Anda di halaman 1dari 122

LAPORAN DESIMINASI AWAL

PRAKTEK PROFESI NERS DEPARTEMEN MANAJEMEN

KEPERAWATAN

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN KABUPATEN

MALANG

Oleh:

Dadang Susilo S.Kep (1930014)

Melati Budiarti S.Kep (1930027)

Nita Febrilia Robi S.Kep (1930034)

Richad Hengki Unmora S.Kep (1930040)

Solihatul Hasanah S.Kep (1930046)

Tito Pemadianto S.Kep (1930049)

Tutik Handayani S.Kep (1930050)

Yulis Eka Rahayu S.Kep (1930059)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan studi praktek profesi manajemen

keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami

prinsip manajemen keperawatan dan mampu mengelola pelayanan

profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan

sikap kepemimpinan yang profesional serta melakukan model asuhan

keperawatan profesional sesuai dengan prinsip MAKP yang

dijalankan pada Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan

Kabupaten Malang.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan praktek klinik manajemen dan

kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu:

a. Mengetahui profil rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kabupaten

Malang.
b. Menganalisa situasi di Ruang Rawat Inap Empu Tantular sebagai

dasar untuk menyusun rencana strategis dan rencana operasional.

c. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen

keperawatan bersama pihak rumah sakit RSUD Kanjuruhan

Kabupaten Malang dan khususnya Ruang Rawat Inap Empu

Tantular.

d. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan

dan penyelesaian masalah di Ruang Rawat Inap Empu Tantular.

e. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik

operasional bagi Rumah Sakit dan Ruang Rawat Inap Empu

Tantular.

f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan

proses pada menejemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Empu

Tantular.

g. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa

upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama

dengan unit di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dan Ruang

Rawat Inap Empu Tantular.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit

1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di

Ruang Rawat Inap Empu Tantular.

2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.


3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,

perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien

serta keluarga.

4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien.

1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi institusi pendidikan dalam pelaksanaan managemen

asuhan keperawatan secara profesional.

1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan

penerapan model MAKP di Ruang Rawat Inap Empu Tantular

RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.

2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang

diaplikasikan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD

Kanjuruhan Kabupaten Malang Memberikan kesempatan untuk

berpikir kritis dalam menganalisis pelaksanaan MAKP di Ruang

Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten

Malang

3. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT

dan menyusun rencana strategi.

4. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan

keperawatan professional di Ruang Rawat Inap Empu Tantular

RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang Tercapainya pengalaman

dan kesempatan dalam pengelolaan suatu ruang rawat inap.


BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit Rsud Kanjuruhan Kepanjen Malang

2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit

RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan

perorang secara paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan

pemulihan tanpa mengabaikan peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit yang dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, gawat darurat (emergency), dan tindakan medik.

1. Berdiri 1952-1958 dengan nama Rumah Sakit pertolongan atau

BKIA yang dipimpin oleh dr. Artodibyo.

2. Tahun 1967-1971 menjadi Puskesmas dengan pimpinan dr.

Hartono Wijaya.

3. Tahun 1984-1986 menjadi Rumah Sakit tipe D (instruksi

Gubernur Jatim no. 26 tahun 1983) dipimpin oleh dr. Tuti

Harianto MARS.

4. Tahun 1987-1996 menjadi Rumah Sakit tipe C (SK Menkes RI

no. 303/SKIV/1987) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar.

5. Tahun 1997-2000 menjadi Rumah Sakit umum unit swadana (SK

Bupati tahun 1997) dipimpin oleh dr. Tuti Harianto MARS.


6. Tahun 2001-2003 menjadi badan Rumah Sakit daerah dipimpin

oleh dr. Setyo Darmono.

7. Tahun 2004 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Malang dipimpin dr April Mustiko R,SpA.

8. Tahun 2005-2008 Rumah Sakit Umun Daerah Kabupaten Malang

dipimpin oleh dr Agus Wahyu Arifin, MM.

9. Tahun 2008-2010 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit

Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang

dipimpin oleh dr. Lina Julianty, S. pM.

10. Tahun 2011-2018 RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang

dipimpin oleh dr. Harry Hartanto, MM.

11. Tahun 2018-2019 drg mahendra Jaya MARS ,

12. Tahun 2019 – sekarang dr. Abdurahman M. Kes

RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang terletak diatas tanah seluas

32.140 m² dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk

operasional pelayanan sampai saat ini mencapai 11.550 m², berada di

daerah malang selatan dan mempunyai 270 tempat tidur dengan

tingkat hunian rata-rata mencapai 79,31 % per tahun. Wilayah

dispensi atau jangkauan pelayanan rumah sakit meliputi Malang

selatan hingga perbatasan Kabupaten Blitar dan Lumajang.

Pada tahun 2015 Rumah Sakit ini telah Bersertifikat Akreditasi

Rumah Sakit dengan Lulusan Tingkat Paripurna oleh Oleh KARS

(Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dengan masa berlaku 25 November

2015 s/d 24 November 2018.


2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit

Visi

Menjadi rumah sakit terbaik dan bermutu

Misi

1. Meningkatkan perfomance rumah sakit dan optimalisasi


pelayanan
2. Memberikan pelayanan kesehatan rujukan kepada masyarakat
secara komprehensif dan profesional
3. Mewujudkan pelayanan publik yang inovatif
4. Melaksanakan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum
daerah (blud) secara efektif efisien
5. Mewujudkan sumber daya manusia yang sejahtera

Tujuan

Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai standart

Sasaran

1. Meningkatkan kualitas pelayanan yang didukung oleh


ketersediaan sarana prasarana dan peralatan serta sumber daya
manusia
2. Terwujudnya pelayanan yang terstandart akreditasi sesuai
kelasnya
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan
4. Dukungan penganggaran yang efektif dan efisien

Strategi

1. Peningkatan perfomance
2. Optimalisasi layanan
3. Inovasi tiada henti
4. Pengembangan pendidikan dan penelitian

2.1.3 Jenis – Jenis Pelayanan di Rumah Sakit

1. Fasilitas pelayanan:

a. Instalasi Gawat Darurat.

b. Instalasi Rawat Jalan atau Poliklinik terdiri dari:

a) Klinik Anak.
b) Klinik Tumbuh Kembang.

c) Klinik Penyakit Dalam.

d) Klinik Kebidanan dan Kandungan.

e) Klinik Bedah.

f) Klinik Orthopedi.

g) Klinik Saraf.

h) Klinik Bedah Saraf.

i) Klinik THT.

j) Klinik Mata.

k) Klinik Kulit dan Kelamin.

l) Klinik Gigi dan Mulut.

m) Klinik Paru.

n) Klinik Jantung.

o) Klinik Jiwa.

p) Klinik Psikologi.

q) Klinik VCT.

r) Klinik Rehab Medik.

s) Klinik Urologi

c. Ruang Rawat Inap

a) Ruang Hasanudin.

d. Ruang kelas 1

a) Ruang Gajahmada.

b) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).


e. Ruang kelas 2

a) Ruang Cut Nya’ Dien.

b) Ruang Fatahilah.

c) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).

f. Ruang kelas 3

a) Ruang Brawijaya.

b) Ruang Empu Tantular (khusus anak).

c) Ruang Imam Bonjol.

d) Ruang Diponegoro.

g. Instalasi Bedah Sentral.

h. Instalasi Pelayanan Intensif.

i. Instalasi Hemodialisa.

j. Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu.

k. Instalasi Pelayanan Khusus.

l. Instalasi Rehabilitasi Medik.

m. Instalasi Kamar Bersalin.

n. Instalasi Gizi.

o. Instalasi Patologi Klinik.

p. Instalasi Radiologi.

q. Instalasi Farmasi.

r. Instalasi Sterilisasi Sentral.

s. Instalasi Kedokteran Kehakiman.

t. Instalasi Pemeliharaan dan Sanitasi Lingkungan.


2.2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Empu Tantular Tantular Rumah

Sakit RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang

2.2.1 Profil Ruang Empu Tantular

Ruang Empu Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang

Empu Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang

Empu Tantular berada di bagian timur Rumah sakit berbatasan dengan

sawah penduduk, disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah,

disebelah barat berbatasan dengan Laboratorium, disebelah utara

berbatasan dengan ruang Fatahillah. Ruangan ini terdiri dari ruang

kelas I, II, III, dan Observasi. Ruang ini terdiri dari 28 bed pasien,

merupakan ruang perawatan umum dan BPJS. Kelas I terdapat 6 bed

di ruang 4,5,6 yang masing masing ruangan terdapat 2 bed, kelas II

terdapat 10 bed di ruang 1 Kohort ( terdiri dari 2 bed ), 2 ( terdiri dari

3 bed ), dan 3 (terdapat 3 bed), dan kamar Roy (terdapat 2 bed), kelas

III terdapat 12 bed di ruang 7, 8, 9, dan 10 yang masing masing

terdapat 3 bed.
2.2.2 Denah Ruang Empu Tantular

Gambar 1.1 Denah Ruang Empu Tantular

2.2.3 Fungsi Manajemen Empu Tantular


BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA

PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 HASIL PENGKAJIAN

Pengkajian 5M dalam menejemen keperawatan meliputi, man, money,

material, machine, dan market.

3.1.1 MAN

1. Jumlah Tenaga Kerja

Kualifikasi tenaga keperawatan di ruang Empu Tantular

RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, 18 orang dengan rincian

sebagai berikut:

a. Kuantitas sumber daya manusia

Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan

didapatkan kualifikasi tenaga perawat di Ruang Empu

Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, sebagai

berikut:

No Jenis Kelamin Jumlah


1 Perempuan 14
2 Laki-laki 4
Total 18
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis

Kelamin

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diartikan bahwa tenaga

keperawatan di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan


Kepanjen sebanyak 14 orang berjenis kelamin perempuan

dan 4 orang berjenis kelamin laki-laki.

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berikut ini adalah beberapa data tentang sumber daya

manusia yang ada di Ruang Emputantular berdasarkan

wawancara, observasi, dan data di ruangan sebagai berikut:

1) Tenaga keperawatan

No Kualifikasi Jenis Jumlah Total Prosentase


T
a Profesi ners Tetap 1
1. bKeperawatan 1 6,25 %
e Kontrak -
l Amd. Keb Tetap 1
2. 3 18,75%
DIII Kebidanan Kontrak 2
3
. Amd. Kep Tetap 9
3 2Keperawatan Kontrak 4 13 68,75%
K D IV
Tetap 1
4. 1 6,25%
u Kebidanan Kontrak -
a
Jumlah 100%
l
identifikasi tenaga keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang data di ambil pada tanggal 02
Desember 2019
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diartikan bahwa perawat di

Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen yaitu

sebanyak 13 orang (68,75%) berpendidikan DIII

Keperawatan, 3 orang (18,75%) berpendidikan DIII

Kebidanan, 1 orang (6,25%) berpendidikan DIV Kebidanan

dan 1 orang (6,25%) berpendidikan Profesi Ners

Keperawatan.

2) Non Tenaga Keperawatan


No. Kualifikasi Jumlah Presentase
1. Gizi 1 20%
2. Administrasi 1 20%
3. Cleaning Service 3 60%
Total 5 100%
Tabel 3.3 Tenaga Non Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang Data di Ambil Pada
Tanggal 02 Desember 2019
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diartikan bahwa tenaga non

keperawatan di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan

Kepanjen yaitu sebanyak 1 orang (20%) sebagai ahli gizi, 1

orang (20%) sebagai administrasi, dan 3 orang (60%) sebagai

cleaning service. Jadi total karyawan non keperawatan yaitu

orang.

3) Tenaga Dokter Spesialis

No Nama Spesialisasi

1 dr. Agustinus Kiki K, Sp.S Saraf

2 dr. Amukti Wahana, Sp.B Bedah

3 dr. Bayu Sukresno, Sp.PD Penyakit Dalam

4 dr. Boedhy Setyanto, Sp.KK Kulit dan Kelamin

5 dr. Bondan, Sp.PD Penyakit Dalam

6 dr. Chairunnisa Ferdiana, Sp.M.Msi Saraf

7 dr. Dian Suprodjo, Sp. THT Telinga, Hidung,


Tenggorokan

8 dr. Deddy Setyo Nugroho, Sp. B Bedah

9 dr. Harsono Hugeng, Sp. PD Penyakit Dalam

10 dr. Hendri Wiyono, SP. P Paru

11 dr. Irwan Budi P, Sp. OG Obgyn

12 dr. Jhony Budi Satriyo, Sp. An Anastesi

13 dr. Johan Bastian, Sp. OT Orthopedi


14 dr. Kararawi L, Sp. An Anastesi

15 dr. Lina J Prijatno, Sp.M, MM Mata

16 dr. Luky Santi Eka Wirawati, Sp. S Saraf

17 dr. Nur Ramadhan, Sp. A Anak

18 dr. Minuk Pratiwi, Sp. R Radiologi

19 dr. Meitty Christiana, Sp. R Radiologi

20 dr. R. Satriyo Aji, Sp. OT Orthopedi

21 dr. Sigit Wibisono, Sp. M Mata

22 dr. Widi Hatmaka, Sp. OG Obgyn

23 dr. Wisnu Wijanarko, Sp. An Anastesi

24 dr. Yahya Ari Pramono, Sp. BS Bedah Saraf

25 dr. Yayuk Widyaningrum, Sp. OG Obgyn

26 dr. M. Toto Wismono, SP. PK

27 dr. Nurike Setiyari Mudjari, SP, PD Penyakit Dalam

28 dr. Arif Budi Santoso, Sp. JP Jantung dan


Pembuluh Darah

29 dr. Mujiono, Sp. OT Orthopedi

30 dr. Sapto, Sp. J Jantung

31 dr. Yuni Hisbiyah, Sp. A Anak

Tabel 3.4 Tenaga Dokter yang Visite di Ruang Emputantular RSUD


Kanjuruhan Kabupaten Malang pada Bulan November
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa

Jadwal visit dokter apabila hari efektif (Senin - Sabtu) pagi

mulai pukul 08. 00-14. 00 WIB jadi tidak mengganggu waktu

operan jaga perawat.


c. Kualitas Tenaga Keperawatan

Berdasarkan hasil rekapitulasi yang telah dilakukan didapatkan kualifikasi tenaga perawat diruang Empu

Tantular IPD RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
berdasarkan data pada tanggal 02 Desember 2019

Jenis Jenjang
No Nama Pendidikan Jabatan Masa kerja Pelatihan yang pernah di ikuti
ketenagaan karir

1. Emergency Medicin
2. Pelayanan prima
1. M Firdaus Vs, D3 TETAP 3. MPKP
Ka Ru 26 th
Amk Keperawatan (PNS) 4. Pelatihan klinik keperawatan
5. In house training pengendalian
HIV
6. Elantikan pengurus HIPPI
Malang raya dan workshop PPI PK IV
7. Seminar Aplikasi Nanda NIC
NOC mengunakan infant
screening diagnose (2016)
8. Manajemen informasi (2017)
BHD
9. APAR dan PPI (2017)

1. Pelatihan kegawat daruratan


Rosalya Dinna. obstetric pisikiatri
TETAP Wa Ka
2. R, ST.r Amd. D4 kebidanan 13 th 2. Pelatihan klinik kesehatan PK III
(PNS) Ru
Keb reproduksi
3. Pelatihan pelayanan prima di
RSUD kepanjen
4. APAR dan PPI (2017)
5. Dasar manajemen laktasi (2017)

1. Clinical Educator
2. Pelatihan program menejemen
keperawatandan bangsal
3. Ali Maghfur, S. S1
3. Pelatihan pelyanan prima di
Kep Ners keperawatan TETAP KA TIM 8 th
RSUD Kepanjen
(PNS)
4. MPKP
5. BCLS
6. PEKERTI
PK III
7. APAR dan PPI (2017)
8. BHD
9. Workshop Kurikulum S1
Keperawatan dan Ners (2016)
10.Diklat peningkatan kompetensi
tenaga perawat rumah sakit dan
puskesmas (2016)

1. Penanganan gawat darurat


pasien meningitis
2. Basic mentality training
3. Pelayanan prima
D3
4. TETAP PP 1 th 4. Pengendalian HIV bagi petugas
M. soleh keperawatan
(PNS) kesehatan PK III
5. BHD
6. APAR dan PPI (2017)
7. Penanganan dan evakuasi pasien
bencana kebakaran di RS

D3 TETAP Ka. 1. Workshop electro cardiograf PK III


5. Ekasari, Amk 11 th
keperawatan (PNS) JAGA EKG
2. Pelatihan in hous training
3. Emergency Pediatri Nasional
2013
4. Sosialisasi pengendalian dan
pencegahan (PPI)
5. MPKP
6. APAR dan PPI (2017)
7. BHD

1. Pelatihan pelayanan prima di


RSUD kepanjen
Mursilawati, D3
6. HONORER Ka.Jaga 8 th 2. Tumbang Anak PKII
Amk keperawatan
3. APAR dan PPI (2017)

1. Pelatihan menejemen model


praktek keperawatan (MDKP)
2. Pelatihan pelayanan prima
3. Workshop EKG di RSUD
Elly Karyani, D3 TETAP
7. Ka.Tim 8 th kepanjen PK III
Amk keperawatan (PNS)
4. Seminar emergency pediatric
5. BHD
6. APAR dan PPI (2017)

1.APN
2. service excellent
3. MU
Ainun M, D3 TETAP
8. PP 2 th 4. BLS PK I
Amd.Keb Kebidanan (PNS)
5. PPGD
6. massage and baby spa

1. Pelatihan pelayanan prima


Setyaning W, D3
9. HONORER PP 12 th 2. Keselamatan pasien rumah sakit PK II
Amk keperawatan
3. MPKP
4. PMK
5. APAR dan PPI (2017)
6. Teknik pemasangan infus
(2017)

1. Pelatihan standarisasi teknologi


kontrasepsi terkini
2. Pelatihan standarisasi asuhan
persalinan normal
10. Safitri Aprilia D3 kebidanan HONORER PP 3 th PK I
3. Dasar manajemen laktasi (2016)
4. APAR dan PPI (2017)
5. BLS

1. BLS
2. Dasar manajemen laktasi
(2016)
D3 KA 3. APAR dan PPI (2017)
11. Nina Wulandari HONORER 3 th PK I
keperawatan JAGA 4. Refresing triage
Skrining dan kriteria keluar
masuk ICU (20167)

1. BLS
2. Seminar NGT
D3
12. Qomariyah HONORER PP 2 th 3. Teknik pemasangan infus PK I
keperawatan
(2017)

1. Resusutasi gawat nafas pada


bayi
2. Workshop electro cardiograf
Febri dwi
13. D3 kebidanan HONORER PP 2 th EKG PK III
styaningtyas
3. General emergency life
4. Emergency pediattri nasional
2013
5. Pelayanan prima
6. MPKP
7. Teknik aseptik obat (2017)

Randy Eka P, D3
14 Tetap PP 0 TH
Amd.Kep Keperawatan
Risca Retno, D3
15 Tetap PP 0 TH
Amd.Kep Keperawatan
Olovia Maulina, D3
16 Tetap PP 0 TH
Amd.Kep Keperawatan
1. Pelatihan pelayanan obtetri
neonatal emergency
komprehensif
2. (2016)
3. Pelatihan BHD (2016)
4. Pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit wava husada
(2016)
5. Manajemen nyeri (2016)
Mi’rodzul E.P, D3
17. Tetap PP 0 TH 6. Pelatihan dasar keselamatan
Amd.Kep Keperawatan
pasien (2016)
7. Workshop pelayanan
prima(2016)
8. Mutu dasar dan manajemen
resiko (2016)
9. Komunikasi efektif (2016)
10. Pelatihan educator (2016)
11. Bls (2013)
12. Btls (2014)
Rizanatul Indah, D3 1. Bcls 2015
18 Tetap PP 0 TH
Amd.Kep Keperawatan
Berdasarkan data tebel 3.5 diatas didapatkan bahwa tenaga perawat di

Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang memiliki status

kepegawaian dengan jenjang karir perawat PK I sejumlah 5 orang, PK II sejumlah

2 orang, PK III sejumlah 6 orang, PK IV sejumlah 1 orang. Jenjang karir yang ada

di ruang Empu Tantular mengikuti peraturan jenjang karir menurut komite Rumah

Sakit RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Jenjang karir diklasifikasikan

berdasarkan masa kerja dan pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan dan

semakin lama masa kerja maka peningkatan karir menjadi lebih baik.

d. Tingkat Ketergantungan Pasien

Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat

ketergantungan pasien di Ruang Empu Rumah sakit RSUD

Kanjuruhan Kabupaten Malang pada tahap pengkajian yakni

tanggal 02 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Nama Pasien dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang


Emputantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
pada tanggal 02 Desember 2019
Pelaksanaan Nama Tingkat
No Nama Pasien Diagnosa
Hari ke-1 Ruangan Ketergantungan
1 Hari Senin Ruang 1 An. K Limpfadenitis
Parsial
2 Desember Emputantular TB
2019 RSUD 2 An. N Of, Vomiting Parsial
Kanjuruhan 3 An. I Snake Bite Parsial
Kabupaten 4 An. A DHF gr I Parsial
Malang 5 An. I Pneumonia,
Parsial
DD Asma
6 An. A Retensio Urine Parsial
7 An. A DHF Parsial
8 An. A OF Parsial
9 An. D KDK
Parsial
Hidrocefalus
10 An. A GEA, Vomit Minimal
11 An. D GEA, Vomit Parsial
12 An. A Vomit Parsial
13 An. A Tumor
Total
Sportum Abd
Pain
14 An. A Kolestatis Parsial
15 An. D Tonsilofaringit
Parsial
is
16 An. S Obs dypsneu Parsial
17 By. Ny GEA Bacterial
Total
n
18 An I Anemis
Parsial
=2
Total = 15
Parsial =1
Minimal

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada

tanggal 02 Desember 2019 terdapat 18 pasien, sebanyak 2

pasien (21,4%) memiliki tingkat ketergantugan total, sebanyak

15 pasien (71,4%) memiliki tingkat ketergantungan parsial,

dan sebanyak 1 pasien (7,2%) memiliki tingkat ketergantungan

minimal.

Tabel 3.7 Nama Pasien dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang


Emputantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
pada tanggal 03 Desember 2019
Pelaksanaan Nama Tingkat
No Nama Pasien Diagnosa
Hari ke-2 Ruangan Ketergantungan
1 Hari Selasa Ruang 1 An. K Limpfadenitis
Parsial
3 Desember Emputantular TB
2019 RSUD 2 An. N Of, Vomiting Parsial
Kanjuruhan 3 An. I Snake Bite Parsial
Kabupaten 4 An. A DHF gr I Parsial
Malang 5 An. I Pneumonia,
Parsial
DD Asma
6 An. A Retensio
Parsial
Urine
7 An. A DHF Parsial
8 An. A OF Parsial
9 An. D KDK
Parsial
Hidrocefalus
10 An. A GEA, Vomit Minimal
11 An. D GEA, Vomit Parsial
12 An. T Vomit Parsial
13 An. A Tumor
Sportum Abd Total
Pain
14 An. A Kolestatis Parsial
15 An. D Tonsilofaring
Parsial
itis
16 An. i Snack bite Total
18 An N OF +
Vomiting Parsial

=2
Total = 15
Parsial =1
Minimal

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada

tanggal 02 Desember 2019 terdapat 18 pasien, sebanyak 2

pasien (21%) memiliki tingkat ketergantugan total, sebanyak

15 pasien (63,2%) memiliki tingkat ketergantungan parsial,

dan sebanyak 1 pasien (15,8%) memiliki tingkat

ketergantungan minimal.

Tabel 3.8 Nama Pasien dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang


Emputantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
pada tanggal 04 Desember 2019

Pelaksanaan Nama Tingkat


No Nama Pasien Diagnosa
Hari ke-3 Ruangan Ketergantungan
1 Hari Rabu Ruang 1 An. N Of, Vomiting Parsial
3 Desember Emputantular 2 An. I Snake Bite Parsial
2019 RSUD 3 An. A GEDRS Parsial
Kanjuruhan 4 An. H Post op orif Parsial
Kabupaten 5 An. M Anemis Parsial
Malang 6 An. A Retensio
Parsial
Urine
7 An. A DHF Minimal
8 An. M OF Parsial
9 An. D KDK
Parsial
Hidrocefalus
10 An. M Obs seizure Parsial
11 An. A Tumor Parsial
Sportum Abd
Pain
12 An. A Kolestatis Parsial
13 An. D Tonsilofaring
Total
itis

Total 1
Parsial 11
Minimal 1

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada

tanggal 04 Desember 2019 terdapat 13 pasien, sebanyak 1

pasien (36,3%) memiliki tingkat ketergantugan total, sebanyak

12 pasien (47,4%) memiliki tingkat ketergantungan parsial,

dan sebanyak 1 pasien (16,3%) memiliki tingkat

ketergantungan minimal.

e. Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Metode Gillies

Kebutuhan Tenaga Keperawatan Per Hari Berdasarkan

Metode Gillies antara lain :

1) Tanggal 02 Desember 2019

a) Tingkat ketergantungan pasien

(1) Minimal :1 orang

(2) Parsial : 15 orang

(3) Total :2 orang

b) Jumlah Jam Perawatan

(1) Keperawatan Langsung

Minimal  1x2 =2 jam

Parsial  15 x 4 = 80 jam
Total  2 x 6 = 12 jam +

84 jam

(2) Keperawatan tidak langsung

18 pasien x 1 jam = 18 jam

(3) Penyuluhan

18 pasien x 15 menit = 270 menit = 4,5 jam

Total jam secara keseluruhan = 4,5 jam

(4) Total waktu keperawatan per pasien per hari

Jumlah keperawatan langsung + jumlah

keperawatan tidak langsung + pendidikan

kesehatan / jumlah pasien

84 jam + 18 jam + 4,5 jam = 6 jam/pasien/hari

18 pasien

(5) Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :

(Hari minggu dalam 1 tahun = 52 hari) + (Cuti

tahunan = 12 hari) + (Hari besar dalam setahun

=10) + (Cuti sakit dan Ijin = 12 hari)

Jadi jumlah keseluruhan = 52 + 12 + 10 + 12 = 86

hari

(6) Jumlah hari kerja efektif per tahun

365 hari – 86 hari = 279 hari

(7) Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan

= 6 jam/pasien/hari x 18 pasien/hari x 365hari

(365 hari - 86 hari) x 7 jam

= 39.420 = 20 orang
1953

(8) Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 20 = 9,4 = 9 perawat

Sore = 36% x 20 = 7,2 = 7 perawat

Malam = 17% x 20 = 3,4 = 3 perawat

2) Tanggal 03 Desember 2019

a. Tingkat ketergantungan pasien

1. Minimal : 1 orang

2. Parsial : 15 orang

3. Total :2 orang

b. Jumlah Jam Perawatan

Keperawatan Langsung

Minimal  1x2 =2 jam

Parsial  15 x 4 = 80 jam

Total  2 x 6 = 12 jam +

84 jam

Keperawatan tidak langsung

18 pasien x 1 jam = 18 jam

Penyuluhan

18 pasien x 15 menit = 270 menit = 4,5 jam

Total jam secara keseluruhan = 4,5 jam

1. Total waktu keperawatan per pasien per hari


Jumlah keperawatan langsung + jumlah

keperawatan tidak langsung + pendidikan

kesehatan / jumlah pasien

84 jam + 18 jam + 4,5 jam = 6 jam/pasien/hari

18 pasien

2. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :

(Hari minggu dalam 1 tahun = 52 hari) + (Cuti

tahunan = 12 hari) + (Hari besar dalam setahun

=10) + (Cuti sakit dan Ijin = 12 hari)

Jadi jumlah keseluruhan = 52 + 12 + 10 + 12 = 86

hari

3. Jumlah hari kerja efektif per tahun

365 hari – 86 hari = 279 hari

4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan

6 jam/pasien/hari x 18 pasien/hari x 365hari

(365 hari - 86 hari) x 7 jam

= 39.420 = 20 orang

1953

5. Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 20 = 9,4 = 9 perawat

Sore = 36% x 20 = 7,2 = 7 perawat

Malam = 17% x 20 = 3,4 = 3 perawat

3) Tanggal 04 Desember 2019

a) Tingkat ketergantungan pasien

(1) Minimal :1 orang


(2) Parsial : 11 orang

(3) Total :1 orang

b) Jumlah Jam Perawatan

(1) Keperawatan Langsung

Minimal  1x 2 = 12 jam

Parsial  11 x 4 = 44 jam

Total  1x6 = 6 jam +

62 Jam

(2) Keperawatan tidak langsung

13 pasien x 1 jam = 13 jam

(3) Penyuluhan

13 pasien x 15 menit = 195 menit = 3,25 jam

Total jam secara keseluruhan = 3 jam

(4) Total waktu keperawatan per pasien per hari

Jumlah keperawatan langsung + jumlah

keperawatan tidak langsung + pendidikan

kesehatan / jumlah pasien

62 jam + 13 jam + 3jam = 6 jam/pasien/hari

13 pasien

(5) Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :

(Hari minggu dalam 1 tahun = 52 hari) + (Cuti

tahunan = 12 hari) + (Hari besar dalam setahun

=10) + (Cuti sakit dan Ijin = 12 hari)


Jadi jumlah keseluruhan = 52 + 12 + 10 + 12 = 86

hari

(6) Jumlah hari kerja efektif per tahun

365 hari – 86 hari = 279 hari

(7) Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan

= 6 jam/pasien/hari x 13 pasien/hari x 365 hari

(365 hari - 86 hari) x 7 jam

= 28.470 = 14.5 orang = 14 orang

1.953

(8) Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 13 = 6,11 = 6 perawat

Sore = 36% x 13 = 4.68 = 5 perawat

Malam = 17% x 13 = 2.21 = 2 perawat

f. Diagnosis Penyakit Terbanyak

Selama pengkajian mulai tanggal 02-04 Desember 2019

diagnosa medis terbanyak adalah vomiting sebanyak 4 anak,

selanjutnya dengan OF (dengue fiver) sebanyak 2 anak,.

Hasil pengkajian selama 3 hari didapatkan jumlah rata-

rata tenaga keperawatan per hari adalah :

= 20 + 20 + 14

= 18 orang perawat perhari


Berdasarkan hasil dari perhitungan selama 3 hari jumlah

tenaga keperawatan yang ada di ruang Empu Tantular

sebanyak 18 orang yaitu 1 Kepala ruang, dan 1 Wakil Kepala

Ruang, 2 KA TIM, 3 KA JAGA, 11 perawat pelaksana, 1

Admin sehingga untuk pemenuhan kebutuhan tenaga

keperawatan berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari per

hari, maupun per unit tidak ada kekurangan untuk kebutuhan

perawat.

Ruang Empu Tantular rmerupakan ruang keperawatan

Anak yang sering di gunakan sebagai wahana pendidikan

bagi mahasiswa DIII Keperawatan, Profesi Ners (S1

Keperawatan), sehingga senantiasa update trend issue dalam

pengembangan pelayanan. Adanya mahasiswa praktik di

ruang Empu Tantular mampu membantu mencukupi

kebutuhan tenaga keperawatan dan juga bisa membentuk

TIM dalam melaksanakan tugas keperawatan. Serta RSUD

Kanjuruhan Kabupaten Malang sudah melakukan

akreditasidan merupakan rumah sakit tipe B.


3.1.2 MATERIAL DAN MACHINE

1. Penataan Gedung /Denah Lokasi Ruangan

Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan ini

dilakukan di ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten

Malang dengan denah lokasi sebagai berikut:


Gambar 3.1 Denah Ruang Empu Tantular

Keterangan :

1 : Ruang 1 kelas 2 7 : Ruang 7 kelas 3

2 : Ruang 2 kelas 2 8 : Ruang 8 kelas 3

3 : Ruang 3 kelas 2 9 : Ruang 9 kelas 3

4 : Ruang 4 kelas 1 10 : Ruang 10 kelas 3

5 : Ruang 5 kelas 1 11 : ROI 1 kelas 2

6 : Ruang 6 kelas 1 12 : ROI 2 kelas 2

2. Fasilitas Sarana Dan Prasarana

Penempatan praktek manajemen keperawatan dilakukan di

Ruang Empu Tantular Kanjuruhan RSUD Kepanjen Kabupaten

Malanag dengan keterangan sebagai berikut:

Ruang Empu Tantular berbentuk persergi yang terdiri dari

kamar-kamar yang disusun sesuai dengan kelas (1, 2 & 3) dengan

ruang KIE yang bertepatan di pintu masuk sebelah kanan atau

selatan yang berdampingan dengan nurse station dan ruang

pengawas berada di selah kiri atau utara dekat pintu masuk Ruang

Empu Tantular. Ruang alkes dan tempat obat berada disamping

nurse station di ruang Empu Tantular terdapat pula ruang bermain

yang berada disebelah utara dekat dengan ruang pengawas dan

ruang ganti perawat.


Ruang Empu Tantular memiliki 4 APAR yang dimana apar

terpasang di depan pintu masuk, dan 3 lainnya berada di dalam

lingkungan ruang Empu Tantular yaitu di antara kamar nomer 2

& 3 , kamar nomer 5 & 6, kamar ROI & 7, lalu kamar 8 & 9.

Untuk handscrub atau aseptan berada disetiap pintu masuk kamar

pasien yang berjumlah 9 buah dan bed pasien yang berjumlah 28

buah. Di dekat pintu masuk terdapat 1 brankart dan 2 kursi roda.

Di setiap ruangan tidak terdapat lubang didinding ataupun

kerusakan seperti pintu, ada beberapa sampah di beberapa meja

pasien serta makanan yang tidak ditutup.

a. Fasilitas untuk pasien

Kapasitas untuk ruang Empu Tantular RSUD

Kanjuruhan Kabupaten Malang adalah 28 tempat tidur yang

terdiri dari kelas 1, 2, dan 3 khusus anak.

Di setiap kamar terdapat fasilitas seperti laci, meja, kursi

penunggu pasien lalu terdapat tempat sampah, kamar mandi

dan wastafel. Pada setiap bed terpasang handscrub yang

dikhususkan untuk pengunjung agar bercuci tangan dengan

handscrub sebelum dan setelah menyentuh pasien.

Dari hasil pengamatan yang dilakuakn selama 3 hari

menunjukan bahwa fasilitas seperti tempat sampah di setiap

ruangan hanya terdapat 1 tempat sampah yaitu non infeksius

dan belum ada sampah medis disetiap ruangan dan


menjadikan sampah tissue, pampers di buang ke sampah non

infeksius.

1) Daftar Peralatan Inventaris Alat Tenun

Ratio (Standar) Ruang Empu


No Nama barang
Alat : pasien Tantular
1 Bantal 1:1 34 buah
2 Guling 1:1 16 Buah
3 Gordin sekat 1:2 2 Buah
4 Tissue handtowel 1:3 11 buah
5 Kasur 1:1 34 buah
6 Masker kain 1:1 -
7 Perlak 1:3 34 buah
8 Sarung bantal putih 1:5 26 Buah
9 Sarung guling 1:3 17 Buah
10 Sarung O2 1:1/3 17 Buah
11 Scort petugas 1:1 2 buah
12 Serbet makan 1:1/4 1 buah
13 Sprei putih 1:3 34 buah
14 Stick laken 1:3 34 buah
15 Taplak meja pasien 1:3 0 buah
16 Taplak meja petugas 1:1 0 buah
17 Scort pasien 1:1 0 buah
18 Selimut tebal 1:3 11buah
19 Selimut lorek hitam 1:3 29 buah
20 Duk besar lubang 1:1/3 0 buah
21 Sketsel 1:1 2 buah
Tabel 3.9 Standarisasi Alat Linen Rawat Inap Rumah Sakit Tipe B

Sumber: Nursalam 2015

Analisis:

Berdasarkan penghitungan ulang oleh mahasiswa di

ruang Empu Tantular dan hasil observasi menunjukkan

sarana untuk pasien, masih kurang mendukung

dikarankan kurangnya fasilitas linen untuk pasien.

Namun dari hal ini tidak menimbulkan masalah yang

bagi ruangan maupun pasien sendiri.

2) Kamar perawatan kelas I


Terdiri dari 3 kamar yang berisi 2 bed pasien disetiap

kamarnya, terdapat 2 meja beserta laci dan 2 kursi

penunggu, 2 kursi tamu dan 1 meja tamu, tabung O2 ada

2 buah, terdapat kamar mandi yang sudah dilengkapi

pegangan yang keadaanya baik serta ventilasi di kamar

mandi cukup dan cahaya bisa masuk melalui jendela lalu

ada wastafel 1 di dalam kamar.untuk fasilitas yang

terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut:

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur pasien 6 Baik
2 Tempat sampah non medis 3 Baik
3 Standart infus 6 Baik
4 Handscrub 9 Baik
5 Bedside cabinet ABS 6 Baik
7 Jam dinding 3 Baik
8 Kursi penunggu 12 Baik
9 Keset kamar mandi 3 Kotor
10 Televisi 3 Baik
11 Kipas angin 3 Baik
12 Meja Laci 6 Baik
13 Meja tamu 3 Baik
14 Tabung oksigen 6 Baik
Tabel 3.10 Fasilitas Ruang Kelas I Empu Tantular.

3) Kamar perawat kelas II ROI (ruang observasi Empu

Tantular)
Terdiri dari 1 kamar yang berisi 2 bed yang

dilengkapai bedside monitor 2 buah, standart infuse 2

buah, bedside cabinet ABS 2 buah, tabung oksigen 2

buah, terdapat 1 buah AC,troli emergency 1 buah, kursi 2

buah jam dinding, kamar mandi di luar ruangan, sampah

non infeksius 1 dan sampah medis 1 buah di depan

kamar.untuk fasilits yang terdapat pada ruang tersebut

dapat dilihat tabel dibawah.

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur pasien 2 Baik
2 Tempat sampah non 1 Baik
medis
3 Standart infuse 2 Baik
4 Kursi penunggu 2 Baik
5 Jam dinding 1 Baik
6 Bedside monitor 2 Baik
7 Meja mayo 1 Baik
8 Troly emergency 1 Baik
9 Handscrub 3 Baik
10 Keset kamar mandi 1 Kotor
11 AC 1 Baik
Tabel 3.11 Fasilitas Ruang kelas II ROI (ruang observasi) Empu
Tantular.

4) Kamar perawatan kelas II

Terdiri dari 3 kamar yang berisi 3 bed yang dimana

setiap bed terpasang handscrub dan dilengkapi kamar

mandi dalam yang sudah terpasang peganggan dalam

keadaan baik serta ventilasi yang cukup menjadikan

cahaya masuk kedalam kamar mandi, wastafel 1 buah,

ada 3 bedside cabinet, 3 buah tabung O2,1 buah kursi


untuk penunggu pasien, untuk fasilitas yang terdapat

pada ruang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur pasien 6 Baik
2 Tempat sampah non 4 Baik
medis
3 Standart infuse 6 Baik
4 Handscrub 8 Baik
5 Bedside cabinet ABS 6 Baik
6 Kursi penunggu 6 Baik
7 Tabung oksigen 6 Baik
8 Keset kamar mandi 2 Kotor
9 Jam dinding 2 Baik
Tabel 3.12 Fasilititas Ruang Kelas II Empu Tantular.

5) Kamar perawatan kelas II Isolasi

Terdiri dari 1 kamar yang berisi 2 bed yang dimana

setiap bed terpasang handscrub dan dilengkapi kamar

mandi dalam yang sudah terpasang peganggan dalam

keadaan baik serta ventilasi yang cukup menjadikan

cahaya masuk kedalam kamar mandi, wastafel 1 buah,

terdapat 2 tabung o2, bedside cabinet 2 buah, kursi 2

buah untuk penunggu pasien. Untuk fasilitas yang

terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut.

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur pasien 2 Baik
2 Tempat sampah non 1 Baik
medis
3 Standart infus 2 Baik
4 Bedside cabinet ABS 2 Baik
5 Handsrub 3 Baik
6 Kursi penunggu 2 Baik
7 Jam dinding 1 Baik
8 Tabung oksigen 2 Baik
9 Keset kamar mandi 1 Baik
Tabel 3.13 Fasilitas Ruang Kelas II Isolasi Empu tantular

6) Kamar perawatan kelas III

Terdiri dari 4 kamar yang berisi 3 bed yang dimana

setiap bed terpasang handscrub dan dilengkapi kamar

mandi dalam yang sudah terpasang peganggan dalam

keadaan baik serta ventilasi yang cukup menjadikan

cahaya masuk kedalam kamar mandi, wastafel 1 buah,

terdapat 3 tabung O2, bedside cabinet 3 buah, kursi 3

buah untuk penunggu pasien. Untuk fasilitas yang

terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut.

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Tempat tidur pasien 12 Baik
2 Tempat sampah non 4 Baik
medis
3 Standart infuse 12 Baik
4 Bedside cabinet ABS 12 Baik
5 Handscrub 15 Baik
6 Kursi penunggu 12 Baik
7 Jam dinding 4 Baik
8 Keset kamar mandi 4 Kotor
Tabel 3.14 Fasilitas Ruang Kelas III Empu Tantular

7) Ruang Pengawas

Dari pengamatan selama 3 hari, terdapat 2 meja 1

kursi, 1 rak handuk, 1 sajadah, 1 dipan, 1 kasur, 1 bantal,

1 komputer, 1 dispenser, 1 galon, almari gantung kecil, 1

keset, 1 selimut.
8) Tempat Linen

Dari pengamatan selama 3 hari penataan pada almari

linen di ruang Empu Tantular kurang dalam tingkat

kerapian terkesan berantakan tidak sesuai degan tempat

yang telah disediakan.

b. Fasilitas Untuk Petugas Ruangan

1) Sarana dan Prasarana Ruangan Rumah Sakit Tipe B

No Nama Peralatan Standar Ruang Empu


Tantular
1 Ruang tindakan + -
2 Ruang Isolasi + +
3 Ruang rawat + +
4 Kamar mandi + +
5 Gudang alat + +
6 Nurse Station + +
7 Kamar cuci alat + +
8 Ruang petugas kebersihan + -
9 Ruang istirahat + -
10 Ruang tunggu + +
11 Dapur + +
12 Ruang simpan troli + -
Tabel 3.15 Sarana dan prasarana Ruangan Rumah Sakit Tipe B
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit

Analisis:

Fasilitas untuk petugas kesehatan:

a. Nurse station di dalam ruang Empu Tantular berada di

sebuah ruangan tersendiri dan berada di samping

ruang KIE dekat pintu masuk.

b. Administrasi berada di nurse station, karena tidak ada

ruangan tersendiri untuk administrasi.

c. Kamar mandi perawat berada di ruang ganti perawat


d. Wastafel terdiri dari 2 buah dengan keadaan baik di

ruang Empu Tantular.

e. Ruang khusus dokter di ruang Empu Tantular

bergabung dengan ruang KIE.

f. Ruang obat berada di samping nurse station dan obat

pasien sudah di tempatkan pada lemari obat pasien

sesuai dengan nomer ruangan dan bed.

2) Daftar inventaris Alat Kesehatan

No Nama barang Jumlah Kondisi Ideal


1 Stetoskop 5 buah Baik 2/ruangan
2 Hb meter 0 buah - 2/ruangan
3 Urometer 0 buah - 2/ruangan
4 Lemari es 1 buah Baik 1/ruangan
5 Com stainless 2 buah Baik 3/ruangan
6 Tabung 02 17 buah Baik 2/ruangan
7 Senter 1 buah Baik 2/ruangan
8 Bak injeksi 2 buah Baik 2/ruangan
9 Sampah pasien 12 buah Baik 1:1
10 Papan tulis 0 buah - 1/ruangan
11 Lemari kaca 2 buah Baik 1/ruangan
12 Lemari besi 1 buah Baik 1/ruangan
13 Tensimeter 3 buah Baik 2/ruangan
14 Pinset anatomis 2 buah Baik 2/ruangan
15 Pinset cirurgis 1 buah Baik 2/ruangan
16 Gunting nekrotomi 0 buah - 2/ruangan
17 Gunting perban 3 buah Baik 2/ruangan
18 Korentang 1 buah Baik 2/ruangan
19 Bengkok 9 buah Baik 2/ruangan
20 Suction 1 buah Baik 2/ruangan
21 Telepon 2 buah Baik 1/ruangan
22 Komputer 1 buah Baik 1/ruangan
23 Alat pemadam kebakaran 4 buah Baik 1/ruangan
24 Lemari obat 2 buah Baik 2/ruangan
25 Lampu darurat 0 buah - 2/ruangan
26 Kereta obat 1 buah Baik 1/ruangan
27 Standar baskom 27 buah Baik 2/ruangan
28 Standar infus 47 buah Baik 1:1
29 Kursi lipat 0 buah Baik 5/ruangan
30 Manometer 02 20 buah Baik 2/ruangan
31 Tempat sampah non medis 12 buah Baik
32 Tempat sampah besar 19 Buah Baik
33 Tempat sampah medis 1 buah Baik
34 Tempat sampah infus 1 buah Baik
35 Tempat sampah jarum 1 buah Baik
36 Tempat sampah vial 1 buah Baik
37 Infus pump 3 buah Baik
38 Syringe pump 2 buah Baik
39 Nebulizer 1 buah Baik
40 Jackson rees 2 buah Baik
41 Phototerapi 2 buah Baik
42 Ekg 1 buah Baik
43 Kursi roda 1 buah Baik
44 Timbang bayi 1 buah Baik
45 Timbang dewasa 2 buah Baik
46 Papan jadwal red code 1 buah Baik
47 Helm red code 4 buah Baik
Tabel 3.16 Standar Inventaris Alat Kesehatan
Sumber : Nursalam 2015 Dan Hasil Observasi Penghitungan Ulang
Ruang Empu Tantular Tahun 2017 RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen.

Berdasarkan tabel diatas dan hasil observasi yang

dilakukan bahwa peralatan ruang Empu Tantular sudah

mencakupi dan sebagian besar sudah sesuai standart.


c. Fasilitas yang kurang sesuai dalam SOP di Ruang Empu

Tantular

Penataan tempat sampah kurang efisen dikarenakan

tempah sampah ada banyak di tempat jemuran dan tidak

digunakan. Seharusnya di setiap kamar disediakan 1 tempat

sampah kecil didalam kamar dan 2 tempat sampah medis dan

non medis di depan untuk membuang popok, pembalut, tissue

atau bekas caiaran tubuh.

d. Kuranganya kerapian dalam penataan form dan alat tenun

Kerapian dalam penataan masih kurang terlihat

berantakan tidak sesuai dengan tempat yang sudah di

sediakan dan lembar daftar inventaris ruang tidak ada.

e. Fasilitas Alat Medis

Kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan alat-alat

medis

f. Fasilitas Unggulan Ruang Bermain

Di ruang Empu tantular juga terdapat fasilitas unggulan

yaitu ruang untuk terapi bermain/ ruang bermain yang berada

di sebelah utara disamping kamar nomor 6 di wilayah

kepanjen hanya terdapat di RSUD Kanjuruhan Kabupaten

Malang.

Pemenuhan kebutuhan anak yang di hospitalisasi

sangatlah penting bagi perawat untuk memiliki pengetahuan

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak kelompok


usia berapa pun. Selain itu perawat juga harus memiliki

pengetahuan dan keterampilan bagaimana cara mendekati

anak dan berinteraksi dengan mereka agar anak tersebut

kooperatif terhadap pengobatan yang diberikan. Media yang

efektif dalam upaya untuk mengatasi kooping maladaptif

anak saat di hospitalisasi adalah dengan bermain. Oleh karena

itu pemberian aktivitas bermain pada anak di rumah sakit kan

sangat berperan dalam melepaskan ketegangan pada anak

(Sukoati dan Astarani 2012)

No Nama Barang Jumlah


1 Krayon 9 buah
2 Bola 4 keranjang
3 Mobil-mobilan 1 buah
4 Puzzle 17 buah
5 Karpet puzzle 40 lembar
6 Timbangan sembako 1 buah
7 Alat masak 2 set
8 Pensil warna 2 buah
9 Donat susun 2 set
10 Bola basket dan ringnya 4 set
11 Rompi bermain 6 buah
11 Bola voli 1 buah
12 Boneka harimau 1 buah
13 Keranjang barang mainan 1 buah
14 Papan tulis kecil 1 buah
15 Boneka superman 1 buah
16 Majalah pengetahuan 2 buah
17 Majalah bobo 1 buah
18 Nampan 5 buah
21 Buku belajar menulis dan menghitung 2 buah
22 Kertas lipat 2 pack
23 Gambar buah-buahan 1 lembar
24 Gambar huruf 4 lembar
25 Gambar hewan 11 lembar
26 Gambar binatang jinak 1 lembar
27 Gambar macam-macam warna 1 lembar
28 Lemari kaca 1 buah
29 Lemari kayu 2 buah
31 Kursi anak 3 buah
32 Tempat sampah 1 buah
34 Kursi kecil 3 buah
35 Jam dinding 1 buah
37 Kaca 1 buah
38 Wastafel 1 buah
39 Keset 1 buah
40 Kamar mandi 1 ruang
Tabel 3.17 Fasilitas di Ruang Bermain Empu Tantular

1) Masa Bayi (0-1 tahun)

Contoh alat permaianan yang dianjurkan adalah

benda yang amanuntuk dimasukan kemulut, boneka

orang / binatang yang lunak,mainan yang bersuara, bola

dan lain-lain.

No Nama Barang
1 Bola
2 Boneka singa
Tabel 3.18 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Bayi (0-1 tahun)

2) Masa Balita (2-3 tahun)

Alat permainan yang dianjurkan bagi anak pada

masa ini, misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat untuk

menggambar, puzzle sederhana, manik-manik, dan alat-

alat rumah tangga.

No Nama Barang
1 Bola
2 Balok susun
3 Mobil-mobilan
4 Donat susun
5 Mainan stetoskop
6 Boneka superman
7 Gambar hewan
8 Krayon
9 Timbangan sembako, Alat masak
Tabel 3.19 Fasilitas Ruanag untuk Masa Balita (2-3 Tahun)
3) Masa Prasekolah (4 – 5 tahun)

Alat permainan yang dianjurkan, misalnya, buku,

majalah, alattulis, / krayon, balok, dan aktivitas

berenang. Dalam bermain, anakhendaknya memiliki

teman.

No Nama Barang
1 Krayon
2 Balok susun
3 Mobil-mobilan
4 Puzzle
5 Timbangan
6 Alat masak
7 Pensil warna
8 Bola basket dan ringnya
9 Mainan beras
10 Papan tulis kecil
11 Boneka superman
12 Buku mewarnai
13 Buku belajar menulis dan berhitung
14 Kertas lipat
15 Gambar macam-macam warna, huruf dan hewan
Tabel 3. 20 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Prasekolah (4–5
tahun)

4) Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun)

Jenis-jenis permainan pada usia 6-8 tahun yaitu

puzzle, kartu, buku, alat untuk mencat / melukis, dan

bersepeda, sedangkan pada anak yang berusia 8-12 tahun

permainan yang dapat dilakukan adalah olah raga,

membaca buku, mengumpulkan perangko, dan bermain

kartu

No Nama Barang
1 Majalah
2 Krayon
3 Puzzle
4 Pensil warna
5 Bola basket dan ringnya
6 Papan tulis kecil
7 Buku mewarnai
8 Buku menulis dan berhitung
9 Kertas lipat
10 Gambar macam-macam warna, huruf dan binatang
Tabel 3. 21 Fasilitas Ruang Bermain untuk Anak Usia Sekolah (6 –
12 Tahun)
3.1.3 METODE

1. Penerapan Model MAKP (Model Asuhan Keperawatan

Profesional)

a. Struktur MAKP Ruangan

Secara struktural, model yang diterapkan di Ruang Empu

Tantular RSUD Kanjuruhan Malang adalah metode tim yang

terdiri atas anggotanya yang berbeda-beda dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok

pasien, tenaga keperawatan di ruang Empu Tantular terbagi

menjadi 2 tim, yaitu tim I dan tim II. Model Keperawatan

Profesional Tim yaitu suatu metode dimana seorang perawat

yang profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan

dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien

melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Pembagian diruang

Empu Tantular terdiri dari seorang kepala ruang, seorang

wakil kepala ruang, dan perawat pelaksana dengan

pembagian 1 kepala ruang (KARU), 1 wakil kepala ruangan

(WAKARU), 2 perawat primer (KATIM), 4 penanggung

jawab tim (PJ), dan 11 perawat pelaksana.

Selanjutnya hasil pengumpulan data tentang Model

Asuhan Keperawatan Profesional melalui pemberian angket

pada tanggal 03 – 04 Desember 2019 kepada 8 perawat

melalui proses sampling menyatakan bahwa sebanyak 8


perawat (100%) model keperawatan Tim yang digunakan saat

ini sudah cocok digunakan di ruangan.

Gambar 3.2 Metode Tim

Kepala Ruangan

Ketua TIM 1 Ketua TIM 2

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Klien Klien

Analisa:
Model MAKP Tim di Ruang Empu Tantular sudah
berjalan dengan baik. Metode Tim Yang dilakukan di Ruang
Empu Tantular berdampak baik pada kualitas asuhan
keperawatan. Asuhan keperawatan di ruang Empu Tantular
berjalan baik, dilihat dari cara pendokumentasian.
Pendokumentasian yang dilakukan di ruang Empu Tantular
lengkap, karena ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan.
Ruang Empu Tantular telah menjadi model asuhan
keperawatan yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau. Oleh karena itu, ruangan
Empu Tantular sangat cocok dengan metode tim karena ada
yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan
sehingga terwujud pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
mempunyai daya saing.
b. Uraian Tugas
1) Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Melaksanakanfungsi perencanaan,
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja Kepala

Ruangan.
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah, kualitas

di ruang rawat, dan koordinasi dengan
kepala bidang keperawatan.
c. Merencanakan jumlahdan jenis
peralatan yang diperlukan, sesuai 
dengan kebutuhan.
d. Merencanakan dan menentukan model
asuhan keperawatan yang

diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan
pelaksanaan, meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pelayanan diruang 
rawat masing-masing.
b. Menyusun dan mengatur jadwal dinas
tenaga keperawatan dan tenaga lain

diruang rawat masing-masing sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru atau tenaga lain

yang akan bekerja diruang rawat
masing-masing.
d. Melaksanakan orientasi kepada siswa
atau mahasiswa keperawatan yang

menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktek.
e. Melaksanakan programorientasi
kepada pasien dan keluarganya
tentang peraturan rumah sakit, tata √
tertib ruangan, fasilitas yang ada, dan
cara pengunaannya.
f. Melaksanakan bimbingan dan
pembinaan kepada perawat pelaksana

dalam kepatuhan terhadap SPO dan
standar pelayanan keperawatan.
g. Mengadakan pertemuan berkala
dengan pelaksana keperawatan dan

tenaga lain yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan
penyediaan, penggunaan,
penyimpanan dan pemeliharaan alat-

alat keperawatan, alat medis, obat, dan
bahan yang diperlukan agar selalu
dalam kondisi siap pakai.
i. Mengelompokkan pasien dan
mengatur penempatannya diruang
rawat inap menurut tingkat kegawatan,

infeksi atau non infeksi, dan untuk
kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
j. Memelihara kebersihan dan ketertiban
ruang perawatan melalui koordinasi 
dengan petugas terkait.
k. Meneliti pengisian formulir sensus

harian pasien diruangan.
l. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan
pengendalian mutu pelayanan 
keperawatan dan patient safety.
m. Memberikan penyuluhan kesehatan
terhadap pasien dan keluarga sebatas √
kewenangannya.
n. Memelihara atau mengembangkan
sistem pencatatan, pelaporan sistem

asuhan keperawatan, dan kegiatan
yang dilakukan.
o. Mengatur pelaksanaan operan dinas

jaga.
p. Membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan, serta
kegiatan lainnya diruang rawat untuk 
disampaikan kepada atasan.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan,


pengendalian, dan penilaian,meliputi:
a. Melakukan supervisi pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah 
ditentukan.
b. Mengawasi atau mengendalikan
pendayagunaan peralatan perawatan,

serta stok obat secara efektif dan
efisien.
c. Mengawasi pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan kegiatan asuhan 
keperawatan.
4. Melaksanakan fungsi administrasi,
meliputi:
a. Menyusun laporan mutu asuhan

keperawatan.
b. Menyusun laporan kegiatan pelayanan

di ruang rawat.
c. Menyusun laporan inventaris. 
d. Menyusun laporan patient safety. 
Tabel 3.21 Uraian Tugas Kepala Ruangan

2) Penanggung Jawab Shif


Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Mengatur, mengkoordinasikan,
dan mengawasi seluruh kegiatan

pelayanan diruangan yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Melaksanakan protap-protap yang

berlaku di unit keperawatan.
3. Melaksanakan kerjasama yang
baik dengan perawat pelaksana 
guna kelancaran tugas.
4. Mendampingi visite dokter dan
mencatat instruksi dokter,

khususnya bila ada perubahan
program pengobatan pasien.
5. Memberikan asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses

keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
6. Memberikan bimbingan kepada
teman sekerja untuk memberikan 
asuhan keperawatan.
7. Memelihara hubungan kerja sama
yang baik dengan pasien dan 
keluarganya.
8. Membuat laporan harian ruangan
tentang pelaksanan asuhan 
keperawatan, perkembangan
pasien, masalah ketenagaan, dan
sarana.
9. Mengevalusi asuhan keperawatan

yang telah dilaksanakan.
10. Melaksanakan serah terima tugas
kepada penanggung jawab shift

selanjutnya secara lisan maupun
tulisan dengan benar.
11. Mewakili kepala ruangan apabila
berhalangan hadir atau tidak 
masuk kerja.
12. Melaksanakan penilaian kinerja
bagi pelaksana perawatan dan
tenaga lain dibagian perawatan

yang berada dibawah tanggung
jawab untuk berbagai
kepentingan.
13. Mengawasi dan menilai siswa
atau mahasiswa dari instansi
pendidikan keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar,

sesuai dengan tujuan program
pendidikan yang telah ditentukan
oleh instansi pendidikan yang
bersangkutan.
Tabel 3.22 Uraian Tugas Penanggung Jawab Shif

3) Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Memelihara kebersihan ruang

rawat dan lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai
dengan prosedur dan ketentuan 
yang berlaku.
3. Memelihara peralatan
keperawatan dan medis agar 
selalu dalam keadaan siap pakai.
4. Melaksanakan program orientasi
kepada pasien tentang ruangan
dan lingkungan, peraturan,tata
tertib yang berlaku, fasilitas yang √
ada, cara penggunaannya, serta
kegiatan rutin sehari-hari di
ruangan.
5. Menciptakan hubungan kerjasama
yang baik dengan pasien dan 
keluarga.
6. Melakukan pengkajian
keperawatan sesuai dengan 
kemampuan.
7. Menyusun rencana keperawatan

sesuai dengan kemampuannya.
8. Melaksanakan tindakan
keperawatan kepada pasien sesuai

dengan kebutuhan dan batas
kemampuannya, antara lain:
a. Melaksanakan tindakan
pengobatan sesuai dengan 
program pengobatan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan
pada pasien dan keluarganya √
mengenai penyakit.
9. Melatih atau membantu pasien 
untuk melakukan latihan gerak.
10. Mendampingi visite dokter dan
mencatatat instruksi dokter,

khususnya bila ada perubahan
pada program pengobatan pasien.
11. Melakukan pertolongan pertama
pada pasien dalam keadaan
darurat secara tetap dan benar
sesuai dengan kebutuhan.

Selanjutnya segera melaporkan
tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter yang bertanggung
jawab.
12. Melakukan evaluasi tindakan
keperawatan sesuai dengan batas 
kemampuannya.
13. Membantu merujuk pasien pada
petugas kesehatan atau institusi 
lain.
14. Mengobservasi kondisi pasien,
selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil 
observasi tersebut, sesuai dengan
batas kemampuannya.
15. Berperan serta dengan anggota
tim kesehatan dalam membahas

kasus dan upaya meningkatkan
mutu keperawatan.
16. Melaksanankan tugas pagi, sore,
malam, dan hari libur secara

bergiliran sesuai dengan jadwal
dinas.
17. Mengikuti pertemuan berkala
yang diadakan oleh kepala ruang 
rawat.
18. Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan di bidang 
keperawatan.
19. Melaksanakan sistem pelaporan
dan pencatatan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar 
sesuai dengan standar asuhan
keperawatan.
20. Melaksanakan serah terima tugas
kepada petugas pengganti secara

lisan maupun tertulis pada saat
pergantian dinas.
21. Melaksanakan perawatan pasien
dalam keadaan sakaratul maut dan

merawat jenazah sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
22. Menyiapkan pasien yang akan
pulang, meliputi:
a. Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administrasi, seperti:
- Resep obat untuk dirumah, jika
diperlukan.
- Kelengkapan pengisian status

pasien.
- Surat rujukan atau pemeriksaan
ulang.
- Surat keterangan istirahat sakit,
jika diperlukan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien, mengenai:
- Diit.
- Pengobatan yang perlu
dilanjutkan dan cara

penggunaannya.
- Pentingnya pemeriksaan ulang
di rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan lain.
- Cara hidup sehat, seperti cara
pengaturan makan dan istirahat.

c. Melatih pasien dalam


menggunakan alat bantu yang 
dibutuhkan.
d. Melatih pasien untuk
melaksanakan tindakan

keperawatan yang pernah
dilakukan di rumah sakit.
e. Mengantar pasien yang akan
pulang sampai pintu keluar ruang 
rawat.
23. Membuat resume saat pasien
keluar rumah sakit (pulang,

pindah rumah sakit lain, rujuk,
dan meninggal).
Tabel 3.23 Uraian Tugas Perawat Pelaksana
c. Timbang Terima atau Operan
Berdasarkan pengumpulan data melalui pemberian angket
pada tanggal 02 Desember 2019 – 04 Desember 2019 kepada 8
perawat melalui proses sampling diperoleh bahwa timbang
terima dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu malam ke pagi
pukul 07.00 WIB, dari pagi ke sore pukul 14.00 WIB, dan dari
sore ke malam pukul 21.00 WIB. Menurut 8 perawat
menyatakan bahwa timbang terima dilakukan dengan tepat
waktu.
Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau
didelegasikan kepada ketua tim dan dihadiri oleh semua
perawat yang ada mempersiapkan hal-hal yang berkaitan
dengan pasien seperti status pasien, list pasien, terutama
rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap masing-masing
pasien. Seluruh perawat yang ada telah mengetahui hal-hal apa
yang harus disampaikan saat pelaporan operan. 8 perawat
(100%) mengatakan bahwa tudak ada kesulitan dalam
mendokumen-tasikan laporan.
Hasil observasi berdasarkan SOP dan waktu dimulainya
timbang terima adalah sebagai berikut:
Evaluasi
Tahap Kegiatan 02/12/2019 03/12/2019
P S M P S M
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift D D D D D D

2. Prinsip timbang terima, terutama pada semua pasien D D D D D D


baru masuk dan pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/ dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut

3. PP menyampaikan timbang terima pada PP D D D D D D


berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima :
a. jumlah pasien
b. identitas pasien dan diagnose medis
c. data (keluhan/subjektif dan objektif)
d. masalah keperawatan yang masih muncul
e. intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum)
f. intervensi kolaboratif dan dependen
g. rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dan program lainnya)
Pelaksanaan Nurse Station
1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga) D D D D D D

2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku D D D D D D


catatan

3. Kepala ruang membuka acara timbang terima D D D D D D

4. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat oleh D D D D D D


perawat jaga (NIC)

5. Perawat jaga sift selanjutnya dapat melakukan D D D D D D


klarifikasi, Tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan
berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang
jelas

Di Bed Pasien
1. Kepala ruang menyampaikan salam dan PP D T T D T T
menanyakan kebutuhan dasar manusia

2. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh D T T D T T


terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan
tindakan yang telah/belum dilaksanakan, serta hal-
hal penting lainnya selama masa perawatan.

3. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan


perincian yang matang sebainya dicatat secara D T T D T T
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
petugas berikutnya
Post- 1. Diskusi D D D D D D
Timbang
terima 2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung pada format timbang terima yang D D D D D D
ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya diketahui oleh kepala ruang

3. Ditutup oleh kepala ruang D D D D D D


TOTAL 14 11 11 14 11 11
Prosentase % 100% 78,57% 78,57% 100% 78,57% 78,57%
Tabel 3.24 Hasil Observasi Proses Timbang Terima

Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa 78,57% operan
dilakukan dengan baik. Timbang terima selalu dilakukan saat
pre conference di ruangan. Timbang terima dilakukan dengan
perawat yang shift selanjutnya. Namun timbang terima yang
dilakukan di bed pasien masih belum terlaksana dengan baik
terutama pada saat shift siang dan malam.

d. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan (Nursalam, 2016).
Sedangkan Kozier et al (2011) menyatakan bahwa ronde
keperawatan adalah suatu prosedur dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan
memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan
masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien.
Dari hasil pengumpulan data melalui pemberian angket dan
observasi yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2019 – 4
Desember 2019 di ruang Empu Tantular kepada 8 perawat
melalui teknik sampling diperoleh bahwa 8 perawat (100%)
menyatakan pelaksanaan ronde keperawatan tidak dilakukan
secara optimal. Hal ini dikarenakan, ronde keperawatan
memerlukan perawat konselor dan tenaga kesehatan lainnya
seperti farmasi, ahli gisi, dan dokter spesialis yang tidak bisa
hadir dalam acara ronde keperawatan. Sedangkan menurut
Nursalam (2014) mengatakan bahwa ronde keperawatan
dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala
ruangan, dan perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan.
Ronde keperawatan yang dilakukan pada tanggal 30
September 2019 yang dilakukan pada kasus An. A dengan
bronkopneumonia + kardiomegali + efusi pleura yang dihadiri
oleh Karu, Katim, PA, ahli gizi didapatkan hasil bahwa :

1. Inefektif jalan nafas b.d akumulasi seckret


a. Posisikan pasien posisi yang nyaman
b. Memberi o2 NRBM
c. Memasang NGT
d. Minum ASI / PASI
e. Melakukan nebuazer
2. Gangguan perfusi jaringan b.d hipoksia
a. Mengobservasi TVV, SPO2
b. Melakukan pemeriksaan lab lebih lanjut seperti
BGA dan darah lengkap ulang
c. Menyarankan konsul jantung pada DPJP untuk
pemeriksaan selanjutnya seperti Echo
3. Gangguan pola nafas b.d hiperventilasi
a. Menciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman seperti Membatasi pengunjung
b. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian
diit
c. Berkolaborasi dengan tim medis untuk
pemriksaan dan pemberian terapi selanjutnya

e. Discharge Planning
Discharge planning ( perencanaan pulang ) merupakan
suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian,
persiapan serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang
merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan
pasien melakukan keperawatan mandiri di rumah. Perencanaan
pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan
professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk
memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang
diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada
maslah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitative,
serta keperawatan rutin yang sebenarnta (Swenberg, 2000
dalam Nursalam 2016).
Tanggal
Tahap Kegiatan 02/12/ 03/12/ 04/12/
2019 2019 2019
PP 1 sudah siap dengan status pasien dan D D D
format discharge planning
Menyebutkan masalah pasien D D D
Persia
Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan D D D
pan
kepada pasien dan keluarga
KARU memeriksa kelengkapan D D D
administrasi
PP 1 menyampaikan pendidikan D D D
kesehatan, melakukan demonstrasi dan
redemonstrasi;
a. Diet
b. Aktivitas dan istirahat
Pelak
c. Minum obat secara teratur
sanaan
d. Keperawatan diri
PP 1 menanyakan kembali pada pasien D D D
tentang materi yang telah disampaikan
PP1 mengucapkan terimakasih D D D
Pendokumentasian D D D
TOTAL 8 8 8
Prosentase (%) 100% 100% 100%
Tabel 3.27Discharge Planning
Sumber : Nursalam, 2014 Keterangan
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Analisa
Discharge planning yang dilakukan di ruang Empu
Tantular selama pengkajian sudah direncanakan sejak klien
MRS. Hasil pengkajian selama tanggal 2 Desember 2019 – 4
Desember 2019 dapat dilihat pada tabel di atas didapatkan
bahwa pelaksanaan discharge planning di ruang Empu
Tantular sudah terlaksanan sesuai SOP yang terdapat dalam
Nursalam, 2014 sebanyak 8 point dari 8 dengan prosentase
100%.
f. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Kontroling atau
pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan
dalam suatu pola yang sistematis, sehingga penggunaan obat
benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko
kerugian secara materiil maupun non materiil diminimalisir
(Nursalam, 2011).
Berdasarkan pengumpulan data melalui pemberian angket
pada tanggal 02 Desember 2019 s/d 04 Desember 2019 kepada
8 perawat diperoleh bahwa 8 (100%) perawat menyatakan di
ruangan sudah terdapat sentralisasi obat dan dilaksaakan secara
optimal. Selain itu sebanyak 8 (100%) menyatakan sudah
terdapat ruangan yang digunakan untuk sentralisasi obat serta
memisahkan kepemilikian antar obat – obatan pasien.
Gambar 3.3 Alur Obat

Dokter
Koordinasi dengan
perawat
Pasien/Keluarga

Farmasi/Apoteker

1. Surat persetujuan
Pasien/Keluarga sentralisasi obat dari
perawat
2. Lembar serah terima obat
PP/Perawat yang Menerima 3. Buku serah terima/masuk
obat

Pengaturan dan Pengelolaan Oleh Perawat

Pasien/Keluarga

Sumber : Nursalam, 2002 dalam Nursalam, 2014

g. Penerapan Supervisi
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan
dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan
oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar
pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat
(Nursalam, 2017).
Kepala Bidang Perwatan

Kepala per IRNA


Menetapkan kegiatan dan
Pra tujuan serta instrunen/
alat ukur
Kepala Ruangan
Suvervisi
supervise Menilai Kinerja perawat
PP 1 PP 2
Responsibility-
Pelaksanaan Accountability-
authorithy (RAA) PA PA

PEMBINAAN (3-F) Kinerja Perawat dan


PASCA Kualitas Pelayanan
- Penyimpanan penilaian
(fair)
- Feed back (umpan balik)
- Follow up (tindakan
lanjut),pemecahan
masalah dan reward

Keterangan : Supervisi
Sumber : Nursalam,2017

Analisa:
Kegiatan supervisi dilakukan oleh Kepala Ruang,
Ketua Tim 1 dan Ketua Tim 2, dan Perawat Pelaksana
disetiap shiftnya di ruang Empu Tantular.
h. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari administrasi
sebagai jaminan pelayanan yang diberikan kepada pasien
dan dapat mendukung kualitas pelayanan yang diberikan.
Selanjutnya, dokumentasi keperawatan memiliki makna
penting dalam aspek hukum, kualitas pelayanan,
komunikasi, pendidikan, penelitian, dan akreditasi.
Berkaitan dengan perlindungan hukum, dokumentasi
asuhan keperawatan dapat memberi bukti yang berharga
tentang kondisi pasien dan pengobatannya dan dapat dapat
bersifat kritis dalam menentukan standar perawatan
apakah telah dipenuhi atau tidak (Nursalam, 2011).
Berdasarkan pengumpulan data melalui pemberian
angket pada tanggal 02 Desember 2019 – 04 Desember
2019 kepada 8 perawat melalui teknik sampling
menyatakan bahwa proses dokumentasi keperawatan
dikerjakan pada format yang sudah baku di ruangan.
Tabel 3.28 Pendokumentasian Proses Keperawatan
Tanggal 2 Desember 2019
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan √
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
keterlibatan pasien
atau keluarga.
6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%

Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%


Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Tanggal 3 Desember 2019
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
keterlibatan pasien
atau keluarga.
6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%

Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%


Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Tanggal 4 Desember 2019
Aspek Kode Berkas %
No Yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Dinilai
A Pengkajian
1 Mencatat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
data yang
dikaji
sesuai
dengan
pedoman
pengkajian.
2 Data √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikelompok
kan (bio,
psiko,
sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sejak
pasien
masuk
sampai
pulang.
4 Masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dirumuskan
berdasarkan
kesenjanga
n antara
status
kesehatan
dengan
pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % %

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
berdasarkan
masalah
yang telah
dirumuskan
.
2 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
mencermin
kan
PE/PES.
3 Merumuska
n diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawata
n actual
atau
potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%

Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % %
%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
diagnosa
keperawata
n
2 Disusun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menurut
urutan
prioritas.
3 Rumusan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tujuan
mengandun
g komponen
pasien atau
subjek
perubahan,
perilaku,
kondisi
pasien, dan
kriteria.
4 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
mengacu
pada tujuan
dengan
kalimat
perintah,
terinci, dan
jelas yang
melibatkan
pasien dan
keluarga.
5 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
keterlibatan
pasien atau
keluarga.
6 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
kerjasama
dengan tim
kesehatan
lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % %
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanaka
n mengacu
padarencan
a
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobserv
asi respon
pasien
terhadap
tindakan
keperawata
n.
3 Revisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
berdasarkan
hasil
evaluasi.
4 Semua √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
yang telah
dilaksanaka
ndicatat
ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu
pada tujuan.
2 Hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
evaluasi
dicatat.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % %
F
1 Menulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada format
yang baku.
2 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilakukan
sesuai
dengan
tindakan
yang
dilaksanaka
n.
3 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
ditulis
dengan
jelas,
ringkas,
istilah baku,
dan benar.
4 Setiap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
melakukan
tindakan
atau
kegiatan
perawat
mencantum
kan paraf,
nama jelas,
tanggal, dan
jam
dilakukan
tindakan.
5 Berkas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
catatan
keperawata
n disimpan
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % %
i. Penerimaa Pasien Baru (PPB)
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima
kedatangan pasien baru (pasien atau keluarga) di ruang
pelayanan keperawatan khususnya pada rawat inap atau
keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasein baru, maka
sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan,
pengenalan ketenagaan perawat – medis, dan tata tertib ruang,
serta penyakit (Nursalam, 2015). Dalam setiap perpindahan
pasien baru di ruang Empu Tantular, pasien dan keluarga telah
diorientasikan terlebih dahulu. Selama observasi sejak tanggal
2 Desember 2019 orientasi pasien telah dilakukan dengan baik.
Berdasarkan SPO di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
tentang penerimaan pasien baru, hal-hal mengenai orientasi
pasien baru seperti, denah ruangan, dan peraturan yang ada
diruangan telah diorientasikan kepada pasien dan keluarga
walau ada bebrapa perawat yang belum menjelasskan tentang
orientasi pasien baru masuk ruangan.
Berikut alur Penerimaan Pasien Baru :
Pra Karu membertahu PP aka nada Pasien Baru

PP menyiapkan :

1. Lembar pasien masuk rumah sakit;


2. Buku status dan lembar format
pengkajian Pasien;
3. Nursing kit;
4. Informed consent sentralisasi Obat;
5. Lembar tata tertib pasien dan
pengunjung;
6. Lembar tingkat kepuasan pasien;
7. Tempat tidur pasien baru

Pelaksanaan KARU, PP, dan PA menyambut pasien baru

PP Menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam


lembar penerimaan pasien baru

Anamnesis Pasien baru oleh PP dan PA

Terminasi Terminasi

Evaluasi
Gambar 3.13 Alur Penerimaan Pasien Baru (Nursalam, 2015)

Tabel 3.29 SPO Penerimaan Pasien Baru


TAHAP KEGIATAN TANGGAL
02/12/1019 03/11/2019 04/11/2019
D T D T D T
Persiapan 1. KARU memberitahu PP bahwa ada  
pasien baru

2. PP mennyiapkan hal-hal yang


diperlukan dalam penerimaan pasien  
baru. Di antaranya lembar pasien masuk
RS, lembar pengkajian, lembar
informed consent, status pasien, nursing
kit, lembar tata tertib pasien, dan lembar
kepuasan pasien. Pp meminta bantua PA
untuk mempersiapkan tempattidur
pasien baru

3. Karu menanyakan kembali pada PP


tentang kelengkapan untuk penerimaan  
pasien baru dan memeriksa kelengkapan
dokumen yang telah disiapkan

 
4. PP menyebutkan hal-hal yang telah
dipersiapkan
TAHAP KEGIATAN TANGGAL

02/11/2019 03/12/2019 04/12/2019


D T D T D T
Pelaksanaa 1. Karu dan PP mendatangi pasien  
dan keluarga dengan memberi
salam serta memperkenalkan diri,
PP, dan PA pada pasien/keluarga.
2. PP mengisi lembar pasien masuk
serta menjelaskan mengenal √ √
beberapa hal yang tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru. PP
menjelaskan tentang penyakit yang
diderita pasien, terapi yang akan
dijalani, menjelaskan dokter yang
menangani pasien dan jadwal
kunjungan, menjelaskan fasilitas
yang ada, serta aturan yang ada di
rumah sakit. PP mengorientasikan
pasien pada ruang/lingkungan
rumah sakit. PP dibantu PA untuk
melakukan pengkajian keperawatan
dan pemeriksaan fisik pada pasien.
Penjelasaan yang terkait dengan
penyakit oleh dokter yang merawat
dan bisa didelegasikan kepada
perawat.
3. PP menanyakan kembali pada 
pasien dan keluarga mengenai hal- 
hal yang belum dimengerti.
4. PP, pasien, dan keluarga 
menandatangani lembar persetujuan 
pasien baru.
5. Karu,PP, dan PA kembali ke Nurse 
Station. 
Peutup 1. Karu memeriksa kembali  
kelengkapan pengisian dokumen
penerimaan pasien baru.
2. Karu memberikan penghargaan
pada PP dan PA  
3. PP merencanakan intervensi
keperawatan.  

Sumber : Nursalam, 2015


Berdasarkan hasil analisa dan observasi selama 3 hari pada
tanggal 02 Desember 2019 didapatkan SPO yang dilakukan dalam
penerimaan pasien baru dengan prosentasi 100% pada tanggal 03
Desember 2019, tidak ada pasien baru, pada tanggal 04 Desember
2019, dilakukan sesuai SPO dengan prosentasi 100%.
3.1.4 MONEY DAN MARKET

1. MONEY

h. Sistem Gaji

Sistem penggajian di RSUD Kanjuruhan Kabupaten

Malang dibedakan antara pegawai PNS dan Non PNS.

Berdasarkan hasil wawancara sistem penggajian untuk tenaga

PNS berdasarkan pangkat, golongan dan masa kerja dengan

sumber gaji dari pemerintah, sedangkan untuk tenaga Non

PNS berdasarkan lama masa kerja dan tingkat pendidikan

dengan sumber gaji dari Rumah Sakit. Sedangkan perawat

magang tidak memperoleh gaji.

Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala setiap bulan

sekali. Gaji didistribusikan oleh rumah sakit kepada staf secara

periodik setiap bulan.

i. Sumber Pendapatan Ruangan

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Ruang

Empu Tantular tidak memiliki pemasukan untuk

pengembangan ruangan. Sumber pendapatan Ruang Empu

Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen murni berasal dari

pemerintah yang diatur oleh Rumah Sakit untuk dibagikan ke

setiap ruangan di Rumah Sakit sesuai kebutuhan yang

tersentralisasi dari setiap Instalasi Rawat Inap. Berdasarkan

hasil wawancara diketahui bahwa sumber pendapatan Ruang


Empu Tantular didapatkan dari jasa pelayanan umum dan

BPJS.

j. Tarif Rawat Inap

Ruang rawat inap yang ada di ruang Empu Tantular terdiri

dari ruang rawat inap kelas I,II, dan III. Semua tarif rawat inap

di ruang Empu Tantular diatur oleh Peraturan daerah No 10

tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010.

No. Jenis layanan Kelas I


1 Tarif kamar 150.000/ hari
2 Registrasi rawat inap 25.000
3 Jasa visite dokter spesialis 125.000
5 Jasa asuhan keperawatan 29.000/ hari
6 Konsultasi gizi 12.500
7 Jasa konsultasi spesialis 45.000
Tabel 3.1 Tarif pelayanan Kelas I Ruangan Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan
No. Jenis layanan Kelas II
1 Tarif kamar 100.000/ hari
2 Registrasi rawat inap 25.000
3 Jasa visite dokter spesialis 100.000
5 Jasa asuhan keperawatan 29.000/ hari
6 Konsultasi gizi 12.500
7 Jasa konsultasi spesialis 35.000
Tabel 3.1 Tarif pelayanan Kelas II Ruangan Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan
No. Jenis layanan Kelas III
1 Tarif kamar 70.000/ hari
2 Registrasi rawat inap 25.000
3 Jasa visite dokter spesialis 56.500
5 Jasa asuhan keperawatan 29.000/ hari
6 Konsultasi gizi 12.500
7 Jasa konsultasi spesialis 31.500
Tabel 3.1 Tarif pelayanan Kelas III Ruangan Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan
NO TINDAKAN KELAS I

1. Pemasangan Infus RP 29.000


2. Injeksi Rp. 29.000
- Lewat Selang Infus Rp. 29.000
- Langsung ke kulit
3. Ambil Darah Rp. 29.000
4. Rawat Luka Biasa Rp. 57.500
5. Aff Infus Rp 29.000
6. Nebulizer Rp. 57.500
7. Terapi O2 Rp. 2.375/Jam
8. Suction Rp. 57.500
9. Aff Kateter Rp. 57.500
10. NGT Rp. 57.500
Table 3.2 Tarif Tindakan di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kajian Data:
Dari hasil wawancara, RSUD Kanjuruhan adalah rumah sakit
negeri dengan sumber dana berasal dari pemerintah daerah.
2. MARKET
Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk
sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka
proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak
akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar merupakan
faktor yang menentukan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

a. Daftar Daerah Asal Pasien di Ruang Empu Tantular pada


Tanggal 02- 21 Desember 2019
Daftar Daerah Asal Pasien di ruang Empu Tantular pada
tanggal 2019 terdiri dari berbagai wilayah seperti Malang.
Untuk rincian daerah asal pasien per tanggal 2-4 Desember
2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Daftar daerah asal pasien
No. Nama pasien Alamat
1 An. Dh Sumberpucung
2 An. Ap Ngajum
3 An. Dz Wates
4 An. T Kepanjen
5 An. Ak Bululawang
6 By. Az Poncokusumo
7 An. Md Ampelgading
8 An. S Kepanjen
9 By. Ny. N Ampelgading
10 An. Mi Selorejo
11 An. Ss Poncokusumo
12 An. D Pagelaran
13 By. Mm Kepanjen
14 An. I Dampit
15 An. N Sumberpucung
16 By. A Kepanjen
17 An. H Kepanjen
18 An. M Bantur
19 An. Kn Kepanjen
20 An. An Sumbermanjing Wetan
21 An. I Wonosari
22 An. Af Pagelaran
23 An. Aa Sumberpucung
24 An. Ad Pagelaran

b. Indikator Mutu Perhitungan Rumah Sakit


1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat
Tidur)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Rumus
BOR adalah sebagai berikut:
Jumlah pasien × 100%
Jumlah tempat tidur
Jumlah TT di Ruang Empu Tantular = 29 TT
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 2-4 Desember 2019,
penggunaan tempat tidur di ruang Empu Tantular adalah
sebagai berikut :
Jumlah BOR
Tanggal
Bed Px (∑Px/∑Bed x 100%)

01 Desember 29 19 65,5%
2019

02 Desember 29 8 27,6%
2019

03 Desember 29 18 62%
2019

Tabel 3. Perhitungan BOR di Ruang Empu Tantular Tanggal 1-3 Desember


2019 di Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen.
Selama kurun waktu 3 hari antara tanggal 2-4
Desember 2019 didapatkan rata-rata BOR sejumlah
51,7%. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-
85% (Depkes RI, 2005). Dapat disimpulkan BOR di ruang
Empu Tantular pada Tanggal 2-4 Desember 2019 masih
kurang sesuai.
2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya
pasien dirawat)
Menurut Depkes RI 2005 ALOS adalah rata-rata lama
perawatan pasien yang dirawat diruangan. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosa tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai
ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Rumus Menghitung
ALOS
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡)
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)

Berdasarkan pengkajian tanggal 2-4 Desember 2019


didapatkan lama perawatan pada Ruang Empu Tantular
yaitu :

Tabel 3.4 Lama pasien dirawat diruangan


No. Nama pasien Lama Pasien Dirawat
1 An. Dh 3 Hari
2 An. Ap 6 Hari
3 An. Dz 4 Hari
4 An. T 3 Hari
5 An. Ak 5 Hari
6 By. Az 5 Hari
7 An. Md 3 Hari
8 An. S 3 Hari
9 By. Ny. N 5 Hari
10 An. Mi 5 Hari
11 An. Ss 4 hari
12 An. D 3 hari
13 By. Mm 2 Hari
14 An. I 2 Hari
15 An. N 2 Hari
16 By. A 2 Hari
17 An. H 2 Hari
18 An. M 1 Hari
19 An. Kn 5 Hari
20 An. An 4 Hari
21 An. I 3 Hari
22 An. Af 3 Hari
23 An. Aa 5 Hari
24 An. Ad 4 Hari
Jumlah 84 Hari

Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = 2 + 7 + 3 = 12


Total Hari
84
Jumlah lama dirawat = = 7 Hari
12

Selama pengamatan mulai tanggal 2-4 Desember


2019 diruang Empu Tantular di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen didapatkan lama hari perawatan diruang Empu
Tantular rata-rata adalah 8 Hari. Menurut Depkes RI 2005
nilai ALOS yang ideal adalah 6-9 hari sehingga ALOS
diruang Empu Tantular pada tanggal 2-4 Desember 2019
termasuk baik.

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


Menurut Depkes RI 2005 TOI adalah rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati (dari setelah diisi ke
saat terisi berikutnya). Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada 1-3 hari. Rumus TOI :

((𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 × 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒) − 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛)


(𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)

Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = 2 + 7 + 3 = 12


orang pasien

((29 𝑥 3) – 7 84 – 7
TOI = = = 6 hari
12 12
Dalam pengamatan selama 3 hari mulai tanggal 2-4
Desember 2019 didapatkan TOI diruang Empu Tantular
sejumlah, yang idealnya 1-3 hari menurut Depkes RI
2005, yang berarti kurang ideal.

4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


Menurut Depkes RI (2005) BTO adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satuan waktu tertentu. Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
BTO selama 3 hari mulai tanggal 2-4 Desember 2019
diruang Empu Tantular

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟

Jumlah Pasien Dirawat (hidup + mati) selama 3 hari


Tanggal 02 Desember 2019 : 19 Pasien
Tanggal 03 Desember 2019 : 25 Pasien
Tanggal 04 Desember 2019 : 16 Pasien
20= 0.68 kali putaran (selama 3 hari)
29
BTO selama 3 hari penggunaan bed di Ruang Empu
Tantular yaitu 0.68 kali putaran atau dalam satu tahun
BTO rata-rata adalah 27 kali. Idealnya dalam 1 tahun
adalah 40-50 kali digunakan.
5) Jenis Pembayaran Pasien
a) Jenis pembayaran
(1) BPJS/JKN
Asuransi dari Pemerintah (KIS dan AsKes),
Asuransi Mandiri, Pegawai Pemerintahan Non
Negeri, Pegawai Swasta, dan Pegawai lain yang
memenuhi kriteria pekerjaan penerimaan upah.
(2) Umum
Jenis pembayaran yang dibayarkan langsung oleh
pasien atau tanpa asuransi dari manapun.
3.1.5 MUTU

1. Keselamatan Pasien (Pasien Safety)

Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan

pasien lebih aman. Meliputi assesment risiko, identifikasi dan

pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta

implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil. (PERMENKES RI No. 11 Tahun 2017).

Adanya patient safety di rumah sakit sangatlah penting. Hal itu

karena hampir setiap tindakan yang ada di rumah sakit memang

memiliki potensial resiko tersendiri. Mulai dari beragam jenis

pengobatan dan pemeriksaan hingga jenis obat yang dikonsumsi

oleh para pasien tentunya akan memiliki resiko tersendiri.

Keselamatan pasien dilaksanakan dengan membentuk sistem

pelayanan terhadap 6 sasaran keselamatan pasien, yaitu:

a. Sasaran I : Mengidentifikasi pasien dengan benar


b. Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications)
d. Sasaran IV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat pasien operasi.
e. Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
f. Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

a. Sasaran I Mengidentifikasi pasien dengan benar


Kesalahan identifikasi dapat terjadi di semua aspek
diagnosis dan tindakan. Keadaan yang dpat membuat
identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan
terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam
keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, berpindah
kamar tidur, berpindah lokasi didalam lingkungan rumah sakit,
terjadi disfungsi sensor, lupa identitas diri atau mengalami
situasi lainnya.
Di ruang Empu Tantular proses identifikasi yang
digunakan menggunakan 3 (tiga) bentuk identifikasi yaitu
nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik. Identitas
tersebut terpasang pada gelang dimana setiap pasien harus
terpasang gelang identitas tersebut. Warna gelang disesuaikan
dengan jenis kelamin pasien yaitu biru untuk pasien laki-laki
dan merah muda untuk pasien perempuan.
Identifikasi dilakukan dalam setiap keadaan terkait
intervensi yang dilakukan kepada pasien. Seperti sebelum
melakukan radioterapi, menerima cairan intravena,
pengambilan darah atau pengambilan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis. Identifikasi pasien dilakukan dengan 2 cara
yaitu menanyakan identitas berupa nama dan tanggal lahir,
cara kedua dengan mencocokkan nomor rekam medis di dalam
rekam medis pasien dan gelang pasien. Masalah yang muncul
di ruang Empu tantular adalah identifikasi pasien sering
dilakukan hanya pada hari – hari pertamapasien menjalani
rawat inap, untuk beberapa hari selanjutnya identifikasi pasien
yang sudah rawat inap lebih dari 3 hari tidak sering dilakukan,
hal ini terjadi kemungkinan karena perawat sudah mengenal
pasien.
b. Sasaran yang ke 2 meningkatkan komunikasi yang efektif
Komunikasi dianggap efektif apabila tepat waktu, akurat,
lengkap tidak ambigu dan dapat diterima oleh penerima
informasi dengan baik yang bertujuan untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk verbal, elektronik maupun
tertulis. Komunikasi yang buruk dapat membahayakan pasien.
Seringkali terjadi kesalahan saat komunikasi yaitu pada saat
perintah lisan atau perintah melalui telepon saat
menyampaikan hasil pemeriksaan kritis yang harus
disampaikan lewat telepon. Hal ini dapat disebabkan oleh
perbedaan aksen maupun dialek.
Ruang Empu Tantular menggunakan Teknik TULBAK
(tulis baca konfirmasi). Secara Teknik proses komunikasi
efektif antara perawat dengan dokter melalui telepon berisi
salam, asal ruangan, perkenalan, dan menyebutkan informasi
atau pertanyaan yang ingin disampaikan. Apabila perawat
menerima perintah lisan secara langsung maupu via telepon
yang berisi informasi atau advice pemberian terapi medis atau
farmakologi, perawat menuliskan informasi terssebut secara
lengkap dan kemudian dibacakan kembalioleh perawat
kemudian di konfirmasi oleh dokter sebagai pemberi perintah.
c. Sasaran 3 peningkatan keamanan obat yang perlu di
waspadai (hight-alert-medications)
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat
membahayakan pasien bahkan bahayanya dapat menyebabkan
kematian atau kecacatan pada pasien. Terutama obat-obatan
yang perlu di waspadai. Obat yang perlu diwaspadai adalah
obat yang mengandung resiko yang meningkat bila kita salah
menggunakan dan dapat menimbulkan kerugian besar pada
pasien.
Di ruang Empu Tantular kewaspadaan dan keamanan obat
menggunakan metode penyimpanan dalam loker pasien.
Penyimpanan obat yang tidak dapat disimpan di suhu ruangan
disimpan di lemari es dan diberi lebel nama dan no. RM
pasien.Untuk obat-obatan yang tergolong high alert ruang
Empu Tantular menggunakan metode pelabelan high alert
dengan label warna merah serta menggunakan teknik Lasa –
Norum untuk menandakan adanya kesamaan kemasan obat,
nama obat dan bentuk dari obat.
Pemberian obat injeksi di ruang Empu Tantular dengan
cara obat diambil di kotak penyimpanan obat pasien, kemudian
obat dimasukkan ke dalam spuit sesuai dosis yang dibutuhkan.
Apabila ada obat yang perlu diencerkan, obat akan diencerkan
terlebih dahulu. Kemudian, spuit dituliskan nomor bed pasien
dan ditempel etiket obat dengan high alert. Sedangkan untuk
pemberian obat oral dimasukkan ke dalam plastik klip yang
sudah diberi tanggal, identitas pasien, dan waktu untuk minum
obat.
Menurut pengamatan yang dilakukan pada tanggal 2
Desember – 4 Desember 2019, didapatkan angka kejadian
kesalahan pemberian obat oral dan injeksi 0 insiden (0%
kejadian kesalahan pemberian obat oral/injeksi), yang berarti
selama 6 bulan proses pelayanan kesehatan yang diberikan di
ruang Empu Tantular sudah tergolong aman dari kesalahan
pemberian obat baik oral maupun injeksi.
d. Sasaran 4 kepastian tepat lokasi, tepat prosedure, tepat
pasien oprasi
Salah lokasi, salah prosedur, dan salah pasien yang
menjalani tindakan keperawatan merupakan kejadian yang
sangat mengkhawatirkan dan dapat terjadi. Kesalahan ini
terjadi antara lain karena ketidaktaan terhadap SOP.
Untuk menghindari ketidakamanan pasien di ruang Empu
tantular dilakukan penandaan pada pasien yang akan dilakukan
operasi, yang membuat tanda pada pasien adalah operator dan
verifikator di Lembar Formulir Penandaan Lokasi Operasi.
Sebelum pasien berangkat ke ruang operasi dilakukan
verifikasi terlebih dahulu dengan melibatkan pasien dan
keluarga untuk mengkonfirmasi lokasi operasi dan
menjelaskan prosedur operasi yang akan dilakukan
Masalah yang muncul adalah kurangnya pengetahuan
pasien tentang fungsi dan manfaat dari terapi obat yang
diberikan karena tidak ada edukasi terkait dari fungsi dan
manfaat dari obat yang diberikan
e. Sasaran 5 mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah
tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan. Kenaikan angka
infeksi terkait pelayanan kesehatan menjadi keprihatinan bagi
pasien dan petugas kesehatan. Secara umum infeksi terkait
pelayanan kesehatan terjadi di semua unit pelayanan
kesehatan. Secara umum, infeksi terkait pelayanan kesehatan
terjadi di semua unit layanan kesehatan, termasuk infeksi
saluran kencing disebabkan oleh kateter, infeksi pembuluh atau
aliran darah terkait pemasangan infus baik perifer maupun
sentral, dan infeksi paru-paru terkait penggunaan ventilator.
(SNARS, 2015)
Pada observasi pada perawat Ruang Empu Tantular sudah
menerapkan 5 momen cuci tangan (sebelum kontak dengan
pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah kontak
dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien,
setelah kontak denganlingkungan pasien) dengan 6 langkah
cuci tangan dan menggunakan handscoon pada setiap tindakan
aseptik. Setelah pasien pulang dilakukan pembersihan pada
bed pasien dan handel dengan menggunakan alcohol 0,05 %.
Untuk pasien infeksius disediakan ruangan khusus infeksi
dengan 2 bed di ruang infeksius. Saat pasien dengan kasus
infeksius pulang ruangan dibersihkan dengan menggunakan
klorin dan alkohol pada semua yang benda yang dapat
terjangkau oleh tangan seperti bed, saklar lampu, kursi, almari,
pegangan pintu, seluruh ruangan dibersihkan. Saat pasien baru
datang keluarga pasien diedukasi tentang peraturan di ruang
Empu Tantular meliputi pembuangan sampah, jam berkunjung,
dan cuci tangan. Pada hari pertama di Ruang Empu Tantular
pasien tidak patuh dengan peraturan cuci tangan. Selanjutnya
pasien di edukasi kembali pada hari ke 2 dan pasien sudah
melakukan cuci tangan yang benar pada hari ke 3 dengan
didampingi oleh mahasiswa.
Pencegahan Pengendalian Infeksi dengan Visual Infusion
Phlebitis (VIP) di Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen
Malang Pada Tanggal 2 Desember sampai 4 Desember 2019.

No Kategori Jumlah Persentase


Pasien
1. Tidak ada tanda phlebitis 19 100 %
2. Tahap awal phlebitis 0 0%
3. Awal trombophlebitis 0 0%
4 Stadium 0 0%
lanjut trombophlebitis
Total 19 100 %
A
nalisis:
Berdasarkan hasil penilaian pencegahan pengendalian infeksi
dengan menggunakan Visual Infusion Phlebitis (VIP)
didapatkan terdapat tiga pasien yang mengalami phlebitis.
f. Sasaran 6 mengurang resiko pasien terjatuh
Banyak cedera yang terjadi di unit rawat inap dan rawat jalan akibat pasien
jatuh. Berbagai factor yang meningkatkan resiko pasien jatuh antara lain:
kondisi pasien; gangguan fungsional pasien (contoh gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan, perubahan status kognitif): lokasi atau
situasi lingkungan rumah sakit; riwayat jatuh pasien, konsumsi obat tertentu;
konsumsi alcohol.
Di ruang Empu Tantular menerapkan assesment resiko jatuh pada
pasien.Pada pasien dengan risiko jatuh tinggi dipasang safety bed, tanpa
gelang maupun tanda resiko jatuh. Pengkajian pasien resiko jatuh di ruang
Empu tantular dilakukan dengan penilaian Morse Fall Risk Assesment.
Pencegahan pasien jatuh pada pasien yang gelisah menggunakan restrain.
Dari pengamatan yang dilakukan pada tanggal 2 Desember – 4 Desember
2019 tidak didapatkan pasien jatuh (0%).
A. Penilaian Pasien Risiko Jatuh di Empu tantular RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Malang Pada Tanggal 2 Desember – 4 Desember 2019

No Tgl Resiko Jatuh ∑pasien Persentase


1. 02/12/2019 Risiko Tinggi 2 11 %
2. Risiko Sedang 15 79 %
3. Resiko Rendah 2 10 %
Total 19 100 %

No Tgl Resiko Jatuh ∑pasien Persentase


1. 03/12/2019 Risiko Tinggi 3 12,5 %
2. Risiko Sedang 18 75 %
3. Resiko Rendah 3 12,5 %
Total 24 100 %

No Tgl Resiko jatuh ∑pasien Persentase


1. 04/12/2019 Risiko Tinggi 3 19 %
2. Risiko Sedang 8 50 %
3. Resiko Rendah 5 31 %
Total 16 100 %
Analisis:
Berdasarkan hasil pengamatan pasien risiko jatuh yang dilakukan pada
tanggal 4 Desember 2019 didapatkan penilaian pasien jatuh sudah sesuai
dengan SPO. Presentasi tertinggi didapatkan pada pasien resiko sedang
dengan presentase pada tanggal 2 Desember 2019 sebanyak 79 %, tanggal 3
Desember 2019 sebanyak 75 %, pada tanggal 4 Desember 2019 yaitu
sebanyak 50 %.
B. Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Malang Pada Tanggal 2 Desember-4 Desember 2019

No Tingkat Kepuasan Pasien Persentase


1. Sangat tidak puas 0%
2. Tidak puas 2%
3. Puas 34%
A
4. Sangat puas 64%
n
alisis :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepuasan pasien dengan
menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan dari Nursalam di Ruangan
Empu tantular RS Kanjuruhan Kepanjen yang diberikan pada tanggal 3
Desember 2019 kepada 24 pasien didapatkan tingkat kepuasan sangat puas
adalah 64%.
C. Kenyamanan (Nyeri) Pasien Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Malang Pada 2 Desember – 4 Desember 2019
No SKALA NYERI ∑Pasien Persentase
1. Tidak Nyeri 12 76 %
2. Minor
□ Nyeri Sangat Ringan 1 5%
□ Nyeri Tidak Nyaman 3 19 %
□ Nyeri Dapat Ditoleransi 0 0%
3 Moderate
□ Menyusahkan 0 0%
□ Sangat menyusahkan 0 0%
□ Nyeri hebat 0 0%
4 Severe
□ Sangat hebat 0 0%
□ Sangat menyiksa 0 0%
□ Tak tertahankan 0 0%
□ Tak dapat diungkap-ungkap 0 0%
Analisis:
hasil kuesioner dan pengkajian yang telah dibagikan dan telah dilakukan
bahwa presentase paling banyak adalah tidak merasa nyeri sebanyak 12 pasien (76
%).
D. Tingkat Kecemasan Pasien Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Malang Pada Tanggal 2 Desember-4 Desember 2019

No Tingkat Kecemasan ∑Pasien Persentase


1. Normal/ tidak cemas 8 50%
2. Kecemasan ringan 2 12,5 %
3. Kecemasan sedang 6 37,5 %
4. Kecemasan berat 0 0%
Analisis :
Berdasarkan hasil data pengkajian dari kuisioner dengan jumlah 16
pasien. Didapatkan paling banyak pasien tidak merasa cemas yaitu sebanyak
8 pasein (50 %)
E. Perawatan Diri Pasien di ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Malang Pasien Pada Tanggal 4 Desember 2019
No Tingkat Kecemasan ∑Pasien Persentase
1. Mandiri dalam hal makan,
BAK/BAB, mengenakan pakaian,
0 0%
pergi ke toilet, berpindah dan
mandi.
2. Mandiri semuanya, kecuali salah
0 0%
satu dari fungsi diatas.
3. Mandiri, kecuali mandi dan salah
0 0%
satu dari fungsi diatas.
4 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian
0 0%
dan salah satu dari fungsi diatas.
5 Mandiri, kecuali mandi,
berpakaian, ke toilet dan salah satu 0 0%
dari fungsi diatas.

7 Ketergantungan untuk semuafungsi


16 100%
di atas.
Total 16 100%
Analisis :
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa semua
pasien dalam ketergantungan untuk semua fungsi sebanyak 16 (100%).
F. Pengetahuan/ Perilaku Pasien ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kepanjen Malang Pada Tanggal 4 Desember 2019
Kategori ∑Pasien Persentase
Berpengetahuan 2 12,5%
Kurang berpengetahuan 14 87,5%
Total 16 100%
A
nalisis :
Hasil pengkajian terkait dengan pengetahuan pasien didapatkan
bahwa dari 16 pasien, didapatkan pasien yang masuk dalam kategori
berpengetahuan ada 2 pasien (12,5%), dan pasien yang masuk dalam
kategori kurang berpengetahuan ada 14 pasien (87,5%). Jumlah
pertanyaan benar terendah terdapat pada pertanyaan tentang penyebab
penyakit dan cara pencegahan penyakit.

Analisa M5 MUTU:
1. Kurangnya pengetahuan pasien tentang fungsi serta pamanfaatan
pemberian obat, penyebab penyakit dan cara mencegah penyakitnya.
2. Kurangnya kepatuhan keluarga dan pengunjung dalam melakukan cuci
tangan ketika akan atau sesudah bersentuhan dengan pasien.
3. Perawat jarang menggunakan APD seperti skoret saat melakukan
tindakan keperawatan.
3.2 ANALISA SWOT

3.2.1 Data Analisa SWOT

Internal Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weakneses)


MAN 1. Perawat yang sudah 1. Perawat yang belum
mengikuti pelatihan mengikuti pelatihan dan
berjumlah 15 orang, 3 belum mempunyai surat ijin
orang belum pernah praktek kerja sebanyak 3
Eksternal mengikuti pelatihan orang
dan belum 2. 68% pendidikan terakhir
mempunyai surat ijin perawat masih D3
kerja (masih 3. Pada dokumentasi asuhan
mengurus) keperawatan belum tertulis
2. Jenis ketenagaan : S1 tentang tingkat
keperawatan 1 orang, ketergantungan pasien
D3 keperawatan 16
orang, d4 kebidanan 1
orang
3. Masa kerja 26 tahun 1
orang, 13 tahun 1
orang, 11 tahun 1
orang, 12 tahun 1
orang, 8 tahun 3
orang, 3 tahun 2
orang, 2 tahun 3
orang, 0 tahun 5
orang.
4. Perawat sudah
disiplin dalam
bertugas (tepat waktu
saat datang maupun
pulang sesuai shift)
5. Tenaga kesehatan di
ruang Empu Tantular
meliputi dokter
spesialis, perawat,
bidan, ahli gizi.
Peluang (Opportunity) Strategi S – O. Strategi W – O
1. Perawat memiliki 1. Ikut serta dalam 1. Mengikuti kuliah program
kesempatan untuk pelatihan yang ada khusus
mengikuti pelatihan terutama untuk 2. Melibatkan mahasiswa praktek
sesuai dengan perawat yang masih yang terdapat diruangan
tindakan yang sering mengikuti 1 atau 2 dengan cara membagi tugas
dilakukan pelatihan agar lebih efektif dalam
2. Perawat memiliki 2. Dengan adanya pemberianasuhan keperawatan.
kesempatan mahasiswa praktek di
mengikuti program ruangan empu tantular,
khusus perawat dapat bekerja
3. Adanya penerimaan sama dengan
CPNS mahasiswa dalam
4. Adanya mahasiswa memberikan asuhan
praktek yang keperawatan kepada
membantu pasien.
pelaksanaan asuhan
keperawatan

Ancaman (Threat) Strategi S – T Strategi W – T


1. Adanya tuntutan 1. Dengan menerapkan 1. Dengan adanya mahasiswa
tinggi dari 5S (senyum, sapa, keperawatan dapat mengurangi
masyarakat untuk salam, sopan, santun) beban kerja yang ada di
pelayanan yang lebih dapat membantu ruangan Empu Tantular.
professional meningkatkan mutu
2. Terdapatnya dan kualitas rumah
beberapa rumah sakit sakit.
swasta di daerah
kepanjen
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Terdapat administrasi 1. Kurangnnya kerapian dalam
penunjang seperti menata form dan alat tenun
MATERIAL buku injeksi, buku 2. Kurangnya jumlah tempat
TTV, buku laporan sampah medis yang di
tim, SOP, pasien gunakan
pulang yang 3. Kurangnya perhatian
memadai terhadap pemeliharaan bed
Eksternal 2. Tersedianya nurse pasien maupun alat – alat
station pemeriksaan medis
3. Terdapat jemuran 4. Ruang bermain bergabung
baju untuk keluarga dengan ruang linen dan
pasien diskusi mahasiswa.
4. Terdapat dapur di 5. Disetiap ruang hamper tidak
Ruang Empu ada lembar inventaris
Tantular
5. Terdapat fasilitas
ruang bermain bagi
keluarga pasien
6. Tersedia handrub,
kamar mandi dan
wastafel disetiap
kamar
Peluang (Opportunity). Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya kesempatan 1. Melakukan penataan 1. Menambah jumlah tempat
ruangan untuk ulang ruang bermain, sampah dengan membagi
mengajukan membuat buku tempat sampah infeksius
perbaikan dan inventaris ruang dan tempat sampah non
penambahan bermain dan lembar infeksius.
fasilitas ruangan inventaris ruang 2. Melakukan penaatan ruang
sesuai dengan bermain dengan
kebijakan yang telah memberikan sekat
ada.
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Kesenjangan 1. Melakukan 1. Menambah jumlah tempat
antara jumlah sosialisasi sampah infeksius dan non-
pasien dan tempat pembuangan dan infeksius.
sampah yang ada pemilahan sampah 2. Menata kembali lemari linen.
di Ruang Empu kepada keluarga 3. Membuat lembar daftar
Tantular pasien di ruang inventaris ruang
Empu Tantular.
Kekuatan (Strength) Kelemahan(Weaknes)
Internal 1. Rumah sakit dan 1. Ronde keperawatan belum
ruangan memiliki dilakukan secara optimal
METHOD visi misi sebagai karena tidak adanya
acuan dalam keikutsertaan tim kesehatan
melaksanakan lain
kegiatan pelayanan. 2. Belum adanya orientasi pada
2. Ruangan Empu pasien baru tentang
Tantular pemilahan limbah non medis
menggunakan dan medis.
metode MPKP Tim 3. Dalam pengaplikasiannya,
Eksternal 3. Terdapat format timbang terima kadang-
pengkajian hingga kadang tidak dilakukan
evaluasi, sehingga dengan keliling melihat
mempermudah pasien terlebih saat shift sore
dokumentasi dan malam.
keperawatan
4. Pre conference di
Ruang Empu
Tantular dalam
kategori baik
Peluang(Oportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya perawat 1. Model asuhan 1. Dengan adanya mahasiswa
yang sudah keperawatan yang praktek dapat membantu
mengikuti digunakan dan telah melakukan orientasi pada
pelatihan MPKP sesuai dan adanya pasien baru.
2. Adanya penambahan
mahasiswa mahasiswa membuat
praktek sistem manajemen
manajemen semakin efektif, dan
keperawatan di mempermudah proses
ruangan Empu keperawatan pasien.
Tantular.
3. Adanya kerjasama
yang baik antara
perawat dan
mahasiswa
Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T
1. Sebagian 1. Mengoptimalkan 1. Mengoptimalkan metode
manajemen metode asuhan asuhan keperawatan
keperawatan di keperawatan profesional dari berbagai
ruangan masih profesional dari aspek untuk meningkatkan
belum terlaksana berbagai aspek kinerja perawat dan
secara optimal untuk kepuasan pasien, sehingga
seperti ronde, meningkatkan mampu bersaing dengan
orientasi pasien kinerja perawat dan rumah sakit lain.
baru, dapat kepuasan pasien,
menurunkan sehingga mampu
tingkat kepuasan bersaing dengan
yang dapat rumah sakit lain.
berakibat citra
pelayanan di RS
menurun di
kalangan
masyarakat.
2. Tuntutan
masyarakat akan
pelayanan yang
maksimal

Internal Kekuatan (Strength) Kekurangan (Weaknes)


1. Gaji pegawai 1. Tidak memiliki pemasukan
MONEY DAN dibayarkan sesuai lain selain dari pemerintah
MARKET dengan hak nya untuk pembangunan ruangan.
2. Dana 2. Kebutuhan fasilitas yang
Eksternal pengembangan dibutuhkan dalam ruangan
berasal dari dipenuhi dalam waktu yang
pemerintah lama
3. Adanya variasi 3. Sistem administrasi terpusat
karakteristik dari
pasien yaitu Umum
dan BPJS

Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O


1. Adanya kenaikan 1. Penggunaan dan 1. Mengajukan kebutuhan
gaji perawat sesuai pendanaan keuangan dengan lebih terperinci dan
dengan golongan, yang diatur yang lebih prioritas sesuai
dan masa kerja. pemerintah dengan kebutuhan ruangan
kabupaten yang mendesak.
memberikan
kemudahan dalam
proses
manajemennya.

Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T


1. Adanya peningkatan 1. Meningkatan 1. Melakukan pemantauan dan
standart masyarakat pelayanan keperawatan perawatan alat medis yang ada di
yang harus dipenuhi dalam ruangan
2. Persaingan antar RS
dalam memberikan
pelayanan keperawatan
dan kesehatan
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknes)
1. ALOS di Ruang 1. Sosialisasi cuci tangan dan
MUTU Empu Tantular pemilahan sampah belum
dikategorikan baik dilakukan kepada pasien dan
yaitu 6 hari keluarga
2. Sebagai lahan praktek 2. Kurangnya sosialisasi
eksternal mahasiswa kesehatan. pencegahan infeksi dan
3. Tingkat keamanan penyebaran bakteri di rumah
pasien dijaga dengan sakit
baik, terlihat tidak 3. Kurangnya pemahaman
adanya pasien jatuh keluarga pasien terhadap
atau angka kejadian penyakit yang sering terjadi
pasien jatuh 0% dan pada anak – anak
tingkat kesalahan
dalam memasukkan
obat 0%.
4. Rata-rata kepuasan
keluarga dan kepuasan
pegawai dikategorikan
baik
5. Terdapat fasilitas
ruang bermain yang
dapat mengurangi
tingkat kecemasan
anak terhadap
hospitalisasi

Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O


1. RSUD Kanjuruhan 1. Melakukan terapi 1. Melakukan sosialisasi cuci
adalah Rumah bermain pada anak- tangan, mengenai 6 langkah
Sakit daerah anak yang sedang di cuci tangan dan 5 momen
akreditasi B yang rawat di ruang empu cuci tangan.
menjadi rujukan tantular.
bagi rumah sakit
lainnya

Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T


1. Persaingan RS 1. Selalu berusaha 1. Berusaha meningkatkan mutu
dalam memingkatkan mutu dengan memberikan asuhan
memberikan dan kepuasan pasien keperawatan profesional agar
pelayanan serta kepuasan mampu bersaing dengan
keperawatan perawat. rumah sakit swasta di daerah
kepanjen.
2. Makin tingginya
kesadaran
masyarakat akan
hukum dan
kesehatannya

3.2.2 Penilaian SWOT

1. M1 – Man
No Analisa Swot Bobot Rating Bobot X Rating

1 Sarana Dan Prasarana


STRENGHT S–W
Jumlah tenaga keperawatan 3,7 – 3,5 =
sebanyak 83.3 % perawat yang 0,2 4 0,8 0,2
bekerja di ruang Empu Tantular
pernah mengikuti pelatihan atau
kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan dalam bidang
keperawatnya
Perawat sudah disiplin dalam 0,5 4 2
bertugas (tepat waktu saat datang
maupun pulang sesuai shift)
Tenaga kesehatan di ruang Empu
Tantular meliputi dokter spesialis, 0,3 3 0,9
perawat, bidan, ahli gizi.
TOTAL 1 10 3,7
WEAKNESS
68% pendidikan terakhir perawat 0,5 4 2
masih D3
Pada dokumentasi asuhan 0,5 3 1,5
keperawatan belum tertulis tentang
tingkat ketergantungan pasien
TOTAL 1 7 3,5
OPPORTUNITY O–T
Adanya program seminar atau 0,3 4 1,2 3,6 – 3 = 0,6
pelatihan sesuai dengan tindakan
yang sering dilakukan
Adanya kesempatan untuk 0,3 4 1,2
melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
Adanya penerimaan CPNS 0,2 3 0,6
Adanya mahasiswa praktek yang 0,2 3 0,6
membantu pelaksanaan asuhan
keperawatan
TOTAL 1 13 3,6
TREATENED
Adanya tuntutan tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional
Terdapatnya beberapa rumah sakit 0,5 3 1,5
swasta di daerah kepanjen
TOTAL 1 6 3
Perhitungan Kurva
X = (S-W) = 0,2, Y = (O-T) =0,6

2. M2 – Material dan Machine

No Analisa Swot Bobot Rating Bobot X Rating

1 Sarana Dan Prasarana


STRENGHT S–W
Terdapat administrasi penunjang 0,4 4 1,6 3,7 – 3,6= 0,1
seperti buku injeksi, buku TTV,
buku laporan tim, SOP, pasien
pulang yang memadai
Tersedianya nurse station 0,2 4 0,8
Terdapat jemuran baju untuk 0,1 3 0,3
keluarga pasien
Terdapat dapur di Ruang 0,1 2 0,2
Empu Tantular
Terdapat fasilitas ruang bermain 0,2 4 0,8
bagi keluarga pasien
Tersedia handrub, kamar mandi
dan wastafel disetiap kamar
TOTAL 1 17 3,7
WEAKNESS
Kurangnnya kerapian dalam 0,2 3 0,6
menata alat tenun
Ketidaksesuaian warna tempat 0,3 4 1,2
sampah medis dan non medis
Kurangnya perhatian terhadap 0,3 4 1,2
pemeliharaan bed pasien
maupun alat - alat pemeriksaan
medis
Ruang bermain bergabung 0,2 3 0.6
dengan ruang linen dan diskusi
mahasiswa.
TOTAL 1 14 3,6
OPPORTUNITY O–T
Adanya program seminar atau 1 3 3 3 – 4 = -1
pelatihan sesuai dengan tindakan
yang sering dilakukan
TOTAL 1 3 3
TREATENED
Adanya tuntutan tinggi dari 1 4 4
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional
TOTAL 1 4 4
Perhitungan Kurva

X = (S-W) = 0,1, Y = (O-T) = -1

3. M3 – Method

No Analisa Swot Bobot Rating Bobot X Rating

1 Sarana Dan Prasarana


STRENGHT S–W
Rumah sakit dan ruangan 0,3 4 1,2 2,5– 2,1 = 0,4
memiliki visi misi sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan.
Ruangan Empu Tantular 0,2 3 0,6
menggunakan metode MPKP Tim
Terdapat format pengkajian 0,1 3 0,3
hingga evaluasi, sehingga
mempermudah dokumentasi
keperawatan
Pre conference di Ruang Empu 0,1 4 0,4
Tantular dalam kategori baik
TOTAL 0,7 14 2,5
WEAKNESS
Ronde keperawatan belum 0,3 3 0,9
Ronde keperawatan belum
dilakukan secara optimal karena
tidak adanya keikutsertaan tim
kesehatan lain
Belum adanya orientasi pada 0,2 3 0,6
pasien baru tentang pemilahan
limbah non medis dan medis.
Dalam pengaplikasiannya, 0,3 2 0,6
timbang terima kadang-kadang
tidak dilakukan dengan keliling
melihat pasien terlebih saat shift
sore dan malam.
TOTAL 0,8 8 2,1
OPPORTUNITY O–T
Adanya perawat yang sudah 0,4 4 1,6 3,7 – 3,0 =
mengikuti pelatihan MPKP 0,7
Adanya mahasiswa praktek 0,3 4 1,2
manajemen keperawatan di
ruangan Empu Tantular.
Adanya kerjasama yang baik 0,3 3 0,9
antara perawat dan mahasiswa
TOTAL 1 11 3,7
TREATENED
Sebagian manajemen 0,6 3 1,8
keperawatan di ruangan masih
belum terlaksana seperti ronde,
orientasi pasien baru, dapat
menurunkan tingkat kepuasan
yang dapat berakibat citra
pelayanan di RS menurun di
kalangan masyarakat.
Tuntutan masyarakat akan 0,4 3 1,2
pelayanan yang maksimal
TOTAL 1 8 3,0
Perhitungan Kurva

X = (S-W) = 0,4, Y = (O-T) =0,7

4. M4 – Money dan Market

4. N
Analisa Swot Bobot Rating Bobot X Rating
o
1 Sarana Dan Prasarana
STRENGHT S–W
Adanya pemberian gaji bagi perawat 0,4 4 1,6 3,4 – 3,0 =
sebagai hak yang dimilikinya per 0,4
bulan
Dana pengembangan berasal dari 0,3 3 0,9
pemerintah
Adanya variasi karakteristik dari 0,3 3 0,9
pasien yaitu Umum dan BPJS
TOTAL 1 10 3,4
WEAKNESS
Tidak memiliki pemasukan lain 0,2 2 0,4
selain dari pemerintah untuk
pembangunan ruangan
Kebutuhan fasilitas yang 0,4 3 1,2
dibutuhkan dalam ruangan dipenuhi
dalam waktu yang lama
Sistem administrasi terpusat 0,4 3 1,2
TOTAL 1 10 3,0
OPPORTUNITY O–T
Adanya kenaikan gaji bagi tenaga 1 4 4 4–3=1
perawat sesuai dengan golongan,
masa kerja, dll
TOTAL 1 4 4
TREATENED
Adanya peningkatan standart 0,5 3 1,5
masyarakat yang harus dipenuhi
Persaingan antar RS dalam 0,5 3 1,5
memberikan pelayanan keperawatan
dan kesehatan
TOTAL 1 6 3
Perhitungan Kurva

X = (S-W) = 0,4, Y = (O-T) =1

1. M5 – Mutu

No Analisa Swot Bobot Rating Bobot X Rating

1 Sarana Dan Prasarana


STRENGHT S–W
Sebagai lahan praktek 0,2 3 0,6 3,5 – 3,3 =
mahasiswa kesehatan. 0,2
Tingkat keamanan pasien dijaga 0,3 4 1,2
dengan baik, terlihat tidak
adanya pasien jatuh atau angka
kejadian pasien jatuh 0% dan
tingkat kesalahan dalam
memasukkan obat 0%.
Rata-rata kepuasan keluarga dan 0,2 4 0,8
kepuasan pegawai dikategorikan
baik
Terdapat fasilitas ruang bermain 0,3 3 0,9
yang dapat mengurangi tingkat
kecemasan anak terhadap
hospitalisasi
TOTAL 1 14 3,5
WEAKNESS
Sosialisasi cuci tangan belum 0,5 4 2
dilakukan kepada pasien dan
keluarga
Kurangnya sosialisasi 0,2 2 0,4
pencegahan infeksi dan
penyebaran bakteri di rumah
sakit
Kurangnya informasi tambahan 0,3 3 0,9
untuk membantu menunjang
pengetahuan keluarga akan
penyakit yang sering terjadi
pada anak
TOTAL 1 9 3,3
OPPORTUNITY O–T
RSUD Kanjuruhan adalah 1 4 4 4–3=1
Rumah Sakit daerah akreditasi
B yang menjadi rujukan bagi
rumah sakit lainnya
TOTAL 1 4 4
TREATENED
Persaingan RS dalam 1 3 3
memberikan pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 3 3
Perhitungan Kurva

X = (S-W) = 0,2, Y = (O-T) =1


Kurva Analisa SWOT
(0,2),(1) (0,4),(1)

M5 M4

(0,4),(0,7)
(0,2),(0,6)
M1 M3

M2

(0,1),(-1)
Y
BAB IV

PERUMUSAN MASALAH, PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF

PENYELESAIAN MASALAH DAN POA PENYELESAIAN MASALAH

5.1 Daftar Masalah

1. Hampir sebagian besar anak mengalami hospitalisasi b.d kurangnya


pemanfaatan alat bermain.
2. Belum maksimalnya pelaksanaan penerimaan pasien baru
3. Masih ada yang membuang sampah non medis ke sampah medis
4. Kurangnya daftar inventaris ruangan
5. Sebagian perawat tidak memperkenalkan diri saat melakukan tindakan
6. Kurangnya pemahaman keluarga pasien terhadap penyakit pada anak-anak
7. Kurang rapinya penataan form
8 Kurangnya kerapian dalam menata alat tenun
9 Kurangnya pemakaian APD pada waktu tindakan
10

5.2 Penentuan Prioritas Masalah

Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperlihatkan

aspek :

a. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude=M)

b. Pentingnya cara penyelesaian maslah (Imortancy=I)

c. Sensitifitas penyelesaian masalah (Vulnarability=V)

d. Biaya (Cost=C)
Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 (nilai 1= sangat kurang

penting, nilai 2= kurang penting, nilai 3= cukup penting, nilai 4=

penting, dan nilai 5= sangat penting).

No Alternatif Penyelesaian Efektivitas Eficiency Total Prioritas


Masalah M I V C MxIx
V/C
1 Kurangnya kerapian
8
3 4 4 4 12
dalam menata alat tenun
2 Kurang rapinya penataan
3 4 4 4 12 7
form
3 Masih ada yang
membuang sampah non 4 5 4 2 40 3
medis ke sampah medis
4 Kurangnya daftar
3 4 4 2 24 4
inventaris ruangan
5 Hampir sebagian besar
anak mengalami
hospitalisasi b.d 3 4 4 1 48 1
kurangnya pemanfaatan
alat bermain
6 Kurangnya pemahaman
keluarga pasien terhadap 4 2 3 2 12 6
penyakit pada anak-anak
7 Belum maksimalnya
pelaksanaan penerimaan 5 4 4 2 40 2
pasien baru
8 Kurangnya pemakaian
APD pada waktu 2 2 4 2 8 9
tindakan
9 Sebagian perawat tidak
memperkenalkan diri 4 2 4 2 16 5
saat melakukan tindakan
4.3 PLAN OF ACTION

No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator/Target Penanggung Waktu


Keberhasilan Jawab
2 Kurang rapinya Mempermudah 1. Memberi kode tempat 1. Form dan alat tenun tertata 1. Karu
untuk pengambilan form dan menyusun rapi 2. Katim
penataan form
form dan alat tenun form sesaui kode. 2. Mempermudah dalam 3. Perawat
dan alat tenun sesuai dengan tempat 2. Merapikan form dan pengambilan form dan alat pelaksana
yang disediakan dan alat tenun tenun 4. Mahasiswa
memberi sekat sesaui praktek
dengan jenisnya. PJ:
3 Masih ada yang Tidak ada kekeliruan 1.
dalam pembuangan
membuang
sampah medis dan
sampah non non medis
medis ke sampah
medis
4 Kurangnya daftar
inventaris
ruangan

5 Kurangnya
pemanfaatan alat
bermain
6 Kurangnya
pemahaman
keluarga pasien
terhadap penyakit
pada anak-anak
Hampir sebagian
besar anak
mengalami
hospitalisasi
Belum
maksimalnya
pelaksanaan
penerimaan
pasien baru
Kurangnya
pemakaian APD
pada waktu
tindakan
Sebagian perawat
tidak
memperkenalkan
diri saat
melakukan
tindakan

Anda mungkin juga menyukai

  • HVV
    HVV
    Dokumen10 halaman
    HVV
    yulis
    Belum ada peringkat
  • HGC
    HGC
    Dokumen18 halaman
    HGC
    yulis
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen35 halaman
    Chapter II
    Rachma Fadillah
    Belum ada peringkat
  • Pre Eklamsia
    Pre Eklamsia
    Dokumen25 halaman
    Pre Eklamsia
    Ferra Febriani
    80% (5)
  • BCC
    BCC
    Dokumen4 halaman
    BCC
    yulis
    Belum ada peringkat
  • HGC
    HGC
    Dokumen18 halaman
    HGC
    yulis
    Belum ada peringkat
  • KP
    KP
    Dokumen6 halaman
    KP
    yulis
    Belum ada peringkat
  • KHB
    KHB
    Dokumen1 halaman
    KHB
    yulis
    Belum ada peringkat
  • 14 Ciri Ciri Bayi Lahir Prematur
    14 Ciri Ciri Bayi Lahir Prematur
    Dokumen5 halaman
    14 Ciri Ciri Bayi Lahir Prematur
    kasoki
    Belum ada peringkat
  • LP Apb Fix
    LP Apb Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Apb Fix
    I Wayan Surya Merta
    Belum ada peringkat
  • Woc Antepartum Bleeding
    Woc Antepartum Bleeding
    Dokumen2 halaman
    Woc Antepartum Bleeding
    Amelia Mawardi
    80% (5)
  • Woc Antepartum Bleeding
    Woc Antepartum Bleeding
    Dokumen2 halaman
    Woc Antepartum Bleeding
    Amelia Mawardi
    80% (5)
  • LP Apb Fix
    LP Apb Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Apb Fix
    I Wayan Surya Merta
    Belum ada peringkat
  • LP Apb Fix
    LP Apb Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Apb Fix
    I Wayan Surya Merta
    Belum ada peringkat
  • KP
    KP
    Dokumen6 halaman
    KP
    yulis
    Belum ada peringkat
  • Lampiran III
    Lampiran III
    Dokumen21 halaman
    Lampiran III
    dewihartinah
    100% (1)
  • KHB
    KHB
    Dokumen1 halaman
    KHB
    yulis
    Belum ada peringkat
  • BCC
    BCC
    Dokumen4 halaman
    BCC
    yulis
    Belum ada peringkat