Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang muncul

secara alami dan dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia

pada umumnya. Dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa: “Bumi, air dan

kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Maksud isi dari

ayat pasal diatas bahwa segala sesuatu mengenai sumber daya alam

termasuk di dalamnya air beserta kekayaan alam lainnya milik atau

berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berarti

dikuasai, diatur, dikelola, dan didistribusikan oleh negara atau pemerintah

dengan segenap lembaga pengelolanya dipergunakan untuk

memakmurkan atau mensejahterakan rakyat Indonesia seluruhnya.

Negara mempunyai aturan tersendiri agar usaha eksplorasi sumber daya

yang dimiliki tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab. Pengaturan tersebut bertindak dalam fungsi

pengawasan dan pemanfaatan yang sebaik-baiknya oleh negara melalui

setiap bagian-bagian pemerintah.

Seiring dengan perkembangan peradaban dan populasi, membawa

manusia pada era eksplorasi sumber daya sehingga persediaannya terus


2

menerus berkurang secara signifikan. Dalam Pasal 1 angka 18 Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan “Konservasi sumber

daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin

pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya

dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta

keanekaragamannya”. Oleh karena itu pemanfaatannya harus dilakukan

secara hati-hati dan efisien agar terus berkesinambungan serta terhindar

dari tindakan eksploitasi yang berlebihan. Pemanfaatan dan pemeliharaan

sumber daya dapat dilakukan secara rasional dan agar tercapai keadilan

maka pelaksanaanya juga harus melalui pihak yang mempunyai

wewenang sehingga usaha pemerataan penggunaan sumber daya

tersebut terwujud. Dalam hal ini, negara lah yang mempunyai wewenang

atas pelaksanaan pemerataan dan mengatur secara jelas tentang

pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya.

Air merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan

masyarakat, air memerlukan perhatian yang lebih dalam hal pemanfaatan

dan pemeliharaannya. Di Indonesia sendiri, yang merupakan negara

dengan wilayah perairan yang cukup luas kadang masih kurang perhatian

dalam hal pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya air bagi

kehidupan. Masyarakat sekarang ini perlu memberikan perhatian lebih

mengenai penyediaan air minum yang merupakan sumber penting bagi

tata kehidupan. Air sendiri dalam kehidupan secara nyata telah


3

tereksplorasi besar-besaran sehingga memungkinkan timbulnya suatu

keterbatasan.

Kebutuhan akan air diantaranya adalah kebutuhan untuk air

minum. Air yang bersih dan sehat sangat diperlukan untuk pemenuhan

kebutuhan tersebut. Hal ini dikarenakan pemanfaatan air sebagai air

minum secara langsung berkaitan dengan tubuh manusia, sehingga perlu

dijaga kualitasnya agar tidak membahayakan tubuh manusia itu sendiri.

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat

digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat

penting bagi kehidupan sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi

kebutuhan air dalam tubuh.

Manusia sangat membutuhkan air, dengan terpenuhinya

kebutuhan air, maka proses metabolisme dalam tubuh manusia dapat

berlangsung dengan baik, sebaliknya jika kekurangan air proses

metabolisme akan terganggu dan akibatnya dapat menimbulkan kematian.

Salah satu upaya pengamanan makanan dan minuman untuk melindungi

kesehatan masyarakat adalah pengawasan terhadap kualitas air minum.

Hal tersebut dikarenakan air minum merupakan salah satu komponen

lingkungan yang mempunyai peranan cukup besar dalam kehidupan. Air

dari sumber air harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu sampai

air tersebut memenuhi syarat kesehatan, baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya.
4

Pemanfaatan sumber daya alam agar lingkungan tetap lestari,

harus diperhatikan tatanan atau tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal

ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia

memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain.

Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan

lingkungan seperti yang dikehendakinya.

Menurut Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan “Setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan

hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan”. Sehingga Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan ketentuan kunci tentang

diaturnya norma mengenai lingkungan di dalam konstitusi.

Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas

air minum yang dikonsumsi masyarakat. Agar air minum yang dikonsumsi

masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka perlu

ditetapkan persyaratan kualitas air minum. Untuk itu pemerintah telah

mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

736/MENKES/SK/VII/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan itu harus bebas dari bahan-

bahan anorganik dan organik yakni bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah

berbahaya dan lain sebagainya.


5

Pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat

tersebut sepenuhnya merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan.

Pengawasan kualitas air untuk melindungi masyarakat dari penyakit atau

gangguan kesehatan yang berasal dari air minum atau air bersih yang

tidak memenuhi persyaratan kesehatan melalui pengawasan kualitas air

secara berkesinambungan. Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas

air minum sebagaimana menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 736/MENKES/SK/VII/2010, maka perlu dilaksanakan

kegiatan pengawasan kualitas air minum yang diselenggarakan secara

terus menerus dan berkesinambungan agar air yang digunakan oleh

penduduk dari penyediaan air minum yang ada, terjamin kualitasnya,

sesuai dengan persyaratan kualitas air minum yang tercantum dalam

keputusan ini.

Kegiatan pengawasan kualitas air minum menurut Pasal 10 ayat (1)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 meliputi:

a. Inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan


penilaian kualitas fisik air minum dan faktor risikonya;
b. Pengambilan sampel air minum dilakukan berdasarkan hasil
inspeksi sanitasi;
c. Pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang
terakreditasi;
d. Analisis hasil pengujian laboratorium;
e. Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut;
f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.

Suatu air bersih yang layak minum merupakan air yang telah lolos

uji kelayakan sesuai aturan yang berlaku. Penyedianya sendiri dapat

bersumber dari berbagai macam jenis. Mulai dari air yang disediakan oleh
6

dinas air minum, air minum dalam kemasan, dan yang baru-baru ini

muncul dan menjadi alternatif penyedia air minum yang lebih murah

adalah air minum isi ulang. Pelaksanaan distribusi air minum bersih bagi

masyarakat pun tak lepas dari pengawasan Pemerintah melalui Dinas

Kesehatan. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi

yang dimiliki setiap warga Negara Indonesia sebagaimana diamanatkan

dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Pengawasan harus dilakukan dengan intensif agar tidak

berdampak dan berisiko pada kesehatan masyarakat yang akan dirasakan

dalam jangka panjang apabila ada pelaku usaha yang hanya bertujuan

mencari keuntungan tanpa memperhatikan standar yang telah ditetapkan,

pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam

memasarkan produk, baik barang maupun jasa.

Kemunculan Depot Air Minum di berbagai daerah dengan

menawarkan harga yang terjangkau sangat membantu para konsumen

untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan. Dalam memenuhi

kebutuhan terhadap air pada khususnya adalah air minum, banyak orang

yang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat praktis. Hal ini dilakukan

untuk memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukan banyak orang dalam

mencari dan memenuhi penghasilan untuk kehidupan sehari-harinya.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat inilah

sering kali memunculkan beragam produk-produk baru yang secara


7

praktis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu dari produk

praktis itu adalah produk air minum isi ulang.

Munculnya air minum isi ulang kini lebih praktis, di dalam

masyarakat sering disebut sebagai Air Minum Isi Ulang (AMIU). Dengan

adanya AMIU masyarakat telah banyak diuntungkan dari aspek ekonomis.

Hal ini juga berbalik menguntungkan bagi pelaku usaha itu sendiri. Para

pelaku usaha kini berlomba-lomba untuk menciptakan air minum isi ulang

yang layak untuk dikonsumsi. Harga air minum isi ulang pada Depot Air

Minum memang lebih terjangkau bila dibandingkan dengan air minum isi

ulang merek terkenal seperti Aqua, Ades, Aquaria, Nestle dan lain-lain.

Selain menawarkan harga yang terjangkau Depot Air Minum juga

menawarkan jasa layanan pesan antar ke rumah konsumen.

Keunggulan lainnya adalah air minum isi ulang memiliki harga


yang tergolong ekonomis bagi masyarakat apalagi kalangan mahasiswa,
meskipun demikian kerapkali beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa air minum isi ulang masih rentan mengandung cemaran bakteri
yang berbahaya bagi kesehatan misalnya bakteri koliform dan bakteri E.
coli (http://parepos.fajar.co.id/2018/07/air-minum-isi-ulang-ekonomis-
tapi-wajib-waspada/).

Hubungan antara pelaku usaha dengan konsumen merupakan

hubungan yang terus menerus dan berkesinambungan. Hubungan

tersebut terjadi karena keduanya memang saling menghendaki dan

mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup tinggi antara yang satu

dengan yang lain. Pelaku usaha sangat membutuhkan dan sangat

bergantung pada konsumen sebagai pelanggan. Tanpa dukungan

konsumen tidak mungkin pelaku usaha dapat mempertahankan


8

kelangsungan usahanya. Sebaliknya kebutuhan konsumen sangat

tergantung dari hasil produksi pelaku usaha.

Perlunya perlindungan konsumen tidak lain karena lemahnya

posisi konsumen dibandingkan posisi produsen. Proses sampai hasil

produksi barang atau jasa dilakukan tanpa campur tangan konsumen

sedikit pun. Perlindungan konsumen secara langsung bertujuan untuk

meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen. Secara tidak langsung,

hukum ini juga akan mendorong produsen untuk melakukan usaha

dengan penuh tanggung jawab.

Maka dari itu tampak bahwa pelaku usaha harus beriktikad baik,

karena meliputi semua tahapan dalam melakukan kegiatan usahanya,

sehingga kewajiban pelaku usaha untuk beriktikad baik dimulai sejak

dimulainya memproduksi sampai dengan tahap penjualan yang

memungkinkan terjadinya kerugian terhadap konsumen dimulai sejak

barang diproduksi.

Kewajiban pelaku usaha memberikan informasi yang benar, jelas

dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta

memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan. Karena

informasi sangat penting bagi konsumen sehingga pentingnya

penyampaian informasi yang benar terhadap konsumen mengenai suatu

produk harus diperhatikan agar konsumen tidak salah terhadap gambaran

suatu produk (Muthiah, 2018:71).


9

Dalam memberikan perlindungan hukum bagi konsumen dengan

cara intervensi, negara melindungi hak-hak konsumen dalam bentuk

peraturan perundang-undangan. Terhadap posisi tawar konsumen yang

lemah tersebut, maka ia harus dilindungi oleh hukum. Hal itu dikarenakan

salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum untuk memberikan perlindungan

kepada masyarakat. Perlindungan hukum kepada masyarakat tersebut

harus diwujudkan dalam bentuk kepastian hukum yang menjadi hak

konsumen.

Dalam hal pemenuhan terhadap perlindungan konsumen telah

ada Undang-Undang yang menjamin tentang kepastian hukum bagi

konsumen itu sendiri yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, selanjutnya disebut dengan

UUPK.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut masalah Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Air

Minum Depot Isi Ulang dalam skripsi ini yang berjudul PERLINDUNGAN

HUKUM TERHADAP KONSUMEN AIR MINUM DEPOT ISI ULANG

DITINJAU DARI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 736/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG TATA

LAKSANA PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan yaitu:


10

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen terkait

pengawasan kualitas air minum depot isi ulang ditinjau dari

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

736/MENKES/SK/VII/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan

Kualitas Air Minum?


2. Bagaimana sanksi hukum terhadap kualitas air minum depot isi

ulang yang tidak memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata

Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum?


C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen air

minum depot isi ulang ditinjau dari Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata

Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.


2. Untuk mengetahui sanksi hukum terhadap kualitas air minum depot

isi ulang yang tidak memenuhi standar Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010

tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.


D. Kegunaan Penelitian

Penulisan skripsi ini disamping mempunyai tujuan juga

diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Akademik

Skripsi ini diharapkan memberikan tambahan dan wawasan tentang

perlindungan hukum terhadap konsumen air minum depot isi ulang,


11

serta memperkaya pengetahuan tentang permasalahan yang ada,

juga bisa bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan dan

bahan untuk menelaah terhadap masalah-masalah tentang

perlindungan hukum terhadap konsumen air minum depot isi ulang.

Penulis juga berharap dapat memberikan sumbangan pustaka

tentang berbagai aspek hukum yang terkait dengan kegiatan usaha

dari pelaku usaha dengan kepentingan konsumen yang beragam.

2. Bagi Kelembagaan

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi pemerintah terutama Dinas Kesehatan, serta mampu

memecahkan masalah-masalah yang ada tentang perlindungan

hukum terhadap konsumen air minum depot isi ulang dan dapat

dijadikan sebagai acuan untuk membentuk peraturan baru yang

dapat melindungi konsumen air minum depot isi ulang dalam

bentuk perlindungan hukumnya. Sehingga jika terjadi kecelakaan

dan permasalahan, konsumen dapat meminta bantuan kepada

pihak yang mempunyai kewajiban. Dan pihak pemerintahan yang

bersangkutan akan membantu menyelesaikan dan membantu

permasalahan yang terjadi.

3. Bagi Sosial / Kemasyarakatan

Bagi masyarakat umum yang membaca dari hasil skripsi ini

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas


12

wawasan dalam bidang perlindungan hukum terhadap konsumen,

bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi konsumen air minum

depot isi ulang mampu menangani dan menyelesaikan masalah-

masalah yang di hadapinya tanpa ada kesulitan sehingga haknya

sebagai konsumen terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai