2057 2554 1 PB PDF
2057 2554 1 PB PDF
1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
Hubungan Kepatuhan Pengobatan Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II
ABSTRAK
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Jumlah penderita DM kian meroket tiap tahunnya, baik di
indonesia maupun dunia. Tercatat di data WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia
dari 8,4 juta di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kepatuhan berobat dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II di Poli
Interna RSUD Labuang Baji Makassar.Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan Cross Sectional study yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat yang bersamaan (sekali waktu). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
dengan metode accidental Sampling, sebanyak 54 responden dan instrumen penelitiannya menggunakan
kuesioner.Hasil penelitian dianalisis mengunakan uji Chi – Square diperoleh nilaip 0,00 (ρ<α). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan kepatuhan berobat dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes
melitus tipe II.Simpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antarakepatuhan berobat dengan
kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II di Poli Interna RSUD Labuang Baji Makassar.
Disarankan kepada penderita DM untuk selalu mematuhi proses pengobatan agar kadar GDS tetap stabil.
Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe 2, Gula Darah Sewaktu, Kepatuhan Berobat,
ABSTRACT
World Health Organization (WHO) predicts an increase in the number of people with diabetes mellitus who
become one of global health threats. The number of diabetes mellitus patients raises each year worldwide.
Moreover, WHO estimates an increase in the number of people with diabetes mellitus in Indonesia from 8,4
million in 2000 to about 21,3 million by 2030. This study aimed to recognize the relationships of treatment
compliance with blood glucose level on patients with diabetes mellitus type II in poliinternaLabuangBaji
Hospital. This was analytic observational research with cross sectional study design with the number of sample
was 54 patients selected by accidental sampling. Data collection applied questionnaires. The result of chi-square
test revealed p value 0,00 (p<α) indicated that there was a relationship of treatment compliance with blood
glucose levels on patients with diabetes mellitus type II. It concluded that there were correlation of treatment
compliance with blood glucose levels on patients with diabetes mellitus type II. It is encouraged to diabetes
mellitus patients to regularly adhere to the treatment process to keep blood glucose levels stable.
hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi) Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Black, J.M dan Hawks, J.H. 2014). (Riskesdas), menunjukkan terjadinya
Saat ini penelitian epidemologi peningkatan prevalensi DM di Indonesia
menunjukkan adanya kecenderungan dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
peningkatan angka insidensi dan sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Diabetes
prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru telah menjadi penyebab kematian terbesar
dunia. DM tipe 2, sebelumnya disebut ke-4 di dunia. Di tahun 2012 sudah ada 4,8
NIDDM atau diabetes melitus onset- juta kematian yang disebabkan langsung
dewasa, adalah gangguan yang oleh diabetes. Tiap 10 detik ada satu orang
melibatkan, baik genetik dan faktor atau tiap 1 menit ada 6 orang yang
lingkungan. DM tipe 2 adalah tipe DM meninggal akibat penyakit yang berkaitan
paling umum, mengenai 90% orang yang dengan diabetes (Tandra, H., 2013).Data
memiliki penyakit. DM tipe 2, biasanya Sample Registration Survey tahun 2014
terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan menunjukkan bahwa diabetes merupakan
lebih umum diantara dewasa tua, dewasa penyebab kematian terbesar nomor 3 di
obesitas, dan etnik serta populasi ras Indonesia dengan presentase sebesar
tertentu. Namun diagnosis DM tipe 2 pada (6,7%), setelah stroke (21,1%) dan
anak-anak dan remaja meningkat, terutama penyakit jantung koroner (12,9) (Kemkes,
pada Amerika-Afrika dan Amerika 2016).
Hispanik/Latin (Black, J.M dan Hawks, Sedangkan berdasarkan data
J.H. 2014). Survailans penyakit tidak menular Bidang
World Health Organization(WHO), P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
memprediksi adanya peningkatan jumlah Selatan tahun 2014, terdapat 27.470 kasus
penyandang DM yang menjadi salah satu penyakit diabetes melitus dengan 747
ancaman kesehatan global. Jumlah kematian. Sedangkan berdasrkan data
penderita DM kian meroket tiap tahunnya, Dinas Kesehatan Kota Makassar pada
baik di indonesia maupun dunia. Tercatat tahun 2015, penyakit DM menempati
di data WHO memprediksi kenaikan peringkat empat dari sepuluh penyebab
jumlah penyandang DM di Indonesia dari utama kematian di Kota Makassar yaitu
8,4 juta di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 sebanyak 191 kasus dengan jumlah
juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2015). penderita sebanyak 25.145 jiwa (Dinas
Senada dengan WHO, International Kesehatan Kota Makassar, 2015).
Diabetes Federation (IDF) Atlas 2015, RSUD Labuang Baji Makassar,
memprediksi untuk usia 20-79 tahun jumlah pasien rawat jalan pada tahun 2014
jumlah penderita diabetes di Indonesia dari sebanyak 209 pasien, tahun 2015 sebanyak
10 juta pada tahun 2015 menjadi 16,2 juta 277 pasien, dan pada tahun 2016 sebanyak
pada tahun 2040. Dengan angka tersebut 195 pasien yang menderita penyakit
Indonesia menempati urutan ke-6 di dunia diabetes melitus (Rekam Medik RSUD
pada tahun 2040, atau naik satu peringkat Labuang Baji Makassar).
dibanding data IDF pada tahun 2015 yang Diperkirakan masih banyak (sekitar
menempati peringkat ke-7 di dunia (IDF, 50%) penyandang diabetes yang belum
2015). terdiagnosis di Indonesia. Selain itu hanya
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 12
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
dua pertiga saja dari yang terdiagnosis sebesar 28 (52,8%) responden. Sedangkan
yang menjalani pengobatan, baik non responden yang patuh melakukan berobat
farmakologis maupun farmakologis. Dari sebesar 25 (47,2%). Distribusi ini
yang menjalani pengobatan tersebut hanya berdasarkan kepatuhan pengobatan yang
sepertiganya saja yang terkendali dengan dilakukan responden. Hasil penelitian ini
baik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa tentang tabulasi silang kepatuhan berobat
komplikasi diabetes dapat dicegah dengan yang diketahui bahwa sebagian besar
kontrol glikemik yang optimal, namun responden dengan kepatuhan berobat yang
demikian di Indonesia sendiri target baik memiliki rerata kadar gula darah <
pencapaian kontrol glikemik masih belum 160 mg/dl yaitu sebanyak 41,5%. Sebagian
tercapai secara memuaskan, yang sebagian besar responden yang tidak patuh
besar masih di atas target yang diinginkan melakukan berobat memiliki rerata kadar
sebesar 7% (PERKENI, 2015). gula ≥ 160 mg/dl yaitu sebanyak 26,4%.
Kemajuan kedokteran Berdasarkan uji statistik dengan Uji Chi
memungkinkan pasien diabetes melitus Square didapatkan ρ = 0,003 (ρ < α), yang
hidup lebih lama dengan kualitas hidup berarti penelitian ini ada hubungan antara
lebih baik bila pasien tersebut memantau kepatuhan berobat dengan rerata kadar
kadar gula darahnya dengan cermat, gula darah acak(Putri, N.H.K., Dan
menggunakan data-data ini untuk Isfandiari, M.A., 2013).
melakukan perubahan farmakologi serta Penelitian yang dilakukan oleh
gaya hidupnya, dan menggunakan sistem Norma Risnasari pada tahun 2014 ada
pemberian insulin yang baru, seperti hubungan tingkat kepatuhan diet pasien
pompa insulin subkutan. Di samping itu, diabetes melitus dengan munculnya
obat-obat yang kini tersedia akan komplikasi. Kemudian dilanjutkan nilai
meningkatkan metabolisme glukosa dan keeratan hubungan yaitu dengan
sensitivitas insulin tubuh sendiri untuk perhitungan koefisiensi kontingensi
mencapai kontrol glikemia yang optimal didapatkan hasil 0,011 yang artinya sangat
serta mencegah progresivitas penyakitnya rendah yaitu semakin tidak patuh semakin
agar tidak terjadi komplikasi jangka tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi
panjang ( Kowalak, J.P., dkk. 2014). (Risnasari, N., 2014).
Berdasarkan penelitian yang Berdasarkan latar belakang diatas,
dilakukan oleh Nurlaili Haida Kurnia Putri kadar gula darah penderita diabetes
dan Muhammad Atoillah Isfandiari pada melitus tipe II diperkirakan dapat
tahun 2013, dengan judul “Hubungan dikendalikan apabila penderita diabetes
empat pilar pengendalian DM tipe 2 melitus patuh dalam menjalani berobat.
dengan rerata kadar gula darah” dari Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
keempat pilar pengendalian DM tipe 2 melakukan penelitian tentang hubungan
tersebut salah satu yang diteliti oleh kepatuhan berobat dengan kadar gula
peneliti adalah “kepatuhan berobat”. Dari darah sewaktupada pasien diabetes melitus
keseluruhan responden sebanyak 53 tipe II di Poli Interna RSUD Labuang Baji
responden sebagian besar responden tidak Makassar.
patuh melakukan pengobatan, yaitu
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 13
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
METODE
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian maka jenis penelitian ini Variabel N %
adalah penelitian observasional Umur (Tahun)
36-45 4 7,4
analitikdengan pendekatan cross sectional.
46-55 17 31,5
cross sectional merupakan rancangan 56-65 29 53,7
penelitian dengan melakukan pengukuran >65 4 7,4
atau pengamatan pada saat bersamaan Jenis kelamin
(sekali waktu) antara faktor risiko/paparan Laki-laki 13 24,1
Perempuan 41 75,9
dengan penyakit.
Lama Menderita
DM 22 40,7
HASIL < 5 Tahun 32 59,3
Penelitian ini dilaksanakan di Poli ≥ 5 Tahun
Interna RSUD Labuang Baji Jumlah 54 100
Makassarpada tanggal 20 Februari - 23
Maret 2018.Penelitian ini menggunakan Analisis Univariat
desain penelitian cross sectional study Tabel 2 Distribusi Responden
dengan teknikaccidental sampling Berdasarkan Kepatuhan Berobat
berjumlah 54 responden penderita DM tipe Kepatuhan
N %
berobat
II yang berumur 36-76 tahun, penelitian ini
Tidak patuh 29 53,7
bertujuan untuk mengetahui hubungan Patuh 25 46,3
antara variabel independen dengan Jumlah 54 100
variabel dependen.
Hasil penelitian didapatkan melalui Tabel 3 Distribusi Responden
pembagian kuesioner dan wawancara yang Berdasarkan Kadar Gula Darah
kemudian diisi oleh responden sesuai Sewaktu
dengan kemampuannya tanpa ada Kadar Gula
N %
intervensi dari siapapun dan melihat Darah Sewaktu
kepatuhan berobat pasien selama pasien Tinggi 36 66,7
menjalani pengobatan. Normal 18 33,3
Data yang diperoleh melalui tahapan Jumlah 54 100
editing, coding, dan tabulasi data.
Selanjutnya, hasil penelitian akan disajikan Analisis Bivariat
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan Tabel 4 Distribusi Responden
pesentase yang disertai penjelasan dari Berdasarkan Kepatuhan Berobat
masing-masing tabel sebagai berikut : Kepatuhan
N %
berobat
Tidak patuh 29 53,7
Karakteristik Responden Patuh 25 46,3
Tebel 1 Karakteristik Penderita Diabetes Jumlah 54 100
Melitus Tipe II
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 14
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 15
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 17
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 18