DI SUSUN OLEH:
Kelompok 13
Kelas 02
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB. I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................ 2
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................ 2
BAB. II. PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN NONFORMAL ......................... 3
B. ASAS-ASAS PENDIDIKAN NONFORMAL ......................... 4
C. FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN NONFORMAL ............. 6
D. JENIS-JENIS DAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL .. 7
BAB.III. PENUTUP ...................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ........................................................................... 15
B. SARAN ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan
oleh lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia
untuk mencari cara yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang
dialaminya. Masih banyaknya warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke taraf
yang memungkinkan mereka menggeluti profesi tertentu, menuntut upaya-upaya
untuk membantu mereka dalam mewujudkan potensi yang dimilikinya agar dapat
bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
Sejauh ini, anggaran yang berkaitan dengan pendidikan mereka masih
terbatas, sehingga berbagai upaya untuk dapat terus mendorong keterlibatan
masyarakat dalam membangun pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Hal
ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan
mendorong masyarakat untuk terus berpartisipasi aktif di dalamnya.
Penerapan pendidikan nonformal dengan memberikan bekal keterampilan
kepada warga belajar untuk dapat bekerja, atau mengembangkan usaha mandiri
sebagai wirausahawan dalam berbagai jenis keterampilan.
Mereka yang putus sekolah dan tidak sempat mengikuti pendidikan formal
karena berbagai kondisi, diberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti
pendidikan nonformal, diantaranya program pendidikan kecakapan hidup (life
skill) sehingga mereka mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Sejalan dengan berbagai kemajuan dalam bidang pendidikan khususnya
pendidikan nonformal, terdapat masalah dan kendala yang perlu dicarikan
alternatif solusinya. Salah satu masalah yang cukup menonjol adalah masalah
pemerataan pendidikan, dimana masyarakat pedesaan, masyarakat terpencil dan
terisolir masih belum terjangkau oleh pendidikan formal dan dapat dijangkau
dengan pendidikan nonformal. Kelompok masyarakat ini perlu mendapat
perhatian, sehingga kualitas dan taraf hidupnya dapat ditingkatkan, sehingga
keberadaan mereka perlu diketahui untuk dapat merancang program-program
pendidikan nonformal yang relevan dengan kebutuhan belajar mereka.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan nonformal ?
2. Apa sajakah asas-asas pendidikan nonformal ?
3. Apakah fungsi dan tujuan pendidikan nonformal ?
4. Apa sajakah jenis-jenis dan satuan pendidikan nonformal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pendidikan nonformal
2. Untuk mengetahui asas-asas pendidikan nonformal
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan nonformal
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dan satuan pendidikan nonformal
3
BAB II
PEMBAHASAN
sikap, nilai, dan kebiasaan. Pada dasarnya kegiatan tersebut menjadi akar untuk
tumbuhnya perbuatan mendidik yang dikenal dewasa ini. (Sudjana (2001: 63))
Dikalangan masyarakat, program-program pendidikan nonformal sering di
koordinasikan dan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Masyarakat. Tim
pengerak Pembina kesatuan pada tingkat kelurahan dibina oleh para lurah/kepala
desa. Diluar itu, organisasi-ogranisasi wanita seperti Dharma Wanita dalam
program bakti sosial kepada masyarakat sering kali melaksanakan program-
program dalam bentuk paket program pendidikan nonformal. Pendidikan non
formal sifatnya lebih fleksibel dalam arti luas waktu penyelenggaranya
disesuaikan dengan kesempatan yang ada artinya dapat beberapa bulan, tahun
ataupun hari, sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat digunakan untuk
memperoleh kecakapan atau keterampilan yang dapat digunakan dalam menopang
kehidupannya.
Adapun Konsep Dasar Pendidikan Non Formal ada 3 jenis, yaitu :
a. Pendidikan Nonformal sebagai Suplemen adalah dimana pendidikan nonformal
sebagai penambah (suplemen). Dimana seseorang yang sudah menamatkan
pendidikan formal ingin menambah pengetahuan/keterampilan kecakapan
hidupnya dia bisa mengikuti pendidikan tambahan berupa pendidikan kursus dan
kecakapan hidup.
b. Pendidikan Nonformal sebagai Kompelen (Pelengkap) dimana pendidikan
Nonformal sebagai pelengkap seseorang dalam memenuhi pendidikan Formalnya.
c. Pendidikan Nonformal sebagai Substituti (Pengganti) dimana seseorang yang
sama sekali tidak menikmati pendidikan Formal dia dapat mengikuti Pendididkan
Nonformal sebagai Pengganti . Contoh seseorang yang tidak pernah belajar di SD
mereka dapat mengikuti Program Paket A begitupun juga paket B dan C.
(1) Asas kebutuhan meliputi kebutuhan hidup manusia (human needs), kebutuhan
pendidikan (educational needs), dan kebutuhan belajar (learning needs).
Kebutuhan hidup adalah jarak antara kebutuhan fisiblogis, rasa aman, sosial,
penghargaan, dan/atau aktualisasi diri yang dimiliki saat ini dengan kebutuhan
tersebut yang hams atau diharapkan terpenuhi.
Kebutuhan pendidikan adalah jarak antara tingkat pendidikan atau
kemampuan yang dimiliki pada saat ini dengan tingkat pendidikan atau
kemampuan yang seharusnya atau diharapkan dipenuhi. Kebutuhan belajar adalah
peryataan tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai tertentu yang
ingin dipenuhi melalui kegiatan pendidikan nonformal.
(2) Pendidikan sepanjang hayat (lift-long education) adalah prinsip bahwa
pendidikan dilakukan sepanjang hayat dengan keserasian antara pendidikan
formal, nonformal, dan informal. Pendidikan sepanjang hayat adalah upaya sadar
untuk menumbuhkan kegiatan belajar sepanjang hayat (life-long learning).
Penerapan asas pendidikan sepanjang hayat dalam pendidikan nonformal
ini menyebabkan adanya tiga ciri umum pada jalur pendidikan nonformal, yaitu :
a. Pendidikan nonformal memberikan pendidikan secara wajar dan luas kepada
setiap orang sesuai dengan peredaan minat, usia dan kebutuhan belajar masing-
masing;
b. Pendidikan nonformal diselenggarakan dengan melibatkan peserta didik dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses, hasil dan dapak program
kegiatan belajar;
c. Pendidikan nonformal memiliki tujuan-tujuan ideal yang terkandung dalam
proses pendidikannya. (Sudjana, 2004;230)
(3) Relevansi dengan pembangunan masyarakat merupakan wilayah utama
pendidikan nonformal. Fungsi pendidikan nonformal adalah untuk membelajarkan
sumber daya manusia (human resource development) sebagai subjek
pembangunan masyarakat sehingga mereka memiliki budaya, berorganisasi
(community organization) dan, pengembangan ekonomi (economic development)
di masyarakat baik pedesaan maupun perkotaan.
6
etos kerja yang tinggi, (2) menguasai banyak ilmu dan keterampilan, (3) memiliki
sikap mental yang konsisten yang diwujudkan dalam komitmennya pada bidang
pekerjaan tertentu (profesional), (4) memiliki semangat dan kemampuan bersaing
(kompetitif), dan (5) memiliki budaya yang didasari pada nilai-nilai agama dan
humanisme.
5. Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan keaksaraan sebagai salah satu layanan pendidikan non formal untuk
membelajarkan warga masyarakat buta aksara, dan sebagai suatu pendekatan
pembelajaran, merupakan cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang
dalam menguasai dan menggunakan keterampilan membaca, menulis, berhitung,
mengamati dan menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta
memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar.
Untuk mencapai hal tersebut, pendidikan keaksaraan diselengarakan dengan
prinsip ;
1) Konteks lokal, adalah bahwa pembelajaran pendidikan keaksaraan dilaksanakan
berdasarkan minat, kebutuhan, pengalaman, permasalahan dan situasi lokal serta
potensi yang ada di sekitar warga belajar.
2) Desain lokal, tutor bersama warga belajar perlu merancang kegiatan pembelajaran
di kelompok belajar, sebagai jawaban atas permasalah, minat dan kebutuhanwarga
belajar
3) Partisipatif, tutor perlu melibatkan warga belajar berpartisipasi secara aktif, dari
mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil warga belajar .
4) Fungsionalisasi hasil belajar, dari hasil pembelajarannya warga belajar diharapkan
dapat memecahkan masalah keaksaraannya dan meningkatkan mutu dan taraf
hidupnya.
Strategi pembelajaran pendidikan keaksaraan
Dalam rangka mengembangkan kemampuan warga belajar dalam menguasai dan
menggunakan keterampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati dan
menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan
potensi yang ada di lingkungan sekitar, maka strategi pembelajaran yang
diterapkan adalah; membaca, menulis, berhitung, diskusi dan aksi (Calistungdasi).
11
Lumbung Belajar adalah tempat disebut gudang ilmu, tempat yang dapat
disinggahi oleh warga belajar yang ingin mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan. Jenis lumbung belajar juga di Nunukan, Entikong, dan Hongkong.
Layanan jemput bola adalah layanan pendidikan yang bersifat aktif, yang
bergerak mendatangi dan menjangkau peserta didik yang mengalami hambatan
atau kesulitan untuk datang ke tempat pembelajaran, biasanya juga tutor
kunjungan. Tugas tutor disini sangat berat, ia harus mendatangi warga yang ingin
belajar yang lokasinya cukup jauh, bahkan tutor menggunakan para layang untuk
mencapai sasaran karena letak geografis yang bergunung dan berlembahseperti di
kawasan Indonesia Timur.
Home schooling adalah proses layanan pendidikan yang dilakukan secara
teratur, terarah, dan terencana dilakukan oleh orang tua/ keluarga di rumah atau di
tempat-tempat lain, dimana proses belajar berlangsung dalam suasana kondusif
dengan tujuan agar semua potensi anak yang unik dapat berkembang secara
maksimal.
E-Learning merupakan situs percontoh penggunaan teknologi komunikasi
untuk alternatif sistem belajar.
Diverifikasi layanan ini dilakukan sebenarnya untuk memberikan layanan
kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam hal keterbatasan dari sisi
waktu, keterbatasan ekonomi, dan keterbatasan sosial.
Tugas Tutor (tenaga pengajar) dan penyelenggaraan pendidikan nonformal
sangat berat, bila melihat karakteristik sasaran pendidikan nonformal yang
beragam, apalagi anggaran untuk pendidikan nonformal di Indonesia cenderung
tidak sebanding dengan anggaran untuk pendidikan formal. Padahal pendidikan
nonformal sendiri memiliki andil besar dalam membantu pembangunan
pendidikan di Indonesia. Seperti dikatakan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nonformal sebagai penambah, pengganti dan pelengkap pendidikan
formal, tetapi pendidikan nonformal memberikan warna tersendiri bagi lulusannya
yaitu bagaimana memberdayakan diri, untuk menolong diri sendirinya. Meskipun
tantangannya kini semakin beragam dan begitu kompleks.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pengertian Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12
“Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang”. Sehingga berdasarkan
beberapa sumber, pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara
teratur, dengan sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-
peraturan yang tetap¸ seperti pada pendidikan formal yang ada di sekolah.
B. Saran
Menurut kami, warga masyarakat lebih meningkatkan peranan pendidikan
nonformal dilingkungannya karena tingkat pengangguran di Indonesia semakin
meningkat. Selain itu, tingkat masyarakat yang buta aksarapun semakin banyak
sehingga melalui pendidikan nonformal masyarakat Indonesia diharapkan dapat
mengenyam pendidikan walau hanya pendidikan baca-tulis.
16
DAFTAR PUSTAKA