Anda di halaman 1dari 10

BISMA

JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN


Jurnal Bisnis dan Manajemen (BISMA) adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun.
Jurnal ini diharapkan sebagai wahana komunikasi dan media bagi para akademisi dan praktisi dalam
menuangkan ide-ide dalam bentuk kajian, pengamatan, pengalaman praktis, dan hasil penelitian
empiris, di bidang bisnis dan manajemen

SUSUNAN REDAKSI
Penanggung Jawab : Dra. Jun Surjanti, SE, M.Si

Ketua Penyunting : Putu Herry Sunarya, SE, MM

Wakil Ketua Penyunting : Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi. MM

Penyunting Pelaksana : Dr. Dewi Tri Wijayanti, M.Si


Dr. Sri Setyo Iriani, SE., M.Si
Dr. Andre Dwijanto Witjaksono, ST, M.Si
Dra. Anik Lestari Andjarwati, MM
Nadia Aandimitra, SE, M.SM
Musdholifah, SE, M.Si

Mitra Bestari : Prof. Dr. Djumilah Zein (Unibraw)


Prof. Dr. H. Retig Adnyana, M.Si (Unesa)
Prof. Dr. Musclich Anshori(Unair)
Dr. Rer. pol. Debby Ratna Daniel, Ak (Unair)
Dr. Muafi, SE, M.Si (UPN Yogyakarta)
Budiono, SE, M.Si (ISEI)

Administrasi dan Sirkulasi : Widyastuti, S.Si, M.Si


Nindria Untarini SE, M.Si
Yessy Artanti, SE, M.Si

Alamat Redaksi:
JURUSAN MANAJEMEN FE UNESA
Kampus Ketintang Surabaya, 60231
Telp. (031) 8299945, 8280009 PS.107 Fax. 8299946
Email : unindria@yahoo.com
BISMA
Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 2, No. 2, Februari 2010

DAFTAR ISI
1. Pengaruh Patner Characteristics Terhadap Relationship Capital : Studi Empiris Pasca
Penggabungan Perusahaan
Muafi 93-99

2. Efektivitas Strategi Hedging Menggunakan Kontrak Indeks LQ45 Futures dalam


Meminimalisasi Risiko Sistematis Portofolio
Nadia Asandimitra Haryono & M. Riadhos Solichin 100-106

3. Pengaruh Pengelolaan Kualitas Layanan Melalui Program Pertamina Way Terhadap


Kepuasan Konsumen dan Dampaknya Pada Citra SPBU Pertamina (Studi Pada SPBU Pasti
Pas di Surabaya)
Sri Setyo Iriani & Puguh Yulianto 107-120

4. Pengaruh Stres Kerja dan Pemberdayaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawati Call Center
di PT “X” Surabaya
Mei Rahmi Wuri W & Dwiarko Nugrohoseno 121-127

5. Pengaruh Harga dan Persepsi Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu
Converse (Studi Kasus di Darmo Trade Center Surabaya)
Putu Herry Sunarya & Septa Dian Megasari 128-138

6. Hubungan Program Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Karyawan Administrasi Pada
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Gunawan Eko Nurtjahjono 139-149

7. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Karakteristik InformasiAkuntansi Manajemen


Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Pada Perusahaan BUMN di Jawa Timur)
Reni Dwijayanti & Heri widodo 150-158

8. Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan


Laksmi Kusumawardani 159-166

9. Manajemen E-Government dalam Rangka Capacity Building Birokrasi di Indonesia


Chazienul Ulum 167-172
BUDAYA ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

LAKSMI KUSUMAWARDANI1
Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Abstract
The study is intented to measure the associative type of organizational culture on the performance of
employees in Auto 2000 Surabaya. Indicators of organizational culture in this research referred to
innovation, integration, leadership behavior, stability and orientation details. Collecting data using a
questionnaire to 50 employee of Auto 200 Surabaya. To analyze the data in this research using multiple
linear regression. That form of analysis is to determine the level of influence and cultural organizations
contributions to job performance in that organizations

Keywords : organization culture, job performance.

PENDAHULUAN kepemimpinan, stabilitas, orientasi detail dan


Kinerja sebuah organisasi atau institusi orientasi hasil berpengaruh secara simultan
tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber terhadap kinerja karyawan Auto 2000
daya manusia yang dimiliki. Karyawan atau Surabaya?
sumber daya manusia merupakan aset yang 2. Apakah budaya organisasi yang diindikatori
terunggul bagi sebuah organisasi. Berbeda dengan oleh inovasi, integrasi, perilaku
faktor atau aset yang bukan manusia (seperti kepemimpinan, stabilitas, orientasi detail dan
sarana dan prasarana pendukung aktivitas orientasi hasil berpengaruh secara parsial
organisasi), sumber daya manusia merupakan aset terhadap kinerja karyawan Auto 2000
yang unik dan istimewa karena aset ini tidak dapat Surabaya?
dipisahkan dari aspek manusia dan kemanusiaan. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Di samping itu sumber daya manusia juga 1. Untuk mengetahui pengaruh budaya
memiliki kepribadian yang aktif, banyak organisasi yang diindikatori oleh inovasi,
menggunakan intuisi, dinamis, bahkan sensitif dan integrasi, perilaku kepemimpinan, stabilitas,
sekaligus sebagai pengelola dan atau pengguna orientasi detail dan orientasi hasil berpengaruh
sarana dan pra sarana yang dimiliki oleh secara simultan terhadap kinerja karyawan
organisasi tersebut, yaitu teknologi dan biaya Auto 2000 Surabaya.
untuk menghasilkan output tertentu. 2. Untuk mengetahui pengaruh budaya
Di perusahaan – perusahaan besar yang organisasi yang diindikatori oleh inovasi,
memiliki jumlah karyawan yang besar, integrasi, perilaku kepemimpinan, stabilitas,
pengelolaan sumber daya manusia bukanlah orientasi detail dan orientasi hasil berpengaruh
pekerjaan mudah. Perbedaan jenis pekerjaan, secara parsial terhadap kinerja karyawan Auto
tingkat jabatan atau posisi, latar belakang 2000 Surabaya.
pendidikan, status keluarga, dan perbedaan status
sosial lainnya akan melandasi perbedaan dalam Definisi Budaya Organisasi
mengelola karyawan. Informasi tentang faktor – Menurut Mangkunegara (2005, h.113)
faktor yang melandasi kerja karyawan sangat budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau
dibutuhkan perusahaan, tidak hanya untuk sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang
menghindari kesalahan membuat keputusan SDM dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan
yang tidak efektif, namun juga sebagai sarana pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya
mendayagunakan karyawan, sehingga mampu untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
meningkatkan produktivitas karyawan. Jika integrasi internal.
seluruh karyawan memiliki produktivitas tinggi, Robbins (1996, h.289) mendefinisikan
kinerja perusahaan secara keseluruhan menjadi budaya organisasi sebagai suatu sistem pengertian
lebih baik. bersama yang dipegang oleh anggota-anggotanya,
Perumusan masalah yang diajukan dalam yang membedakan organisasi tersebut dengan
penelitian ini adalah: organisasi lainnya. Druicker dan Owens dalam
1. Apakah budaya organisasi yang diindikatori Tika (2006, h.4) juga mendefinisikan bahwa
oleh inovasi, integrasi, perilaku budaya organisasi adalah pokok penyelesaian

1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya 159


masalah-masalah eksternal dan internal yang kelahiran, pekerjaan, tingkat pendidikan,
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh atau ciri-ciri lainnya.
suatu kelompok yang kemudian mewariskan c. Mobilitas sosial
kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang Adalah kemampuan individu berpindah
tepat untuk memahami, memikirkan, dan dari suatu strata masyarakat ke strata
merasakan terhadap masalah-masalah. lainnya. Mobilitas sosial cenderung lebih
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan tinggi dalam masyarakat yang kurang
bahwa budaya organisasi merupakan serangkaian terstratifikasi.
nilai, norma yang berlaku dalam suatu organisasi 2. Bahasa
dan menjadi pedoman perilaku bagi seluruh Merupakan sarana penting yang dipakai
anggotanya. anggota masyarakat dalam berkomunikasi
Beberapa karakteristik budaya yang perlu satu sama lain. Peran bahasa dalam aktivitas
diperhatikan: bisnis masyarakat adalah:
1. Learned Behaviour a. Bahasa menata cara-cara anggota
Kebudayaan mencerminkan perilaku yang masyarakat berpikir tentang dunia.
dipelajari yang ditularkan dari satu anggota b. Memberi petunjuk penting tentang nilai-
masyarakat ke yang lain, seperti ketika nilai budaya masyarakat dan membantu
orangtua mengajarkan tata cara di meja akulturasi
makan kepada anak-anaknya 3. Komunikasi
2. Interrelated a. Komunikasi nonverbal
Unsur-unsur kebudayaan saling terkait, Komunkasi nonverbal meliputi ekspresi
misalnya, masyarakat Jepang (bersifat wajah, gerakan tangan, intonasi, kontak
hierarkis dan berorientasi pada kelompok) mata, posisi tubuh, dan postur tubuh.
biasanya menekankan keharmonisan dan b. Pemberian hadiah dan keramahtamahan
kesetiaan bekerja dengan cara tidak atau Adalah alat komunikasi yang penting
jarang berpindah-pindah tempat kerja dalam budaya bisnis.
3. Adaptive 4. Agama
Kebudayaan sanggup menyesuaikan diri, Agama membentuk sikap yang dimiliki
artinya kebudayaan berubah sesuai dengan pemeluknya terhadap pekerjaan, konsumsi,
kekuatan-kekuatan eksternal yang tanggung jawab individu, perencanaan untuk
mempengaruhi masyarakat tersebut. masa depan.
4. Shared 5. Nilai dan Sikap
Kebudayaan dimiliki bersama oleh anggota- Budaya juga mempengaruhi dan
anggota masyarakat dan tentu saja mencerminkan nilai dan sikap anggota-
menentukan keanggotaan masyarakat itu. anggota suatu masyarakat. Nilai adalah
Orang-orang yang memiliki kebudayaan prinsip dan standar yang diterima anggota-
yang sama adalah anggota suatu masyarakat. anggota tersebut. Sikap terdiri atas tindakan,
Sebaliknya, orang-orang yang tidak perasaan, dan pemikiran yang dihasilkan
memilikinya berada di luar batas-batas nilai-nilai. Beberapa factor yang
masyarakat itu. mencerminkan sikap dan nilai budaya yang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Budaya akan membentuk perilaku dan kesempatan
1. Struktur Sosial bagi bisnis-bisnis internasional, yaitu:
Adalah semua kerangka yang menentukan a. Waktu,
peran individu-individu dalam masyarakat, b. Umur,
stratifikasi masyarakat, dan mobilitas c. Pendidikan,
individu dalam masyarakat tersebut. d. Status, ada beberapa perbedaan status
a. Peran individu dalam masyarakat dalam masyarakat, yaitu (a) status
Ada perbedaan dalam cara diwariskan sebagai akibat kekayaan atau
mendefinisikan keluarga dan seberapa kelas sosial dari nenek moyang; (b) status
penting peran individu yang diberikan diperoleh dari individu melalui
dalam kelompok. Peran keluarga dalam pencapaian pribadi atau keberhasilan
bisnis, Peran individu dalam masyarakat, professional.
b. Stratifikasi social Adalah bagaimana
masyarakat mengelompokkan orang- Pengukuran Budaya
orang dalam batas tertentu berdasarkan Penetapan ukuran budaya antara lain:

160
1. Inovasi merupakan tingkat daya pendorong dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart,
karyawan untuk bersikap inovatif. target, sasaran kriteria yang telah ditentukan
Keinovatifan seseorang dapat diukur dari terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
kreativitas dan kebebasan/independensinya. Berbagai macam jenis pekerjaan yang
2. Integrasi adalah sejauhmana suatu organisasi dilakukan oleh karyawan, tentunya membutuhkan
dapat mendorong unit-unit organisasi untuk kriteria yang jelas, karena masing-masing jenis
bekerja dengan cara yang terkoordinasi. pekerjaan mempunyai standart yang berbeda-beda
Integrasi dalam organisasi dapat diukur tentang pencapaian hasilnya, makin rumit jenis
dengan kemampuan dalam berkoordinasi dan pekerjaannya, maka standar operating procedure
kebersamaan. yang ditetapkan akan menjadi syarat mutlak yang
3. Perilaku Kepemimpinan adalah perilaku atau harus dipatuhi.
cara yang dipergunakan oleh pemimpin dalam Moenir (1983) mendefinisikan kinerja sebagai
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan hasil kerja seseorang pada kesatuan waktu atau
perilaku anggota organisasi. Perilaku ukuran tertentu. Dharma (1986) menambahkan
pemimpin dapat diukur dengan kemampuan bahwa kinerja karyawan dimaksudkan sesuatu
pimpinan dalam mengarahkan, mendukung, yang dikerjakan baik produk/jasa yang dihasilkan.
dan memberi penghargaan kepada bawahan. Hasil kerja yang tercapai adalah tergantung pada
4. Stabilitas merupakan tingkat penekanan standar yang ditetapkan, sebagaimana yang
aktivitas organisasi dalam mempertahankan dinyatakan oleh Hasibuan (1991) bahwa kinerja
status quo berbanding pertumbuhan. Aktivitas karyawan adalah suatu hasil kerja yang dicapai
organisasi dapat dikatakan stabil jika mampu seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
melaksankan tugas dengan efisien dan efektif dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
serta adanya perasaan bangga dan ikut kecakapan, pengalaman dan kesungguhan.
memiliki organisasi Kinerja karyawan sangat penting, sebagaimana
5. Orientasi Detail adalah tingkat tuntutan dinyatakan oleh Steers (1985) yang menyatakan
terhadap karyawan untuk mampu tanpa kinerja yang baik disemua tingkat
memperlihatkan ketepatan, analisis, dan organisasi, pencapaian tujuan dan keberhasilan
perhatian terhadap penugasan secara detail. organisasi menjadi sesuatu yang sulit.
Pengawasan dalam pelaksanaan tugas Sedangkan, Menurut Dharma (1991:1)
dikatakan detail jika memiliki tingkat kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau
ketelitian dan cepat tanggap dalam pengajuan produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh
tuntutan karyawan. seseorang atau sekelompok orang. Sejalan dengan
6. Orientasi Hasil adalah tingkat tuntutan definisi tersebut, Prawirosentono (1999:2)
terhadap manajemen untuk lebih memusatkan menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
perhatian pada hasil, dibandingkan perhatian dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
pada teknik dan proses yang digunakan untuk orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
meraih tuntutan tersebut yang dapat diukur wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dengan kebebasan cara mencapai tujuan dan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
mengutamakan hasil kerja. bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Definisi Kinerja Sedangkan Stoner dalam Tika (2006:121)
Waldiman (1994) menyatakan bahwa kinerja mengungkapkan bahwa kinerja adalah fungsi dari
merupakan gabungan perilaku dengan prestasi motivasi, kecakapan dan persepsi peranan.
dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau Dari ketiga definisi kinerja di atas, dapat
bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing- diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam
masing karyawan dalam organisasi. Sedangkan kinerja terdiri dari :
menurut Mangkunegara (2001:67), kinerja dapat 1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan
didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kinerja seperti motivasi, kecakapan, persepsi
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. peranan dan sebagainya.
Cascio (1995:275) menyatakan bahwa kinerja 3. Pencapaian tujuan organisasi.
merupakan prestasi karyawan dari tugas-tugasnya 4. Periode waktu tertentu.
yang telah ditetapkan. Sementara itu, Dari uraian di atas dapat disimpulkan
Soeprihantono (1988:7) menyatakan bahwa bahwa kinerja adalah sesuatu yang dihasilkan oleh
kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang seorang/sekelompok orang sesuai dengan
karyawan selama periode tertentu dibandingkan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

161
Pengukuran Kinerja dengan demikian semua populasi akan dijadikan
Adanya kesepakatan tentang ukuran kinerja sebagai obyek penelitian yaitu sebanyak 50 orang.
sangatlah penting, karena ukuran kinerja akan
memberikan bukti apakah hasil yang dimaksud Variabel Penelitian
telah dicapai atau belum oleh karyawan. Hal ini 1. Variable bebas (X) yaitu variabel yang diduga
sekaligus melihat besarnya penyimpangan dengan menjadi penyebab atau pendahulu dari
cara membandingkan antara hasil pekerjaan aktual variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12). Dalam
dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian ini yang termasuk variabel bebas
adanya suatu standar yang baku merupakan tolok adalah budaya organisasi dengan
ukur bagi kinerja yang akan dievaluasi. Amstrong karakteristiknya yaitu:
(2004:87) memberikan petunjuk penetapan a. Inovasi (X1)
ukuran kinerja, yang antara lain : Inovasi adalah tingkat daya pendorong
1. Ukuran harus terkait dengan hasil, bukannya karyawan untuk bersikap inovatif. Dari
usaha untuk mencapainya variabel tersebut yang termasuk
2. Hasil harus berada di bawah kendali pekerja indikatornya adalah :
3. Data harus tersedia untuk pengukuran 1. Kreativitas
4. Ukuran yang sudah ada, dipergunakan atau 2. Kebebasan/independensi
diadaptasikan di manapun apabila b. Integrasi (X2)
dimungkinkan. Integrasi adalah sejauh mana suatu
Untuk mengukur kinerja, banyak cara organisasi dapat mendorong unit-unit
pengukuran yang bisa digunakan. Menurut organisasi untuk bekerja dengan cara
Dharma (1991:46), hampir seluruh cara yang terkoordinasi. Dari variabel tersebut
pengukuran mempertimbangakan tiga hal, yaitu: yang termasuk indikatornya adalah :
1. Kuantitas, artinya jumlah yang harus 1. Koordinasi
diselesaikan. Pengukuran ini melibatkan 2. Kebersamaan
perhitungan keluaran dari proses atau c. Perilaku kepemimpinan (X3)
pelaksanaan kegiatan (jumlah yang Perilaku kepemimpinan adalah perilaku
dihasilkan). atau cara yang dipergunakan oleh
2. Kualitas, artinya mutu yang dihasilkan. pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,
Pengukuran ini berkaitan dengan bentuk perasaan, sikap dan perilaku anggota
keluaran dan mencerminkan seberapa baik organisasi. Dari variabel tersebut yang
penyelesaiannya. termasuk indikatornya adalah :
3. Ketepatan waktu, artinya sesuai tidaknya 1. Perilaku mengarahkan
dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran 2. Perilaku mendukung
ini menentukan ketepatan waktu dalam 3. Penghargaan kepada bawahan
penyelesaian suatu kegiatan. d. Stabilitas (X4)
Berdasarkan uraian diatas maka dapat Stabilitas adalah tingkat penekanan
disimpulkan bahwa pengukuran kinerja harus aktivitas organisasi dalam
didasarkan atas suatu standar yang baku dan mempertahankan status quo berbanding
mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan pertumbuhan, dari variabel tersebut, yang
ketetapan waktu. termasuk indikatornya adalah :
1. Melaksanaan tugas berdasarkan
METODE PENELITIAN perhitungan
Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 2. Perasaan bangga dan ikut memiliki
Dalam penelitian ini populasinya adalah e. Orientasi detail (X5)
seluruh karyawan pada Auto 2000 Surabaya yang Orientasi detail adalah tingkat tuntutan
berjumlah 50 orang. Sementara itu pengertian terhadap karyawan untuk mampu
sampel menurut Kuncoro (2003:103) adalah suatu memperlihatkan ketepatan, analisis, dan
himpunan bagian (subset) dari unit populasi. perhatian terhadap detail. Dari variabel
Silalahi (2003:65) menyebutkan bahwa tersebut, yang termasuk indikatornya
teknik sampel adalah metode pengumpulan adalah :
informasi (data) terhadap sebagian dari anggota 1. Tingkat ketelitian
populasi. Sedangkan metode pengambilan sampel 2. Cepat tanggap
dalam penelitian ini menggunakan metode sensus f. Orientasi hasil (X6)
karena jumlah dari populasi tidak terlalu besar, Orientasi hasil adalah Tingkat tuntutan
terhadap manajemen untuk lebih

162
memusatkan perhatian pada hasil, Regresi Linier Berganda
dibandingkan perhatian pada teknik dan Dalam penelitian ini teknik analisis yang
proses yang digunakan untuk meraih hal digunakan adalah regresi
tersebut. Dari variabel tersebut, yang linier berganda untuk mengetahui hubungan
termasuk indikatornya adalah : antara variabel X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 dengan
1. Kebebasan cara mencapai tujuan variabel Y yang merupakan variabel tergantung.
2. Mengutamakan hasil kerja Adapun persamaan regresi linier berganda adalah
sebagai berikut :
2. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 +b4
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena X4+b5X5+b6X6 e
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002:3). Dimana :
Dalam penelitian ini yang termasuk variabel Y = Kinerja karyawan
terikat adalah kinerja karyawan yang X1 = inovasi
diindikatori oleh: X2 = integrasi
1. Kualitas hasil kerja X3 = perilaku kepemimpinan
2. Kuantitas hasil kerja X4 = stabilitas
3. Ketepatan waktu penyelesaian kerja X5 = orientasi detail
X6 = orientasi hasil
Teknik Analisa Data
Berdasarkan pengumpulan data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
diisi oleh responden dengan menyilang angka, Dari hasil pengolahan data, persamaan
angka tersebut dimasukkan pada setiap regresi dalam penelitian ini adalah:
pertanyaannya. Data tersebut selanjutnya dihitung Y = 0,135 + 0,301X1 + 0,309X2 + 0 ,395X3 +
dengan menjumlahkan tiap-tiap pertanyaan 0,098X4 + 0,202X5 + 0,213X6
berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Hasil perhitungan lainnya yang berkaitan
langsung dengan penelitian ini ditampilkan pada
tabel 4.29

Tabel 1
Hasil Perhitungan Regresi

Variabel Koefisien Standart thitung Sig


Regresi Error
Inovasi 0.301 0.101 2.986 0.005
Integrasi 0.309 0.097 3.252 0.025
Perilaku kepemimpinan 0.395 0.125 3.161 0.003
Stabilitas 0.098 0.079 1.235 0.145
Orientasi detail 0.202 0.108 1.875 0.049
Orientasi hasil 0.213 0.083 0.934 0.135

Konstan 0.135
Adj. R2 0.667
R2 0.707
Multiple R 0.841
F – ratio 17.325
Probability 0.000
Durbin – Watson 1.577
Sumber: Lampiran 5, data di olah

Koefisien Regresi antara variabel bebas terhadap variabel terikat.


Koefisien regresi dalam suatu persamaan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
menunjukkan arah perubahan variabel bebas terdapat enam variabel bebas bertanda positif,
terhadap variabel terikat. Nilai yang bertanda yaitu inovasi (X1), integrsi (X2), perilaku
positif menunjukkan perubahan yang searah kepemimpinan (X3), stabilitas (X4), orientasi
antara variabel bebas dengan variabel terikat, detail (X5) dan orientasi hasil (X6). Maka dapat
sedangkan nilai yang mempunyai tanda negatif disimpulkan bahwa inovasi (X1), integrsi (X2),
menunjukkan arah perubahan yang berlawanan perilaku kepemimpinan (X3), stabilitas (X4),

163
orientasi detail (X5) dan orientasi hasil (X6) 2.33, sedangkan nilai F hitung dalam penelitian
sebagai karakteristik budaya organisasi memiliki ini sebesar 17,325. Dengan demikian dapat
arah hubungan yang searah terhadap kinerja disimpulkan bahwa F tabel lebih kecil dari F
karyawan (Y). hitung, sehingga dapat diperoleh hasil bahwa
variabel bebas yang dimasukkan dalam model,
Koefisien Determinasi Global (R²) yaitu: inovasi (X1), integrsi (X2), perilaku
Dengan memperhitungkan derajat kepemimpinan (X3), stabilitas (X4), orientasi
kebebasan yang digunakan maka koefisien detail (X5) dan orientasi hasil (X6) secara
determinasi majemuk yang disesuaikan dapat bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
digunakan untuk melihat kemampuan model variabel kinerja karyawan (Y). Besarnya pengaruh
dengan adanya penambahan varibel bebas. Hal ini variabel bebas terhadap variabel terikat
mengingat bahwa nilai–nilai R2 cenderung ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi
meningkat dengan naiknya jumlah variabel bebas majemuk (R2). Dalam penelitian ini dapat
dalam persamaan. diketahui koefisien determinasi sebesar 0.707. Hal
Hasil perhitungan menunjukkan adjusted ini berarti 66.7% kinerja karyawan dapat
R2 sebesar 0.667 maka dapat diartikan bahwa dijelaskan oleh enam variable yang dimasukkan
dengan memperhitungkan derajat kebebasan, dalam model yaitu inovasi (X1), integrsi (X2),
inovasi (X1), integrsi (X2), perilaku perilaku kepemimpinan (X3), stabilitas (X4),
kepemimpinan (X3), stabilitas (X4), orientasi orientasi detail (X5) dan orientasi hasil (X6) secara
detail (X5) dan orientasi hasil (X6) dapat bersama–sama, sedangkan sisanya sebesar 33.6%
menjelaskan Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
66.7% sedangkan sisanya yang sebesar 33.6% dimasukkan dalam model.
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam model. Uji Hipotesis Kedua
Hasil pengujian pengaruh secara parsial
Uji Hipotesis Pertama untuk masing-masing variabel bebas sebagaimana
Pada tingkat signifikansi 0,05 dan df disajikan pada Tabel 4.30 berikut ini :
sebesar 43 maka didapat nilai F tabel sebesar

Tabel 2
Pengujian Secara Parsial

No Variable bebas Nilai thitung Nilai ttabel r parsial Sig.


1 Inovasi 2.986 1.6811 0.414 0.005
2 Integrasi 3.252 1.6811 0.173 0.025
3 Perilaku kepemimpinan 3.161 1.6811 0.434 0.003
4 Stabilitas 1.235 1.6811 0.185 0.145
5 Orientasi detail 1.875 1.6811 0.275 0.049
6 Orientasi hasil 0.934 1.6811 0.141 0.135
Sumber: output spss lampiran 5

Pembahasan menerapkan norma yang menjadi pedoman


Berdasarkan penelitian ini maka dapat perilaku bagi seluruh anggotanya maka hal
diketahui bahwa budaya organisai berpengaruh tersebut harus ditaati semua anggota tanpa
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. terkecuali. Budaya dapat terbentuk dari suatu
Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai, kebiasaan yang ada dalam suatu organisasi.
norma yang berlaku dalam suatu organisasi dan Dengan kebiasaan tersebut dapat digunakan
menjadi pedoman perilaku bagi seluruh sebagai penetapan nilai dan norma. Jika setiap
anggotanya. Kinerja adalah sesuatu yang anggota melaksanakan tugas sesuai dengan
dihasilkan oleh seorang/sekelompok orang sesuai standard baku dan berperilaku sesuai dengan nilai
dengan tanggung jawab yang dibebankan dan norma yang ada diharapkan tercapai suatu
kepadanya. Pengukuran kinerja harus didasarkan keberhasilan dalam setiap kinerja karyawan
atas suatu standar yang baku dan maupun organisasi. Dimana kinerja dikatakan
mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan berhasil jika mempertimbangkan kuantitas,
ketetapan waktu. Ketika suatu organisasi kualitas, dan ketepatan waktu.

164
Dari keenam variabel yang diteliti yaitu perusahaan untuk balas jasa atas pengorbanan
inovasi, integrasi, perilaku kepemimpinan, waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan
stabilitas, orientasi detail, orientasi hasil yang kepada perusahaan.
mempunyai pengaruh dominan adalah variabel
perilaku kepemimpinan. Hal ini dikarenakan di KESIMPULAN
perusahaan-perusahaan besar yang memiliki Simpulan
jumlah karyawan yang besar, pengelolaan sumber 1. Dari hasil pengolahan data, maka persamaan
daya manusia bukanlah hal yang mudah. regresi dalam penelitian ini adalah: Y =
Perbedaan jenis pekerjaan, tingkat jabatan atau 0,135+0,301X1 +0,309X2 + 0
posisi, latar belakang pendidikan, status keluarga, ,395X3+0,098X4+0,202X5+0,213X6.
dan perbedaan status social melandasi perbedaan 2. Berdasar hasil uji F dan uji t, semua variabel
dalam mengelola karyawan. Karena itu, bebas memiliki pengaruh nyata terhadap
diperlukan seorang pemimpin yang mampu variabel kinerja karyawan di Auto 2000
mengarahkan, mendukung, dan menghargai Surabaya.
karyawan. Peran pemimpin dianggap amat 3. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, berganda dapat disimpulkan bahwa seluruh
sebab dialah yang mengarakan semua kegiatan variabel bebas, yaitu inovasi, integrasi,
untuk berhasil mencapai tujuan. perilaku kepemimpinan, stabilitas, orientasi
Alma (2005) mengemukakan bahwa detail dan orientasi hasil memiliki hubungan
setidaknya ada dua pendekatan yang dapat yang sangat erat dengan variabel kinerja
digunakan untuk mengidentifikasi sifat-sifat karyawan.
seorang pemimpin, yaitu pendekatan sifat 4. Variabel integrasi memiliki pengaruh dominan
kepribadian (traits approach) dan pendekatan terhadap variabel kinerja karyawan di Auto
keperilakuan (behavioral approach). Sifat 2000 Surabaya.
kepribadian termasuk pendakatan psikologis, yang
sebagian besar didasarkan pada pengakuan umum Saran
bahwa seorang pemimpin itu memiliki sifat-sifat 1. AUTO 2000 Surabaya sebaiknya lebih
yang agak berbeda dari para bawahan. Sifat-sifat mengembangkan lagi budaya organisasi yang
kepribadian tersebut bersumber dari tingkat telah dimiliki baik dari segi inovasi, integrasi,
inteligensi yang tinggi. Sifat-sifat kepribadian perilaku kepemimpinan, stabilitas, orientasi
yang harus dimiliki oleh sesorang pemimpin detail, orientasi hasil dalam mendukung
menurut Andy Undap seperti dikutip oleh Alma perubahan budaya organisasi yang telah
(2005) haruslah berpendidikan luas, kematangan dilakukan untuk menuju ke arah The Real
mental, sifat ingin tahu, kemampuan analisis, daya Corporation.
ingat kuat, integrative, terampil berkomunikasi 2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
dan mendidik, rasional dan objektif, pragmatism, variabel perilaku kepemimpinan mempunyai
ada naluri prioritas, pandai mengatur waktu, pengaruh yang dominan terhadap kinerja
sederhana, berani, kemauan mendengar, dan karyawan. Hal tersebut hendaknya dapat
berani mengambil keputusan. dijadikan sebagai prioritas untuk
Stabilitas merupakan variable yang meningkatkan kinerja karyawan. Dengan
memiliki pengaruh terkecil dalam kinerja perilaku kepemimpinan tersebut diharapkan
karyawan. Hal ini dikarenakan sebagian besar dapat tercipta hubungan yang baik antara
karyawan dalam pelaksanaan tugas kurang atasan dan bawahan sehingga dapat
memperhitungkan keefektifan dan kurang efisien mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
dalam waktu sehingga aktivitas pekerjaan yang 3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
selama ini dilakukan kurang mampu mendukung variabel stabilitas mempunyai pengaruh yang
pertumbuhan organisasi. Perasaan kurang paling kecil terhadap variabel kinerja
memiliki dan kebanggan menjadi karyawan Auto karyawan. Oleh karena itu AUTO 2000
2000 menyebabkan kinerja yang dilakukan hanya Surabaya hendaknya lebih meningkatkan
sekedar untuk memenuhi tugas. Untuk itu, perlu perhatian terhadap faktor stabilitas dengan
adanya suatu motivasi dan kompensasi agar menambah rasa kebanggaan dan ikut memiliki
semangat kerja tetap terpelihara sehingga dalam perusahaan sehingga karyawan dapat
diri karyawan timbul keinginan untuk berbuat dan meningkatkan kinerja mereka dan memberikan
bekerja lebih baik sesuai dengan tuntutan dan hasil yang optimal.
keinginan organisasi. Disamping itu, pemberian
kompensasi juga perlu dilakukan sebagai upaya

165
DAFTAR ACUAN Handoko, T. Hani, Dr, MBA. 2001. Manajemen
Amstrong, Michael. 2004. Performance Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Management. Yogyakarta : Tugu Yogyakarta : Bagian penerbitan STIE
Publisher. YKPN.
Arikunto, Suharsimi Prof, Dr. 2002. Prosedur Hasan, Iqbal, Ir, M.M. 2005. Pokok-Pokok Materi
penelitian (Suatu pendekatan Praktek). Statistik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Jakarta : Rineka Cipta. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, Dr. 2005.
Budiharjo, Andreas. 2004. Peran strategi SDM Perilaku dan Budaya Organisasi.
menghadapi persaingan global. Peran Bandung : PT Refika Aditama.
Budaya Organisasi dalam Peningkatan Moeljono, Djokosantoso, Dr. 2004. Budaya
Unjuk Kerja Perusahaan. Jakarta : Korporat dan Keunggulan Korporasi.
Penerbit Psikologi Industri dan Organisasi Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Universitas Indonesia Muklas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi.
Buhler, Patricia. 2004. Management Skill in 24 Yogyakarta : Gadjah Mada University
Hours. Jakarta : Prenada Media. Press.
Cooper, Donald R. dan Emory. 1995. Metode Kast, E. Fremont dan Rosenzweig, James E.1996.
Penelitian Bisnis. Jakarta : Erlangga. Organisasi dan Manajemen. Jakarta :
Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Sinar Grafika.
Jakarta : Rajawali Press. Kotter, John P. dan Heskett, James L. 2006.
Budaya Korporat dan Kinerja. Penerbit
SAGA.

166

Anda mungkin juga menyukai