Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap
tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat
rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya
juga karena rotavirus.
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus.
Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare,organisme-organisme ini mengganggu
proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian
segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan
menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi
sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar,hal inilah yang
menyebabkan tinja berair pada diare.Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air
secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare. Selain karena rotavirus,
diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya.
Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa,dikarenakan tubuh tidak
punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang
terkandung susu sapi. Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI, bayi tersebut tidak
akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose.
Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah
seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot. Diare dapat merupakan efek
sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol
dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya
menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar
dan fungsi hormon yang normal. Kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab
yang jelas dari rapuhnya tulang.
Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang
masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi
dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri
dan virus. Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih
dalam sehari, yang kadang diserta i:
Muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi
bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan
atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu
misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit
kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa menyebabkan
kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium) ,sehingga bayi menjadi rewel atau
terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi
(kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering dehidrasi sedang
menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang
dari 18 bulan) dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,
dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing, ada yang sehari 2-3 kali
sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja. Dengan kata lain anda harus mengetahui apa yang
NORMAL buat bayi atau anak anda dari kebiasaan buang air besar mereka. Penyebab diare akut
( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK
ada darah atau lendir, dan berbau asam. Penyebab diare adalah :
1. Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air
(watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
2. GE( flu perut) terbanyak karena virus.
3. Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan antibioka sebagai
terapi pengobatan.
4. Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.------perlu antiparasite
5. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang
dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
6. Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut ,
biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
Infeksi dari bakteri atau virus yang menadalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung. Seperti :
1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/
mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara
sampai beberapa hari.
3. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan bena
4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan
tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang
dipegang.
Diare yang menyertai penyakit lain yaitu ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga,
campak dll. Karena penyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, maka TIDAK
ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya
setelah beberapa hari. Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan
mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.Diare akut dapat disembuhkan HANYA dengan
meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.Yang perlu
diingat pengobatan BUKAN memberi obat untuk mengHENTIKAN diare, karena diare sendiri adalah
suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba
menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan
menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut. Oleh karena proses diare ini
adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari -
( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air ( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya
dan sembuh.Yang terpenting pada diare adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasi.Ingat
menHENTIkan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik. Tetapi jangan menjadi bingung bila
diare tetap ada sampai beberapa hari. Karena biasanya berlangsung beberapa hari-14 hari. Dan
sembuh. Tergantung dari keadaan kesehatan anak dan banyaknya cairan yang masuk. Pengatasan
diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda DEHIDRASI Penanganan Yang terbaik
adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI) seperti BIASA. Bila sudah disertai muntah,
untuk pengantian cairan anda dapat memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan beberapa
rasa). Kurangi makanan yang mengandung terlalu banyak GULA. Ingat memang tidak mudah
memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi
bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini. Dan yang
paling terpenting adalah Membuat anak kembali kemakanan padatnya ( dan / atau susu
formulanya/ASI) karena ini adalah yang TERBAIK untuk mengobati diarenya. Karena sel2 usus yang
dirusak oleh virus memerlukan NUTRISI untuk pembentukan kembali. Penelitian menyatakan
bahwa pemberian makanan seperti BIASAnya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare
ini.