PENILAIAN OBLIGASI
Definisi obligasi : Surat hutang (pada umumnya berjangka panjang) yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan atau pemerintah.
Disebut Surat berharga karena: pemegang obligasi memiliki klaim terhadap pembayaran
bunga dan pokok pinjaman yang telah ditetapkan, contoh obligasi yang diterbitkan
pemerintah : Treasury-Bills (obligasi jangka pendek), Treasury-Notes (obligasi jangka
menengah), dan Treasury Bonds (obligasi jangka panjang) yang diterbitkan oleh Pemerintah
AS.
Pemerintah Indonesia saat ini tidak menerbitkan obligasi, contoh obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan : PLN dan Jasa Marga
Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi perusahaan
atau pemerintah karena pada umumnya memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif
murah karena merupakan proses hutang secara langsung kepada masyarakat (supplier
modal)
Nilai nominal obligasi/ par value adalah nilai yang akan dibayar oleh penerbit obligasi kepada
pemegang obligasi pada tanggal yang telah ditentukan di masa mendatang. Nilai nominal
tersebut tertera pada obligasi.
Tanggal jatuh tempo obligasi atau maturity date adalah tanggal dimana nilai nominal dibayar
kepada pemegang obligasi (bondholders)
Pembayaran bunga kupon atau coupon interest payment adalah sejumlah uang yang
dibayarkan secara berkala (misalnya setiap satu tahun atau 6 bulan) kepada pemegang
obligasi.
Obligasi dengan bunga tetap (fixed): pembayaran bunga adalah tetap dan ditentukan pada
saat obligasi diterbitkan.
Obligasi yang bersifat floating atau mengambang: pembayaran bunga menyesuaikan dengan
perubahan suku bunga pasar.
Obligasi yang memberikan bunga tidak tetap (floating) lebih sukar diukur nilainya dengan
pendekatan discounted cash flow karena arus kas masuk (berupa pembayaran bunga) adalah
tidak pasti.
n 1 M
VB = PV = ∑ +
t=1
(1+kd)t (1+kd)n
Atau:
Dimana:
VB = Nilai obligasi
I = Pembayaran bunga obligasi/ kupon
k = Suku bunga yang berlaku
M = Nilai nominal obligasi
N = Usia obligasi yang tersisa
Contoh soal:
Obligasi dengan usia 3 tahun, nilai nominal 1000,- memberikan kupon 50 setiap tahun, suku
bunga yang berlaku di pasar 7%, Berapakah nilai obligasi tersebut?
Contoh:
Obligasi dengan bunga 15%, nilai nominal 1000,-, usia 15 tahun, suku bunga yang berlaku 15%
V = I (PVIFA,k,n) + M (PVIF,k,n)
I = 15% X M
= 15& X 1000 = 150
K = 15%
M = 1000
n = 15 tahun
V = 150 (PVIFA, 15%, 15) + 1000 (PVIF, 15%, 15)
= 150 (5,8474) + 1000 (0,1229)
= 877,11 + 122,9
= 1000,-
Bisa disimpulkan bahwa jika bunga obligasi sama dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor pada obligasi (Kd), nilai obligasi sama dengan nilai nominalnya.
Harga obligasi dipasar sekunder berfluktuasi menyesuaikan diri dengan tingkat bunga yang
berlaku di pasar.
Jika suku bunga naik, investor juga akan menaikkan tingkat keuntungan yang disyaratkan
pada obligasi.
Nilai obligasi dipasar sekunder akan naik jika suku bunga atau tingkat keuntungan yang
disyaratkan pada obligasi (Kd) turun. Ini terjadi karena bunga obligasi tetap tetapi tingkat
keuntungan yang disyaratkan turun sehingga obligasi menjadi lebih menarik, otomatis
harganya akan naik.
Sebaliknya jika suku bunga atau tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi naik,
maka harga obligasi akan turun.
Kesimpulannya : jika bunga obligasi lebih besar dari Kd, harga obligasi lebih besar dari nilai
nominalnya. Jika bunga obligasi lebih kecil dari Kd, harga obligasi lebih kecil dari nilai
nominalnya.
Contoh:
Obligasi pada contoh sebelumnya.
Setahun setelah obligasi tersebut diterbitkan, berapa nilai obligasi jika: 1) Kd tetap 15%, 2) jika
Kd = 10% dan 3) jika Kd = 20%.
Obligasi yang dijual dibawah nilai nominalnya disebut obligasi diskon (discount bonds) dan
obligasi yang dijual di atas nilai nominalnya disebut obligasi premi (premium bonds).
Berapapun suku bunga yang berlaku (Kd), harga obligasi discount dan premium akan kembali
ke nilai nominalnya pada saat obligasi jatuh tempo, Mengapa?
Karena pada saat jatuh tempo, pemegang obligasi hanya menerima nilai nominal, tidak lebih
dari itu.
1368
Semakin panjang usia obligasi, semakin besar perubahan harga obligasi terhadap perubahan
suku bunga (Kd).
Obligasi berusia panjang lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga dari pada obligasi
yang berusia lebih pendek.
Obligasi yang panjang dikatakan memiliki intereset rate risk yang lebih tinggi.
Interest rate risk adalah: risiko kerugian akibat turunnya harga obligasi karena kenaikan suku
bunga.
Semakin panjang usia suatu obligasi, semakin besar premi risiko yang disyaratkan pada
tingkat keuntungan obligasi tersebut.
Contoh:
Obligasi dengan usia 15 tahun, nilai nominal 1000,- bunga obligasi 15%, bunga dibayar tiap 6
bulan, suku bunga yang berlaku 10%
I = 150 = 75
2 2
M = 1000
Kd/2 = 10%/2 = 5%
2n = 2 (15) = 30
V = 75 (PVIFA, 5%,30) + M (PVIF, 5%, 30)
= 75 (15,3725) + 1000 (0,2314)
= 1152,94 + 231,40
= 1384,34
Untuk menghitung obligasi yang membayar bunga setiap 3 bulanan, maka Kd dibagi 4 dan n
dikalikan 4, Untuk obligasi yang membayar bunga setiap empat bulanan, Kd dibagi 3 dan n
dikalikan 3.
n I call price
VB = PV = ∑ +
t=1
(1+kd)t (1+kd)n
Dimana:
VB = Nilai Obligasi yang Callable
N = Grace periode
Pada umumnya untuk obligasi dengan risiko sama, investor mensyaratkan suatu tingkat
keuntungan yang lebih tinggi pada obligasi callable dari pada obligasi biasa.
Hal ini disebabkan karena hak menarik kembali obligasi sebelum jatuh tempo merupakan
keuntungan bagi penerbit dan kerugian bagi pemegang obligasi (misalnya investor tidak
dapat menikmati keuntungan dari kenaikan harga obligasi di pasar sekunder pada saat suku
bunga turun karena obligasi ditarik kembali pada call price).menyadari hal ini investor
mensyaratkan premi yang lebih tinggi pada obligasi callable