Anda di halaman 1dari 1

A.

JUDUL
Penetapan Kadar Deksametason Dalam tablet Campuran Dengan
Deksklorfeniramin Maleat
B. Latar Belakang
Deksametason merupakan salah satu glukokortikoid yang
dapat menanggulangi peradangan dan alergi kurang lebih sepuluh kali
lebih besar dari pada yang dimiliki prednison atau prednisolon.
Deksklorfeniramin maleat dapat mengatasi secara sempurna sebagian
besar akibat-akibat khas yang ditimbulkan oleh histamin dan secara
klinis bermanfaat dalam pencegahan dan penanggu langan banyak
gejala alergi (Anonim)
Sediaan obat yang mengandung deksametason dan
deksklorfeniramin maleat banyak digunakan untuk berbagai penyakit,
bahkan sering disebut life saving drugs. Hal ini dilatarbelakangi oleh
kemampuan menanggulangi peradangan serta alergi yang dimiliki oleh
deksametason dan sifat anti histamin yang ada pada deksklorfeniramin
maleat, tetapi juga menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan
(Suherman, 2007).
Efek samping yang tidak diinginkan tersebut antara lain orang
yang menggunakannya akan menjadi gemuk karena tubuhnya
’menahan' air secara berlebihan. Yang pertama-tama terlihat wajah
peminumnya menjadi gemuk (moonface). Dalam jangka panjang,
bahan obat ini mengakibatkan gangguan fungsi ginjal bahkan merusak
ginjal.
Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992 pasal 40 ayat 1
tentang. Kesehatan bahwa obat dan bahan obat harus memenuhi
standar Farmakope dan buku standar lain. Salah satu parameter obat
tersebut dikatakan memenuhi standar. apabila kadar zat berkhasiat
yang terkandung di dalamnya memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia.
Persyaratan kadar untuk sediaan tablet deksametason menurut
Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995 yaitu mengandung
Deksametason, C22H29FO5 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) dan USP XXX
(2007) tablet deksametason kadarnya ditentukan secara Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom ODS (4,6 mm x 30 cm)
dengan fase gerak campuran asetonotril dan air (1:3), volume
penyuntikan antara 5 μl dan 20 μl, dan deteksi dilakukan pada panjang
gelombang 254 nm. Untuk tablet deksklorfeniramin maleat menurut
USP XXX (2007) penetapan kadarnya ditentukan secara
spektrofotometri UV.
Monografi sediaan tablet campuran deksametason dan
deksklorfeniramin maleat tidak terdapat dalam Farmakope Indonesia
edisi IV (1995) dan USP XXX (2007).
Kedua komponen ini berbeda dalam sifat kepolarannya dimana
deksklorfeniramin maleat lebih polar daripada deksametason, sehingga
kemungkinan dapat dipisahkan dengan menggunakan kromatografi
fase balik (kolom C18) dan deksklorfeniramin maleat akan terelusi
terlebih dahulu dibandingkan deksametason.
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti ingin menentukan
kadar deksametason dalam tablet campuran dengan deksklorfeniramin
maleat secara KCKT menggunakan kolom Shimpack VP-ODS (4,6
mm x 25,0 cm), fase gerakSyarifa Andiana Syarif : Penerapan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Pada Penetapan Kadar
Deksametason Dalam Tablet Campuran Dengan Deksklorfeniramin
Maleat, 2009.asetonitril dan air. Adapun alasan untuk memilih metode
KCKT ini karena metode ini memiliki beberapa keuntungan antara
lain cepat, daya pisah baik, peka, kolom dapat dipakai berulang kali
dan perangkatnya dapat digunakan secara otomatis dan kuantitatif
(Johnson and Stevenson, 1991; Rohman, 2007).
Pada penelitian ini dilakukan uji validasi metode dengan
metode standar adisi (spiked sample) yang meliputi uji akurasi dengan
parameter % recovery dan uji presisi dengan parameter RSD (Relative
Standard Deviasi), LOD (Limite of Detection) dan LOQ (Limite of
Quantitation).

Anda mungkin juga menyukai