Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS VALIDITAS ISI, VALIDITAS EMPIRIS DAN RELIABILITAS

A. Validitas

Validitas berasal dari kata ’’validity’’ yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur
dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran
tersebut. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan
instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Suatu skala atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Jenis-jenis Validitas

1. Validitas Tes
a. Validitas Rasional
1) Validitas Isi
Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan
proses analisis logis, dengan dasar ini dia berpendapat bahwa validitas isi
berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang
sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya
validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya
belum tentu benar.
2) Validitas Konstruk

Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang
berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang
diukurnya. Sebuah tes dikatakan memeiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan
instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut
sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instrusional. Seperti halnya validitas isi,
validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal
dengan setiap aspek dan tujuan instrusional khusus. Pengajarannya berdasarkan logika, bukan
pengalamannya.
3)

4) Validitas Ramalan
b. Validitas Empiris
Istilah validitas empiris memuat kata empiris yang artinya pengalaman. Sebuah
instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari
pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat diakui jujur oleh
masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut memang
jujur.
1) Validitas Ramalan
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada
istilah ’’sesuai’’ tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil tes
dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang
telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada
sekarang).
2) Validitas Bandingan
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu menganai hal yang akan
datang yang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau
validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang.

2. Validitas Item

Rumus kolerasi product moment ada dua macam, yaitu:


a. Korelasi product moment dengan simpangan, dan
b. Korelasi product moment dengan angka dasar.

Rumus korelasi product moment dengan simpangan:


∑ 𝑥𝑦
rxy =
√(∑ 𝑥2 )+(∑ 𝑦2 )

Dimana :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan (x =
X - 𝑋̅ 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑌 − 𝑌̅)
∑ 𝑥𝑦 = jumlah perkalian x dengan y
x2 = kuadrat x
y2 = kuadrat y
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

Dimana :
rxy = koefisien antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasi.

B. Reliabilitas
C. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.
Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak
berarti.
D. Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabilaa sudah
memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instrumen evaluasi harus valid menyangkut
harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan. Dalam hal reliabilitas ini
tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak
lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar,
maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik
adalah yang dapat dengan ajeg memberikan data data yang sesuai dengan kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai