Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah bagian dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang terikat perjanjian kerja dengan instansi pemerintahan. Peran PNS
sangat berpengaruh dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, makmur, adil, dan bermoral tinggi dengan melaksanakan pelayanan
kepada masyarakatnya secara adil dan merata. Dalam peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Pasal 1 menyebutkan bahwa
“Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.” Dengan kata lain, seseorang dapat disebut Pegawai Negeri
apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang, diserahi tugas dalam jabatan, dan digaji menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Landasan hukum yang mengatur kebijakan ASN salah satunya adalah UU
RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang bertujuan untuk
mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin profesional. Undang undang
ini menjadi dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, dan
netral serta bebas dari intervensi politik dan praktik KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat. Selain
itu, UU RI Nomor 5 Tahun 2014 juga mengatur fungsi ASN dalam Pasal 10 yang
menyatakan bahwa ASN berperan sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Para aparatur sipil negara diharapkan dapat bertugas sesuai perundang-
undangan. Sebelum resmi menjadi PNS, para calon PNS melaksanakan masa
percobaan selama 1 tahun dan diwajibkan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

1
Latsar (DikLatSar) dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Landasan hukum
kegiatan ini diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara 24 Tahun
2017 tentang Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan
III. Karena itu, dilakukan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar
(Diklatsar) dengan tujuan membimbing dan membentuk PNS yang berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai budaya kerja dan nilai-nilai dasar profesi PNS, sehingga
PNS mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional. Sesuai
dengan Pasal 65 dalam UU ASN, calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus
memenuhi persyaratan yaitu lulus Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) serta sehat
jasmani dan rohani. CPNS yang telah memenuhi persyaratan diangkat menjadi
PNS oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sementara bagi yang tidak memenuhi persyaratan, maka
statusnya akan diberhentikan sebagai CPNS.
Guru merupakan salah satu profesi ASN yang ditempatkan di
sekolah/madrasah. UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyebutkan bahwa “guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasikan peserta didik pada pendidikan anak usia dini dan jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Calon ASN
guru harus mengikuti Diklatsar on campus, habituasi dan aktualisasi di unit
kerja/madrasah/sekolah masing-masing dalam rangka pembiasaan guru dalam
melaksanakan tugasnya sekaligus memecahkan isu/masalah yang muncul di
sekolah/madrasah. Maka, rancangan aktualisasi ini disusun untuk meningkatkan
kualitas guru PNS sekaligus menguatkan nilai-nilai mutu madrasah/sekolah.
Al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturukan kepada Nabi Muhammad
Saw sebagai mu’jizat. Al-Qur`an merupakan kitab suci umat islam yang berfungsi
sebagai pedoman hidup manusia yang harus dibaca setiap hari, sedangkan
hadits adalah segala bentuk perkataan, perbuatan, pengakuan nabi yang
dijadikan sebagai landasan hidup. Dalam memahami pelajaran AL-Qur’an Hadits
diperlukan metode yang efektif dan menarik agar peserta didik mudah

2
memahaminya Kemampuan memahami pelajaran Al-Qur`an dan Hadits bagi
kaum peserta didik sangat penting, bahkan dalam rangkaian ibadah shalat tidak
bisa dipisahkan dengan ayat-ayat Al-Qur`an. Apabila seseorang tidak mampu
membaca Al-Qur`an dengan baik dapat berakibat tidak sahnya shalat, karena
salah satu rukun dalam shalat adalah membaca surah Al-Fatihah, dan surah Al-
Fatihah merupakan bahagian dari pada alqur`an.
Namun dalam menerapkan penalaran memahami Al-quran Hadist masih
banyak siswa yang tidak bisa memahaminya secara menyeluruh bahkan nilai
yanga didapat siswa menurun ketimbang nilai pelajaran lainnya padahal
memahami Al Quran Hadist adalah landasan utama bagi peserta didik untuk lebih
dekat kepada Allah SWT dan Rasullullah SAW
Sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini, sebagian besar siswa kelas X
IPA 3 di MAN 3 Pidie Jaya yang belum memahami pelajaran Al Qur’an Hadits
secara maksimal. Hal ini tentu menjadi sebuah masalah karena seharusnya
memahami Al qur’an Hadits adalah hal yang harus dipelajari untuk menjadi insan
yang mengenal Allah dan Rasullullah lebih dekat
Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam rencana kegiatan aktualisasi
nilai-nilai dasar CPNS akan dilakukan kegiatan peningkatan kemampuan
memahai pelajaran Al Qur’an Hadits dengan sistem pembelajaran yang baru. Hal
ini merupakan salah satu nilai dasar CPNS yaitu komitmen mutu.
Disebabkan waktu yang tersedia untuk mengatasi masalah ini hanya satu
bulan, maka kegiatan aktualisasi hanya difokuskan pada siswa yang kelas X IPA
saja
Diharapkan setelah kegiatan ini dilaksanakan akan meningkatkan
kemampuan memahami pelajaran Qur’an Hadits agar nilai prestasi dalam belajar
peserta didik meningkat Hal tersebut menjadi core isue bagi penulis dengan cara
menerapkan inovasi baru yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran Al
Qur’an Hadits. Adapun judul rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah

3
“Penerapan model pembelajaran kooporatif tipe jigsaw untuk
meningkatkan pembelajaran Al Qur’an Hadits siswa X IPA 3 di MAN 3 Pidie
Jaya”

B. Tujuan dan Manfaat


Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi sebagai pelayan masyarakat,
maka aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini diselenggarakan dengan maksud
membentuk PNS yang profesional dan memiliki kualitas kompetensi yang
sesuai dengan jabatannya masing-masing serta mampu mengaktualisasikan
nilai-nilai ANEKA di lingkungan kerja.
Setelah mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Golongan III ini diharapkan
PNS dapat menjadi pelayan masyarakat yang profesional dan memiliki
kompetensi mengaktualisasikan lima nilai dasar, yaitu :
a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
b. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan
tugas jabatannya;
c. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan
tugas jabatannya;
d. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu peaksanaan tugas
jabatannya; dan
e. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya.
Oleh karena itu, ASN dituntut memiliki nilai-nilai dasar nasionalisme
dalam melaksanakan tugasnya, menerapkan etika publik karena ASN akan
menjadi contoh dan panutan untuk masyarakat. Mengedepankan komitmen mutu
untuk menjaga kualitas pelayanan bagi masyarakat dan memiliki integritas yang
tinggi untuk menjadi pribadi yang anti korupsi dalam setiap kegiatannya.

4
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penerapan rancangan aktualisasi beserta nilai-nilai ANEKA
(akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
serta peran dan kedudukan sebagai ASN, yaitu Pelayanan Publik, Managemen
ASN, Whole of Government pada MAN 3 Pidie Jaya

5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Madrasah Aliyah Negeri 3 Pidie Jaya atau disingkat dengan MAN 3 Pidie
Jaya didirikanTsanawiyah pada tanggal 16 Maret 1984 dan berlokasi di
Gampong Ulee Gle, Kecamatan Bandar dua, Pidie Jaya. Data sarana dan
prasarana MAN 3 Pidie Jaya adalah sebagai berikut.
a. Luas tanah : kurang lebih 8274 m2
b. luas bangunan seluruhnya : 6717 m2
c. jumlah ruang kelas : 17 ruang/kelas
Kelas X : 5 ruang
Kelas XI : 6 ruang
Kelas XII : 6 ruang

Selanjutnya, data guru, pegawai dan jumlah siswa adalah sebagai


berikut.
Tabel 1. Distribusi Guru/Pegawai Menurut Jabatannya
Jabatan Jumlah
Guru tetap 18 orang
Guru tidak tetap 30 orang
Guru honor 2 orang
Pegawai tetap 5 orang
Pegawai tidak tetap 2 orang
Pesuruh Honor 1 orang
Jumlah 58 orang
Sumber : data Tata Usaha MAN 3 Pidie Jaya

6
Tabel 2. Distribusi Siswa Menurut Kelas dan Jenis Kelamin TP 2019
Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
X 54 90 144
XI 65 85 150
XII 66 87 153
Total 185 262 447
Sumber : data Tata Usaha MAN 3 Pidie Jaya

2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi


Sesuai dengan Keputusan Kepala MAN 3 Pidie JayaTahun 2019 tentang
Visi dan Misi MAN 3 Pidie Jaya, visi MAN 3 Pidie Jaya adalah
“Terwujudnya Madrasah Aliyah yang unggul dalam prestasi, beriman dan
bertakwa serta berbudi pekerti luhur”
Visi tersebut diharapkan dapat terwujud dengan berjalannya misi berikut:
a. Meningkatkan prestasi siswa pada Madrasah Aliyah Negeri 3 Pidie Jaya
b. Mengupayakan sarana /prasarana untuk mewujudkan ketrampilan di
bidang keagamaan dan teknologi informasi
c. Memperlihatkan disiplin tinggi untuk menciptakan madrasah yang
berprestasi di bidang agama dan teknologi informasi agar kualitas
lulusan madrasah alyah negeri 3 pidie jaya yang terbaik
d. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan lembaga lain
Berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa situasi problematik

3. Tujuan Madrasah
Tujuan merupakan rangkaian hal yang hendak dicapai. Dengan
berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi di madrasah,
tujuan madrasah yang ingin dicapai pada tahun pelajaran 2019/2020 adalah
sebagai berikut:

7
1. Mengaktualisasikan nila-nilai spiritual dan sosial dalam kehidupan sehari-hari
2. Mewujudkan kecerdasan intelektual Islami
3. Mewujudkan kecerdasan emosional dalam kehidupan sehari-hari
4. Memberikan pelayanan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
terhadap peserta didik
5. Memberikan pelayanan kemampuan akademis peserta didik sesuai dengan
bakat dan minat
B. Analisa Core Issue Dengan Metode USG/AKPK
Sebagaimana adanya beberapa isu dan problematika selama saya
mengemban tugas di MIN 3 Kota Lhokseumawe, setidaknya ada lima masalah
yang sudah diidentifikasi untuk dilakukan penilaian kualitasnya.
1. Lambatnya guru piket dalam mendata peserta didik yang terlambat pada
MAN 3 Pidie Jaya tahun 2019.
2. Kurangnya pemahaman guru dalam menyiapkan bahan kelengkapan
kenaikan pangkat pada MAN 3 Pidie Jaya tahun 2019.
3. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam memilih jajanan sehat pada
MAN 3 Pidie Jaya tahun 2019.
4. Rendahnya pemahaman siswa terkait mata pelajaran Qur’an Hadits kelas
Xipa1 MAN 3 Pidie Jaya tahun 2019
5. Lemahnya koordinasi antara wali murid dan guru mata pelajaran pada
MAN 3 Pidie Jayat tahun 2019.

Isu-isu yang telah diidentifikasi selanjutnya dilakukan pendalaman


menggunakan metode AKPK. Teknik pendalaman AKPK dilakukan dengan
memberikan penilaian 1-5 berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut:
1. Aktual : isu tersebut benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam suatu instansi atau masyarakat.
2. Kekhalayakan : isu tersebut memberikan dampak bagi orang banyak.

8
3. Problematik : isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komperehensif.
4. Kelayakan : isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Adapun pembobotan pada analisis AKPK sebagai berikut:

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 1. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG

Hasil pendalaman isu selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

ANALISIS KRITERIA ISU DENGAN ALAT ANALISIS AKPK


No ISU A K P K Jml Rank
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Lambatnya guru piket
1. dalam mendata peserta 3 4 5 5 17 2
didik yang terlambat.
Kurangnya pemahaman
guru dalam menyiapkan
2. 3 3 4 3 13 4
bahan kelengkapan
kenaikan pangkat.

9
Kurangnya kesadaran
3. peserta didik dalam 4 3 5 3 15 3
memilih jajanan sehat.
Rendahnya pemahaman
siswa terkait mata
4. pelajaran Qur’an Hadits 5 4 4 5 18 1
kelas Xipa1 MAN 3 Pidie
Jaya tahun 2019
Lemahnya koordinasi
5. antara wali murid dan 3 3 3 3 12 5
guru mata pelajaran.

Tabel 2. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut diatas terpilih
tiga nilai tertinggi yaitu:
.
1. Belum adanya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk
meningkatkan hasil belajarAl Qur’an Hadits siswa X IPA.
2. Lambatnya guru piket yang mendata peserta didik yang terlambat
3. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam memilih jajanan sehat.
Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut
kemudian dilkaukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat
analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
1. Urgency: seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan di
tindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan

10
3. Growth (pertumbuhan): seberapa besar kemungkinan memburuknya
isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai rentang 1
sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai yag diberikan maka semakin menunjukkan
bahwa isu tersebut sangat urgent dan sangat serius untuk segera ditangani.
Analisis kualiatas isu dengan menggunakan alat analisis USG
Penilaian Kriteria
No U S G Jml Rank
Masalah (1-5) (1-5) (1-5)
Rendahnya pemahaman
siswa terkait mata
1. pelajaran Qur’an Hadits 5 4 5 14 1
kelas Xipa1 MAN 3 Pidie
Jaya tahun 2019
Lambatnya guru piket
2. dalam mendata peserta 5 4 4 13 2
didik yang terlambat.
Kurangnya kesadaran
3. peserta didik dalam 4 3 4 11 3
memilih jajanan sehat.

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG

C. Argumentasi Atas Core Issue Terpilih


Setelah melalui alat analisis AKPK dan USG, dapat terlihat bahwa isu
“Belum adanya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan
hasil belajar Al Qur’an Hadits kelas X IPA”. Terpilih sebagai isu yang urgen dan
serius dan perlu ditindak lanjuti dengan segera.

11
Berdasarkan analisis AKPK dan USG terpilihlah sebuah isu upaya
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil
belajar Al Qur’an Hadits siswa X IPA1. Adapun isu ini di angkat untuk
Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Al Qur’an
Hadits dewasa ini adalah kurang aktifnya siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Hal ini ditambah dengan fakta bahwa proses pembelajaran yang
diterapkan guru masih menerapkan paradigma lama. Yaitu sering menerapkan
metode atau model pembelajaran konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan
penugasan. Sehingga tidak menutup kemungkinan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Al Qur’an Hadits khususnya di MAN 3 Pidie Jaya terkesan rendah.
Untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sangatlah tepat, karena model ini dapat mendorong kerja
sama dan keaktifan siswa dalam menguasai pelajaran untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal.

D. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN


Dari beberapa uraian di bawah terlihat jelas bahwa setiap nilai dari ANEKA
memiliki indikator tersendiri. Sehingga dalam pencapaian nilai-nilai ANEKA dapat
diukur dari ketercapaian indikator tersebut. Jika masing-masing indikator ANEKA
diatas mulai dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti korupsi dapat dipenuhi dengan baik maka akan semakin berkualitas
aktualisasi yang dilakukan pada satuan kerja masing-masing.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas.Namun kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.Responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban
setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya dengan tujuan menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Adapun nilai-nilai publik tersebut antara lain:

12
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Adapun nilai-nilai dasar dari akuntabilitas, sebagai berikut:
a) Disiplin
b) Profesional
c) Tepat waktu
d) Transparan
e) Sesuai ketentuan
f) Efektif dan efisien
g) Tanggung jawab

2. Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paam kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.Nasionalisme diperlukan sebagai jati diri setiap warga bangsa dan
ideologi berbangsa serta bernegara. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama

13
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Adapun nilai-nilai dasar
nasionalisme sebagai berikut:
a) Disiplin
b) Menghormati pendapat (demokrasi)
c) Musyawarah
d) Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
e) mufakat

3. Etika publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan.Nilai dasar etika disejajarkan dengan etika bermasyarakat atau
dikenal dengan Etika Publik. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika
publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perikalu, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun
nilai-nilai dasar dalam etika publik, sebagai berikut:

a) Jujur
b) Sopan
c) Disiplin
d) Bertanggung jawab
e) Integritas tinggi

4. Komitmen Mutu
Komitmen Mutu merupakan jaminan terhadap pelayanan yang baik kepada
masyarakat dan wujud pengabdian terhadap bangsa dan negara dengan
menjamin adanya kualitas dan profesionalitas kinerja ASN. Aktualisasi nilai-nilai
dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan tugas aparatur akan mendorong
terciptanya iklim atau budaya kerja unggul yang dapat menumbuhkan keberanian

14
untuk menampilkan kreativitas dan inovasi. Adapun nilai-nilai dasar komitmen
mutu, sebagai berikut:
a) Efektivitas
b) Efisiensi
c) Inovasi
d) Kreatifitas

5. Anti Korupsi
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai
dasar anti korupsi dan dihasilkan sebanyak sembilan (9) nilai anti korupsi.Nilai
dasar anti korupsi penting diterapkan bagi ASN untuk menumbuhkan lingkungan
kerja yang sehat. Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi, sebagai berikut:
h) Jujur
i) Mandiri
j) Disiplin
k) Tanggung jawab
l) Adil

15
E. Matrix Rancangan Dan Jadwal Kegiatan

Unit Kerja : MAN 3 Pidie Jaya


Identifikasi Isu : 1. Lambatnya guru piket dalam mendata peserta didik yang terlambat .
2. Kurangnya pemahaman guru dalam menyiapkan bahan kelengkapan kenaikan pangkat.
3. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam memilih jajanan sehat.
4. Rendahnya pemahaman siswa terkait mata pelajaran Qur’an Hadits kelas Xipa1 MAN 3 Pidie Jaya tahun
2019
5. Lemahnya koordinasi antara wali murid dan guru mata pelajaran.

Isu yang diangkat : Rendahnya pemahaman siswa terkait mata pelajaran Qur’an Hadits kelas Xipa1 MAN 3 Pidie Jaya tahun 2019

Gagasan pemecahan Isu : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belalar mata pelajaran Qur’an
Hadits kelas X IPA 3 di MAN 3 Pidie Jaya tahun 2019.

16
Rendahnya pemahaman siswa terkait mata pelajaran Qur’an Hadits kelas Xipa3 MAN 3 Pidie Jaya
Core Isu
tahun 2019
Keterkaitan Konstribusi
Out put
substansi terhadap visi Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan kegiatan/
mata misi Nilai
Dampak
pelatihan organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Mengkoordina 1. Identifikasi masalah 1. Adanya 1. 1. Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
si kegiatan oleh saya sendiri konsep tentang Merumuskan berkontribusi berkontribus
yang akan 2. Konsultasi dengan inovasi model masalah dalam i untuk
dilaksanakan atasan dengan pembelajaran secara mandiri mewujudkan pencapaian
dengan menanyakan terlebih yang yang akan dan secara misi MAN 3 nilai
pimpinan dulu waktu yang tepat digunakan untuk profesional Pidie Jaya organisasi
untuk melakukan penerapan (komitmen yaitu: sesuai
konsultasi metode mutu) Menyelengg dengan nilai
3. Konsultasi dengan pembelajaran arakan inovasi
koordinator kurikulum jigsaw 2. Menjumpai pendidikan
tentang penerapan kepala sekolah yang
metode jigsaw untuk memenuhi
konsultasi standar bagi
masalah seluruh
dengan sopan, perserta
santun,dan didik
dengan
bahasa
indonesia yang
baik dan benar
(etika publik,
nasionalisme)

3. Menjumpai
koordinator
kurikulu untuk
17
berdiskusi
dengan cara
musyawarah,
mufakat
(Nasionalisme,
WOG)

2. Membuat 1. Merancang sistem 1. Terkumpulnya 1. Merancang 1. Kegiatan ini 1. Kegiatan ini


program moedel pembelajaran bahan-bahan model berkontribusi berkontribus
pembelajaran 2. Membuat bahan-bahan pembelajaran pembelajaran dalam i untuk
jigsaw pembelajaran 2. Adanya dengan mewujudkan pencapaian
rancangan menggunakan misi MAN 3 nilai
sistem jigsaw Pidie Jaya organisasi
penerapan (inovasi/ yaitu: sesuai
model komitmen Meningkatka dengan nilai
pembelajaran mutu) n tata kelola profesionalit
pelayanan as
2. Membuat yang
bahan-bahan profesional
perangkat
pembelajaran
dengan kreatif,
berfikir, mudah
(komitmen
mutu)
3. Melaksanakan 1. Saya akan 1. siswa 1. Saya akan 1. Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
Kegiatan mengajarkan cara mengetahui melaksanakan berkontribusi berkontribus
Pembelajar model pembelajaran model cara pembelajaran dalam i untuk
jigsaw 2. Saya akan pembelajaran sesuai dengan mewujudkan pencapaian
mempersiapkan rancangan misi MAN 3 nilai
metode pembelajaran 2. siswa mampu (akuntabilitas) Pidie Jaya organisasi
3. Saya akan belajar yaitu: sesuai
mengajarkan dengan menggunakan 2. Saya akan Menyelengg dengan nilai
melaksanakan arakan
18
menerapkan model model pembelajaran pendidikan profesionalit
pembelajaran pembelajaran sesuai dengan yang as
waktu/jadwal memenuhi
3. pembelajaran (anti korupsi) standar bagi
tipe jigsaw lebih seluruh
menarik, efektif 3. Saya akan perserta
dan efesien. mengajarkan didik
kepada siswa
dengan
berintegritas
tinggi,
(akuntabilitas)

4. Melakukan 1.Mengembangkan instrumen 1. Adanya 1. Instrumen 1. Kegiatan ini 1. Kegiatan ini


Evaluasi penilaian instrumen yang disusun berkontribusi berkontribus
pembelajarn 2. Melakukan penilaian penilaian sesuai dengan dalam i untuk
3. Mengolah hasil penilaian 2. Adanya nilai juknis mewujudkan pencapaian
siswa penilaian misi MAN 3 nilai
(akuntabilitas) Pidie organisasi
3. Adanya hasil Jayayaitu: sesuai
penilaian 2. Melakukan Menyelengg dengan nilai
penilaian arakan profesionalit
kepada siswa pendidikan as
secara yang
adil,jujur memenuhi
(nasionalisme) standar bagi
seluruh
3. Membuat perserta
hasil penilaian didik
secara
transparan
(akuntabilitas)

19
5. Monitor hasil 1. Menyusun laporan 1. Adanya laporan 1. Menyusun 1. Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
Pelaporan aktualisasi nilai dasar aktualisasi nilai laporan yang berkontribusi berkontribus
2. Mempertanggung dasar sesuai dengan dalam i untuk
jawabkan laporan data yang mewujudkan pencapaian
aktualisasi nilai dasar terjadi misi MAN 3 nilai
dilapangan Pidie Jaya organisasi
(akuntabilitas) yaitu: sesuai
Meningkatka dengan nilai
n tata kelola tanggung
pelayanan jawab
yang
profesional

20
1. Jadual Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Nilai Dasar

Pelaksaan aktualisasi ini dilaksanakan mulai tanggal 06 Oktober samapi tanggal 03 November 2019 yang bertepatan di
MAN 3 Pidie Jaya. Berikut adalah jadwal kegiatanya :

Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Agt September Oktober November
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengkordinisasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan
pimpinan
- Identifikasi masalah oleh saya sendiri

1 - Konsultasi dengan atasan dengan menanyakan terlebih dulu


waktu yang tepat untuk melakukan konsultasi
- Konsultasi dengan koordinator kurikulum tentang penerapan
metode jigsaw
Membuat program pembelajaran jigsaw

2 - Merancang sistem moedel pembelajaran


- Membuat bahan-bahan pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran jigsaw

- Mengajarkan cara model pembelajaran


3
- Mempersiapkan metode pembelajaran
- Mengajarkan dengan menerapkan model pembelajaran

21
Melakukn evaluasi pembelajaran

- Mengembangkan instrumen penilaian


4
- Melakukan penilaian
- Mengolah hasil penilaian
Monitor hasil

5 - Menyusun laporan
- Mempertanggung jawabkan laporan aktualisasi

22
23

Anda mungkin juga menyukai