Anda di halaman 1dari 4

Teknologi Manufaktur

manu = tangan Manufaktur adalah proses mengubah(baik secara


Manufaktur manual ataupun dengan mesin) dari bahan mentah
factum = buat menjadi bahan jadi atau setengah jadi.

Secara mendasar, manufaktur adalah mendesain sesuatu dari yang hanya berupa konsep hingga menjadi
benda yang dapat bekerja atau bermanfaat.

Desain
Memilih teknologi dan proses yang paling tepat untuk
Hal-hal yang dilakukan di Produk
memproduksi
manufaktur
Rencana dan desain pabrik untuk memproduksi
Mengamati, mengatur, merawat dan melakukan perbaikan

Manufaktur meliputi bidang proses dan produk yang sangatlah luas. Manufaktur
meliputi produk dari makanan, komponen elektronik, hingga sistem kendali pesawat termasuk
ke dalam indutri manufaktur. Teknik manufaktur telah berkembang sejak 10000 tahun yang
lalu sejak manusia nomaden mulai menetap di suatu daerah dan mulai bercocok tanam. Mereka
mulai mempelajari berbagai sistem untuk memaksimalkan hasil mereka.
Insinyur manufaktur saat ini dituntut menerapkan prinsip-prinsip ilmiah untuk produksi
barang. Insinyur manufaktur bertugas mendesain proses dan sistem untuk membuat produk
dengan fungsi yang diperlukan, kualitas tinggi, dengan harga terendah, dan cara yang ramah
lingkungan.
Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun kimia
untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan
komponen suatu produk. Proses manufaktur membutuhkan komponen-komponen sedrehana
untuk diproses sehingga menjadi barang yang lebih kompleks. Misalnya kompoen seperti baut,
mur, plat besi an lain-lain yang meripakan komponen dasar yang dapat dirakit
menjadi komponen lebih rumit dan mempunyaoi nilai yang lebih besar da berguna.
Proses permesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagaian
bahan dengan maksud untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses pemesinan
yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping),
proses penggurdian (drilling), proses pembubutan ( turning), proses penyayatan/frais (milling),
proses gergaji (sawing), proses broaching, dan proses gerinda (grinding).
Sejarah Awal Perkembangan Dunia Manufaktur

Sejarah perkembangan manufaktur dimulai sejak era kerajinan tangan. Pada masa itu
serikat pekerja kerajinan tangan memiliki gagasan untuk meningkatkan kecakapan dan
keterampilan menggunakan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Perkembangan industri manufaktur berlanjut saat terjadi revolusi industri yang
dimotivasi oleh ditemukannya teknologi mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769. Setelah
itu pada tahun 1776 buku Adam Smith yang berjudul The Wealth of Nations sangat
mempengaruhi produktivitas para pekerja tangan. Produktivitas para pekerja pada saat itu
meningkat sampai lima kali lipat. Buku tersebut berisi tentang manajemen pembagian tugas
dalam pembuatan produk. Seiring dengan populernya buku Adam Smith, pada tahun 1780 Eli
Whitney menyempurnakan perkembangan industri manufaktur yang sudah ada dengan konsep
pertukaran suku cadang (interchangeable parts) dalam pembuatan produk. Konsep ini
memungkinkan komponen/part dibuat tidak harus di satu tempat. Ukuran dibuat dengan
standar yang sama di setiap tempat dengan toleransi yang telah disepakati.
Fredrick Winslow Taylor kemudian melanjutkan era perkembangan manufaktur di
masa berikutnya. Taylor memperkenalkan konsep-konsep baru yang dapat diterapkan industri
manufaktur yaitu work design, method study, work measurement/time study, production
scheduling, piece rate system, shop managementdan lain-lain. Konsep Taylor tersebut
diinspirasi oleh Towne dan George Wentworth seorang professor matematika dari Philips
Exeter Academic Towne. George adalah orang pertama yang memperkenalkan motode
penentuan batas waktu penyelesaian suatu pekerjaan.
Kemudian industri manufaktur terus berkembang dengan semakin banyaknya konsep-
konsep baru. F.W Taylor pada tahun 1909 mempopulerkan konsep barunya yang diberi
nama The Principle of Scientific Management kepada dunia industri, meskipun pada awalnya
konsep Taylor kurang mencuri perhatian dunia namun konsep ini dinilai cukup berhasil.
Frank Gilberth membuat konsep yang terpengaruh oleh konsep yang dibuat oleh
Taylor. Konsep Gilberth melengkapi konsep Taylor dengan memperkenalkan hasil analisanya
tentang gerakan dasar dari kegiatan manusia (The fundamental motion of human actifities)
atau basic motions atau lebih dikenal dengan nama therblig. Selain itu dia juga
memperkenalkan hasil studinya mengenai gerakan dari bagian-bagian tubuh (the motion of part
of human body). Dibantu oleh istrinya yang seorang psikolog, Gilberth akhirnya berhasil
memberikan perkembangan besar pada industri manufaktur. Konsepnya menghasilkan ilmu
baru yang disebut Human factors engineering.
Selanjutnya Henry Laurence Grantt rekan dari F. W Taylor turut serta menyumbangkan
idenya untuk perkembangan industri manufaktur yang disebut dengan konsep Gantt Chart.
Konsep Gantt berisi efektifitas penjadwalan kerja mesin-mesin di lantai produksi. Konsep
Gantt digunakan sebagai alat perencanaan, pemantauan, dan pemanfaatan produksi.
Konsekuensi dari setiap konsep produksi di atas adalah menurunnya peranan para
pekerja dalam ‘perencanaan’ dan ‘pengendalian’ proses produksi. Setiap permasalahan
tersebut diserahkan pada kelompok ‘manajer’ dan para ‘spesialis’. Para pekerja pada akhirnya
hanya berfokus pada perhatian dan keterampilan proses operasi.
Sebenarnya pada masa itu Jepang justru terganggu dengan konsep spesialisasi yang
dikembangkan oleh F.W Taylor. Di Jepang para pekerja pabrik dibekali keterampilan yang
relatif luas sehingga pekerja di Jepang sangat mungkin untuk dirotasi secara bebas antara
berbagai tugas. Konsep Taylor yang memisahkan secara kaku peran dan tugas dari pekerja dan
manajer membuat para pekerja di sana menjadi sulit untuk dirotasi seperti sebelumnya.
Perkembangan di dunia industri manufaktur dipengaruhi oleh perkembangan industri
automobil dengan prisip the better, the cheaper, the sooner and more agile production (makin
baik, makin murah, makin cepat dan makin cerdas dalam memproduksi). Dalam sejarahnya,
industri automobil mengalami dua kali perubahan yang sangat mendasar. Perubahan pertama
terjadi terjadi setelah Perang Dunia I ketika Henry Ford dan Alfread Sloan merubah cara
produksi satuan menjadi produksi masal (Mass Production System).Sedangkan perubahan ke
dua terjadi setelah Perang Dunia II ketika Eiji Toyoda dan Taichi Onho dari Toyota Motor
Company mempelopori penerapan Just in-Time yang kemudian diadaptasi oleh banyak
indsutri automobile di dunia.
Henry Ford memulai usaha automobilnya pada tahun 1903 dengan perusahaan bernama
Ford Motor Company. Setiap unit mobil dibuat dan dirakit oleh orang yang sudah sangat
terampil (craftman) pada satu lokasi. Apabila ada komponen yang tidak sesuai atau tidak
berfungsi atau tidak bisa dirakit dengan komponen lain maka komponen tersebut akan
diperbaiki atau membuat kembali dari awal sampai komponen tersebut sudah sesuai dan dapat
digunakan. Mengingat seringnya kesalahan terjadi maka pada masa itu lah konsep standarisasi
Whitney mulai digunakan dan semakin popular.
Di tahun 1908 Ford memodifikasi cara kerja para tukang dengan menetapkan
spesialisasi pekerjaan pada setiap tugasnya. Cara ini terbukti lebih efesien dari sebelumnya.
Namun memiliki kekurangan yaitu kecepatan penyelesaian tugas yang tidak seragam
menyebabkan pekerja yang menyelesaikan tugasnya lebih cepat seringkali menunggu pekerja
yang lebih lambat. Maka pada tahun 1913, Ford melakukan inovasi dengan mengembangkan
sistem perakitan berjalan (moving assembly system). Dengan sistem ini komponen akan
berpindah dari stasiun kerja satu ke stasiun kerja berikutnya sedangkan para pekerja tetap diam
di stasiunnya masing-masing. Hasilnya kecepatan perakitan yang semula 13 jam per unit kini
turun menjadi 1,5 jam per unit. Sistem ini kemudian dikenal dengan mass production system.
Baru pada tahun 1935 keluarga Toyoda yang pada awalnya memiliki industri tekstil
mendirikan industri automobil yang diberi nama Toyota Motor Company. Karena sentuhan
produksinya masih kasar dan tidak menggunakan konsep yang baik maka volume dan kualitas
produk yang dihasilkannya pun masih sangat rendah. Mendengar kisah sukses Ford Motor
Company dalam menerapkan mass production system, Eiji Toyoda kemudian berangkat ke
Amerika Serikat untuk mempelajari sistem tersebut di pabrik Ford River Rouge. Di sana beliau
menemukan fakta lapangan bahwa semua komponen, sub-rakitan dan rakitan produk tersebut
sepenuhnya dikerjakan dalam satu lokasi pabrik. Akibatnya ukuran pabrik terlalu besar.

Berkembangnya Teknologi Manufaktur

Jika sebagian orang bersikukuh bahwa produk-produk zaman dahulu lebih kuat
daripada sekarang memang tidak salah. Sebagian besar produk-produk generasi awal memang
over-design. Didesain dengan kekuatan yang berlebihan. Mengapa demikian? Ini dikarenakan
teknologi manufaktur dahulu belum sebanyak dan semaju sekarang. Sebagai contoh
mekanisme pemutar kaset dari tahun 70-an semuanya menggunakan pelat besi. Tetapi kini
hampir semuanya terbuat plastik. Ini disebabkan pada tahun 70-an teknologi injection molding
untuk memproses plastik belum semaju sekarang hingga engineer atau designer zaman dahulu
tidak memiliki pilihan lain kecuali membuatnya dari pelat besi. Selain itu karena serba manual
dan mekanis maka komponen-komponennya pun berukuran besar, tebal dan kaku. Sudah besar,
tebal, kaku, dari logam pula. Tidak heran meski terjatuh dar meja sekalipun produk tersebut
masih bisa berfungsi dengan baik.
Karena diproduksi serba kuat maka ia membutuhkan bahan yang lebih banyak dan kuat
sehingga harganya pun mahal. Tidak heran jika produk-produk zaman dahulu meski
berteknelogi sederhana tetapi harganya mahal. Hal ini salah satunya disebabkan oleh biaya
bahan dan biaya produksi yang cukup tinggi. Karenanya pada zaman itu sedikit sekali orang
memiliki radio apalagi televisi. Adanya tuntutan konsumen untuk membuat barang-barang
lebih murah, teknologi elektronik yang semakin maju dan akhirnya beranjak ke digitalisasi,
lalu didukung dengan alat-alat permesinan dan teknologi manufaktur yang semakin canggih
akhirnya mendorong produk-produk elektronik menjadi semakin kecil dan padat. Ukurannya
yang semakin kecil membuatnya semakin sulit dibuat dari logam akan tetapi pada saat yang
bersamaan plastik menawarkan solusinya. Apalagi ketika digitalisasi menggantikan teknologi
analog maka sedikit demi sedikit komponen mekanik menghilang dari produk-produk
elektronik.
Tahun berganti tahun semakin marak inovasi-inovasi yang diciptakan oleh manusia
demi terpenuhinya kualitas manufaktur yang lebih efektif dan efisien. Target pertumbuhan
manufaktur dapat dicapai lebih optimal apabila para pelaku industri manufaktur
mengimplementasikan teknologi yang andal dan menerapkan teknologi inovasi untuk
meningkatkan kapasitas produksi yang berkualitas kelas dunia.
Untuk memenuhi kebutuhan para pelaku manufaktur, perusahaan pembuat dan pencipta
produk Autodesk menunjuk PT Sinergi Wahana Gemilang sebagai distributor Autodesk
Product Design Suite, Factory Design Suite, Inventor, AutoCAD Mechanical, AutoCAD
Electrical, Simulation Moldflow, Simulation Mechanical, Simulation CFD, Vault Office, Vault
Collaboration, Vault Pro di Indonesia.

Sumber:
Kosky, Phillip. 2010. Exploring Engineering An Introduction to Engineering and Design. San
Diego: Elsevier

https://www.engineering.unsw.edu.au/mechanical-engineering/manufacturing-engineering,
https://ebitfrista.wordpress.com/2016/10/05/sejarah-awal-perkembangan-dunia-manufaktur/
https://prdmanufacturing.wordpress.com/2015/12/03/berkembangnya-teknologi-manufaktur-
dari-zaman-ke-zaman/

Anda mungkin juga menyukai