Anda di halaman 1dari 8

JNJ Vol. 1, No.

1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

Hubungan Kepatuhan Pengobatan Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II

Muhammad Sahlan Zamaa dan Sainudin


Departemen Keperawatan Medikal Bedah / Program Studi Ilmu Keperawatan SekolahTinggi
Ilmu Kesehatan Makassar
E-mail: sahlan_nersuh@yahoo.com

ABSTRAK
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Jumlah penderita DM kian meroket tiap tahunnya, baik di
indonesia maupun dunia. Tercatat di data WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia
dari 8,4 juta di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kepatuhan berobat dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II di Poli
Interna RSUD Labuang Baji Makassar.Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan Cross Sectional study yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat yang bersamaan (sekali waktu). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
dengan metode accidental Sampling, sebanyak 54 responden dan instrumen penelitiannya menggunakan
kuesioner.Hasil penelitian dianalisis mengunakan uji Chi – Square diperoleh nilaip 0,00 (ρ<α). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan kepatuhan berobat dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes
melitus tipe II.Simpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antarakepatuhan berobat dengan
kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe II di Poli Interna RSUD Labuang Baji Makassar.
Disarankan kepada penderita DM untuk selalu mematuhi proses pengobatan agar kadar GDS tetap stabil.

Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe 2, Gula Darah Sewaktu, Kepatuhan Berobat,

ABSTRACT
World Health Organization (WHO) predicts an increase in the number of people with diabetes mellitus who
become one of global health threats. The number of diabetes mellitus patients raises each year worldwide.
Moreover, WHO estimates an increase in the number of people with diabetes mellitus in Indonesia from 8,4
million in 2000 to about 21,3 million by 2030. This study aimed to recognize the relationships of treatment
compliance with blood glucose level on patients with diabetes mellitus type II in poliinternaLabuangBaji
Hospital. This was analytic observational research with cross sectional study design with the number of sample
was 54 patients selected by accidental sampling. Data collection applied questionnaires. The result of chi-square
test revealed p value 0,00 (p<α) indicated that there was a relationship of treatment compliance with blood
glucose levels on patients with diabetes mellitus type II. It concluded that there were correlation of treatment
compliance with blood glucose levels on patients with diabetes mellitus type II. It is encouraged to diabetes
mellitus patients to regularly adhere to the treatment process to keep blood glucose levels stable.

Keywords: Treatment Compliance, Blood Glucose Levels, Diabetes Mellitus Type II

PENDAHULUAN bersoda dan jenis makanan yang lainnya.


Dunia modern pada zaman saat ini, Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu
memicu terjadinya perubahan gaya hidup peningkatan terjadinya penyakit
pada masyarakat di dalamnya. Salah satu degeneratif dalam hal ini seperti penyakit
perubahan gaya hidup dan pola hidup diabetes melitus. Diabetes melitus adalah
adalah dengan mengkonsumsi makanan penyakit kronis progresif yang ditandai
yang tidak sehat yang banyak dengan ketidakmampuan tubuh untuk
mempengaruhi kadar gula darah seperti melakukan metabolisme karbohidrat,
makanan cepat saji, minum-minuman lemak dan protein, mengarah ke
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 11
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi) Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Black, J.M dan Hawks, J.H. 2014). (Riskesdas), menunjukkan terjadinya
Saat ini penelitian epidemologi peningkatan prevalensi DM di Indonesia
menunjukkan adanya kecenderungan dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
peningkatan angka insidensi dan sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Diabetes
prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru telah menjadi penyebab kematian terbesar
dunia. DM tipe 2, sebelumnya disebut ke-4 di dunia. Di tahun 2012 sudah ada 4,8
NIDDM atau diabetes melitus onset- juta kematian yang disebabkan langsung
dewasa, adalah gangguan yang oleh diabetes. Tiap 10 detik ada satu orang
melibatkan, baik genetik dan faktor atau tiap 1 menit ada 6 orang yang
lingkungan. DM tipe 2 adalah tipe DM meninggal akibat penyakit yang berkaitan
paling umum, mengenai 90% orang yang dengan diabetes (Tandra, H., 2013).Data
memiliki penyakit. DM tipe 2, biasanya Sample Registration Survey tahun 2014
terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan menunjukkan bahwa diabetes merupakan
lebih umum diantara dewasa tua, dewasa penyebab kematian terbesar nomor 3 di
obesitas, dan etnik serta populasi ras Indonesia dengan presentase sebesar
tertentu. Namun diagnosis DM tipe 2 pada (6,7%), setelah stroke (21,1%) dan
anak-anak dan remaja meningkat, terutama penyakit jantung koroner (12,9) (Kemkes,
pada Amerika-Afrika dan Amerika 2016).
Hispanik/Latin (Black, J.M dan Hawks, Sedangkan berdasarkan data
J.H. 2014). Survailans penyakit tidak menular Bidang
World Health Organization(WHO), P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
memprediksi adanya peningkatan jumlah Selatan tahun 2014, terdapat 27.470 kasus
penyandang DM yang menjadi salah satu penyakit diabetes melitus dengan 747
ancaman kesehatan global. Jumlah kematian. Sedangkan berdasrkan data
penderita DM kian meroket tiap tahunnya, Dinas Kesehatan Kota Makassar pada
baik di indonesia maupun dunia. Tercatat tahun 2015, penyakit DM menempati
di data WHO memprediksi kenaikan peringkat empat dari sepuluh penyebab
jumlah penyandang DM di Indonesia dari utama kematian di Kota Makassar yaitu
8,4 juta di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 sebanyak 191 kasus dengan jumlah
juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2015). penderita sebanyak 25.145 jiwa (Dinas
Senada dengan WHO, International Kesehatan Kota Makassar, 2015).
Diabetes Federation (IDF) Atlas 2015, RSUD Labuang Baji Makassar,
memprediksi untuk usia 20-79 tahun jumlah pasien rawat jalan pada tahun 2014
jumlah penderita diabetes di Indonesia dari sebanyak 209 pasien, tahun 2015 sebanyak
10 juta pada tahun 2015 menjadi 16,2 juta 277 pasien, dan pada tahun 2016 sebanyak
pada tahun 2040. Dengan angka tersebut 195 pasien yang menderita penyakit
Indonesia menempati urutan ke-6 di dunia diabetes melitus (Rekam Medik RSUD
pada tahun 2040, atau naik satu peringkat Labuang Baji Makassar).
dibanding data IDF pada tahun 2015 yang Diperkirakan masih banyak (sekitar
menempati peringkat ke-7 di dunia (IDF, 50%) penyandang diabetes yang belum
2015). terdiagnosis di Indonesia. Selain itu hanya
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 12
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

dua pertiga saja dari yang terdiagnosis sebesar 28 (52,8%) responden. Sedangkan
yang menjalani pengobatan, baik non responden yang patuh melakukan berobat
farmakologis maupun farmakologis. Dari sebesar 25 (47,2%). Distribusi ini
yang menjalani pengobatan tersebut hanya berdasarkan kepatuhan pengobatan yang
sepertiganya saja yang terkendali dengan dilakukan responden. Hasil penelitian ini
baik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa tentang tabulasi silang kepatuhan berobat
komplikasi diabetes dapat dicegah dengan yang diketahui bahwa sebagian besar
kontrol glikemik yang optimal, namun responden dengan kepatuhan berobat yang
demikian di Indonesia sendiri target baik memiliki rerata kadar gula darah <
pencapaian kontrol glikemik masih belum 160 mg/dl yaitu sebanyak 41,5%. Sebagian
tercapai secara memuaskan, yang sebagian besar responden yang tidak patuh
besar masih di atas target yang diinginkan melakukan berobat memiliki rerata kadar
sebesar 7% (PERKENI, 2015). gula ≥ 160 mg/dl yaitu sebanyak 26,4%.
Kemajuan kedokteran Berdasarkan uji statistik dengan Uji Chi
memungkinkan pasien diabetes melitus Square didapatkan ρ = 0,003 (ρ < α), yang
hidup lebih lama dengan kualitas hidup berarti penelitian ini ada hubungan antara
lebih baik bila pasien tersebut memantau kepatuhan berobat dengan rerata kadar
kadar gula darahnya dengan cermat, gula darah acak(Putri, N.H.K., Dan
menggunakan data-data ini untuk Isfandiari, M.A., 2013).
melakukan perubahan farmakologi serta Penelitian yang dilakukan oleh
gaya hidupnya, dan menggunakan sistem Norma Risnasari pada tahun 2014 ada
pemberian insulin yang baru, seperti hubungan tingkat kepatuhan diet pasien
pompa insulin subkutan. Di samping itu, diabetes melitus dengan munculnya
obat-obat yang kini tersedia akan komplikasi. Kemudian dilanjutkan nilai
meningkatkan metabolisme glukosa dan keeratan hubungan yaitu dengan
sensitivitas insulin tubuh sendiri untuk perhitungan koefisiensi kontingensi
mencapai kontrol glikemia yang optimal didapatkan hasil 0,011 yang artinya sangat
serta mencegah progresivitas penyakitnya rendah yaitu semakin tidak patuh semakin
agar tidak terjadi komplikasi jangka tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi
panjang ( Kowalak, J.P., dkk. 2014). (Risnasari, N., 2014).
Berdasarkan penelitian yang Berdasarkan latar belakang diatas,
dilakukan oleh Nurlaili Haida Kurnia Putri kadar gula darah penderita diabetes
dan Muhammad Atoillah Isfandiari pada melitus tipe II diperkirakan dapat
tahun 2013, dengan judul “Hubungan dikendalikan apabila penderita diabetes
empat pilar pengendalian DM tipe 2 melitus patuh dalam menjalani berobat.
dengan rerata kadar gula darah” dari Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
keempat pilar pengendalian DM tipe 2 melakukan penelitian tentang hubungan
tersebut salah satu yang diteliti oleh kepatuhan berobat dengan kadar gula
peneliti adalah “kepatuhan berobat”. Dari darah sewaktupada pasien diabetes melitus
keseluruhan responden sebanyak 53 tipe II di Poli Interna RSUD Labuang Baji
responden sebagian besar responden tidak Makassar.
patuh melakukan pengobatan, yaitu
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 13
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

METODE
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian maka jenis penelitian ini Variabel N %
adalah penelitian observasional Umur (Tahun)
36-45 4 7,4
analitikdengan pendekatan cross sectional.
46-55 17 31,5
cross sectional merupakan rancangan 56-65 29 53,7
penelitian dengan melakukan pengukuran >65 4 7,4
atau pengamatan pada saat bersamaan Jenis kelamin
(sekali waktu) antara faktor risiko/paparan Laki-laki 13 24,1
Perempuan 41 75,9
dengan penyakit.
Lama Menderita
DM 22 40,7
HASIL < 5 Tahun 32 59,3
Penelitian ini dilaksanakan di Poli ≥ 5 Tahun
Interna RSUD Labuang Baji Jumlah 54 100
Makassarpada tanggal 20 Februari - 23
Maret 2018.Penelitian ini menggunakan Analisis Univariat
desain penelitian cross sectional study Tabel 2 Distribusi Responden
dengan teknikaccidental sampling Berdasarkan Kepatuhan Berobat
berjumlah 54 responden penderita DM tipe Kepatuhan
N %
berobat
II yang berumur 36-76 tahun, penelitian ini
Tidak patuh 29 53,7
bertujuan untuk mengetahui hubungan Patuh 25 46,3
antara variabel independen dengan Jumlah 54 100
variabel dependen.
Hasil penelitian didapatkan melalui Tabel 3 Distribusi Responden
pembagian kuesioner dan wawancara yang Berdasarkan Kadar Gula Darah
kemudian diisi oleh responden sesuai Sewaktu
dengan kemampuannya tanpa ada Kadar Gula
N %
intervensi dari siapapun dan melihat Darah Sewaktu
kepatuhan berobat pasien selama pasien Tinggi 36 66,7
menjalani pengobatan. Normal 18 33,3
Data yang diperoleh melalui tahapan Jumlah 54 100
editing, coding, dan tabulasi data.
Selanjutnya, hasil penelitian akan disajikan Analisis Bivariat
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan Tabel 4 Distribusi Responden
pesentase yang disertai penjelasan dari Berdasarkan Kepatuhan Berobat
masing-masing tabel sebagai berikut : Kepatuhan
N %
berobat
Tidak patuh 29 53,7
Karakteristik Responden Patuh 25 46,3
Tebel 1 Karakteristik Penderita Diabetes Jumlah 54 100
Melitus Tipe II

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 14
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Gula Darah Sewaktu


Kadar Gula Darah Sewaktu N %
Tinggi 36 66,7
Normal 18 33,3
Jumlah 54 100

Tabel 6 Hubungan Kepatuhan Berobat


Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Diabetes Melitus Tipe II
Kadar Gula Darah Sewaktu p-
Kepatuha Jumlah
Tinggi Normal value
n Berobat
N % N % n %
Tidak
29 100 0 0 29 100
Patuh 0,00
Patuh 7 28 18 72 25 100
Jumlah 36 66,7 18 33,3 54 100
Square didapatkan ρ = 0,003 (ρ < α), yang
PEMBAHASAN berarti penelitian ini ada hubungan antara
kepatuhan berobat dengan rerata kadar
Berdasarkan tabel 5, setelah gula darah acak.
dilakukan uji chi-square diperoleh nilai Kepatuhan adalah perilaku individu
pvalue = 0,00 dengan tingkat kemaknaan α (misalnya : minum obat, mematuhi diet,
=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa atau melakukan perubahan gaya hidup)
hipotesis diterima dimana nilai p<α yang sesuai anjuran terapi dan kesehatan.
artinya ada hubungan yang signifikan Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari
antara kepatuhan berobat dengan kadar tindak mengindahkan setiap aspek anjuran
gula darah sewaktu pada pasien diabetes hingga mematuhi rencana.
melitus tipe II di Poli Interna RSUD Pada penelitian ini ditemukan pasien
Labuang Baji Makassar. yang patuh berobat namun kadar gula
Penelitian ini sejalan dengan darahnya tinggi sebanyak 7 responden
penelitian yang dilakukan oleh Nurlaili (28,0%). Hal ini disebabkan karena pasien
Haida Kurnia Putri dan Muhammad hanya patuh berobat namun tidak
Atoillah Isfandiari (2013) , Hasil mematuhi diet dan melakukan perubahan
penelitian ini tentang tabulasi silang gaya hidup sehat. Kepatuhan perawatan
kepatuhan berobat yang diketahui bahwa diabetes melitus dalam hal ini penderita
sebagian besar responden dengan harus melaksanakan program perawatan
kepatuhan berobat yang baik memiliki diabetes melitus seperti melakukan hidup
rerata kadar gula darah < 160 mg/dl yaitu sehat, melakukan pengobatan secara rutin,
sebanyak 41,5%. Sebagian besar aturan berobat yang ditetapkan, mengikuti
responden yang tidak patuh melakukan jadwal pemeriksaan dan rekomendasi hasil
pengobatan memiliki rerata kadar gula ≥ penyelidikan (Darmawan, R., 2013).
160 mg/dl yaitu sebanyak 26,4%. Selain itu, juga ditemukan pasien
Berdasarkan uji statistik dengan Uji Chi diabetes melitus tipe II yang tidak patuh

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 15
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

berobat sebanyak29 responden (100%), gaya hidupnya, dan menggunakan sistem


dan dari 29 responden (100%) tersebut pemberian insulin yang baru, seperti
semua memiliki kadar gula darah sewaktu pompa insulin subkutan. Di samping itu,
tinggi. Hal ini sesuai dengan apa yang obat-obat yang kini tersedia akan
dikatakan oleh PERKENI 2015, bahwa meningkatkan metabolisme glukosa dan
memang masih sangat banyak pasien sensitivitas insulin tubuh sendiri untuk
diabetes melitus tipe II yang tidak patuh mencapai kontrol glikemia yang optimal
dalam menjalani pengobatan, baik non serta mencegah progresivitas penyakitnya
farmakologis maupun farmakologis. Dari agar tidak terjadi komplikasi jangka
yang menjalani pengobatan tersebut hanya panjang ( Kowalak, J.P., dkk. 2014).
sepertiganya saja yang terkendali dengan
baik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa SIMPULAN
komplikasi diabetes dapat dicegah dengan Ada hubungan yang signifikan
kontrol glikemik yang optimal, namun antara kepatuhan berobat dengan kadar
demikian di Indonesia sendiri target gula darah sewaktu pada pasien diabetes
pencapaian kontrol glikemik masih belum melitus tipe II di Poli Interna RSUD
tercapai secara memuaskan, yang sebagian Labuang Baji Makassar (p : 0,00).
besar masih di atas target yang diinginkan Masyarakat khususnya pasien DM tipe II
sebesar 7%. juga perlu diberikan pemahaman akan
Ada beberapa hal yang dapat pentingnya patuh dalam berobat untuk
mempengaruhi kepatuhan seseorang menstabilkan kadar gula darah agar dapat
diantaranya faktor pemungkin (Enabling menekan komplikasi yang akan terjadi,
Factors). Yang dimaksud dengan faktor sehingga masyarakat patuh terhadap
pemungkin adalah sarana dan prasarana anjuran yang diberikan oleh tenaga
atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
kesehatan, misalnya puskesmas, posyandu,
rumah sakit, makanan bergizi. Sebuah DAFTAR PUSTAKA
keluarga yang sudah tahu masalah Black, J.M. dan Hawks, J.H. 2014.
kesehatan mengupayakan keluarganya Keperawatan Medikal Bedah :
untuk melakukan kontrol gula darah. Manajemen Klinis Untuk Hasil
Yang Diharapkan. Edisi 8 Buku
Tetapi apabila keluarga tersebut tidak
2. Elsevier. Singapore
mampu mengadakan fasilitas itu semua
Damayanti, S. 2015. Diabetes Mellitus &
karena jarak yang terlalu jauh, maka Penatalaksanaan Keperawatan.
dengan terpaksa kontrol yang dijadwalkan Nuha Medika. Yogyakarta
tidak dapat dilakukan. Darmawan, R. 2013. Kepatuhan Penderita
Kemajuan kedokteran saat ini DM.
sebenarnya memungkinkan pasien diabetes http://nursecaremine.blogspot.co.
melitus hidup lebih lama dengan kualitas id/2013/05/kepatuhan-penderita-
dm.html. Diakses Pada Tanggal
hidup lebih baik bila pasien tersebut
18 November 2017
memantau kadar gula darahnya dengan Fredy, F.C. 2017. Gula Darah-Fungsi-
cermat, menggunakan data-data ini untuk Kelainan (Kerjanya).
melakukan perubahan farmakologi serta http://www.kerjanya.net/faq/5323
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 16
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

-gula-darah.html. Diakses Pada Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan Dan


Tanggal 19 September 2017 Perilaku Kesehatan. Rineka
Gustina, Suratun, Heryati . 2014. “Faktor- Cipta. Jakarta
Faktor Yang Berhubungan Nurarif, AH dan Kusuma, H. 2015.
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Aplikasi Asuhan Keperawatan
Mellitus Pada Pasien DM ( Berdasarkan Diagnosa Medis
Factors Associated With Dan NANDA NIC-NOC.
Compliance Diet Of Diabetes Mediaction. Yogyakarta
Mellitus ). jurnal keperawatan” 2 Nurlaili Haida Kunia Putri dan
(3): 97–107. Muhammad Atoillah Isfandiari.
Haskas, Y. 2017. Determinan Perilaku 2013. “Hubungan Empat Pilar
Pengendalian Diabetes Melitus Pengendalian Dm Tipe 2 Dengan
Diwilayah Kota Makassar. Jurnal Rerata Kadar Gula Darah.” Jurnal
Departemen keperawatan. Vol 1. Berkala Epidemiologi 1 (2): 234–
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 43.
NANI Hasanuddin Makassar. Pawenrusi, E.P., dkk. 2017. Pedoman
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2017. Penulisan Skripsi Edisi 14.
Metodologi Penelitian cetakan ketigabelas. Sekolah
Keperawatan Dan Kesehatan. Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Salemba Medika. Jakarta : Makassar
IDF. 2015.IDF Diabetes Atlas. Perkeni. 2015.Konsensus Pengelolaan Dan
International Diabetes Federation. Pencegahan Diabetes Melitus
Jurnal International Diabetes Tipe 2 Di Indonesia
Federation 2015.Pengurus Besar
doi:10.1289/image.ehp.v119.i03. Perkumpulan Endokrinologi
Japerson, H. 2013. Memahami Apa Itu Indonesia (PB Perkeni). Jurnal
Gula Darah. Kensus. Vol. 1.
https://www.deherba.com/memah doi:10.1017/CBO9781107415324
ami-apa-itu-kadar-gula- .004
darah.htmlDiakses Pada Tanggal Putri, F.D. 2016.Teori
19 September 2017 Kepatuhan.(online).http://digilib.
Kemkes. 2016. Mari Kita Cegah Diabetes uinsby.ac.id/13045/3/Bab%202.p
Dengan Cerdik. df. Diakses Pada Tanggal 22
http://www.depkes.go.id. Diakses September 2017
Pada Tanggal 13 September 2017 Risnasari, Norma. 2014. “Hubungan
Kowalak, J.P., dkk. 2014. Buku Ajar Tingkat Kepatuhan Diet Pasien
Patofisiologi (Professional Guide Diabetes Mellitus Dengan
to Pathophysiology). Penerbit Munculnya Komplikasi Di
Buku Kedokteran EGC. Jakarta Puskesmas Pesantren II kota
Maghfuri, A. 2016. Buku Pintar Kediri.” Jurnal Nerma Risnasari
Perawatan Luka Diabetes 1 (25): 15–19.
Melitus. Salemba Medika. Jakarta Safitri, Inda Nofriani. 2013. "Kepatuhan
Maryunani, A. 2013. Diabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe
Kehamilan “ Edisi Kedua”. II Ditinjau Dari Locus Of
CV.Trans Info Media. Jakarta Control." Jurnal Ilmiah Psikologi
Timur Terapan1 (2): 273-290.
Suiraoka, IP. 2012. Penyakit Degeneratif
(Mengenal, Mencegah dan

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 17
JNJ Vol. 1, No. 1, Januari 2019
Jambura Nurisng Journal ISSN: 2654-2927

Mengurangi Faktor Risiko 9


Penyakit Degeneratif). Nuha
Medika. Yogyakarta
Tandra, H. 2013. Life Healthy With
Diabetes (Diabetes Mengapa &
Bagaimana?). Rapha Puslishing.
Yogyakarta

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jnj | 18

Anda mungkin juga menyukai