Anda di halaman 1dari 10

C.

Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Hal-hal

yang perlu di kaji pada pasien dengan Bronkopneumonia sebagai berikut :

1. Identitas pasien meliputi :

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis kelamin :

2. Keluhan utama

Batuk produktif disertai dengan demam yang tinggi, pasien

biasanya sangat gelisah, dispnea, pernafasan pasien yang cepat dan

dangkal disertai pernafasan cuping hidung.

3. Riwayat kesehatan saat ini meliputi :

1. Batuk

2. Demam

3. Adanya peningkatan frekuensi pernafasan

4. Nafsu makan menurun

5. Muntah

6. Diare

7. Nyeri pada abdomen

4. Riwayat kesehatan masa lalu meliputi :

Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah

sebelumnya klien pernah menderita penyakit Bronkopneumonia


sebelumnya, apakah pasien menderita batuk sudah lama, dan berbagai

penyakit lain yang memperberat. Tanyakan mengenai obat-obatan yang

biasa di konsumsi oleh pasien pada masa lalu yang masih relevan. Catat

apakah adanya efek samping obat yang terjadi di masa lalu. Adanya alergi

obat juga harus di tanyakan serta reaksi alergi yang timbul. Seringkali

pasien mengacaukan suatu alergi dengan efek samping obat. Dan tanyakan

apakah pasien pernah menderita penyakit jantung paru

5. Riwayat kesehatan keluarga

Pada riwayat kesehatan keluarga kaji apakah ada anggota keluarga

lain yang pernah sakit atau sedang sakit ( batuk-batuk ) yang sama seperti

yang di derita paien ?

6. Keadaan lingkungan rumah

Apakah lingkungan rumah pasien bersih? Padat penduduk?

Apakah lingkungan rumah pasien dekat dengan pabrik yang mengeluarkan

banyak asap yang menyebabkan udara lingkungan dirumah pasien tidak

sehat

7. Pengkajian kebutuhan dasar

a. Nutrisi meliputi makanan yang di konsumsi pasien, pola makan pasien,

selera makan pasien, makanan yang disukai dan yang tidak disukai

pasien, alat makan yang di gunakan. Saat sakit terjadi penurunan nafsu

makan, disertai mual dan muntah

b. Istirahat dan tidur meliputi pola tidur pasien, kebiasaan sebelum tidur,

jam tidur pasien dan jam bangun tidur pasien. Saat sakit pasien

cenderung susah tidur karena sesak nafas


c. Personal hygiene meliputi frekuensi mandi, alat yang di gunakan

keramas shampo atau tidak, sikat gigi berapa kali dan kebiasaan

menggunting kuku

d. Aktivitas sehari-hari yang biasa di lakukan pasien

e. Pola eliminasi ( BAB dan BAK ) meliputi frekuensi jumlah, warna,

konsistensi ( BAB ). Saat sakit bisa terjadi diare menandakan bakteri

masuk ke saluran pencernaan

8. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum pasien biasanya pucat, lemah dan terlihat sesak nafas

b. TTV : suhu meningkat ( 39-40 C ), nadi cepat dan kuat, pernafasan

pasien cepat dan dangkal

c. Tinggi badan dan berat badan normal

d. Kepala : bentuk kepala, lingkar kepala, warna dan tekstur rambut dan

apakah ada pembengkakan di kepala

e. Mata: konjungtiva anemis dan sklera putih

f. Hidung: periksa apakah ada sekret atau tidak, apakah ada pernafasan

cuping hidung

g. Telinga: periksa apakah di telinga pasien ada peradangan atau tidak.

Peradangan sudah menandakan terjadi komplikasi

h. Mulut dan gigi: ada sianosis atau tidak dan keadaan gigi

i. Leher: periksa apakah ada pembesaran limfe dan pembesaran kelenjar

tiroid

j. Dada : inspeksi apakah ada tarikan dinding dada, dan auskultasi bunyi

nafas yang cepat dan dangkal


k. Jantung : auskultasi suara jantung dan ada pembesaran jantung atau

tidak

l. Paru-paru : auskultasi suara nafas ronchi atau wheezing

m. Abdomen : periksa apakah abdomen lembek/kembung/tegang,

peningkatan bising usus ( jika bakteri sudah ada di saluran pencernaan

n. Ekstremitas : akral pasien hangat

2. Diagnosa Keperawatan

A. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan sekret

B. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan alveolar

kapiler

C. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake tidak adekuat

D. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan

dengan kehilangan cairan berlebih

E. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi O2 untuk

aktifitas sehari-hari

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Kep SLKI SIKI

.
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas Manajemen jalan nafas

bersihan jalan (L.01001) (L.01011)

nafas b.d Defenisi: Defenisi : mengidentifikasi dan

penumpukan Kemampuan mengelola kepatenan jalan

sekret membersihkan sekret nafas

atau obstruksi jalan Tindakan :

nafas untuk a. Observasi

mempertahankan 1. Monitor pola nafas

jalan nafas tetap (frekuensi,

paten kedalaman, usaha

Ekspetasi : nafas)

Meningkat 2. Monitor bunyi nafas

Kriteria hasil: tambahan (gurgling,

1. Produksi mengi, wheezing,

sputum ronkhi kering)

2. Mengi 3. Monitor sputum

3. Wheezing (jumlah, warna,

4. Frekuensi aroma)

nafas b. Terapeutik

5. Pola 1. Pertahankan

nafas kepatenan jalan

nafas dengan

headtilt dan chin-lift

(jawthrust jika
curiga trauma

cervikal)

2. Posisikan semi

fowler atau fowler

3. Berikan minuman

hangat

4. Lakukan fisioterapi

dada

5. Berikan oksigen

jika perlu

c. Edukasi

1. Anjurkan asupan

cairan 2000 ml/hari,

jika tidak kontra

indikasi

2. Ajarkan teknik

batuk efektif

2. Gangguan Pertukaran gas Pemantauan respirasi (I.01014)

pertukaran gas (L.01003) Defenisi :

b.d perubahan Defenisi : Mengumpulkan dan

alveolar kapiler Oksigenasi atau menganalisa data untuk

eliminasi memastikan kepatenan jalan

karbondioksida pada nafas dan keefektifan


membran alveolus- pertukaran gas

kapiler dalam batas Tindakan :

normal a. Observasi

Ekspetasi : 1. Monitor frekuensi,

Meningkat irama, kedalaman

Kriteria hasil : dan upaya nafas

1. Tingkat 2. Monitor pola nafas

kesadaran 3. Monitor

2. Dispnea kemampuan batuk

3. Bunyi nafas efektif

tambahan 4. Monitor adanya

4. Takikardi produksi sputum

5. Pola nafas 5. Monitor adanya

sumbatan jalan

nafas

6. Auskultasi bunyi

nafas

7. Monitor saturasi

oksigen

3. Risiko Keseimbangan Manajemen cairan (I.03098)

ketidakseimbang cairan (L.03020) Defenisi :

an cairan dan Defenisi : Mengidentifikasi dan

elektrolit b.d Ekuilibrium antara mengelola keseimbangan

kehilangan volume cairan di cairan dan mencegah


cairan berlebih ruang intraseluler komplikasi akibat

dan ekstraseluler ketidakseimbangan cairan

tubuh Tindakan :

Ekspetasi : a. Observasi

Meningkat 1. Monitor status

Kriteria hasil : hidrasi (frekuensi

1. Asupan nadi, kekuatan nadi,

cairan akral, kelembaban

2. Asupan mukosa)

makanan 2. Monitor berat badan

3. Kelembaban harian

membran 3. Monitor berat badan

mukosa sebelum dan

4. Edema sesudah dialisis

5. Turgor kulit 4. Monitor hasil

6. Berat badan pemeriksaan

laboratorium

5. Monitor status

hemodinamik

b. Terapeutik :

1. Catat intake output

dan hitung balance

cairan

2. Berikan asupan
sesuai kebutuhan

3. Berikan cairan

intravena jika perlu

4. Implementasi Keperawatan

Menurut (Setiadi, 2012) dalam buku (Sofia, 2019) implementasi

keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang di susun pada tahap perencanaan.

Oleh karena itu, jika intervensi keperawatan yang telah di buat

dalam perencanaan dilaksanakan atau diaplikasikan pada pasien, maka

tindakan tersebut disebut implementasi keperawatan (Sofia, 2019)

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut (Deswani, 2009) dalam buku (Sofia, 2019) evaluasi

keperawatan adalah mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah

diberikan. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus

dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan dilanjutkan,

merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan.

Perawat yang telah melakukan implementasi keperawatan, maka

tahap selanjutnya dalam proses keperawatan adalah melakukan

evaluasi keperawatan terhadap tindakan yang telah diberikan. Evaluasi

keperawatan merujuk pada tujuan keperawatan yang telah ditetapkan

sesuai jangka waktu yang dibuat (Sofia, 2019)

Anda mungkin juga menyukai