Anda di halaman 1dari 23

METODE PENDIDIKAN DALAM HADITS

(Analisis terhadap Hadis dalam Sahih Muslim Nomor 226 dan Nomor 11)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd

Disusun Oleh:

Zulfikar Ghazali
NIM. 19300016088

PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI ISLAM
KONSENTRASI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019

1
METODE PENDIDIKAN DALAM HADITS
Oleh: Zulfikar Ghazali

A. LATAR BELAKANG
Terdapat sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa metode jauh lebih penting dibanding
materi. Hal ini benar adanya dikarenakan sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung
oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah
metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh sebab
itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai
faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan1.
Dalam proses Pendidikan, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya
pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana dalam menyampaikan materi pelajaran yang tersusun
dalam sebuah kurikulum. Tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan dapat berjalan secara
efisien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan2 selain itu sebagai
komponen ilmu, metode dapat mengantar suatu proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikanya dengan cepat dan tepat. Hal ini akan terjadi bila mana metode pendidikan dan
pengajaran ini sejalan dengan substansi dan tujuan. Di samping itu, metode juga harus sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada. Maka dari itu seorang pendidik harus menguasai banyak
metode pembelajaran, sehingga ia dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi3
Dalam dunia pendidikan Islam, proses dan tujuan pendidikan hendaklah sesuai dengan al-
Quran dan Hadits sebagai sumber pokok ajaran Islam. Dalam ke dua sumber hukum tersebut
pastilah terdapat landasan yang kuat tentang metode pendidikan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan oleh NabiMuhammad kepada kaum muslimin pada waktu tersebut, dan agar dalam
proses pendidikan dapat mencontoh kesuksesan Nabi Muhammad dalam berdakwah, mendidik, dan
mengajar para sahabat beliau. Nabi Muhammad Saw. adalah sosok pengajar dan pendidik yang
sempurna yang telah mewariskan Al-Qur’an dan sabda-sabdanya (hadits) sebagai pedoman hidup
termasuk dalam pendidikan. Selain itu Nabi Muhammad Saw. sejak awal sudah memberikan
panutan atau mencontohkan dalam mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat dalam
menyampaikan ajaran Islam agar materi yang disampaikan dapat diserap, dipahami dan diamalkan
oleh para sahabatnya. Berikut ini akan dikemukakan hadis yang berkaitan dengan metode
pendidikan.

1
Qamari Anwar, Pendidikan sebagai karakter budaya bangsa, Jakarta, UHAMKA Press, 2003, hal. 42
2
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), 144
3
Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1985), hlm. 2

1
B. TEKS HADITS
Berikut hadits-hadits yang mengambarkan atau menjelaskan model pendidikan yang diajarkan
oleh Nabi Munammad Saw.
1. Hadits Pertama

‫ي قَ َاَل‬ ُّ ِ‫ح َو َح ْر َملَةُ بْنُ يَحْ يَى الت ُّ ِجيب‬ ٍ ‫س ْر‬ َ ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬ َ ‫َّللا ب ِْن‬ ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬ َ ُ‫الطاه ِِر أَحْ َمدُ بْن‬ َّ ‫َحدَّثَنِي أَبُو‬
‫ي أَ ْخ َب َرهُ أَ َّن ُح ْم َرانَ َم ْولَى‬ َّ ‫طا َء بْنَ َي ِزي َد اللَّ ْي ِث‬َ ‫ع‬ َ ‫ب أَ َّن‬ ٍ ‫ع ْن اب ِْن ِش َها‬ َ ‫س‬ َ ُ‫ع ْن يُون‬ َ ‫ب‬ ٍ ‫أَ ْخ َب َرنَا ابْنُ َو ْه‬
‫ت ث ُ َّم‬ ٍ ‫ث َم َّرا‬ َ ‫س َل َكفَّ ْي ِه ثَ ََل‬ َ َ‫ضأ َ فَغ‬
َّ ‫ع ْنهُ َدعَا ِب َوضُوءٍ فَت َ َو‬ َ ُ‫َّللا‬َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫عفَّانَ َر‬ َ َ‫عثْ َمانَ بْن‬ ُ ‫عثْ َمانَ أَ ْخبَ َرهُ أَ َّن‬ ُ
‫ت ث ُ َّم‬ ٍ ‫ث َم َّرا‬ َ ‫ق ثَ ََل‬ ِ َ‫س َل يَ َدهُ ا ْليُ ْمنَى إِلَى ا ْل ِم ْرف‬ َ ‫غ‬ َ ‫ت ث ُ َّم‬ ٍ ‫ث َم َّرا‬ َ ‫س َل َوجْ َههُ ثَ ََل‬ َ ‫غ‬ َ ‫ست َ ْنث َ َر ث ُ َّم‬ ْ ‫ض َوا‬ َ ‫ض َم‬ ْ ‫َم‬
‫ت ث ُ َّم‬ٍ ‫ث َم َّرا‬ َ ‫س َل ِرجْ لَهُ ا ْليُ ْمنَى ِإلَى ا ْل َك ْعبَي ِْن ثَ ََل‬ َ ‫غ‬َ ‫سهُ ث ُ َّم‬ َ ْ‫س َح َرأ‬ َ ‫س َرى ِمثْ َل ذَ ِلكَ ث ُ َّم َم‬ ْ ُ‫س َل يَ َدهُ ا ْلي‬ َ ‫غ‬ َ
‫ضأ َ نَحْ َو ُوضُوئِي َهذَا ث ُ َّم‬ َّ ‫سلَّ َم تَ َو‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫س َرى ِمثْ َل ذَ ِلكَ ث ُ َّم قَا َل َرأَيْتُ َرسُو َل‬
َ ‫َّللا‬ ْ ُ‫س َل ا ْلي‬ َ ‫غ‬ َ
ُ ‫ضأ َ نَحْ َو ُوضُوئِي َهذَا ث ُ َّم قَا َم فَ َر َك َع َر ْكعَتَي ِْن ََل يُ َحد‬
‫ِث‬ َّ ‫سلَّ َم َم ْن تَ َو‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫ضو ُء أَ ْسبَ ُغ َما‬ ُ ‫علَ َما ُؤنَا يَقُولُونَ َهذَا ْال ُو‬ ُ َ‫ب َو َكان‬ ٍ ‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْنبِ ِه قَا َل ابْنُ ِش َها‬ ُ ُ ‫سه‬ َ ‫يه َما نَ ْف‬ ِ ِ‫ف‬
ِ‫ص ََلة‬ َّ ‫يَت ََوضَّأ ُ بِ ِه أَ َحدٌ ِلل‬
Artinya: Telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir Ahmad bin Amru bin Abdullah bin
Amru bin Sarh] dan [Harmalah bin Yahya At Tujibi] keduanya berkata, telah
mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa
['Atha' bin Yazid Al Laitsi] telah menceritakan kepadanya, bahwa [Humran] budak
Utsman, telah menceritakan kepadanya, bahwa [Utsman bin Affan] meminta air untuk
berwudlu, kemudian dia membasuh dua tangan sebanyak tiga kali, kemudian
berkumur-kumur serta memasuk dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian ia
membasuh muka sebanyak tiga kali dan membasuh tangan kanannya hingga ke siku
sebanyak tiga kali. Selepas itu, ia membasuh tangan kirinya sama seperti beliau
membasuh tangan kanan, kemudian mengusap kepalanya dan membasuh kaki kanan
hingga ke mata kaki sebanyak tiga kali. Selepas itu, ia membasuh kaki kiri, sama
seperti membasuh kaki kanannya. Kemudian Utsman berkata, 'Aku pernah melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti cara aku berwudlu.'
Kemudian dia berkata lagi, 'Aku juga telah mendengar beliau shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa mengambil wudlu seperti cara aku berwudlu
kemudian dia menunaikan shalat dua rakaat dan tidak berkata-kata antara wudlu dan
shalat, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu'. Ibnu Syihab
mengatakan bahwa ulama-ulama kita berkata, “Wudhu ini adalah wudhu paling
sempurna yang dilakukan seseorang untuk shalat." (HR. Muslim, dalam Shahih
Muslim, bab Sifat Wudhu, Nomor 2264)

2. Hadits Kedua
‫ع ْن‬َ ‫علَ ْي ِه‬َ ‫ئ‬ َ ‫ع ْن َما ِل ِك ب ِْن أَن ٍَس فِي َما قُ ِر‬َ ‫ي‬ ُّ ‫َّللا الثَّقَ ِف‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ ‫يف ب ِْن‬ ِ ‫ط ِر‬ َ ‫س ِعي ِد ب ِْن َج ِمي ِل ب ِْن‬ َ ُ‫َحدَّثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْن‬
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫َّللا َيقُو ُل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َر‬ ُ َ‫ط ْل َحةَ بْن‬
ِ َّ ‫ع َب ْي ِد‬ َ ‫س ِم َع‬ َ ُ‫ع ْن أَ ِبي ِه أَنَّه‬ ُ ‫أَ ِبي‬
َ ‫س َه ْي ٍل‬
‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ص ْوتِ ِه َو ََل نَ ْفقَهُ َما يَقُو ُل َحتَّى َدنَا ِم ْن َر‬ َ ‫ي‬ َّ ‫س َم ُع َد ِو‬ ْ َ‫الرأْ ِس ن‬
َّ ‫سلَّ َم ِم ْن أَ ْه ِل نَجْ ٍد ثَائِ ُر‬ َ ‫َو‬
ٍ ‫صلَ َوا‬
‫ت‬ َ ‫س‬ ُ ‫سلَّ َم َخ ْم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫س ََل ِم فَقَا َل َر‬ ِ ْ ‫سأ َ ُل ع َْن‬
ْ ‫اْل‬ ْ َ‫سلَّ َم فَ ِإذَا ه َُو ي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬
َّ

4
Diambil dari situs TafsirQ: https://tafsirq.com/hadits/muslim/331, 07 Desember 2019

2
َ ‫شه ِْر َر َمضَانَ فَقَا َل َه ْل‬
‫علَ َّي‬ َ ‫ع َو ِصيَا ُم‬ َ ‫ط َّو‬َّ َ‫غ ْي ُرهُنَّ قَا َل ََل إِ ََّل أَ ْن ت‬َ ‫علَ َّي‬ َ ‫فِي ا ْليَ ْو ِم َواللَّ ْيلَ ِة فَقَا َل َه ْل‬
‫غي ُْر َها‬َ ‫علَ َّي‬ َ ‫الزكَاةَ فَقَا َل َه ْل‬ َّ ‫سلَّ َم‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع َوذَك ََر لَهُ َر‬ َ ‫ط َّو‬ َّ َ‫غي ُْر ُه فَقَا َل ََل ِإ ََّل أَ ْن ت‬ َ
‫سو ُل‬ ُ ‫ص ِم ْنهُ فَقَا َل َر‬ ُ ُ‫علَى َهذَا َو ََل أَ ْنق‬ َ ‫َّللا ََل أ َ ِزي ُد‬ِ َّ ‫الر ُج ُل َوه َُو يَقُو ُل َو‬ َّ ‫ع قَا َل فَأ َ ْدبَ َر‬ َّ َ‫قَا َل ََل إِ ََّل أَ ْن ت‬
َ ‫ط َّو‬
‫ع ْن إِ ْس َم ِعي َل‬ َ ‫س ِعي ٍد َج ِميعًا‬ َ ‫ق َحدَّثَنِي يَحْ يَى بْنُ أَي‬
َ ُ‫ُّوب َوقُتَ ْيبَةُ بْن‬ َ ‫سلَّ َم أَ ْفلَ َح إِ ْن‬
َ ‫ص َد‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ
‫سلَّ َم ِب َهذَا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ْن النَّ ِبي‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫ع َب ْي ِد‬ُ ‫ط ْل َحةَ ب ِْن‬
َ ‫ع ْن‬ َ ‫ع ْن أَ ِبي ِه‬
َ ‫س َه ْي ٍل‬ ُ ‫ع ْن أَ ِبي‬ َ ‫ب ِْن َج ْعف ٍَر‬
‫صدَقَ أَ ْو‬ َ ‫سلَّ َم أَ ْفلَ َح َوأَبِي ِه إِ ْن‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫غيْرأَنَّهُ قَا َل فَقَا َل َر‬ َ ٍ‫ث َمالِك‬ ِ ‫ث نَحْ َو َحدِي‬ ِ ‫ْال َحدِي‬
‫صدَق‬ َ ‫دَ َخ َل ْال َجنَّةَ َوأَبِي ِه إِ ْن‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin Abdullah
ats-Tsaqafi(1) dari Malik bin Anas(2) dalam riwayat yang dibacakan atasnya, dari
Abu Suhail(3) dari bapaknya(4) bahwa dia mendengar Thalhah bin Ubaidullah(5)
berkata, "Seorang laki-laki dari penduduk Nejd yang rambutnya berdiri datang kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami mendengar gumaman suaranya, namun
kami tidak dapat memahami sesuatu yang dia ucapkan hingga dia dekat dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ternyata dia bertanya tentang Islam. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Islam adalah shalat lima waktu
siang dan malam.' Dia bertanya lagi, 'Apakah saya masih mempunyai kewajiban
selain-Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali kamu melakukan shalat sunnah dan
puasa Ramadlan.' Dia bertanya, 'Apakah saya masih mempunyai kewajiban selain-
Nya? ' Beliau menjawab: 'Tidak, kecuali kamu melakukan puasa sunnah, dan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan (kewajiban) zakat kepadanya.'
Dia bertanya lagi, 'Apakah saya masih mempunyai kewajiban selain-Nya? ' Beliau
menjawab: 'Tidak, kecuali kamu melakukan sedekah sunnah'." Perawi berkata, "Lalu
laki-laki tersebut mengundurkan diri pamit sedangkan dia berkata, 'Demi Allah, aku
tidak akan menambahkan lebih dari ini dan tidak pula mengurangi darinya'. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia akan bahagia jika benar
(melakukan-Nya) '." Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah
bin Sa'id semuanya dari Ismail bin Ja'far dari Abu Suhail dari bapaknya dari Thalhah
bin Ubaidullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hadits ini seperti hadits
Malik, hanya saja dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dia akan bahagia, -demi bapaknya- jika dia benar', atau dia akan masuk surga, -demi
bapaknya- jika dia benar'." (Shahih Muslim, dalam Bab Shalat Salah Satu Pilar Islam,
Nomor 115)

C. KUALITAS HADITS
Hadits yang telah dijabarkan merupakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang
mana dari segi kehujjah-an hadits tersebut tidak perlu diragukan karena seluruh ulama telah
mencapai konsensus bahwa dua kitab shahih adalah ash al-kutub ba’da al-Qur’an (kitab yang
paling sahih setelah al-Qur’an)
D. TAKHRIJ HADITS
Takhrij hadis merupakan penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab hadis sebagai
sumbernya yang asli yang di dalamnya dikemukakan secara lengkap matan dan sanadnya6.

5
Ibid..
6
Nawir Yuslem, Sembilan Kitan Induk Hadis (Jakarta: Hijri, 2006), hlm. 153.

3
‫‪Kemudian untuk penelusuran selanjutnya, hadis tersebut di atas mempunyai banyak hadis penguat,‬‬
‫‪namun dalam makalah ini, penulis hanya akan memaparkan dua versi hadis dari dua hadits yang‬‬
‫‪dicari, berikut proses takhrij hadits yang dilakukan:‬‬
‫‪1. Redaksi Hadits Penguat‬‬
‫‪a) Penguat Hadits Pertama‬‬
‫‪1) Shahih al-Bukhari, dalam Bab Membilas-bilas di Saat Wudhu Nomor 1627‬‬
‫ع ْن ُح ْم َرانَ‬ ‫طا ُء بْنُ َي ِزيدَ َ‬ ‫ع َ‬ ‫الز ْه ِري ِ قَا َل أَ ْخ َب َرنِي َ‬ ‫ع ْن ُّ‬ ‫ش َعيْبٌ َ‬ ‫ان قَا َل أَ ْخ َب َرنَا ُ‬ ‫َحدَّثَنَا أَبُو ْال َي َم ِ‬
‫علَى يَ َد ْي ِه ِم ْن إِنَائِ ِه‬ ‫غ َ‬ ‫عفَّانَ َدعَا بِ َوضُوءٍ فَأ َ ْف َر َ‬ ‫عثْ َمانَ بْنَ َ‬ ‫عفَّانَ أَنَّهُ َرأَى ُ‬ ‫عثْ َمانَ ب ِْن َ‬ ‫َم ْولَى ُ‬
‫س َل‬ ‫غ َ‬‫ستَ ْنثَ َر ث ُ َّم َ‬
‫ق َوا ْ‬ ‫ش َ‬‫ستَ ْن َ‬‫ض َوا ْ‬ ‫ض َم َ‬ ‫ت ث ُ َّم أَ ْد َخ َل َي ِمينَهُ ِفي ا ْل َوض ِ‬
‫ُوء ث ُ َّم تَ َم ْ‬ ‫ث َم َّرا ٍ‬ ‫فَغَ َ‬
‫سلَ ُه َما ثَ ََل َ‬
‫س َل ُك َّل ِرجْ ٍل ثَ ََلثًا ث ُ َّم قَا َل َرأَيْتُ‬ ‫غ َ‬‫س ِه ث ُ َّم َ‬‫س َح بِ َرأْ ِ‬
‫َوجْ َههُ ثَ ََلثًا َويَ َد ْي ِه ِإلَى ا ْل ِم ْرفَقَي ِْن ثَ ََلثًا ث ُ َّم َم َ‬
‫ضأ َ نَحْ َو ُوضُوئِي َهذَا ث ُ َّم‬ ‫ضأ ُ نَحْ َو ُوضُوئِي َهذَا َوقَا َل َم ْن تَ َو َّ‬ ‫سلَّ َم يَتَ َو َّ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫َّللاُ َ‬‫صلَّى َّ‬ ‫النَّبِ َّي َ‬
‫َّللاُ لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬
‫غفَ َر َّ‬ ‫سه ُ َ‬ ‫يه َما نَ ْف َ‬‫ِث فِ ِ‬ ‫صلَّى َر ْك َعتَي ِْن ََل يُ َحد ُ‬ ‫َ‬
‫‪2) Sunan an-Nasai, dalam Bab Batasan Membasuh, Nomor 808‬‬

‫ظ ْلَهُْ‬ ‫ْواللَّف ُ‬ ‫ْوأَنَاْأَس َْم ُع َ‬ ‫علَي ِه َ‬‫ينْقِ َرا َءة ًْ َ‬ ‫ْمس ِك ٍ‬ ‫ثْبنُ ِ‬ ‫ار ُ‬ ‫ْوال َح ِ‬ ‫ح َ‬ ‫عم ِروْب ِن ْالسَّر ِ‬ ‫أَخْبَ َْرنَاْأَح َمدُْبنُ ْ َ‬
‫ي أَ ْخ َب َرهُ أَ َّن ُح ْم َرانَ َم ْولَى‬ ‫طا َء بْنَ َي ِزي َد اللَّ ْي ِث َّ‬ ‫ع َ‬ ‫ب أَ َّن َ‬ ‫ع ْن اب ِْن ِش َها ٍ‬ ‫س َ‬ ‫ع ْن يُونُ َ‬ ‫ب َ‬ ‫ع ْن اب ِْن َو ْه ٍ‬ ‫َ‬
‫ق‬ ‫ش َ‬‫ست َ ْن َ‬‫ض َوا ْ‬ ‫ض َم َ‬ ‫ت ث ُ َّم َم ْ‬ ‫ث َم َّرا ٍ‬ ‫َ‬
‫س َل َكفَّ ْي ِه ث ََل َ‬ ‫ضأ فغَ َ‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫عث َمانَ َدعَا بِ َوضُوءٍ فت َ َو َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫عث َمانَ أ ْخبَ َرهُ أ َّن ُ‬‫ْ‬ ‫ُ‬
‫س َل يَ َدهُ‬ ‫غ َ‬ ‫ت ث ُ َّم َ‬ ‫ث َم َّرا ٍ‬ ‫ق ثَ ََل َ‬ ‫س َل يَ َدهُ ا ْليُ ْمنَى إِلَى ا ْل ِم ْرفَ ِ‬ ‫غ َ‬ ‫ت ث ُ َّم َ‬‫ث َم َّرا ٍ‬ ‫س َل َو ْج َههُ ثَ ََل َ‬ ‫غ َ‬‫ث ُ َّم َ‬
‫س َل‬‫غ َ‬ ‫ت ث ُ َّم َ‬ ‫ث َم َّرا ٍ‬ ‫س َل ِرجْ لَهُ ا ْليُ ْمنَى ِإلَى ا ْل َك ْعبَي ِْن ثَ ََل َ‬ ‫غ َ‬ ‫س َح ِب َرأْ ِ‬
‫س ِه ث ُ َّم َ‬ ‫س َرى ِمثْ َل ذَ ِلكَ ث ُ َّم َم َ‬ ‫ا ْليُ ْ‬
‫ضوئِي‬ ‫ضأ َ نَحْ َو ُو ُ‬ ‫سلَّ َم تَ َو َّ‬‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاُ َ‬ ‫صلَّى َّ‬ ‫س َرى ِمثْ َل ذَ ِلكَ ث ُ َّم قَا َل َرأَيْتُ َرسُو َل َّ ِ‬
‫َّللا َ‬ ‫ِرجْ لَهُ ا ْليُ ْ‬
‫ضأ َ نَحْ َو ُوضُوئِي َهذَا ث ُ َّم قَا َم فَ َر َك َع‬ ‫سلَّ َم َم ْن تَ َو َّ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللا َ‬
‫سو ُل َّ ِ‬ ‫َهذَا ث ُ َّم قَا َل قَا َل َر ُ‬
‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْنبِ ِه‬ ‫سهُ ُ‬ ‫يه َما نَ ْف َ‬
‫ِث فِ ِ‬ ‫َر ْكعَتَي ِْن ََل يُ َحد ُ‬
‫‪b) Penguat Hadits Kedua‬‬
‫‪1) HR. Bukhari, dalam Shahih Bukhari bab Zakat Nomor. 469‬‬

‫س ِم َع‬ ‫ع ْن أَبِي ِه أَنَّهُ َ‬‫س َه ْي ِل ب ِْن َمالِكٍ َ‬ ‫ع ِم ِه أَبِي ُ‬ ‫ع ْن َ‬ ‫َحدَّثَنَا إِ ْس َما ِعي ُل قَا َل َحدَّثَنِي َما ِلكُ بْنُ أَنَ ٍس َ‬
‫سلَّ َم ِم ْن أَ ْه ِل نَجْ ٍد ثَائِ َر‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللا َ‬
‫سو ِل َّ ِ‬ ‫َّللا يَقُو ُل َجا َء َر ُج ٌل إِلَى َر ُ‬ ‫ط ْل َحةَ بْنَ ُ‬
‫عبَ ْي ِد َّ ِ‬ ‫َ‬
‫س ََل ِم فَقَا َل‬
‫اْل ْ‬‫سأ َ ُل ع َْن ْ ِ‬ ‫ص ْوتِ ِه َو ََل يُ ْفقَهُ َما يَقُو ُل َحتَّى َدنَا فَ ِإذَا ه َُو يَ ْ‬ ‫ي َ‬ ‫س َم ُع َد ِو ُّ‬‫الرأْ ِس يُ ْ‬ ‫َّ‬
‫غ ْي ُر َها‬ ‫علَ َّي َ‬ ‫ت ِفي ا ْل َي ْو ِم َواللَّ ْيلَ ِة فَقَا َل َه ْل َ‬ ‫صلَ َوا ٍ‬ ‫س َ‬ ‫سلَّ َم َخ ْم ُ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫َّللاُ َ‬‫صلَّى َّ‬ ‫َّللا َ‬
‫سو ُل َّ ِ‬ ‫َر ُ‬
‫علَ َّي‬ ‫سلَّ َم َو ِصيَا ُم َر َمضَانَ قَا َل َه ْل َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللاِ َ‬‫سو ُل َّ‬ ‫ع قَا َل َر ُ‬ ‫ط َّو َ‬ ‫قَا َل ََل إِ ََّل أَ ْن تَ َ‬
‫الزكَاةَ قَا َل َه ْل‬ ‫سلَّ َم َّ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ع قَا َل َوذَك ََر لَهُ َرسُو ُل َّ ِ‬
‫َّللا َ‬ ‫ط َّو َ‬ ‫غي ُْرهُ قَا َل ََل إِ ََّل أَ ْن تَ َ‬ ‫َ‬
‫علَى َهذَا َو ََل‬ ‫َّللا ََل أَ ِزي ُد َ‬
‫الر ُج ُل َوه َُو يَقُو ُل َو َّ ِ‬ ‫ع قَا َل فَأ َ ْدبَ َر َّ‬ ‫غي ُْر َها قَا َل ََل ِإ ََّل أَ ْن تَ َ‬
‫ط َّو َ‬ ‫علَ َّي َ‬ ‫َ‬
‫ق‬ ‫سلَّ َم أَ ْفلَ َح إِ ْن َ‬
‫ص َد َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللا َ‬ ‫سو ُل َّ ِ‬ ‫ص قَا َل َر ُ‬ ‫أَ ْنقُ ُ‬

‫‪7‬‬
‫‪Program Aplikasi Mausuat al-Hadis al-Syarif : Islamweb‬‬
‫‪8‬‬
‫‪Ibid..‬‬
‫‪9‬‬
‫‪Diambil dari situs RadioRodja: https://www.radiorodja.com/19280-bab-zakat-bagian-islam-dan-bab-‬‬
‫‪mengiringi-jenazah-bagian-iman-hadits-46-47-kitab-shahih-bukhari-ustadz-abu-yahya-badrusalam-lc/, 07‬‬
‫‪Desember 2019‬‬

‫‪4‬‬
2) Sunan an-Nasai, dalam Bab Berapa Banyak yang diwajibkan sehari semalam, Nomor
45810
‫َّللا يَقُو ُل َجا َء َر ُج ٌل إِلَى‬ ِ َّ ‫عبَ ْي ِد‬ ُ َ‫ط ْل َحةَ بْن‬ َ ‫س ِم َع‬ َ ُ‫ع ْن أَ ِبي ِه أَ َّنه‬
َ ‫س َه ْي ٍل‬ُ ‫ع ْن أَ ِبي‬ َ ٍ‫ع ْن َمالِك‬ َ ُ‫أَ ْخبَ َرنَا قُتَ ْيبَة‬
‫ي ص َْوتِ ِه َو ََل نَ ْف َه ُم َما يَقُو ُل‬ ْ َ‫س ن‬
َّ ‫س َم ُع َد ِو‬ ِ ْ‫الرأ‬
َّ ‫سلَّ َم ِم ْن أَ ْه ِل نَجْ ٍد ثَائِ َر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫َر‬
‫ت‬ ٍ ‫صلَ َوا‬َ ‫س‬ ُ ‫سلَّ َم َخ ْم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫س ََل ِم فَقَا َل لَهُ َر‬ ِ ْ ‫سأ ُل ع َْن‬
ْ ‫اْل‬ َ ْ َ‫َحتَّى َدنَا فَ ِإذَا ه َُو ي‬
‫شه ِْر َر َمضَانَ قَا َل َه ْل‬ َ ‫ع قَا َل َو ِصيَا ُم‬ َ ‫ط َّو‬ َّ َ ‫غي ُْر ُه َّن قَا َل ََل إِ ََّل أَ ْن ت‬ َ ‫علَ َّي‬َ ‫فِي ا ْليَ ْو ِم َواللَّ ْيلَ ِة قَا َل َه ْل‬
َ ‫الزكَاةَ قَا َل َه ْل‬
‫علَ َّي‬ َّ ‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ع َوذَك ََر لَهُ َر‬ َ ‫ط َّو‬ َّ َ‫غي ُْرهُ قَا َل ََل إِ ََّل أَ ْن ت‬ َ ‫علَ َّي‬ َ
‫ص ِم ْنهُ قَا َل‬ ُ ُ‫علَى َهذَا َو ََل أَ ْنق‬ َ ‫َّللا ََل أَ ِزي ُد‬
ِ َّ ‫الر ُج ُل َوه َُو يَقُو ُل َو‬ َّ ‫ع فَأ َ ْد َب َر‬ َّ َ‫غي ُْر َها قَا َل ََل ِإ ََّل أَ ْن ت‬
َ ‫ط َّو‬ َ
‫ق‬َ ‫ص َد‬َ ‫سلَّ َم أَ ْفلَ َح إِ ْن‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫َّللا‬َّ ‫صلَّى‬ َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َر‬
2. Kritik Sanad

Kritik sanad merupakan upaya meneliti kredibilitas seluruh jajaran perawi hadis dalam
suatu jalur sanad yang meliputi aspek ketersambungan (muttashil), kualitas pribadi dan
kapaistas intelektual perawi, serta aspek syadz dan illat-nya.11 Dalam penelitian hadis, kritik
sanad diperlukan untuk memberikan klarifikasi keshahihan sanad hadis, disamping untuk
memastikan perlu tidaknya dilakukan kritik matan. Sebab prosedur umum yang berlaku dalam
penelitian hadis adalah jika suatu hadis sanadnya dhaif, umumnya matan-nya pun tidak perlu
dkritisis lagi. Sebaliknya, jika suatu hadis dipastikan sanadnya shahih, maka langkah berikut
yang dilakukan adalah melakukan kritik matan.12
Sanad yang dipilih untuk diteliti dalam makalah ini adalah sanad dengan mukharrij Imam
al-Muslim. Penelitian akan dimulai dengan meneliti periwayat pertama dan dilanjutkan dengan
periwayat berikutnya hingga sampai ke Imam al-Muslim. Berikut rincian dari sanad yang akan
diteliti:
a) Hadits Pertama (HR. Muslim, bab Sifat Wudhu, Nomor 226)
Tabel 1. Sanad
Shahih Muslim Shahih Bukhari Sunan an-Nasai
‫ح‬
ٍ ْ ‫سر‬
َ ْ‫عم ِروْب ِن‬
َ ْ‫َِّْللاِْب ِن‬
َّ ‫عبد‬َ ْ‫عم ِروْب ِن‬ َّ
َ ْ‫ُوْالطاه ِِرْأَح َمدُْب ُن‬ ‫أَب‬ ِ ‫أَبُوْال َي َم‬
ْ‫ان‬ ‫ح‬
ِْ ‫عم ِروْب ِنْالسَّر‬َ ْ‫أَح َمدُْب ُن‬
‫َحر َملَةُْب ُنْ َيح َيىْالتُّ ِجي ِبي‬ ْ‫شعَيب‬ ُ ٍْ ‫ثْب ُنْمِ سك‬
‫ِين‬ ُ ‫ار‬ ِ ‫ال َح‬
ٍْ ‫اب ُنْ َوه‬
‫ب‬ ‫ي‬
ِْ ‫الزه ِر‬ُّ ‫ب‬
ٍْ ‫ْوه‬ َ ‫اب ِن‬
َْ ُ‫يُون‬
‫س‬ َْ‫ُحم َران‬ َْ ُ‫يُون‬
‫س‬
‫ب‬
ٍْ ‫اب ِنْ ِش َها‬ َْ‫عفَّان‬
َ ْ‫عُث َمانَ ْب ِن‬ ‫ب‬
ٍْ ‫اب ِنْ ِش َها‬
َْ‫ُحم َران‬ َْ‫ُحم َران‬
َّ
َْ‫عفان‬ َ ْ َ‫عُث َمانَ ْبن‬ َْ‫عُث َمان‬

Tabel 2. Biografi Perawi dan Kualitasnya dari Mukharrij Imam Muslim

10
Ibid..
11
Umi Sumbulah, Kritik Hadis: Pendekatan Historis Metodologis (Malang: UIN-Malang Press, 2008),
hlm. 31.
12
Hamim Ilyas, Perempuan Tertindas? Kajian Hadis-Hadis Misoginis (Yogyakarta: eLSAQ Press,
2008), hlm. 155.

5
Nama Lengkap Ahmad bin ‘Amr bin Abdillah bin ‘Amr bin as-Sarh al-
Qursiy al-Umawy
Kalangan Tabi’ut tabi’in
Kuniyah Abu Thahir al-Mishriy
Negeri Semasa Hidup -
Wafat 250 H
Ulama Komentar
Abu Said wa kana Faqihan min as-sholihin al-Atsbat
An-Nasa’i tsiqat
Abu Hatim la ba’sa bihi
Hajar Al 'Asqalani tsiqat
Nama Lengkap Harmalah bin Yahya bin Abdullah bin Harmalah bin Imaran
At Tujibi
Kalangan Thabaqat ke-10
Kuniyah -
Negeri Semasa Hidup Mesir
Wafat 243 H
Ulama Komentar
Abu Hatim Tsiqat
Nama Lengkap Abu Muhammad Abdallah ibn Wahb ibn Muslim al-Fihri al-
Qurashi al-Misri
Kalangan Tabi’ut tabi’in
Kuniyah -
Negeri Semasa Hidup Madinah dan Mesir
Wafat 197 H
Ulama Komentar
Imam Yahya bin Ma’in Tsiqah
Imam al-Nasa’i Tsiqah
Nama Lengkap Yunus bin Yazid bin Abi An Najjad
Kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan tua
Kuniyah Abu Zaid
Negeri Semasa Hidup Madinah
Wafat 159 H
Ulama Komentar
Al 'Ajli Tsiqah
An Nasa'i Tsiqah
Yaqub bin Syu'bah Shalihul hadits

6
Abu Zur'ah Tsiqah
Ibnu Kharasy Shaduuq
Ibnu Hibban Disebutkan dalam Ats Tsiqaat
Ibnu Hajar Al 'Asqalani Shaduuq
Adz Dzahabi Tsiqah Hafidz
Nama Lengkap Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab
Kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan Pertengahan
Kuniyah Abu Bakar
Negeri Semasa Hidup Madinah
Wafat 124 H
Ulama Komentar
Ibnu Hajar Al 'Asqalani Faqih, Hafizh, Mutqin
Adz Dzahabi Seorang Tokoh
Nama Lengkap Humran bin Aban
Kalangan Tabi’in
Kuniyah -
Negeri Semasa Hidup Madinah
Wafat 70 H - 76 H (Perbedaan Pendapat)
Ulama Komentar
Ibnu Hibban Disebutkan dalam Ats Tsiqaat
Ibnu Hajar Tsiqah
Nama Lengkap Utsman bin Affanbin Abi Ash bin Umayah bin Abdi Syams
bin Abdi Manaf al Umawy al Qurasy
Kalangan Sahabat
Kuniyah Abu ‘Abdillah dan Dzun Nurrain
Negeri Semasa Hidup Madinah
Wafat 35 H
Komentar Semua shahabat Nabi diterima riwayat hadisnya

Berdasarkan penelitian terhadap kualitas para periwayat di atas, dapat dilihat


bahwasannya sanad hadis bersambung mulai dari mukharrij-nya sampai kepada Nabi.
Persambungan sanad terlihat dengan adanya pertemuan guru dan murid, antara periwayat
yang satu dengan periwayat sesudah atau sebelumnya. Selain itu, didapati pula bahwa
semua perawi berkualitas tsiqah. dan jumlah perawinya sebanyak tujuh orang, maka hadis
dalam kitab Shahih Muslim tersebut merupakan hadis marfu’ yang sanadnya sampai pada
Rasulullah SAW. dan merupakan hadis mutawatir yang diriwayatkan sekurang-kurangnya
oleh tujuh perawi.

7
b) Hadits Kedua (HR Muslim, Bab Shalat Salah Satu Pilar Islam, Nomor 11)
Tabel 3. Sanad
Shahih Muslim Shahih Bukhari Sunan an-Nasai
ُّْ ‫َِّْللاِْالثَّقَ ِف‬
‫ي‬ َّ ‫عبد‬ َ ْ‫سعِيدِْب ِنْ َجمِ ي ِلْب ِن‬
َ ْ‫ط ِريفِ ْب ِن‬ َ ْ‫قُتَي َبةُْب ُن‬ ْ‫إِس َماعِي ُل‬ ُ‫قُتَي َب ْة‬
ْ ٍ ‫َمالِكِ ْب ِنْأَن‬
‫َس‬ ْ ٍ ‫َما ِلكُ ْب ُنْأَن‬
‫َس‬ ِْ‫َمالِك‬
ُ ْ‫ا َ ِبي‬
ْ‫س َهي ِل‬ ٍْ‫س َهي ِلْب ِنْ َمالِك‬ ُ ْ‫ا َ ِبي‬ ُ ْ‫ا َ ِبي‬
ْ‫س َهي ِل‬
َِّْ ‫ع َبيد‬
‫َِّْللا‬ ُ ْ َ‫طل َحةَْبن‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ْ َ‫طل َحةَْبن‬
َّْ ِْ‫ع َبيد‬ َ ُ ْ َ‫طل َحةَْبن‬
َِّْ ‫ع َبيد‬
‫َِّْللا‬ َ

Tabel 4. Biografi Perawi dan Kualitasnya dari Mukharrij Imam Muslim


Nama Lengkap Qutaibah bin Sa’id bin Jamil bin Tharif Ats-Tsaqafi, al
Balkhi, al Baghlani
Kalangan Tabi’ut tabi’in
Kuniyah Abu Rojak
Negeri Semasa Hidup Baghlan
Wafat 240 H
Ulama Komentar
Yahya bin Ma'in Tsiqah
An Nasa'i Tsiqah
Abu Hatim Tsiqah
Ibnu Hajar Al 'Asqalani Tsiqah Tsabat
Nama Lengkap Malik bin Anas bin Malik
Kalangan Tabi’ut tabi’in Kalangan Tua
Kuniyah Abu 'Abdullah
Negeri Semasa Hidup Madinah
Wafat 179 H
Ulama Komentar
Yahya bin Main Tsiqah
Muhammad bin Sa'd Tsiqah
Nama Lengkap Abu Suhail Nafi’ bin Malik
Kalangan Tabi‘in
Kuniyah -
Negeri Semasa Hidup Madinah
Wafat 140 H
Ulama Komentar
Ibnu Hajar Tsiqah dalam Taqrib at Tahdzib
Nama Lengkap Abu Muhammad Thalhah bin Ubaidillah bin Usman bin
Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Marrah bin Ka'ab bin
Lu'ai bin Ghalib Qursyi at-Taimi

8
Kalangan Sahabat
Kuniyah -
Negeri Semasa Hidup Madinah
Wafat 36 H
Komentar Semua shahabat Nabi diterima riwayat hadisnya

Berdasarkan penelitian terhadap kualitas para periwayat di atas, dapat dilihat


bahwasannya sanad hadis bersambung mulai dari mukharrij-nya sampai kepada Nabi.
Persambungan sanad terlihat dengan adanya pertemuan guru dan murid, antara periwayat
yang satu dengan periwayat sesudah atau sebelumnya. Selain itu, didapati pula bahwa
semua perawi berkualitas tsiqah.

3. Kritik Matan

Setelah melakukan kritik sanad dilanjutkan dengan kritik matan yang bertujaun untuk
mengetahui apakah hadis tersebut mengandung berupa syadz atau illat. Kritik matan ini juga
dimaksudkan untuk menelaah redaksi dan makna guna menetapkan keabsahan suatu hadis.
Karena itu kritik matan merupakan upaya positif dalam rangka menjaga kemurnian matan
hadis, disamping juga mengantarkan kepada pemahaman yang lebih tepat terhadap hadis
Rasulullah.13
Kritik matan dipandu tiga langkah metodologis: 1) meneliti matan dengan melihat kualitas
sanadnya, 2) meneliti susunan lafal matan yang semakna, dan 3) meneliti kandungan matan.14
Langkah pertama kritik matan adalah meneliti matan berdasarkan sanadnya. Sanad hadis
yang diteliti adalah bernilai shahih sebab seluruh periwayat hadis memenuhi kriteria ke-shahih-
an suatu hadis dari segi sanad. Kriteria tersebut antara lain ketersambungan sanad, diriwayatkan
oleh perawi yang dhabit, adil, tidak ada syadz dan illat.15
Langkah kedua adalah meneliti susunan lafal matan hadis. Lafal matan hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan melihat variasi matan perawi lainnya, secara
substansial tidak ditemukan adanya perbedaan. Adanya tambahan kata tertentu pada matan
hadis tidak merubah subsatnsi makna dari hadis tersebut. Seperti tabel berikut:
a) Hadits Pertama (HR. Muslim, bab Sifat Wudhu, Nomor 226)
Tabel 5. Lafal Matan Hadits Pertama
Shahih Muslim Shahih Bukhari Sunan an-Nasai
َ َ‫ضأَْفَغ‬
ْ‫سلَْ َكفَّي ِه‬ َّ ‫ُوء فَت ََو‬
ٍْ ‫عاْ ِب َوض‬
َ ‫َد‬ ْ‫علَىْ َيدَيهِْمِ نْإِنَا ِئ ِه‬ َ ‫عاْ ِب َوضُوءٍ ْفَأَف َر‬
َ ْ‫غ‬ َ ‫َد‬ َ َ‫ضأَْفَغ‬
ْ‫سلَْ َكفَّي ِه‬ َّ ‫ُوء فَت ََو‬
ٍْ ‫عاْ ِب َوض‬
َ ‫َد‬
‫سلَ ُه َما‬
َ َ‫فَغ‬
- ‫ُوء‬
ِْ ‫خلََْْيمِ ي َنهُْفِيْال َوض‬ َْ ‫أَد‬ -

13
Umi Sumbulah, Kritik Hadis..., hlm. 94.
14
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 121-122.
15
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 149.

9
‫َْرجلَهُْاليُمنَى‬
ِ ‫سل‬َ ‫غ‬ َ ِ ‫سلَْ ُكل‬
‫َّْرج ٍْل‬ َ ْ‫ث ُ َّم‬
َ ‫غ‬ ‫َْرجلَهُْاليُمنَى‬
ِ ‫سل‬َ ‫غ‬ َ
ُْ‫غف َِرْلَه‬
ُ ُ‫َّْللاْلَ ْه‬
ُ َّ ‫غف ََر‬ َ ُْ‫غف َِرْلَه‬
ُ

b) Hadits Kedua (HR Muslim, Bab Shalat Salah Satu Pilar Islam, Nomor 11)
Tabel 6. Lafal Matan Hadits Kedua
Shahih Muslim Shahih Bukhari Sunan an-Nasai
‫صو ِت ِْه‬
َ ْ‫ي‬ َّ ‫نَس َم ُعْ َد ِو‬ ْ‫صو ِت ِه‬ َ ْ‫ي‬ ُّ ‫يُس َم ُعْ َد ِو‬ ‫صو ِت ِْه‬
َ ْ‫ي‬ َّ ‫نَس َم ُعْ َد ِو‬
‫َو ََلْنَفقَهُْ َما‬ ‫َو ََلْيُفقَهُْ َما‬ ‫َو ََلْنَف َه ُمْ َمْا‬
‫سو ِْل‬ َ ‫َيقُولُْ َحتَّىْ َدنَاْمِ ن‬
ُ ‫ْر‬ ‫َيقُولُْ َحتَّىْ َدنَاْفَإِذَْاْهُْ َْو‬ ‫َيقُولُْ َحتَّىْ َدنَاْفَإِذَاْهُ ْو‬
ُ‫صْمِ ن ْه‬ ُ ُ‫َو ََلْأَنق‬ ُْ ُ‫َو ََلْأَنق‬
‫ص‬ ُ‫صْمِ ن ْه‬ ُ ُ‫َو ََلْأَنق‬

Langkah ketiga dalam kritik matan adalah meneliti kandungan matan hadis. Kandungan
matan hadis yang sedang diteliti tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis, sebagai
berikut:
a) Kandungan Matan Hadits Pertama Tidak Bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits
1) Surat al-Maidah, Ayat 6

‫س ُحوا‬ َ ‫ق َو ْام‬ِ ِ‫ص ََلةِ فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم ِإلَى ْال َم َراف‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا قُ ْمت ُ ْم ِإ َلى ال‬
‫علَ ٰى‬ َ ‫ض ٰى أَ ْو‬ َ ‫اط َّه ُروا ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬ َّ َ‫بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأَ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا ف‬
‫ط ِيبًا‬َ ‫ص ِعيدًا‬َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجدُوا َما ًء فَتَ َي َّم ُموا‬ َ ِ‫سف ٍَر أَ ْو َجا َء أَ َحدٌ ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أَ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬ َ
َ َ ٰ
‫ج َول ِك ْن ي ُِريدُ ِليُط ِه َر ُك ْم‬ َ َ
ٍ ‫عل ْي ُك ْم ِم ْن َح َر‬ َّ ُ‫س ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ ْيدِي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما ي ُِريد‬
َ ‫َّللاُ ِليَجْ عَ َل‬ َ ‫ام‬ ْ َ‫ف‬
َ‫علَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرون‬
َ ُ‫َو ِليُ ِت َّم ِن ْع َمتَه‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Berdasarkan ayat dapat dilihat bahwa Allah telah menjelaskan syarat sebelum
Shalat dan tata cara wudhu, jika dilihat dari HR. Muslim, bab Sifat Wudhu, Nomor
226, maka tidak ada pertentangan antara hadits dan ayat tersebut.

2) Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Bab Sholat no.6554

َ َ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة‬


‫ع ْن‬ َ ‫ع ْن َه َّم ٍام‬
َ ‫ع ْن َم ْع َم ٍر‬ َ ‫ق‬ِ ‫الر َّزا‬
َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫ص ٍر َحدَّثَنَا‬ ْ َ‫اق بْنُ ن‬ ُ ‫َحدَّثَنِي إِ ْس َح‬
َ ‫ضأ‬َّ ‫ث َحتَّى َيت ََو‬َ ‫ص ََلةَ أَ َح ِد ُك ْم ِإذَا أَحْ َد‬ َّ ‫سلَّ َم قَا َل ََل َي ْق َب ُل‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫النَّ ِبي‬
Artinya: Ishaq Ibn Nashir telah menceritakan kepadaku bahwa ‘Abd al-Razzaq
mengisahkan kepada kami dari Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah
dari Nabi ْ ‫ﷺ‬beliau bersabda: “Allah tidak akan menerima shalatnya
seseorang diantara kamu apabila ia sedang dalam keadaan berhadats hingga
ia berwudhu”

10
Berdasarkan hadits diatas tidak ada pertentangan hadits antara HR. Muslim, bab Sifat
Wudhu, Nomor 226 dan HR. Bukhari, bab Sholat, Nomor 6554
b) Kandungan Matan Hadits Kedua Tidak Bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits
1) Surah al-Bayyinah, Ayat 5

َّ ‫صينَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال‬


َّ ‫ص ََلةَ َويُؤْ تُوا‬
َ‫الزكَاة‬ َّ ‫َوقَ ْولُهُ َو َما أ ُ ِم ُروا ِإ ََّل ِل َي ْعبُدُوا‬
ِ ‫َّللاَ ُم ْخ ِل‬
‫َوذَلِكَ ِدينُ ْالقَيِ َم ِة‬
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas
menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah
agama yang lurus (benar)”

Berdasarkan ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa makhluk hidup (khususnya


manusia) diperintahkan untuk menyembah dan mentaati-Nya dengan ikhlas, serta
menunaikan ibadah Sholat dan zakat. Jika dilihat dari HR. Muslim, dalam Bab Shalat
sebagai Salah Satu Pilar Islam, Nomor 11, maka tidak ada pertentangan dari hadits dan
ayat tersebut.
2) Shahi Bukhari dalam Bab dipungut dari Orang Kaya Kemudian dibagikan Kepada
Orang-Orang Miskin dimanapun Mereka Berada.Nomor 142516

َّ ‫ع ْب ِد‬
ِ‫َّللا‬ َ ‫ع ْن يَحْ يَى ب ِْن‬ َ َ‫َّللا أَ ْخبَ َرنَا زَ ك َِريَّا ُء بْنُ ِإ ْس َحاق‬ِ َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ بْنُ ُم َقاتِ ٍل أَ ْخبَ َرنَا‬
‫ع ْن ُه َما قَا َل قَا َل‬ َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َّاس َر‬ ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ ‫َّاس‬ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ْن أَبِي َم ْعبَ ٍد َم ْولَى اب ِْن‬ َ ٍ ‫ص ْي ِفي‬ َ ‫ب ِْن‬
ْ
‫ستَأ ِتي قَ ْو ًما‬ َ َ‫سلَّ َم ِل ُم َعا ِذ ب ِْن َج َب ٍل ِحينَ َب َعثَهُ ِإلَى ْال َي َم ِن ِإنَّك‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
‫َّللا‬ ُ ‫َّللاُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َر‬ َّ ‫ع ُه ْم ِإلَى أَ ْن يَ ْش َهدُوا أَ ْن ََل ِإلَهَ ِإ ََّل‬ ُ ‫ب فَإِذَا ِجئْتَ ُه ْم فَا ْد‬ ٍ ‫أَ ْه َل ِكتَا‬
‫ت فِي ُك ِل يَ ْو ٍم‬ ٍ ‫صلَ َوا‬ َ ‫س‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم خ َْم‬
َ ‫ض‬ َّ ‫عوا لَكَ بِذَلِكَ فَأ َ ْخبِ ْر ُه ْم أَ َّن‬
َ ‫َّللاَ قَ ْد فَ َر‬ ُ ‫طا‬ َ َ‫فَإِ ْن ُه ْم أ‬
‫صدَقَةً تُؤْ َخذُ ِم ْن‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم‬
َ ‫ض‬ َّ ‫عوا لَكَ ِبذَلِكَ فَأ َ ْخ ِب ْر ُه ْم أَ َّن‬
َ ‫َّللاَ قَ ْد فَ َر‬ ُ ‫طا‬َ َ‫َولَ ْيلَ ٍة فَإِ ْن ُه ْم أ‬
َ‫ق دَع َْوة‬ ِ َّ ‫عوا لَكَ بِذَلِكَ فَإِيَّاكَ َوك ََرائِ َم أَ ْم َوا ِل ِه ْم َوات‬ ُ ‫طا‬ َ َ‫علَى فُقَ َرائِ ِه ْم فَإِ ْن ُه ْم أ‬ َ ُّ‫أَ ْغنِيَائِ ِه ْم فَت ُ َرد‬
ٌ‫َّللا ِح َجاب‬ ِ َّ َ‫ْس بَ ْينَهُ َوبَيْن‬ َ ‫وم فَإِنَّهُ لَي‬ِ ُ‫ظل‬ ْ ‫ْال َم‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah


mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami
[Zakariya' bin Ishaq] dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy] dari [Abu
Ma'bad] sahayanya [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata;
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berkata, kepada Mu'adz bin Jabal
Radhiyalahu'anhu ketika Beliau mengutusnya ke negeri Yaman:
"Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu
sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada
ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah
utusan Allah. Jika mereka telah mentaati kamu tentang hal itu, maka
beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka shalat lima
waktu pada setiap hari dan malamnya. Jika mereka telah mena'ati kamu
tentang hal itu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan

16
Program Aplikasi Mausuat al-Hadis al-Syarif : Islamweb

11
bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka
dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka
mena'ati kamu dalam hal itu maka janganlah kamu mengambil harta-
harta terhormat mereka dan takutlah terhadap do'anya orang yang
terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang
menghalangi) nya.”
Berdasarkan hadits diatas tidak ada pertentangan hadits antara HR Muslim, bab
shalat salah satu pilar Islam, Nomor 11 dan HR. Bukhari, bab dipungut dari orang kaya
kemudian dibagikan kepada orang-orang miskin dimanapun mereka berada. nomor
1425

E. KONTEKTUALITAS HADITS DENGAN METODE PENDIDIKAN


Perkataan “metode” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua
suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau
cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan term method dan way yang diterjemahkan sebagai cara. Sedangkan dalam
bahasa Arab kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata al-thoriqoh, al-manhaj, dan
al-washilah. Al-thariqoh berarti jalan, al-manhaj berarti sistem, dan al-washilah berarti mediator
atau perantara. Sedangkan secara terminologi metode adalah suatu jalan yang ditempuh seseorang
supaya sampai pada tujuan tertentu baik dalam lingkungan ataupun dalam perniagaan maupun
dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya17.
Sedangkan pendidikan atau pembelajaran itu dalam arti luas adalah suatu proses untuk
mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuanya, nilai dan
sikapnya serta ketrampilanya. Semua itu bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang lebih
baik18. Berdasarkan dua hadits yang telah di jabarkan, terdapat dua contoh model pendidikan yang
diberikan oleh Rasulullah Saw. dalam memberikan pendidikan terhadap peserta didik. Adapun
model pendidikannya sebagai berikut:
1. Metode Pendidikan Demonstrasi
‫ضوئِي َهذَا‬ َ ‫ضأ َ ن‬
ُ ‫َحْو ُو‬ َّ ‫سلَّ َم ت ََو‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫َرأَيْتُ َر‬
ِ َّ ‫سو َل‬
َ ‫َّللا‬
Dalam kutipan hadits yang pertama (HR. Muslim, bab Sifat Wudhu, Nomor 226) terdapat
metode pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. yaitu metode demonstrasi. Kata-kata
“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti cara aku
berwudlu”, menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. telah mendemonstrasikan atau menyontohkan
cara berwudhu kepada sahabat, seperti urutan dalam membasuh bagian tubuh, dan jumlah
basuhan ketika berwudhu.

17
Ismail SM, Strategi Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 7
18
Ahmad Munib, dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang UPK MKK Unnes. 2004), hlm. 28.

12
Selain itu, dalam dunia pendidikan metode pendidikan demonstrasi merupakan sebuah
metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong peserta didik mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya?
Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah
bilamana seorang pengajar atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau
seorang peserta didik memperlihatkan kepada seluruh peserta didik sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya19
Beberapa definisi tentang metode pendidikan tanya jawab yang dapat dilihat sebagai
berikut:
a) Metode pendidikan demonstrasi merupakan metode yang menyajikan pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh pengajar (guru, dosen dan
sebagainya). Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik hanya sekadar
memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret20.
b) Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan
dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya21
c) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan22
Jadi dapat difahami berdasarkan beberapa definisi yang telah dijabarkan, bahwa metode
pendidikan demonstrasi merupakan metode yang menyajikan pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau
tiruannya

19
http://nengberbagi.blogspot.co.id/2014/02/tafsir-hadits-tarbawi-metode-pendidikan.html
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media, 2011, hlm. 153
21
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta. 2006. h. 210
22
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2003, h.22

13
Beberapa keuntungan atau kebaikan dalam metode demonstrasi ini, yaitu23:
a) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh
pengajar (guru, dosen dan sebagainya) dapat diamati secara tajam.
b) Perhatian peserta didik akan lebih terpusat kepada apa yang didemonstrasikan, jadi proses
belajar peserta didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian peserta didik kepada
masalah lain.
c) Apabila peserta didik sendiri ikut aktif dalam suatu percobaan yang bersifat demonstratif,
maka mereka akan memeproleh pengalaman yang melekat pada jiwanya dan ini berguna
dalam pengembangan kecakapan

Selain itu terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan dari metode demonstrasi berikut
seperti24:

a) Metode dmonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai, demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif
lagi.
b) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan
ceramah.
c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan pengajar (guru, dosen dan
sebagainya) yang khusus, sehingga pengajar (guru, dosen dan sebagainya) dituntut untuk
bekerja lebih professional

2. Metode Pendidikan Tanya Jawab


Dalam kutipan hadits yang kedua (HR Muslim, bab shalat salah satu pilar Islam, nomor 11)
terdapat metode pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. yaitu metode pendidikan
tanya jawab. Hadits tersebut menjelaskan tentang proses tanya jawab yang dilakukan antara
seorang laki-laki dari nejd dan Rasulullullah Saw. tentang Islam dan kewajiban di dalamnya
(Islam).
Selain itu dalam dunia pendidikan, metode pendidikan tanya jawab merupakan metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic25,
sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara pengajar (guru, dosen dan sebagainya) dan
peserta didik. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung
antara pengajar (guru, dosen dan sebagainya) dengan peserta didik. Metode pendidikan tanya

23
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1985, hlm. 232
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran............ hlm. 153
25
Merupakan komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana kedua orang tersebut
sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan

14
jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarahkan peserta didik memahami materi tersebut. Metode pendidikan
tanya jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang
dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
Beberapa definisi tentang metode pendidikan tanya jawab yang dapat dilihat sebagai
berikut:
a) Metode pendidikan tanya jawab adalah suatu teknik mendidik dan mengajar dengan
menggunakan tanya jawab tentang bahan materi yang akan dibahas yang dilakukan baik
oleh guru maupun peserta didik. Teknik ini merupakan penjabaran dari teori ilmu jiwa
yang mendasar pada rumus stimulus respon (rangsangan dan jawaban) yang bentuk-
bentuknya secara bertahap juga disesuaikan dengan kemampuan rata-rata kelas26.
b) Metode pendidikan tanya jawab merupakan startegi utama yang berbasis kontekstual.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari yang bertanya. Hampir pada
semua aktivitas belajar dapat menerapkan metode tanya jawa. Aktivitas bertanya juga di
temukan ketika siswa berdiskusi , ketika menemui kesulitan , dan ketika mengamati.
Kegiatan –kegiatan itu menumbuhkan dorongan untuk bertanya27
c) Metode pendidikan tanya jawab adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran
dimana seorang guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang
sudah dipelajari atau tentang suatu yang pernah dibaca dengan tetap memperhatikan proses
berpikir diantara peserta didik. Dalam tanya jawab ada kalanya pertanyaan berasal dari
peserta didik, atau sebaliknya pertanyaan tersebut disampaikan oleh guru kepada peserta
didik. Apabila peserta didik tidak bisa menjawab, barulah guru memberikan
penjelasannya28
Jadi dapat difahami berdasarkan beberapa definisi yang telah dijabarkan, bahwa metode
pendidikan tanya jawab merupakan teknik pengajaran dan startegi utama yang berbasis
kontekstual dalam menyampaikan materi pelajaran dimana seorang pengajar (guru, dosen dan
sebagainya) memberikan pertanyaan kepada peserta didik atau sebaliknya, tentang materi yang
sudah dipelajari atau tentang suatu yang pernah dibaca dengan tetap memperhatikan proses
berpikir diantara peserta didik secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan peserta
didik tersebut. Bilamana metode tanya jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat
meningkatkan peserta didik untuk belajar secara aktif agar peserta didik dapat mengarahkan
proses berfikir secara jelas.
Adapun kelebihan dari metode pendidikan tanya jawab ini sebagai berikut29 :

26
Zakiah Daradjat, Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan ,( Jakarta, Bulan Bintang , 1987 ) hlm 164
27
Triyanto , Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Profresif (Jakarta , Kencana Renada Media
Group, 2012) hlm 115 -116
28
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 239
29
Usman, Basyarudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. (Jakarta: PT Intermasa, 2002), hlm 88

15
a) Situasi kelas akan menjadi lebih hidup, karena peserta didik aktif berfikir dan
menyampaikan buah pikirannya dengan melalui berbicara/menjawab pertanyaan.
b) Sangat positif untuk melatih peserta didik agar berani mengemukakan pendapatnya dengan
lisan secara teratur.
c) Timbul perbedaan pendapat diantara peserta didik akan membawa kelas pada situasi
diskusi.
d) Mendorong peserta didik lebih aktif dan bersungguh-sungguh, dalam arti peserta didik
yang biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan aktif mengikuti
pelajaran.
e) Walaupun sedikit lambat, tetapi pengajar (guru, dosen, dan sebagainya) dapat mengotrol
pemahaman/penngertian peserta didik pada masalah yang dibicarakan.
f) peserta didik terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang
diajukan pengajar (guru, dosen dan sebagainya).
g) Mengaktifkan retensi terhadap pelajaran yang telah lalu
Selain memiliki kelebihan, metode pendidikan tanya jawab ini juga memiliki kekurangan
atau kelemahan seperti30:
a) Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka akan memakan banya waktu untuk
menyelesaikannya, dan lebih dari itu, kadang peserta didik dapat menyalahkan pendapat
pengajar (guru, dosen dan sebagainya).
b) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian peserta didik, terutama apabila terdapat
jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, pada hal bukan sasaran yang
dituju selain itu metode ini juga kurang merangkum bahan-bahan pelajaran

F. ANALISIS PERBANDINGAN DENGAN AL-QUR’AN


1. Redaksi Ayat Al-Qur’an Terhadap Model Pendidikan Demonstrasi

َّ َ‫ارا ي ُِريدُ أَ ْن يَ ْنق‬


‫ض‬ ً َ‫ضيِفُو ُه َما فَ َو َجدَا فِي َها ِجد‬ ْ ‫طلَقَا َحت َّ ٰى إِذَا أَتَيَا أَ ْه َل قَ ْريَ ٍة ا ْست‬
َ ُ‫َطعَ َما أَ ْهلَ َها فَأَبَ ْوا أَ ْن ي‬ َ ‫فَا ْن‬
‫علَ ْي ِه أَجْ ًرا‬
َ َ‫فَأَقَا َمهُ ۖ قَا َل لَ ْو ِشئْتَ ََلت َّ َخ ْذت‬
Artinya: “Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu
negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu
tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu
dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa
berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu” (QS. Al-Kahfi
Ayat 77)

Pada QS. Al-Kahfi Ayat 77 ini terdapat menceritakan tentang bergurunya Nabi Musa
kepada Nabi Khidir dan ayat ini berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya maupun
sesudahnya, yaitu surat al-Kahfi ayat 60-82. Ayat-ayat tersebut mencerikan tentang proses

30
Zuhairi, Metodhik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya, Usana Offset Printing: 1981), hlm 87-88.

16
pencarian Nabi Khidir oleh Nabi Musa, menjadi murid, hingga mereka berpisah lagi. Dalam
ayat-ayat tersebut terdapat proses pembelajaran yang dilakukan oleh Nabi Khidir dalam
memberikan ilmu kepada Nabi Musa melalui praktek langsung atau metode demonstrasi,
dengan melubangi kapal nelyan miskin untuk menyelmtkan mereka dari penguasa dzalim yang
hendak mengambil tip kapal yang bagus, membunuh anak kecil karena kelak jika dewasa anak
tersebut aka menjadi anak yang durhaka dan agar orang tua mereka dikaruniai anak yang shaleh
sebagai gantinya, dan menegakkan diding rumah anak yatim yang di bawahnya tersimpan harta
kekayaan orang tua mereka dengan maksud agar harta tersebut tidak diketahui para penduduk
desa yang dzalim yang ingin menambilnya dan agar masih tersimpan untuk digunakan kelak
ketika anak itu dewasa.kemudian Nabi Khidir memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
dipraktekkan tersebut yang belum diketahui oleh Nabi Musa tentang hakikat atau sebab-sebab
Nabi Khidir melakukannya.
Dari keterangan ayat di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Khidir sebagai seorang guru
memberikan ilmunya kepada nabi Musa menggunakan metode praktik langsung, yang jika
dihubungkan dengan pendidikan hal itu termasuk metode pendidikan demonstrasi, yaitu
metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu
pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses
pembuatan tertentu kepada peserta didik. Melalui metode ini diharapkan peserta didik dapat
paham betul tentang apa yang diajarka, karena kebayakan siswa tidak bisa mengerti dengan
baik dan benar hanya lewat teori saja. Metode pendidikan demonstrasi ini merupakan metode
yang sangat efektif dalam membantu peserta didik untuk menjawab kebutuhan belajarnya
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta dan data yang jelas dan benar yang diperolehnya dari
demonstrasi.

2. Redaksi Ayat Al-Qur’an Terhadap Model Pendidikan Tanya Jawab


‫ورهَا َو ٰلَ ِك َّن‬ ُ ‫ْس ْال ِب ُّر ِبأ َ ْن تَأْتُوا ْالبُيُوتَ ِم ْن‬
ِ ‫ظ ُه‬ َ ‫ج ۗ َولَي‬ ِ ‫اس َو ْال َح‬
ِ َّ‫ِي َم َوا ِقيتُ ِللن‬ َ ‫ع ِن ْاْل َ ِهلَّ ِة ۖ قُ ْل ه‬
َ َ‫َي ْسأَلُونَك‬
َّ ‫ْال ِب َّر َم ِن اتَّقَ ٰى ۗ َوأْتُوا ْالبُيُوتَ ِم ْن أَب َْوا ِب َها ۚ َواتَّقُوا‬
َ‫َّللاَ لَ َع َّل ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan
orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Al-Baqarah Ayat 189)

Pada QS. al-Baqarah ayat 189 ini terdapat sebuah metode pendidikan tanya jawab yang
berhubungan dengan pertanyaan sahabat tentang hilal beserta jawabannya, hal ini dapat dilihat
pada pada kalimat pertama dalam ayat ini, yaitu ‫سأَلُونَكَ ع َِن ْاْل َ ِه َّل ِة‬
ْ َ‫ ي‬yang artinya mereka bertanya

17
tentang bulan sabit. Jadi dapat difahami bahwa pada saat itu terjadi sebuah percakapan tanya
jawab antara Rasulullah Saw. dengan sahabat.
Mengenai sebab turunya ayat ini Muhamad al-Alusy Abu Fadl menerangkan dalam
kitabnya bahwa Ibnu Asakir menceritakan dengan sanad dhoif bahwa Mu’ad bin Jabbal dan
Tsa’labah bin Ghanam bertanya kepada Rasul : Ya Rasulallah Bagaimana keadaan hilal yang
nampak dan muncul kecil seperti benang, kemudian bertambah besar, rata dan bulat, kemudian
terus menerus berkurang dan mengecil sehingga kembali seperti semula, bulan itu tidak
menetapi pada bentuk yang tetap (satu bentuk)? Kemudian turunlah ayat tersebut31.
Mengenai maksud munculnya pertanyaan tersebut dan jawaban yang telah diberikan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad tentang hal tersebut, Imam Fahruddin ar-Razi menulis dalam
tafsirnya bahwa firman Allah ‫سأَلُونَكَ ع َِن ْاْل َ ِهلَّ ِة‬
ْ َ‫ ي‬tidak menjelaskan sesungguhnya mengapa
mereka bertanya, tetapi jawannya itu seperti menunjukkan pada maksud pertanyaan, karena
ِ ‫اس َوا ْلح‬
firman Allah ‫َج‬ َ ‫ قُ ْل ه‬menunjukkan bahwa pertanyaan mereka bermaksud pada
ِ َّ‫ِي َم َواقِيتُ لِلن‬
tujuan faedah dan hikmah tentang perubahan keadaan hilal yang mengecil dan membesar,
kemudian al-Quran dan hadits selaras dalam perihal pertanyaan tersebut32.
Selain itu terdapat sebelas ayat yang menggunakan kata ‫سأَلُونَكَ ع َِن ْاْل َ ِهلَّ ِة‬
ْ َ‫( ي‬mereka bertanya
tentang), yaitu : surat al-Baarah ayat :186, 189, 217, 219, 280, 222, surat al-A’raf ayat 187,
surat an-Naazi’aat ayat 42, surat al-Kahfi ayat 83, surat al-Isra’ ayat 85, dan surat Thaha ayat
105. Dari keterangan tersebut jika dihubungkan dengan metode pendidikan, maka ayat tersebut
menjelaskan tentang metode pendidikan tanya jawab, sebagaimana para sahabat bertanya
kepada Rasulullah, sehingga mereka mendapatkan penjelasan sesuai dengan maksud
pertanyaan mereka dan sesuai dengan keadaan mereka.
Dari keterangan ayat al-Quran di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad saw juga
menggunakan metode pendidikan tanya jawab dalam memperikan pengetahuan kepada para
sahabat dan hasilnya jga para sahabat mampu untuk memahami dari keterangan yang diberikan
oleh Nabi. Metode bertanya ini untuk mengajak si pendengar agar fokus dengan pembahasan.
Metode tanya jawab, apakah pembicaraan antara dua orang atau lebih, dalam pembicaraan
tersebut mempunyai tujuan dan topik tertentu. Metode dialog berusaha menghubungkan
pemikiran seseorang dengan orang lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku dan
pendengarnya.
Dengan demikian metode tanya jawab memang dapat menjadi sebuah metode yang
menarik dalam pembelajaran, karena peserta didik akan menjadi aktiv dengan memberikan
pertanyaan atau memberikan jawaban tentang apa yang mereka ketahui. Sehingga pengetahuan
yang mereka dapat lebih bisa tertanam dalam pikiran mereka dan mereka akan terbiasa dalam

31
Muhamad al-Alusy Abu Fadl, Ruhul Ma’ani, (al-Maktabah ats-Tsamilah, tt), juz. 2, hlm. 71
32
Muhammad bin Umar ar-Razi, Mafatihul Ghoib, juz. 5, hlm. 103

18
menjawab soal-soal ketika dilaksanakan ujian. Tentunya metode ini dapat dikembangkan sesuai
dengan kondisi peserta didik masing-masing.

G. KONTEKTUALISASI HADIS DENGAN PENDIDIKAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


1. Era Revolusi 4.0
Revolusi industri merupakan sebuah titik, dimana terjadinya sebuah perubahan yang sangat
besar khususnya pada cara atau kemampuan manusia baik itu untuk mengolah maupun
memproduksi barang dan sumber daya. Fenomena revolusi industri ini terjadi di antara tahun
1750 sampai 1850, yang mana pada saat itu terjadi perubahan diberbagai macam sektor secara
besar-besaran seperti di bidang sektor pertanian, sektor manufaktur, sektor pertambangan,
sektor transportasi, dan teknologi informasi. Perubahan - perubahan tersebut menciptakan
sebuah dampak yang signifikan terhadap kondisi sosial, perkembangan ekonomi, dan tradisi
atau budaya yang ada di dunia33. Selain itu kondisi ini menggiring kita untuk memasuki era
baru dimana semua digerakkan serba komputerisasi dan penggunaan mesin untuk meringankan
pekerjaan manusia dan semua itu berlangsung begitu cepat tanpa terkendali. perubahan yang
begitu cepat itulah yang kini disebut revolusi industri 4.0.
Revolusi industri keempat (Industri 4.0) telah menjadi topik utama di seluruh dunia. Era
Industri 4.0 merangsang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Internet of Things
(IoT), Internet of Services (IoS), Internet of Data (IoD) dan Cyber-Physical Systems (CPS)
yang menghasilkan penciptaan mesin pintar atau robot otonom. Era Industri 4.0 mendapat
respon cepat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pemerintah Indonesia menghimbau
bagi literasi teknologi bangsa Indonesia dalam semua aspek, terutama pada aspek pendidikan.
Maka tak heran jika dalam dunia pendidikan muncul istilah Pendidikan 4.0 (Education 4.0).
Oleh karena itu untuk menyongsong era revolusi industri 4.0 dibutuhkan konsep konsep
pendidikan islam serta perannyang sangat mendasar dalam memberdayakan umat islam. Dalam
perspektif ini, Lembaga pendidikan Islam diharapkan sanggup membenahi diri, sehingga ia
tidak hanya mampu menjadi media transmisi budaya, ilmu dan keahlian, tapi juga sebagai
interaksi potensi dan budaya, yaitu bagaimana lembaga-lembaga pendidikan Islam mampu
menumbuh-kembangkan potensi anak yang diberikan Allah sejak lahir dalam konteks
mempersiapkan anak didik untuk menjalani kehidupannya.
Metode pendidikan yang diajarkan Rasulullah Saw. melalui hadits-hadits yang telah
dijabarkan seperti metode pendidikan demonstrasi dan metode pendidikan tanya jawab, dapat
diterapkan pada pendidikan era revolusi industi 4.0 atau dikenal dengan pendidikan 4.0, karena
model pendidikan ini merupakan alat bagi pendidik dalam mengajarkan dan mentrasfer ilmu
ke perserta didiknya.

33
Ning Rahayu. (2019). Retrieved Oktober 01, 2019, from Website Warta Ekonomi:
https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-revolusi-industri-dari-10-hingga-40.html

19
2. Penerapan Model Pendidikan Demonstrasi dan Tanya Jawab di Era Revolusi 4.0
a) Model Pendidikan Demonstrasi
Menurut Ali langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai
berikut34:
1) Merumuskan kecakapan atau ketrampilan yang hendak dicapai setelah demonstrasi
2) Mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat dan efektif untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan.
3) Memilih alat yang mudah didapat, dan mencobanya sebelum didemonstrasikan
supaya tidak gagal saat diadakan demonstrasi.
4) Menetapkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
5) Memperhitungkan waktu yang tersedia
6) Pelaksanaan demonstrasi
7) Membuat perencanaan penilaian terhadap kemajuan peserta didik.
Langkah-langkah sebagaimana disebutkan di atas akan dapat mengantarkan
peserta didik untuk memperoleh pemahaman dan kecakapan sesuai dengan tujuan
demonstrasi itu sendiri.
b) Model Pendidikan Tanya Jawab
Tindakan pendidik dalam menggunakan metode tanya jawab harus dipersiapkan
secermat mungkin dalam bentuk rencana pengajaran yang detail dengan langkah-
langkah sebagai berikut35:
1) Menyebutkan alasan penggunaan metode tanya jawab.
2) Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
khusus.
3) Menyimpulkan jawaban peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya pada hal-hal yang belum
dipahami.
5) Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya pada
hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan.
6) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang relevan
dan sifatnya pengembangan atau pengayaan.
7) Menyimpulkan materi jawaban yang relevan dengan tujuan pembelajaran khusus.
8) Memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca materi berikutnya di rumah
dan menulis pertanyaan yang akan diajukan pada pertemuan berikutnya.

34
Mohammad Ali, (2010), Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik,Jakarta: Edisi keenam,
Media Grafika, 2010, h. 85-86
35
Pendidikan Kewarganegaraan, https://ainamulyana.blogspot.com/2015/04/metode-tanya-jawab-dan-
prinsip.html

20
Selain itu hall-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tanya jawab
adalahseorang guru dalam memberikan tanya jawab harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Ciri pertanyaan yang baik antara lain :
• Merangsang siswa untuk berpikir.
• Jelas dan tindak menimbulkan banyak penafsiran.
• Singkat dan mudah dipahami siswa.
• Disesuaikan dengan kemampuan siswa.
2) Teknik mengajukan pertanyaan antara lain :
• Pertanyaan ditujukan pada seluruh siswa.
• Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir.
• Usahakan setiap siswa diberikan giliran menjawab.
• Dilakukan dalam suasana rileks, tidak tegang.
3) Sikap guru terhadap jawaban siswa antara lain :
• Tafsirkan jawaban siswa ke arah yang baik.
• Hargai secara wajar sekalipun jawaban siswa kurang tepat.
• Pada saat tertentu berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menilai
jawaban yang diberikan temannya.
4) Sikap guru terhadap pertanyaan siswa antara lain :
• Memberikan keberanian kepada siswa untuk bertanya.
• Pertanyaan siswa perlu disusun secara keseluruhan.
• Pertanyaan harus sesuai dengan tata tertib.

H. KESIMPULAN
Dari penjabaran yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah
sosok pengajar dan pendidik yang sempurna yang telah mewariskan Al-Qur’an dan sabda-sabdanya
(hadits) sebagai pedoman hidup termasuk dalam pendidikan. Selain itu Nabi Muhammad Saw.
sejak awal sudah memberikan panutan atau mencontohkan dalam mengimplementasikan metode
pendidikan yang tepat dalam menyampaikan ajaran Islam agar materi yang disampaikan dapat
diserap, dipahami dan diamalkan oleh para sahabatnya.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, pada bab sifat wudhu nomor 226
dan bab shalat salah satu pilar Islam nomor 11, dapat dilihat metode pendidikan yang telah
diterapkan atau dilakukan oleh Rasulullah Saw. yaitu metode pendidikan demonstrasi dan metode
pendidikan tanya jawab. Selain itu al-Qur’an juga sudah menjelaskan tentang dua model metode
pendidikan ini dalam surah al-Khafi ayat 77 dan surah al-Baqarah ayat 189

21
I. DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Edisi keenam, Media
Grafika, 2010)
Anwar, Qamari. Pendidikan sebagai karakter budaya bangsa, Jakarta, UHAMKA Press, 2003
ar-Razi, Muhammad bin Umar. Mafatihul Ghoib, juz. 5
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011)
Daradjat, Zakiah. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan ,( Jakarta, Bulan Bintang , 1987 )
_______, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1985)
Fadl, Muhamad al-Alusy Abu. Ruhul Ma’ani, (al-Maktabah ats-Tsamilah, tt), juz. 2
Ilyas, Hamim Perempuan Tertindas? Kajian Hadis-Hadis Misoginis (Yogyakarta: eLSAQ Press,
2008)
Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 1992
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis (Jakarta: Amzah, 2010)
Munib, Ahmad, dkk. Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang UPK MKK Unnes. 2004)
Neng Ingin Berbagi: http://nengberbagi.blogspot.co.id/2014/02/tafsir-hadits-tarbawi-metode-
pendidikan.html
Ning Rahayu. (2019). Retrieved Oktober 01, 2019, from Website Warta Ekonomi:
https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-revolusi-industri-dari-10-hingga-
40.html
Pendidikan Kewarganegaraan, https://ainamulyana.blogspot.com/2015/04/metode-tanya-jawab-
dan-prinsip.html
Program Aplikasi Mausuat al-Hadis al-Syarif : Islamweb
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1985
RadioRodja: https://www.radiorodja.com/19280-bab-zakat-bagian-islam-dan-bab-mengiringi-
jenazah-bagian-iman-hadits-46-47-kitab-shahih-bukhari-ustadz-abu-yahya-badrusalam-lc/,
07 Desember 2019
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005)
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Jakarta : Alfabeta. 2006)
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media, 2011
SM, Ismail. Strategi Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008)
Sumbulah, Umi, Kritik Hadis: Pendekatan Historis Metodologis (Malang: UIN-Malang Press,
2008)
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003)
TafsirQ: https://tafsirq.com/hadits/muslim/331, 07 Desember 2019
Triyanto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Profresif (Jakarta , Kencana Renada Media
Group, 2012)
Usman, Basyarudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. (Jakarta: PT Intermasa, 2002
Yuslem, Nawir Sembilan Kitan Induk Hadis (Jakarta: Hijri, 2006)
Zuhairi, Metodhik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya, Usana Offset Printing: 1981

22

Anda mungkin juga menyukai