 23
keberhasilan pemberian asi eksklusif responden (44,3 %) merupakan
dengan metode memerah ASI kelompok usia remaja akhir yaitu saat
Pemberian ASI P individu lebih berkonsentrasi pada
Motivasi Tidak va rencana yang akan datang. Hasil
Eksklusif
eksklusif lu
N % N % e penelitian Sutrisno (2015) tentang
Baik 14 73,7 0 0%
% hubungan tingkat pendidikan dengan
0,
Cukup 5 26,3 7 21,2 sikap pemberian ASI eksklusif
00
% %
0 didapatkan bahwa mayoritas responden
Kurang 0 0% 26 78,8
%

5
berusia 19-29 tahun yaitu sebanyak 51 dengan hasil penelitian Anjarsari (2017)
responden (57, 95 %). menunjukkan bahwa mayoritas
Arini (2012) mengatakan bahwa responden terhadap ASI ekslusif dengan
umur ibu yang kurang dari 20 tahun, pemberian MP-ASI yaitu bekerja
berada dalam masa pertumbuhan, tetapi sebagai buruh sebanyak 42 responden
dari faktor biologis sudah siap namun (89,4 %).
psikologis belum matang. Umur ibu Bowden (2011) peranan ibu sebagai
sangat menentukan kesehatan berkaitan istri dan ibu dari anak-anaknya yaitu
dengan kondisi kehamilan, persalinan mempunyai peranan untuk mengurus
serta cara mengasuh dan menyusui rumah tangga, sebagai pendidik anak-
bayinya (Maulida, dkk 2015). Wawan & anaknya, disamping itu juga dapat
Dewi (2010) mengemukakan dari segi berperan sebagai pencari nafkah
kepercayaan masyarakat, bahwa tambahan dalam keluarga.Hasil
seseorang yang lebih dewasa akan penelitian Dahlan,dkk
lebihdipercaya dari pada yang belum (2011)mengatakan ada hubungan antara
tinggi kedewasaannya. status pekerjaan dengan pemberian ASI
Penelitian yang dilakukan peneliti eksklusif, nilai p = 0,000. Hal ini
ini menunjukkan bahwa dari rentang berbanding terbalik dengan penelitian
usia responden 17-25 tahun, terbanyak Garbhani, dkk (2015) bahwa tidak
usia 24 tahun dan anak pertama yaitu dijumpai hubungan yang bermakna
pengalaman responden yang didapat antara pekerjaan ibu menyusui dengan
mulai banyak, tetapi cara berfikir kurang keberhasilan pemberian ASI eksklusif,
dalam mengambil keputusan, hal ini nilai p = 0,188.
dilihat pada jawaban kuesioner bahwa Hasil wawancara dan observasi
kebanyakan telah memberikan makanan yang dilakukan peneliti kepada
pendamping ASI (MP-ASI) sejak dini, responden yang tidak bisa memberikan
sehingga berpengaruh dalam ASI eksklusif karena jam istirahat
keberhasilan pemberian ASI eksklusif. kurang sehingga tidak dapat memerah
2. Karakteristik Responden Berdasarkan ASI dengan leluasa dan tidak
Pekerjaan tersedianya ruang laktasi atau ruang
Hasil penelitian menunjukan bahwa khusus untuk bisa memerah ASI.
sebagian besar responden bekerja 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
sebagai buruh pabrik sebanyak 27 Tingkat Pendidikan
responden (51,9 %). Hal ini sejalan

6
Hasil penelitian diketahui bahwa memberikan susu formula saat ditinggal
mayoritas tingkat pendidikan responden bekerja, serta ibu tidak mencari
adalah SMA yaitu sebanyak 29 informasi tentang ASI eksklusif dan
responden (55,8%). Didukung oleh memerah ASI saat ibu tidak
penelitian Lestari, dkk (2012) tentang mendapatkan informasi tersebut, hal ini
motivasi dalam pemberian ASI eksklusif dapat dilihat pada item kuesioner yaitu
bahwa mayoritas responden adalah “Saya berusaha untuk mencari informasi
berpendidikan SMA sebanyak 26 tentang ASI eksklusif dan cara memerah
responden (81,25 %). ASI”. Ibu dengan tingkat pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi SMA yang memberikan ASI secara
seseorang serta perilaku akan pola hidup eksklusif sebanyak 12 responden karena
terutama dalam memotivasi untuk sikap, ibu selalu berusaha mencari informasi
sehingga pada umumnya semakin tinggi tentang ASI eksklusif dan cara memerah
pendidikan seseorang semakin mudah ASI sehingga paham bagaimana cara
menerima informasi (Wawan & memerah ASI pada ibu bekerja
Dewi,2010). Penelitian yang dilakukan sertaberusaha memberi ASI kepada bayi
olek Ribek, dkk (2014) tentang motivasi saat kembali bekerja.
ibu dalam pemberian ASI eksklusif 4. Tingkat motivasi ibu bekerja dengan
sebanyak 15 responden (39, 5 %) pemberian ASI eksklusif
berpendidikan SMA berpendapat bahwa Hasil penelitian menunjukkan
seseorang yang berpendidikan tinggi bahwa mayoritas tingkat motivasi ibu
akan mempengaruhi tingkat motivasi bekerja adalah kurang sebesar 26
seseorang. responden (50,0 %). Motivasi
Pada saat penelitian yang dilakukan merupakan dorongan yang ada didalam
peneliti ibu yang berpendidikan SMA diri seseorang untuk berusaha merubah
tidak selalu berperilaku dalam tingkah laku yang lebih baik dalam
memberikan ASI tidak eksklusif. Ada memenuhi kebutuhan, dimana untuk
juga ibu yang berpendidikan SMA mencapai tujuan motivasi, maka
berperilaku dalam memberikan ASI seseorang harus mengenal dan
secara eksklusif. Pada ibu dengan memahami latar belakang kehidupan,
tingkat pendidikan SMA memberikan kebutuhan, dan kepribadian (Sondang,
ASI tidak eksklusif sebanyak 16 2012).
responden dikarenakan ibu terlalu sibuk Hal ini diperkuat oleh penelitian
dengan pekerjaannya, dan telah Lina (2015) mengatakan faktor yang

7
berhubungan dalam motivasi seseorang Kunci sukses untuk memberikan ASI
adalah faktor internal dan ekskternal secara eksklusif adalah ibu dan keluarga
didapatkan hasil ada hubungan yang mempunyai manajemen ASI yang baik,
signifikan antara motivasi dengan serta ibu dan keluarga saling mendukung
pemberian ASI eksklusif, nilai p = bagaimana ibu menyiapkan diri dari
0,000. Dan penelitian yang dilakukan lingkungannya sebelum bekerja (Widuri,
oleh Listiyaningrum, dkk (2016) tentang 2013).
motivasi dalam pemberian ASI eksklusif Garbhani, dkk (2015) hubungan
menunjukkan adanya responden dengan keluarga yang harmonis akan
motivasi tinggi namun tidak mempengaruhi keberhasilan pemberian
memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar ASI eksklusif, keluarga dianggap
(13,5%), berpengalaman dalam mengasuh anak,
Dalam hasil penelitian yang termasuk hal menyusui sehingga
dilakukan peneliti ini dapat dilihat pada menjadi acuan dalam pemberian ASI
jumlah jawaban responden sebesar < eksklusif pada bayi.
13yang artinya motivasi dalam tingkat PenelitianKartikasari (2009)
kurang, pada item kuesioner menyatakan terdapat hubungan antara
menunjukkan bahwa ibu yang tidak motivasi dengan pemberian ASI
mendapat motivasi dari luar misalnya eksklusif, nilai p = 0,000 menunjukkan
tidak adanya ruang laktasi untuk bahwa dari 28 responden sebagian besar
memerah ASI, tidak mendapat dukungan (57,1%) sebanyak 16 orang tidak
dari keluarga yaitu terjadi pada memberikan ASI eksklusif dikarenakan
mayoritas responden sebanyak 19 ibu, rendahnya pemberian ASI eksklusif
sedangkan yang tidak mendapatkan disebabkan hampir sebagian responden
motivasi dari diri sendiri yaitu ibu tidak berpendidikan SD (39%) sehingga
memerah ASI saat bekerja karena jam pengetahuan dan informasi yang
istirahat kurang sebanyak 7 responden. didapatkan juga kurang dan ibu tidak
5. Tingkat keberhasilan pemberian ASI menyadari mana yang terbaik untuk
eksklusif dengan metode memerah ASI bayinya.
Hasil penelitian menunjukkan Hal ini ditunjukkan pada saat
bahwa mayoritas tingkat keberhasilan wawancara dan observasi di Puskesmas
pemberian ASI eksklusif dengan metode Sibela yang dilakukan peneliti bahwa
memerah ASI yaitu tidak eksklusif kebanyakan ibu telah memberikan
sebanyak 33 responden (63, 5 %). makanan tambahan selain ASI saat bayi

8
berusia < 6 bulan dikarenakan saat bayi signifikan antara motivasi ibu dengan
menangis, ibu mengira ASI saja tidak pemberian ASI eksklusif di wilayah
cukup dan memberi susu formula kerja Puskesmas Panongan,
dikarenakan lebih praktis saat ditinggal menunjukkan bahwa masih adanya
bekerja. Dan yang 19 responden (36, 5 motivasi ibu yang rendah akan
%) memberikan ASI eksklusif berdampak pada tidak tercapainya
dikarenakan saat bayi berusia < 6 bulan pemberian ASI secara eksklusif.
ibu tidak memberikan makanan Sebaliknya jika motivasi ibu tinggi akan
tambahan selain ASI, berusaha berdampak pada tercapainya pemberian
memberikan ASI meskipun ditinggal ASI secara eksklusif. Kartikasari (2009)
bekerja serta sebelum kembali bekerja mengatakan ada hubungan yang
ibu sudah menyetok ASI yang diperah signifikan antara motivasi dengan
kemudian disimpan di lemari es. pemberian ASI eksklusif di Desa Balun
yang menunjukkan pemberian ASI
6. Hubungan Motivasi Ibu Bekerja Dengan selain dipengaruhi oleh usia,
Keberhasilan Pemberian ASI pendidikandan pekerjaan, juga
EksklusifDengan Metode Memerah ASI dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya
Di Puskesmas Sibela Mojosongo motivasi. Secara garis besar perilaku
Hasil uji statistik menggunakan uji manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni
Chi-Square, yang diperoleh nilai p-value aspek fisik, psikis, dan sosial.
0,000 yang berarti 0,000 < 0,05 hal ini Berdasakan hasil penelitian yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa
artinya terdapat hubungan motivasi ibu tingkat motivasiyang kurang
bekerja dengan keberhasilan pemberian mengakibatkan keberhasilan dalam
ASI eksklusif dengan metode memerah pemberian ASI tidak eksklusif. Pada ibu
ASI di Puskesmas Sibela Mojosongo. yang berpendidikan SMA tidak
Perlu juga adanya sarana dan memberikan ASI eksklusif dikarenakan
prasarana bagi ibu bekerja yang bahwa pada saat ibu tidak pernah
menyusui dan disediakannya pojok ASI mendapatkan informasi tentang ASI
di berbagai tempat kerja maupun umum eksklusif atau cara memerah ASI ibu
sehingga ibu menyusui akan lebih tidak berusaha mencari informasi
intensif dan terarah (Rahmadhona, dkk tersebut, tidak tersedianya ruang laktasi
2017).Hasil penelitian Lina (2015) untuk memerah ASI, ibu tidak selalu
mengatakan terdapat hubungan yang memerah ASI ditempat kerja karena jam

9
istirahat kurang, ibu tidak memerah ASI 4. Ada hubungan motivasi dengan
saat payudara terasa penuh, ibu masih keberhasilan pemberian ASI eksklusif
berpengaruh pada budaya dulu jika bayi dengan metode memerah ASI di
menangis maka bayi diberi makanan Puskesmas Sibela Mojosongo dengan
pendamping, dan ibu tidak menyetok nilai siginifikasi p-value = 0,000 , yang
ASI di lemari es sebelum kembali berarti p value = 0,000 < α (0,05).
bekerja. Sedangkan ibu yang
berpendidikan D3/S1 dikarenakan tidak VI. Saran
tersedianya ruang laktasi untuk 1. Bagi puskesmas
memerah ASI dan ibu tidak mau ribet Petugas kesehatan hendaknya lebih
untuk membawa peralatan untuk memperhatikan pada ibu-ibu yang
memerah ASI sendiri, sehingga saat menyusui khususnya pada ibu bekerja
bekerja ibu tidak memerah ASI, pada dengan cara memberi informasi tentang
saat produksi ASI sedikit ibu tidak pentingnya ASI eksklusif pada bayi saat
memerah ASI dan lebih ditinggal bekerja dan cara memerah ASI
memilihtambahan susu formula, yang baik.
meskipun ibu telah menyiapkan ASI 2. Bagi institusi pendidikan
yang diperah sebelum kembali bekerja. Dengan adanya hasil penelitian ini
dapat berguna sebagai bahan bacaan dan
V. KESIMPULAN acuan tentang motivasi dan keberhasilan
1. Hasil karakteristik responden mayoritas pemberian ASI eksklusif dengan metode
berusia 17-25 tahun sebanyak 23 memerah ASI pada ibu bekerja.
responden (44,2 %), pekerjaan 3. Bagi responden
responden buruh pabrik sebanyak 27 Ibu-ibu yang menyusui khususnya
responden (51,9 %), pendidikan pada ibu bekerja hendaknya lebih aktif
responden SMA sebanyak 29 responden mencari informasi tentang ASI eksklusif
(55,8 %). dan metode memerah ASI , dan
2. Tingkat motivasi responden yang berkonsultasi pada petugas kesehatan
bermotivasi kurang sebanyak 26 tentang keberhasilan pemberian ASI
responden (50,0 %). eksklusif pada bayi saat ditinggal
3. Tingkat keberhasilan pemberian ASI bekerja.
eksklusif dengan metode memerah ASI 4. Bagi peneliti lain
yaitu tidak eksklusif sebanyak 33 Peneliti lain hendaknya dapat
responden (63,5 %). mengembangkan penelitian ini,

10
misalnya dengan menambah variabel Mean`s Wear Indonesia.
Universitas Padjadjaran.
lain pada motivasi ibu bekerja yang
Lina. (2016). Hubungan pengetahuan
menyusui. dengan cara memerah ASI pada
ibu menyusui yang bekerja di
Desa Matang Seulimeng
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Langsa Barat Kota
Anjarsari, Laela. (2017). Hubungan Langsa. Jurnal kesehatan ilmiah
dukungan keluarga terhadap nasuwakes, vol. 9, no. 2. 214-223.
ASI eksklusif dengan Listyaningrum, dkk. (2016). Tingkat
pemberian MP-ASI pada ibu pengetahuan dan motivasi ibu
bekerja di Desa Rembes berhubungan dengan pemberian
Kabupaten Semarang. Fakultas ASI eksklusif pada ibu bekerja.
kedokteran. Universitas Journal ners and midwifery
Diponegoro. Semarang. Indonesia, vol. 4,No. 2, tahun
Arini. (2012). Mengapa seorang ibu 2016. 55-62.
harus menyusui. Jogjakarta: Maulida, dkk (2015). Tingkat ekonomi
Flashbooks. dan motivasi ibu dalam pemberian
Bowden, Jan. (2011). Promosi ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
Kesehatan dalam Kebidanan, bulan di bidan praktik swasta Umi
Jakarta: EGC. Lathifah argomulyo sedayu
yogjakarta. Journal ners and
Dahlan, dkk (2011). Hubungan status midwifery Indonesia Vol. 3, No. 2,
pekerjaan dengan pemberian Tahun 2015, 116-122.
ASI eksklusif di kelurahan Marmi. (2012). Asuhan kebidanan pada
Palebon Kecamatan Pedurungan masa nifas “preuperium care”.
kota Semarang. Jurnal Unimus. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hamzah. (2016). Teori motivasi dan Nilam, P. (2015). Meningkatkan
pengukurannya. Jakarta: Bumi kesuksesan program ASI
Aksara. eksklusif pada ibu bekerja sebagai
Garbhani, dkk (2011). Faktor- Faktor upaya pencapaian MDGs. Jurnal
Yang Mempengaruhi kesehatan masyarakat Andalas.
Keberhasilan Pemberian ASI Nurwayati, siti. (2015). Hubungan
Eksksklusif di Wilayah Kerja antara pekerjaan dan motivasi ibu
Puskesmas I Denpasar Timur. menyusui dengan pelaksanaan
Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli pemberian ASI eksklusif di
2015, Hal: 177-190. wilayah kerja puskesmas DTP
Kartikasari, dkk. (2009). Hubungan Panongan kecamatan Jatitujuh
antara motivasi dengan kabupaten Majalengka.
pemberian ASI eksklusif di Oktara, R. (2013). Gambaran pemberian
Desa Balun kecamatan Turi ASI eksklusif pada ibu bekerja di
Kabupaten Lamongan. Vol. 1, Desa Serua Indah Kecamatan
No, 2. 57-64. Jombang, Tangerang Selatan.
Kristiyansari. (2009). ASI menyusui dan Jurnal kesehatan reproduksi, vol.
sadari. Yogyakarta: Nuha 4, no. 1. 30-40.
Medika. Proverawati, A, Eni, R. (2010). Kapita
Lestari, dkk (2012). Motivasi ibu selekta asi dan menyusui.
bekerja dalam memberikan ASI Yogyakarta: Nuha Medika.
eksklusif di PT. Dewhirst Rohmadhona, dkk (2017). Faktor -
faktor yang mempengarui

11
keberhasilan pemberian ASI
eksklusif di kota Mataram.jurnal
kedokteran Unram.
Sondang. (2012). Teori motivasi dan
aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sulistiyowati dkk, (2014). Perilaku ibu
bekerja dalam memberikan ASI
eksklusif di Kelurahan Japanan
Wilayah Kerja Puskesmas
Kemlagi, Mojokerjo. Jurnal
promkes, vol. 2, no. 1. 89-100.
Sutrisno. (2015). Hubungan tingkat
pendidikan ibu dengan sikap
pemberian ASI eksklusif di wilayah
Puskesmas Kartasuro kabupaten
Sukoharjo. Fakultas Kedokteran.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Suraatmaja, S.(2012). Aspek gizi ASI
dalam ASI petunjuk untuk tenaga
kesehatan. Jakata: EGC.

Wawan, Dewi. (2010). Teori &


pengukuran pengetahuan,
sikap, dan perilaku manusia,
Yogyakarta: Nuha Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai