Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN PABRIK GLYCEROL DARI EPICHLOROHYDRIN DAN

SODIUM HIDROKSIDA

Disusun Oleh:
NORLIANA 1610814320009
RABIAH 1610814120012

Dosen Pembimbing:

Dr. Isna Syauqiah, S.T., M.T

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beberapa tahun belakangan ini perkembangan industry kimia diindonesia
meningkat cukup besar, meskipun agak terganggu akibat krisis ekonomi yang
melanda sejak tahun 1998. Namun akhir-akhir ini pabrik-pabrik kimia yang
diharapkan dapat membantu untuk menyerap tenaga kerja dan menambah
devisa Negara mulai banyak dibangun. Perkembangan industry sebagian besar
dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang diarahkan untuk
menciptakan struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang yaitu struktur
ekonomi dengan titi berat industry maju yang didukung oleh sektor-sektor lain
yang tangguh. Dengan adanya globalisasi perdagangan, seyogyanya memacu
kita untuk lebih cermat menemukan trobosan trobosan baru sehingga produk
yang dihasilkan mempunyai daya saing tinggi, efektif dan efisien disamping
harus ramah terhadap lingkungan.
Perkembangan sektor itu sendiri sangat diharapkan lebih memacu tingkat
perkembangan perekonomian Indonesia dengan cara adanya peningkatan
kesempatan dan pemerataan kerja, meningkat ekspor sekaligus menghemat
devisa Negara dengan memanfaatkan sumber daya alam dan energy serta
sumber daya manusia yang adaa. Salah satu produk industry kimia yang
dibutuhkan saat ini dan akan terus meningkat dimasa yang akan datang adalah
gliserol.
Glycerol merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan pada berbagai
industry, misal obat-obatan, bahan makanan, kosmetik, pasta gigi, industry
kimia. Glycerol dapat digunakan juga sebagai obatan. Untuk mencukupi
kebutuhan bahan glycerol di Indonesia masih mendatangkan dari luar negri.
Dilihat dari banyaknya kebutuhan bahan glycerol waktunya didirikan pabrik
di Indonesia. Kebutuhan glycerol di Indonesia sampai saat ini masih diimpor
dari Negara jepang, Cina Amerika Serikat, jerman dan Malaysia.
Mengingat kegunaan dan kebutuhan pada industry semakin meningkat
akan glycerol tersebut, maka akan sangat menguntungkan bila dapat didirikan
pabrik glycerol. Pabrik glycerol ini layak didirikan atas dasar pertimbangan :
1. Untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negri Indonesia.
2. Sebagai pemasok bahan baku untuk industry-industri farmasi dan
kosmetik dalam negri.
3. Mengurangi jumlah impor glycerol sehingga dapat menghemat devisa
Negara.
4. Memacu tumbuhnya industri lain yang memerlukan glycerol sebagai
bahan baku.
5. Membuka lapangan kerja baru.

1.2 Spesifikasi Bahan Baku

Sifat-sifat Bahan Baku


a. Epichlorohydrin (99%)
Rumus molekul : C3H5OCI
Berat molekul : 92,5 g/mol
Wujud : Cair
Titik didih : 116,11 oC
Titik beku :-57,2 oC
Densitas : 1,18 kg/L
Viskositas : 1,03 Cp
Kemurnian : 99%

b. Sodium Hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40 g/mol
Wujud : Cair
Titik didih : 1390 oC
Titik beku : 318,4 oC
Densitas : 2,13 kg/L
Viskositas : 0,367 Cp
Kemurnian : 48%
c. Asam Klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,5 g/mol
Wujud : Cair
Titik didih : -85 oC
Titik beku : -101 oC
Densitas : 1,265 kg/L
Viskositas : 0,343 Cp
Kemurnian : 37%

1.2.1 Sifat-sifat Produk


d. Glycerol
Rumus molekul : C3H8O3
Berat molekul : 92 g/mol
Wujud : Cair
Titik didih : 290 oC
Titik beku : 17,9 oC
Densitas : 1,262 kg/L
Viskositas : 0,8 Cp
Kemurnian : 98,8%

e.Natrium Klorida
Rumus molekul : NaCl
Berat molekul : 58,5 g/mol
Wujud : Cair
Titik didih : 1413 oC
Titik beku : 800,4 oC
Densitas : 2,165 kg/L
Viskositas : 0,8 Cp
Kemurnian : 98%
BAB II
URAIAN PROSES DAN DIAGRAM ALIR KUALITATIF

2.1 Uraian Proses


Pembuatan glycerol dengan proses sintesis ini dibagi dalam 3 tahap yaitu:
1. Tahap penyimpanan bahan baku.
2. Tahap reaksi
3. Tahap pemisahan dan pemurnian

2.1.1 Tahap Penyimpanan Bahan Baku


Umpan berupa Epichlorohydrin (C3H5OCl) yang disimpan dalam fase
cair pada tangki penyimpanan (F-120) dengan temperatur 30oC dan tekanan 1
atmosferik menuju heater I (E-115) yang beroperasi pada tekanan 1 atm dengan
menggunakan steam jenuh sebagai pemanas. Dalam alat penukar panas
Epichlorohydrin dipanaskan dari 30oC menjadi 150oC. Epichlorohydrin yang
telah dipanaskan tersebut selanjutnya dialirkan ke Reaktor (R-120).
Sedangkan NaOH 48% yang disimpan dalam tangki penyimpanan (F-
130) dalam fase cair dengan suhu 30oC dan tekanan 1 atmosferik. Kemudian
larutan NaOH diencerkan dari 48% menjadi 10% dengan menggunakan mixer II
(M-116) dengan suhu 30oC dan tekanan 1 atm. NaOh yang telah diencerkan
menuju ke heater I (E-118) yang beroperasi pada tekanan 1 atm dengan
menggunakan steam jenuh sebagai pemanas. Dalam alat penukzr panas sodium
hidroksida dipanaskan dari 30oC menjadi 150oC. Sodium hidroksida yang telah
dipanaskan tersebut selanjutnya dialirkan ke Reaktor (R-120).
Umpan berupa Asam klorida (HCl) yang disimpan dalam fase cair pada
tangki penyimpanan (F-110) dengan temperatur 30oC dan tekanan 1 atmosferik.
Kemudian larutan HCl diencerkan dari 37% menjadi 32% dengan menggunakan
mixer I (M-114) dengan suhu 30oC dan tekanan 1 atm.
2.2.2 Tahap Reaksi
Umpan dimasukkan ke dalam reaktor (R-210). Reaktor yang digunakan
Reakror Aliran Tangki Berpengaduk (RATB). Rasio perbandingan molar
C3H5Ocl : NaOH = 1 : 1. Dalam reaktor ini proses berlangsung isothermal pada
fase cair dengan suhu 150 oC dan tekanan 5 atm. Reaksi berlangsung eksotermis,
sehingga untuk mempertahankan suhu operasi maka panas yang timbul tersebut
diserap oleh air pendingin yang mengalir pada coil pendingin yang berada di
dalam reaktor.
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah:
C3H5Ocl + NaOH + H2O C3H8O3 + NaCI
Reaksi berlangsung selama kurang lebih 30 menit dengan konversi sebesar 0,9.
Keluar dari Reaktor (R-210) adalah campuran Glycerol dan natrium
klorida dalam fase cair. Campuran tersebut didinginkan menggunakan cooler I (E-
212) hingga 67 oC. Kemudian campuran tersebut masuk ke netralizer (M-313)
dengan tekanan 1 atm untuk menetralkan campuran dengan menambah HCI yang
keluar dari mixer II (M-116).
Reaksi yang terjadi di dalam netralizer
NaOH + HCI NaCl + H2
2.2.3 Tahap Pemisahan dan Pemurnian
Selanjutnya cairan dialirkan menuju Decanter (DE-315). Di dalam
decanter (DE-315) dilakukan proses pemisahan dengan prinsip perbedaan densitas
dan kelarutan, dimana komponen yang memiliki densitas yang lebih rendah
menjadi fase ringan (light phase) untuk selanjutnya akan menjadi produk dan akan
dialirkan menuju Evaporator (V-317). Sedangkan densitas yang lebih rendah
menjadi fase berat (heavy fase) selanjutnya akan dikeluarkan menuju ke Unit
Pengolahan Limbah (UPL).
Produk yang masuk ke Evaporator (V-317) pada suhu 56 oC untuk
memekatkan dengan menggunakan steam dengan menguapkan air yang tercampur
di dalam produk. Hasil atas yang berupa air akan teruap dan hasil bawah di
alirkan menuju ke cooler (E-319) terlebih dahulu untuk menurunkan suhu dari
100,15 oC dengan tekanan 1 atm menjadi 30 oC. Produk yang sudah didinginkan
akan masuk ke tangki produk glycerol (F-320).
Gambar 2.1 Diagram Alir Kualitatif Pabrik Glyserol

Anda mungkin juga menyukai