nilai berharga/ surat PAPIER = kertas berharga Lanjutan….
Istilah surat-surat berharga itu terpakai untuk
surat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran. Ini berarti bahwa surat-surat itu dapat diperdagangkan, agar sewaktu-waktu dapat ditukarkan dengan uang tunai atau negotiable instruments. (Wirjono Prodjodikoro) PENGERTIAN
! Surat berharga adalah merupakan surat yang oleh
penerbit sengaja diterbitkannya sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi.( Abdul kadir muhammad) ! Surat berharga adalah surat bukti tuntutan utang, pembawa hak dan mudah diperjual belikan. (HMN purwosutjipto) ! Surat perniagaan adalah surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan dalam dunia perdagangan,guna untuk memudahkan pemakaian uang yang akan diterima dari pihak ketiga dan untuk mempermudah penagihan piutang dari pihak ketiga. ( CST Kansil). Lanjutan…..
! Surat berharga adalah suatu alat bukti dari suatu
tagihan atas orang yang menandatangani surat itu,tagihan mana dipindahtangankan dengan penyerahan surat itu dan akan dilunasi sesudah itu ditunjukkan.( Boerhanueddin Soetan). ! Negotiable Instrumen adalah permintaan atau janji tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang yang mudah ditransfer dari satu orang kepada orang lain. (Kamus istilah ekonomi dan pasar modal) ! Waarde papier adalah suatu tanda bukti pembayaran utang yang dapat dilakukan dengan memperlihatkan surat tersebut, pemegangnya sudah dianggap sebagai penagih hutang yang berhak. (Kamus istilah hukum) Lanjutan…..
! Surat berharga adalah surat pengakuan
utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. (Pasal 1 angka 10 UU no. 10 / 1998) Lanjutan…..
! Merupakan surat yang berfungsi
sebagai alat bayar ( instrumen pembayaran dalam berbagai transaksi perdagangan sebagai pengganti uang) dan pemegang surat berharga merupakan orang yang berhak atau dianggap berhak melakukan penagihan. SEJARAH
Abad pertengahan (The Middle Ages)
Law of Merchant
Merchantile Court
1807: Perancis – Code de Commerce
1848: Jerman – UU ttg Surat Wesel 1882: Inggris – Bill of Exchange Act 1897: America – Negotiable Instrument Law
Indonesia SURAT BERHARGA DAN SURAT YANG BERHARGA
SURAT BERHARGA SURAT YANG
Surat berharga, Surat BERHARGA yang mempunyai terjemahan dari istilah harga atau nilai, aslinya dalam bahasa terjemahan dari istilah belanda, “waarde aslinya dalam bahasa papier” di negara anglo belanda “papier van saxon dikenal dengan waarde” dalam bahasa isitlah “negotiable inggrisnya “letter of instruments”. value” Lanjutan… SURAT BERHARGA SURAT YANG BERHARGA
Surat berharga adalah surat yang Surat-surat yang mempunyai harga
oleh penerbitnya sengaja diterbitkan atau nilai bukan alat pembayaran, sebagai pelaksanaan pemenuhan penerbitannya tidak untuk suatu prestasi yang berupa diperjualbelikan, melainkan sekedar pembayaran sejumlah uang. Tetapi sebagai alat bukti diri bagi pemegang pembayaran ini tidak dilakukan bahwa dia sebagai orang yang berhak dengan menggunakan mata uang, atas apa yang disebutkan atau untuk melainkan dengan menggunakan alat menikmati hak yang disebutkan di bayar lain. Alat bayar itu berupa dalam surat itu. Bahkan bagi surat yang didalamnya mengandung yang berhak, apabila surat bukti itu suatu perintah kepada pihak ke tiga, lepas dari penguasaannya, ia masih atau pernyataan sanggup untuk dapat memperoleh barang atau membayar sejumlah uang kepada haknya itu dengan menggunakan alat pemegang surat itu. bukti lain (Abdulkadir Muhammad, 1984 : 6). (Abdulkadir Muhammad, 1984 : 4). Lanjutan….
SURAT BERHARGA SURAT YANG BERHARGA
Surat berharga itu Surat yang berharga surat tuntutan utang, adalah surat bukti pembawa hak dan tuntutan utang yang mudah sukar diperjualbelikan diperjualbelikan (Purwosutjipto, 1994 :5), (Purwosutjipto, 1994 :6). FUNGSI
1. Sebagai surat bukti hak tagih ( surat
legitimasi ). 2. Alat pemindahan hak tagih. 3. Alat pembayaran. 4. Pembawa hak . 5. Sebagai objek jual beli ( untuk surat berharga tertentu ) Surat Legitimasi
! Surat legitimasi : surat bukti diri bagi pemegangnya
sebagai orang yang berhak.
! Surat berharga merupakan surat legitimasi,
maknanya: surat tersebut sebagai bukti bagi pemegangnya bahwa dialah orang yang berhak atas tagihan yang tersebut didalamnya. Lanjutan…
Legitimasi
Materiil: bukti bahwa pemegang
Formil: bukti bahwa pemegang surat berharga tersebut surat berharga itu dianggap sesungguhnya adalah orang yg sebagai orang yg berhak atas berhak atas tagihan yang tersebut tagihan tersebut. Diatur dalam didalamnya. Diatur dalam pasal 115 KUHD ( pasal 115 ayat 1 utk wesel, ayat 2 KUHD ttg wesel, dan surat pasal 176 untuk surat sanggup sanggup dan pasal 198 KUHD utk dan pasal 196 utk cek) cek. Lanjutan… ! Menurut pasal –pasal tsb (legitimasi formal), siapa yg memegang surat berharga tersebut, ia harus dianggap sebagai pemegang yang sah.apabila ia bisa membuktikan haknya dg memperlihatkan suatu deretan tak terputus segala endosemen surat itu. ! Secara formal pemegang surat berharga yg dapat menunjukkan persyaratan formal menurut UU dialah sebagai pemegang yang sah. ! Namun legitimasi materiil jg tdk dapat dikesampingkan. JENIS SURAT BERHARGA
DALAM KUHD DI LUAR KUHD
" Wessel Obligasi, " Surat sanggub Bilyet Giro, " Cek Sertifikat Deposito, " Kwitansi-kwitansi Sertifikat Bank Indonesia, " Promes atas tunjuk Travels Cheque, Credit Card/ ATM ! Dari segi fungsinya, dikenal 3 (tiga) macam surat berharga yaitu: 1. Surat yang bersifat hukum kebendaan (zakenrechtelijke papieren). Cth: konosemen (bill of lading) 2. Surat tanda keanggotaan dalam suatu persekutuan (lidmaarschaps papieren). Cth: surat saham. 3. Surat tagihan utang (schuldvorderings papieren). Cth: wesel, cek, surat sanggup, dll). Teori Dasar Mengikat Para Pihak 1. Teori kreasi atau penciptaan ( Creatietheorie ) ! Dikemukakan oleh “Einert” dan “Kuntze” ! Dasar mengikatnya surat berharga antara penerbit dengan pemegang adalah : “perbuatan menandatangani”surat berharga itu. ! Atas dasar penandatanganan itulah menerbitkan tanggung jawab kepada penerbit untuk membayar kepada pemegang surat berharga itu. ! Tanggung jawab penerbit ini juga berlaku terhadap pemegang pertama dan seterusnya. ! Kelemahan teori ini, karena pernyataan sepihak dgn tanda tangan saja tidak mungkin menimbulkan perikatan. Untuk menimbulkan perikatan harus ada persetujuan dua belah pihak, selain itu teori ini juga mengatakan bahwa penerbit tetap bertanggung jawab terhadap pemegang yg jujur atau tidak. Lanjutan….
2. Teori kepantasan ( Redelijkheidstheorie).
! Pelopornya Grunhut. ! Teori ini merupakan kelanjutan teori kreasi, namun dengan pembatasan. ! Menurut teori ini: Dasar mengikatnya juga dengan adanya perbuatan penandatanganan yg dilakukan oleh penerbit, namun penerbit hanya bertanggung jawab atau terikat pada pemegang yang jujur. ! Jadi , menurut teori ini penerbit hanya bertangung jawab terhadap pemegang yg memperoleh surat berharga tersebut secara sah. ! Keberatan terhadap teori ini juga karena timbulnya perikatan karena perbuatan sepihak saja, padahal pernyataan sepihak tidak menimbulkan perikatan. Lanjutan….
3. Teori perjanjian ( Overeenkomsttheorie).
! Pelopornya Thoi. ! Dasar hukum mengikat penerbit surat berharga dengan pemegangnya adalah: “suatu perjanjian yang merupakan perbuatan hukum kedua belah pihak, yaitu penerbit yg menandatangani dan pemegang yg pertama yg menerima surat berharga itu. ! Kelemahan teori ini: apakah penerbit juga harus bertanggung jawab terhadap pemegang yg tidak jujur atau tidak? Apa dasar hukumnya? Lanjutan….
4. Teori penunjukan ( Vertoingstheorie)
! Dikemukakan oleh Land. ! Dasar mengikat menurut teori ini adalah: ”perbuatan penunjukan surat itu kepada debitur”. ! Teori ini tidak cocok dgn kenyataan, karena dalam teori ini tidak ada perjanjian antara penerbit dgn pemegang. ! Permasalahannya : bagaimana pemegang memperoleh pembayaran kalau tidak ada dasar hukumnya? ! Bagaimana kalau penerbit menolak pembayaran terhadap pemegang? Lanjutan….
! Dari keempat teori tersebut, maka teori perjanjian yang
sangat berpengaruh dalam hukum surat berharga . ! Hal ini disebabkan karena: yang merupakan sumber hukum dari perikatan yang timbul pada surat berharga adalah perjanjian antar penerbit dengan pemegang pertama. ! Latar belakang timbulnya surat berharga adalah perjanjian. ! Terbitnya surat berharga merupakan pemenuhan dari perjanjian para pihak ,penerbit dan pemegang surat berharga sudah sepakat untuk menanggung segala akibat jika surat berharga itu dipindahtangankan kepada pemegang berikutnya. ! Pemindahan surat berharga itupun didasarkan juga pada isi perjanjian yg tersurat dalam teks surat berharga itu. Klausula Dalam Surat Berharga
! Atas Pembawa (Aan Toonder, To bearer)
Mudah diperalihkan dengan menyerahkan surat itu saja, dari tangan ke tangan. ! Atas Pengganti (Aan Order, To Order) Peralihannya dengan cara “endosemen” dan penyerahan surat sebagaimana diatur Pasal 613 ayat 3 KUHPerdata. ! Atas Nama (Up Naam) Peralihan harus dengan balik nama dan membuat akta otentik atau akta dibawah tangan. Syarat-syarat Surat Berharga 1. Syarat Umum KUHD Hukum Bisnis Commercial Paper Indonesia (Joni E) (Charles M. Weber)
Nama Surat Berharga Nama surat berharga Must be in writing
Perintah/Janji tak Jumlah tertentu Must be sign by marker or Bersyarat drawer Nama orang yang harus Perintah/janji tak Must contain a promise or membayar bersyarat order Penunjukan hari gugur Nama orang yang harus Promise or order must be membayar unconditional Penunjukan tempat Penetapan hari bayar Must be specify a sum certain Nama orang Tanggal dan tempat Must be payable money penerbitan Penyebutan tanggal, tempat Tanda tangan Penerbit Must be on demand or at surat berharga diterbitkan definite time Tanda tangan penerbit Kesimpulan
1. Harus berbentuk tertulis
2. Harus punya nama 3. Tanda Tangan 4. Jumlah tertentu 5. Perintah / janji tanpa syarat 6. Ada kata perintah atau janji membayar 7. Nama orang yang harus membayar 8. Hari pembayaran 2. Syarat Khusus # Sesuai dengan bentuk surat berharga Contoh: Wesel: “Bayarlah surat Wesel ini kepada…” (Perintah) # Nomor seri CONTOH BILYET GIRO UPAYA TANGKISAN
Upaya • Cacat Bentuk
• Daluarsa Tangkisan • Kelalaian formalitas dalam Absolute hal melakukan hak regres