Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karya PDF
Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karya PDF
SUSUNAN REDAKSI
Penanggung Jawab : Dra. Jun Surjanti, SE, M.Si
Alamat Redaksi:
JURUSAN MANAJEMEN FE UNESA
Kampus Ketintang Surabaya, 60231
Telp. (031) 8299945, 8280009 PS.107 Fax. 8299946
Email : unindria@yahoo.com
BISMA
Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 2, No. 2, Februari 2010
DAFTAR ISI
1. Pengaruh Patner Characteristics Terhadap Relationship Capital : Studi Empiris Pasca
Penggabungan Perusahaan
Muafi 93-99
4. Pengaruh Stres Kerja dan Pemberdayaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawati Call Center
di PT “X” Surabaya
Mei Rahmi Wuri W & Dwiarko Nugrohoseno 121-127
5. Pengaruh Harga dan Persepsi Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu
Converse (Studi Kasus di Darmo Trade Center Surabaya)
Putu Herry Sunarya & Septa Dian Megasari 128-138
6. Hubungan Program Pendidikan dan Pelatihan dengan Kinerja Karyawan Administrasi Pada
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Gunawan Eko Nurtjahjono 139-149
LAKSMI KUSUMAWARDANI1
Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya
Abstract
The study is intented to measure the associative type of organizational culture on the performance of
employees in Auto 2000 Surabaya. Indicators of organizational culture in this research referred to
innovation, integration, leadership behavior, stability and orientation details. Collecting data using a
questionnaire to 50 employee of Auto 200 Surabaya. To analyze the data in this research using multiple
linear regression. That form of analysis is to determine the level of influence and cultural organizations
contributions to job performance in that organizations
160
1. Inovasi merupakan tingkat daya pendorong dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart,
karyawan untuk bersikap inovatif. target, sasaran kriteria yang telah ditentukan
Keinovatifan seseorang dapat diukur dari terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
kreativitas dan kebebasan/independensinya. Berbagai macam jenis pekerjaan yang
2. Integrasi adalah sejauhmana suatu organisasi dilakukan oleh karyawan, tentunya membutuhkan
dapat mendorong unit-unit organisasi untuk kriteria yang jelas, karena masing-masing jenis
bekerja dengan cara yang terkoordinasi. pekerjaan mempunyai standart yang berbeda-beda
Integrasi dalam organisasi dapat diukur tentang pencapaian hasilnya, makin rumit jenis
dengan kemampuan dalam berkoordinasi dan pekerjaannya, maka standar operating procedure
kebersamaan. yang ditetapkan akan menjadi syarat mutlak yang
3. Perilaku Kepemimpinan adalah perilaku atau harus dipatuhi.
cara yang dipergunakan oleh pemimpin dalam Moenir (1983) mendefinisikan kinerja sebagai
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan hasil kerja seseorang pada kesatuan waktu atau
perilaku anggota organisasi. Perilaku ukuran tertentu. Dharma (1986) menambahkan
pemimpin dapat diukur dengan kemampuan bahwa kinerja karyawan dimaksudkan sesuatu
pimpinan dalam mengarahkan, mendukung, yang dikerjakan baik produk/jasa yang dihasilkan.
dan memberi penghargaan kepada bawahan. Hasil kerja yang tercapai adalah tergantung pada
4. Stabilitas merupakan tingkat penekanan standar yang ditetapkan, sebagaimana yang
aktivitas organisasi dalam mempertahankan dinyatakan oleh Hasibuan (1991) bahwa kinerja
status quo berbanding pertumbuhan. Aktivitas karyawan adalah suatu hasil kerja yang dicapai
organisasi dapat dikatakan stabil jika mampu seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
melaksankan tugas dengan efisien dan efektif dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
serta adanya perasaan bangga dan ikut kecakapan, pengalaman dan kesungguhan.
memiliki organisasi Kinerja karyawan sangat penting, sebagaimana
5. Orientasi Detail adalah tingkat tuntutan dinyatakan oleh Steers (1985) yang menyatakan
terhadap karyawan untuk mampu tanpa kinerja yang baik disemua tingkat
memperlihatkan ketepatan, analisis, dan organisasi, pencapaian tujuan dan keberhasilan
perhatian terhadap penugasan secara detail. organisasi menjadi sesuatu yang sulit.
Pengawasan dalam pelaksanaan tugas Sedangkan, Menurut Dharma (1991:1)
dikatakan detail jika memiliki tingkat kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau
ketelitian dan cepat tanggap dalam pengajuan produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh
tuntutan karyawan. seseorang atau sekelompok orang. Sejalan dengan
6. Orientasi Hasil adalah tingkat tuntutan definisi tersebut, Prawirosentono (1999:2)
terhadap manajemen untuk lebih memusatkan menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
perhatian pada hasil, dibandingkan perhatian dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
pada teknik dan proses yang digunakan untuk orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
meraih tuntutan tersebut yang dapat diukur wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dengan kebebasan cara mencapai tujuan dan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
mengutamakan hasil kerja. bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Definisi Kinerja Sedangkan Stoner dalam Tika (2006:121)
Waldiman (1994) menyatakan bahwa kinerja mengungkapkan bahwa kinerja adalah fungsi dari
merupakan gabungan perilaku dengan prestasi motivasi, kecakapan dan persepsi peranan.
dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau Dari ketiga definisi kinerja di atas, dapat
bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing- diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam
masing karyawan dalam organisasi. Sedangkan kinerja terdiri dari :
menurut Mangkunegara (2001:67), kinerja dapat 1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan
didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kinerja seperti motivasi, kecakapan, persepsi
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. peranan dan sebagainya.
Cascio (1995:275) menyatakan bahwa kinerja 3. Pencapaian tujuan organisasi.
merupakan prestasi karyawan dari tugas-tugasnya 4. Periode waktu tertentu.
yang telah ditetapkan. Sementara itu, Dari uraian di atas dapat disimpulkan
Soeprihantono (1988:7) menyatakan bahwa bahwa kinerja adalah sesuatu yang dihasilkan oleh
kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang seorang/sekelompok orang sesuai dengan
karyawan selama periode tertentu dibandingkan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
161
Pengukuran Kinerja dengan demikian semua populasi akan dijadikan
Adanya kesepakatan tentang ukuran kinerja sebagai obyek penelitian yaitu sebanyak 50 orang.
sangatlah penting, karena ukuran kinerja akan
memberikan bukti apakah hasil yang dimaksud Variabel Penelitian
telah dicapai atau belum oleh karyawan. Hal ini 1. Variable bebas (X) yaitu variabel yang diduga
sekaligus melihat besarnya penyimpangan dengan menjadi penyebab atau pendahulu dari
cara membandingkan antara hasil pekerjaan aktual variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12). Dalam
dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian ini yang termasuk variabel bebas
adanya suatu standar yang baku merupakan tolok adalah budaya organisasi dengan
ukur bagi kinerja yang akan dievaluasi. Amstrong karakteristiknya yaitu:
(2004:87) memberikan petunjuk penetapan a. Inovasi (X1)
ukuran kinerja, yang antara lain : Inovasi adalah tingkat daya pendorong
1. Ukuran harus terkait dengan hasil, bukannya karyawan untuk bersikap inovatif. Dari
usaha untuk mencapainya variabel tersebut yang termasuk
2. Hasil harus berada di bawah kendali pekerja indikatornya adalah :
3. Data harus tersedia untuk pengukuran 1. Kreativitas
4. Ukuran yang sudah ada, dipergunakan atau 2. Kebebasan/independensi
diadaptasikan di manapun apabila b. Integrasi (X2)
dimungkinkan. Integrasi adalah sejauh mana suatu
Untuk mengukur kinerja, banyak cara organisasi dapat mendorong unit-unit
pengukuran yang bisa digunakan. Menurut organisasi untuk bekerja dengan cara
Dharma (1991:46), hampir seluruh cara yang terkoordinasi. Dari variabel tersebut
pengukuran mempertimbangakan tiga hal, yaitu: yang termasuk indikatornya adalah :
1. Kuantitas, artinya jumlah yang harus 1. Koordinasi
diselesaikan. Pengukuran ini melibatkan 2. Kebersamaan
perhitungan keluaran dari proses atau c. Perilaku kepemimpinan (X3)
pelaksanaan kegiatan (jumlah yang Perilaku kepemimpinan adalah perilaku
dihasilkan). atau cara yang dipergunakan oleh
2. Kualitas, artinya mutu yang dihasilkan. pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,
Pengukuran ini berkaitan dengan bentuk perasaan, sikap dan perilaku anggota
keluaran dan mencerminkan seberapa baik organisasi. Dari variabel tersebut yang
penyelesaiannya. termasuk indikatornya adalah :
3. Ketepatan waktu, artinya sesuai tidaknya 1. Perilaku mengarahkan
dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran 2. Perilaku mendukung
ini menentukan ketepatan waktu dalam 3. Penghargaan kepada bawahan
penyelesaian suatu kegiatan. d. Stabilitas (X4)
Berdasarkan uraian diatas maka dapat Stabilitas adalah tingkat penekanan
disimpulkan bahwa pengukuran kinerja harus aktivitas organisasi dalam
didasarkan atas suatu standar yang baku dan mempertahankan status quo berbanding
mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan pertumbuhan, dari variabel tersebut, yang
ketetapan waktu. termasuk indikatornya adalah :
1. Melaksanaan tugas berdasarkan
METODE PENELITIAN perhitungan
Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 2. Perasaan bangga dan ikut memiliki
Dalam penelitian ini populasinya adalah e. Orientasi detail (X5)
seluruh karyawan pada Auto 2000 Surabaya yang Orientasi detail adalah tingkat tuntutan
berjumlah 50 orang. Sementara itu pengertian terhadap karyawan untuk mampu
sampel menurut Kuncoro (2003:103) adalah suatu memperlihatkan ketepatan, analisis, dan
himpunan bagian (subset) dari unit populasi. perhatian terhadap detail. Dari variabel
Silalahi (2003:65) menyebutkan bahwa tersebut, yang termasuk indikatornya
teknik sampel adalah metode pengumpulan adalah :
informasi (data) terhadap sebagian dari anggota 1. Tingkat ketelitian
populasi. Sedangkan metode pengambilan sampel 2. Cepat tanggap
dalam penelitian ini menggunakan metode sensus f. Orientasi hasil (X6)
karena jumlah dari populasi tidak terlalu besar, Orientasi hasil adalah Tingkat tuntutan
terhadap manajemen untuk lebih
162
memusatkan perhatian pada hasil, Regresi Linier Berganda
dibandingkan perhatian pada teknik dan Dalam penelitian ini teknik analisis yang
proses yang digunakan untuk meraih hal digunakan adalah regresi
tersebut. Dari variabel tersebut, yang linier berganda untuk mengetahui hubungan
termasuk indikatornya adalah : antara variabel X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 dengan
1. Kebebasan cara mencapai tujuan variabel Y yang merupakan variabel tergantung.
2. Mengutamakan hasil kerja Adapun persamaan regresi linier berganda adalah
sebagai berikut :
2. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 +b4
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena X4+b5X5+b6X6 e
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002:3). Dimana :
Dalam penelitian ini yang termasuk variabel Y = Kinerja karyawan
terikat adalah kinerja karyawan yang X1 = inovasi
diindikatori oleh: X2 = integrasi
1. Kualitas hasil kerja X3 = perilaku kepemimpinan
2. Kuantitas hasil kerja X4 = stabilitas
3. Ketepatan waktu penyelesaian kerja X5 = orientasi detail
X6 = orientasi hasil
Teknik Analisa Data
Berdasarkan pengumpulan data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
diisi oleh responden dengan menyilang angka, Dari hasil pengolahan data, persamaan
angka tersebut dimasukkan pada setiap regresi dalam penelitian ini adalah:
pertanyaannya. Data tersebut selanjutnya dihitung Y = 0,135 + 0,301X1 + 0,309X2 + 0 ,395X3 +
dengan menjumlahkan tiap-tiap pertanyaan 0,098X4 + 0,202X5 + 0,213X6
berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Hasil perhitungan lainnya yang berkaitan
langsung dengan penelitian ini ditampilkan pada
tabel 4.29
Tabel 1
Hasil Perhitungan Regresi
Konstan 0.135
Adj. R2 0.667
R2 0.707
Multiple R 0.841
F – ratio 17.325
Probability 0.000
Durbin – Watson 1.577
Sumber: Lampiran 5, data di olah
163
orientasi detail (X5) dan orientasi hasil (X6) 2.33, sedangkan nilai F hitung dalam penelitian
sebagai karakteristik budaya organisasi memiliki ini sebesar 17,325. Dengan demikian dapat
arah hubungan yang searah terhadap kinerja disimpulkan bahwa F tabel lebih kecil dari F
karyawan (Y). hitung, sehingga dapat diperoleh hasil bahwa
variabel bebas yang dimasukkan dalam model,
Koefisien Determinasi Global (R²) yaitu: inovasi (X1), integrsi (X2), perilaku
Dengan memperhitungkan derajat kepemimpinan (X3), stabilitas (X4), orientasi
kebebasan yang digunakan maka koefisien detail (X5) dan orientasi hasil (X6) secara
determinasi majemuk yang disesuaikan dapat bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
digunakan untuk melihat kemampuan model variabel kinerja karyawan (Y). Besarnya pengaruh
dengan adanya penambahan varibel bebas. Hal ini variabel bebas terhadap variabel terikat
mengingat bahwa nilai–nilai R2 cenderung ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi
meningkat dengan naiknya jumlah variabel bebas majemuk (R2). Dalam penelitian ini dapat
dalam persamaan. diketahui koefisien determinasi sebesar 0.707. Hal
Hasil perhitungan menunjukkan adjusted ini berarti 66.7% kinerja karyawan dapat
R2 sebesar 0.667 maka dapat diartikan bahwa dijelaskan oleh enam variable yang dimasukkan
dengan memperhitungkan derajat kebebasan, dalam model yaitu inovasi (X1), integrsi (X2),
inovasi (X1), integrsi (X2), perilaku perilaku kepemimpinan (X3), stabilitas (X4),
kepemimpinan (X3), stabilitas (X4), orientasi orientasi detail (X5) dan orientasi hasil (X6) secara
detail (X5) dan orientasi hasil (X6) dapat bersama–sama, sedangkan sisanya sebesar 33.6%
menjelaskan Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
66.7% sedangkan sisanya yang sebesar 33.6% dimasukkan dalam model.
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam model. Uji Hipotesis Kedua
Hasil pengujian pengaruh secara parsial
Uji Hipotesis Pertama untuk masing-masing variabel bebas sebagaimana
Pada tingkat signifikansi 0,05 dan df disajikan pada Tabel 4.30 berikut ini :
sebesar 43 maka didapat nilai F tabel sebesar
Tabel 2
Pengujian Secara Parsial
164
Dari keenam variabel yang diteliti yaitu perusahaan untuk balas jasa atas pengorbanan
inovasi, integrasi, perilaku kepemimpinan, waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan
stabilitas, orientasi detail, orientasi hasil yang kepada perusahaan.
mempunyai pengaruh dominan adalah variabel
perilaku kepemimpinan. Hal ini dikarenakan di KESIMPULAN
perusahaan-perusahaan besar yang memiliki Simpulan
jumlah karyawan yang besar, pengelolaan sumber 1. Dari hasil pengolahan data, maka persamaan
daya manusia bukanlah hal yang mudah. regresi dalam penelitian ini adalah: Y =
Perbedaan jenis pekerjaan, tingkat jabatan atau 0,135+0,301X1 +0,309X2 + 0
posisi, latar belakang pendidikan, status keluarga, ,395X3+0,098X4+0,202X5+0,213X6.
dan perbedaan status social melandasi perbedaan 2. Berdasar hasil uji F dan uji t, semua variabel
dalam mengelola karyawan. Karena itu, bebas memiliki pengaruh nyata terhadap
diperlukan seorang pemimpin yang mampu variabel kinerja karyawan di Auto 2000
mengarahkan, mendukung, dan menghargai Surabaya.
karyawan. Peran pemimpin dianggap amat 3. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, berganda dapat disimpulkan bahwa seluruh
sebab dialah yang mengarakan semua kegiatan variabel bebas, yaitu inovasi, integrasi,
untuk berhasil mencapai tujuan. perilaku kepemimpinan, stabilitas, orientasi
Alma (2005) mengemukakan bahwa detail dan orientasi hasil memiliki hubungan
setidaknya ada dua pendekatan yang dapat yang sangat erat dengan variabel kinerja
digunakan untuk mengidentifikasi sifat-sifat karyawan.
seorang pemimpin, yaitu pendekatan sifat 4. Variabel integrasi memiliki pengaruh dominan
kepribadian (traits approach) dan pendekatan terhadap variabel kinerja karyawan di Auto
keperilakuan (behavioral approach). Sifat 2000 Surabaya.
kepribadian termasuk pendakatan psikologis, yang
sebagian besar didasarkan pada pengakuan umum Saran
bahwa seorang pemimpin itu memiliki sifat-sifat 1. AUTO 2000 Surabaya sebaiknya lebih
yang agak berbeda dari para bawahan. Sifat-sifat mengembangkan lagi budaya organisasi yang
kepribadian tersebut bersumber dari tingkat telah dimiliki baik dari segi inovasi, integrasi,
inteligensi yang tinggi. Sifat-sifat kepribadian perilaku kepemimpinan, stabilitas, orientasi
yang harus dimiliki oleh sesorang pemimpin detail, orientasi hasil dalam mendukung
menurut Andy Undap seperti dikutip oleh Alma perubahan budaya organisasi yang telah
(2005) haruslah berpendidikan luas, kematangan dilakukan untuk menuju ke arah The Real
mental, sifat ingin tahu, kemampuan analisis, daya Corporation.
ingat kuat, integrative, terampil berkomunikasi 2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
dan mendidik, rasional dan objektif, pragmatism, variabel perilaku kepemimpinan mempunyai
ada naluri prioritas, pandai mengatur waktu, pengaruh yang dominan terhadap kinerja
sederhana, berani, kemauan mendengar, dan karyawan. Hal tersebut hendaknya dapat
berani mengambil keputusan. dijadikan sebagai prioritas untuk
Stabilitas merupakan variable yang meningkatkan kinerja karyawan. Dengan
memiliki pengaruh terkecil dalam kinerja perilaku kepemimpinan tersebut diharapkan
karyawan. Hal ini dikarenakan sebagian besar dapat tercipta hubungan yang baik antara
karyawan dalam pelaksanaan tugas kurang atasan dan bawahan sehingga dapat
memperhitungkan keefektifan dan kurang efisien mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
dalam waktu sehingga aktivitas pekerjaan yang 3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
selama ini dilakukan kurang mampu mendukung variabel stabilitas mempunyai pengaruh yang
pertumbuhan organisasi. Perasaan kurang paling kecil terhadap variabel kinerja
memiliki dan kebanggan menjadi karyawan Auto karyawan. Oleh karena itu AUTO 2000
2000 menyebabkan kinerja yang dilakukan hanya Surabaya hendaknya lebih meningkatkan
sekedar untuk memenuhi tugas. Untuk itu, perlu perhatian terhadap faktor stabilitas dengan
adanya suatu motivasi dan kompensasi agar menambah rasa kebanggaan dan ikut memiliki
semangat kerja tetap terpelihara sehingga dalam perusahaan sehingga karyawan dapat
diri karyawan timbul keinginan untuk berbuat dan meningkatkan kinerja mereka dan memberikan
bekerja lebih baik sesuai dengan tuntutan dan hasil yang optimal.
keinginan organisasi. Disamping itu, pemberian
kompensasi juga perlu dilakukan sebagai upaya
165
DAFTAR ACUAN Handoko, T. Hani, Dr, MBA. 2001. Manajemen
Amstrong, Michael. 2004. Performance Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Management. Yogyakarta : Tugu Yogyakarta : Bagian penerbitan STIE
Publisher. YKPN.
Arikunto, Suharsimi Prof, Dr. 2002. Prosedur Hasan, Iqbal, Ir, M.M. 2005. Pokok-Pokok Materi
penelitian (Suatu pendekatan Praktek). Statistik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Jakarta : Rineka Cipta. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, Dr. 2005.
Budiharjo, Andreas. 2004. Peran strategi SDM Perilaku dan Budaya Organisasi.
menghadapi persaingan global. Peran Bandung : PT Refika Aditama.
Budaya Organisasi dalam Peningkatan Moeljono, Djokosantoso, Dr. 2004. Budaya
Unjuk Kerja Perusahaan. Jakarta : Korporat dan Keunggulan Korporasi.
Penerbit Psikologi Industri dan Organisasi Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Universitas Indonesia Muklas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi.
Buhler, Patricia. 2004. Management Skill in 24 Yogyakarta : Gadjah Mada University
Hours. Jakarta : Prenada Media. Press.
Cooper, Donald R. dan Emory. 1995. Metode Kast, E. Fremont dan Rosenzweig, James E.1996.
Penelitian Bisnis. Jakarta : Erlangga. Organisasi dan Manajemen. Jakarta :
Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Sinar Grafika.
Jakarta : Rajawali Press. Kotter, John P. dan Heskett, James L. 2006.
Budaya Korporat dan Kinerja. Penerbit
SAGA.
166