Anda di halaman 1dari 2

INTISARI

Latar belakang: Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama kematian ibu


di Indonesia. Perdarahan yang banyak dapat terjadi karena ruptur perineum yang
dialami selama proses melahirkan baik yang normal maupun dengan tindakan.
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bandung, pada
beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima ibu bersalin yang
mengalami ruptur perineum akan meninggal dunia dengan persen (21,74 %)
Berdasarkan data prasurvey di Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(PONED) Jalaksana menunjukkan persalinan normal dengan ruptur perineum
sebanyak 42%, bahkan adanya kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin derajat
tiga dan empat.
Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
ruptur perineum pada persalinan normal di Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) Jalaksana Kabupaten Kuningan Tahun 2018.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
desain case control menggunakan pendekatan retrospective. Dalam penelitian ini
perbandingan kasus dan kontrol 1 : 1 maka besar sampel masing-masing
kelompok adalah 94 kasus dan 94 kontrol, sehingga jumlah keseluruhan sampel
adalah 188 ibu bersalin yang diambil dengan cara purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi data menggunakan
instrumen lembar observasi rekam medik persalinan (ceklist). Tahapan analisis
data dilakukan secara univariat, bivariat dan analisis OR.
Hasil: Hasil uji korelasi antara umur ibu bersalin dengan kejadian ruptur
perineum menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p = 0,001 ; OR = 2,86).
Demikian pula dengan variable lain, yaitu paritas ibu bersalin (p = 0,002 : OR =
2,86) dan berat bayi lahir (p = 0,001 ; OR = 3,01).
Kesimpulan: Umur < 20 tahun atau > 35 tahun, primipara, BBL > 3000 gr
merupakan faktor risiko ruptur perineum.

Kata kunci: Umur, paritas, berat bayi lahir, ruptur perineum


ABSTRACT

Background: Postpartum hemorrhage is a major cause of maternal mortality in


Indonesia. A lot of bleeding can occur due to perineal rupture that is experienced
during the delivery process both normally and with action. The results of a study
from the Research and Development Center (Puslitbang) Bandung, in several
provinces in Indonesia, found that one in five women who experience perineal
rupture will die by percent (21.74%) Based on presurvey data on Basic
Emergency Obstetric Neonatal Services (PONED ) Jalaksana showed 42% normal
labor with perineal rupture, even the occurrence of perineal rupture in third and
fourth degree maternity mothers.
Objective: To determine the factors associated with the incidence of perineal
rupture in normal labor in Jalaksana Basic Emergency Obstetric Neonatal
Services (PONED) in Kuningan Regency in 2018.
Research Methods: This type of research is an observational study with a case
control design using a retrospective approach. In this study 1: 1 case and control
comparison, the sample size of each group was 94 cases and 94 controls, so the
total number of samples was 188 maternity mothers taken by purposive sampling.
Data collection was done by using data observation techniques using instruments
of labor record medical observation sheet (checklist). The stages of data analysis
were carried out by univariate, bivariate and OR analysis.
Results: The results of the correlation test between maternal age and the
incidence of perineal rupture showed a significant relationship (p = 0.001; OR =
2.86). Likewise with other variables, namely maternal parity (p = 0.002: OR =
2.86) and birth weight (p = 0.001; OR = 3.01).
Conclusion: Age <20 years or> 35 years, primipara, BBL> 3000 gr is a risk
factor for perineal rupture.

Keywords: Age, parity, birth weight, perineal rupture

ii

Anda mungkin juga menyukai