Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.

2
ISSN : 2302-285X

Pengaruh Tes Paperless dan Paper and Pencil Terhadap Hasil Belajar Kompetensi
Persiapan Pembuatan Dokumentasi Audio Video Ditinjau dari Kemandirian Siswa: Studi
Eksperimen di SMK Negeri 5 Surabaya
Fajar Wisnu Wijayanta, Supari Moeslim, I.G.P. Asto Buditjahjanto
Program Studi S2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Surabaya
email: fajarwisnuwijayanta@gmail.com, supari.muslim@gmail.com, asto@unesa.ac.id
ABSTRAK

Siswa perlu dididik agar berkarakter mandiri. Kemandirian dalam mengerjakan tes diharapkan
berpengaruh positif terhadap kemandirian siswa. Penelitian ini bertujuan; (1) mengetahui pengaruh tes
paperless terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif dibanding tes paper and pencil, (2) mengetahui
pengaruh tes paperless terhadap kemandirian siswa dalam melaksanakan tes dibanding dengan tes paper
and pencil.
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati perbedaan skor hasil belajar dan mengamati
perbedaan skor kemandirian siswa dalam melaksanakan tes. Perbedaan ini diduga karena dipengaruhi
oleh cara melaksanakan tes. Pelaksanaan tes ini dilakukan dengan dua cara yaitu tes secara paperless dan
tes secara paper and pencil.Tes dilakukan sebanyak tiga kali. Setiap tes diperoleh data skor kemandirian
dan data skor hasil belajar, baik tes tersebut dilakukan dengan cara paperless maupun dilakukan dengan
cara paper and pencil. Data hasil penelitian untuk tes secara paperless adalah data skor hasil belajar dan
skor kemandirian untuk tes ke1,2, dan 3. Data pembanding yaitu data tes secara paper and pencil yang
berupa skor hasil belajar dan skor kemandirian untuk tes ke 1,2, dan 3. Data dianalisis dengan uji beda
(uji t) yaitu; (1) perbedaan skor hasil belajar antara tes secara paperless dengan skor hasil belajar tes
secara paper and pencil, (2) menganalisis perbedaan skor kemandiran dalam melaksanakan tes yang
dilakukan secara paperless dengan tes secara paper and pencil. Data tes paperless adalah rata-rata skor
hasil belajar: 19,10, 20,03,dan 21,10, rata-rata dari kemandirian siswa: 19,17, 19,20, dan 19,13.
Sedangkan, data tes paper & pencil adalah rata-rata skor hasil belajar: 19,00, 20,03, dan 21,03, rata-rata
dari kemandirian siswa : 18,93, 19,13,dan 19,07. Rata-rata varians tes paperless adalah 1,044, sedangkan
rata-rata varians tes paper & pencil adalah 1,056. Total siswa masing-masing kelas adalah 30.
Penelitian menyimpulkan bahwa; (1) skor hasil belajar siswa ranah kognitif tes secara paper and
pencil ≤ tes secara paperless, pada tiga kali tes, (2) skor kemandirian pada pelaksanaan tes secara paper
and pencil ≤ tes secara paperless, pada tiga kali tes. Penelitian menyarankan; (1) kekurangan komputer
dapat dilakukan dengan penggunaan komputer bergiliran, (2) peningkatkan kemandirian dalam
melaksanakan tes dapat dilakukan dengan pelatihan soal yang berulang-ulang.

Kata-kata kunci: karakter mandiri, tes paperless, tes paper and pencil, kemandirian siswa,
hasil belajar

167
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

ABSTRACT

Students need to be educated in order to have an independent character. "Independence of taking


the test" has a positive influence on students' independence. The aim of this study; (1) researchers know
the effect of "paperless test" against "cognitive student learning outcomes" compared to "paper and pencil
test", (2) researchers know the effect of "paperless test" against "the independence of the students taking
tests," as opposed to "paper and pencil tests ".
This research was conducted by observing differences in learning outcomes scores, and observed
differences in students' scores independence in carrying out the test. This difference is expected because
influenced by the ways of implementing the test. Implementation of these tests done in two ways, ie the
test is paperless and paper and pencil testing. The test is performed three times. In each will be obtained
data in the form of a score of independence and data in the form of scores of learning outcomes, both
tests are performed by means of a paperless or done by paper and pencil. Research data to test paperless is
data in the form of scores of learning outcomes, and scores independence for the first test, 2nd, and 3rd.
Comparative data is data from paper and pencil test namely learning outcomes scores and scores of
independence for the first test, 2nd, and 3rd. Data will be analyzed by t-test. T-test performed on learning
outcomes between test scores paperless with paper and pencil. T-test was also carried out on students'
independence between test scores paperles with paper and pencil. Paperless test data are average scores of
learning outcomes: 19.10, 20.30, and 21.10, the average of students' independence: 19.17, 19.20, and
19.13. Meanwhile, paper and pencil test data are average scores of learning outcomes: 19.00, 20.03, and
21.03, the average of students' independence: 18.93, 19.13, and 19.07. The average variance of paperless
test is 1.044, while the average variance of paper & pencil test is 1.056. Total students each class is 30.
Research concluded; (1) score of "cognitive learning outcomes" paper and pencil tests ≤
paperless, at three times the test. (2) Score "independent execution of test “paper and pencil” ≤ paperless,
at three times the test. Research suggests; (1) computers can be used by students to take turns, (2) training
of about done to improve the "independent student".

Keywords: independent character, the test is paperless, paper and pencil test, student independence,
learning outcomes

168
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

A. PENDAHULUAN mandiri. Karakter mandiri adalah sikap


dan perilaku yang tidak mudah
Karakter yang baik akan tergantung pada orang lain dalam
menghasikan perbuatan yang baik. menyelesaikan tugas-tugas (Rohman,
Pendidikan karakter memerlukan peran 2012: 238). Tugas-tugas siswa bisa
guru, tahap-tahap pendidikan karakter berbentuk macam-macam tes , salah
dan pengenalan terhadap beberapa satunya adalah tes obyektif pilihan
tantangan dalam pendidikan karakter. ganda. Soal tes obyektif pilihan ganda
Tantangan dalam pembentukan karakter sering dipergunakan karena nilainya
yang mandiri secara sederhana dapat yang obyektif, sesuai kunci, sehingga
dideskripsikan sebagai perbuatan- dapat dilakukan koreksi secara cepat
perbuatan yang mengesampingkan dengan skor yang konsisten (Ekohariadi,
kemandirian dalam melakukan suatu 2010: 68). Tes obyektif adalah tes yang
pekerjaan. Bidang pembentukan karakter dalam pemeriksaannya dapat dilakukan
mandiri secara sempit dapat dilakukan secara obyektif. Hal ini dimaksudkan
dengan pembiasaan pengerjaan tugas- untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
tugas sekolah secara mandiri. dari tes bentuk uraian (Arikunto, 2003:
Kemandirian dalam ranah kognitif salah 164).
satunya adalah pengerjaan soal-soal Penelitian ini untuk mencari
ujian secara mandiri, yaitu tidak jawaban pengaruh tes paperless dan
tergantung pada orang lain. paper and pencil terhadap hasil belajar
Menurut Lickona (Wibowo, 2012: ditinjau dari kemandirian siswa.
32), karakter merupakan sifat alami Penelitian ini dilakukan di Jurusan Audio
seseorang dalam merespon situasi secara Video SMK Negeri 5 Surabaya. Hasil
bermoral. Sifat alami itu belajar pada penelitian ini adalah hasil
dimanifestasikan dalam tindakan nyata pengukuran ranah kognitif kompetensi
melalui tingkah laku yang baik, jujur, persiapan pembuatan dokumentasi audio
bertanggung jawab, menghormati orang video.
lain dan karakter mulia lainnya. Lickona
B. TUJUAN PENELITIAN
menekankan tiga hal dalam pendidikan
karakter, yang dirumuskan sebagai: Secara rinci tujuan penelitian adalah
knowing, loving, and acting the good. sebagai berikut :
Menurut Lickona, keberhasilan 1. Untuk menganalisis pengaruh tes
pendidikan karakter dimulai dengan paperless terhadap hasil belajar siswa
pemahaman karakter yang baik, dibanding tes paper and pencil.
mencintainya, dan pelaksanaan atau
peneladanan atas karakter baik itu. Nilai- 2.Untuk menganalisis pengaruh tes
nilai pendidikan budaya dan karakter paperless terhadap kemandirian siswa
bangsa Indonesia adalah sebanyak 18 dalam mengerjakan tes dibanding tes
butir (Wibowo, 2012: 43), dengan paper and pencil.
rinciannya sebagai berikut, (1) religius, C. KAJIAN PUSTAKA
(2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5)
kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) Kemandirian Siswa
demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) Menurut Kamus Besar Bahasa
semangat kebangsaan, (11) cinta tanah Indonesia karakter memiliki arti sifat-
air, (12) menghargai prestasi, (13) sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
bersahabat, (14) cinta damai, (15) gemar yang membedakan seseorang dari orang
membaca, (16) peduli lingkungan, (17) lain. Menurut Suyanto, 2010 (Wibowo
peduli sosial dan (18) tanggung jawab. 2012:33), karakter adalah cara berpikir
Model tes paperless dan paper and dan berperilaku yang khas tiap individu
pencil menuntut beberapa karakter bagi untuk hidup dan bekerjasama, baik
siswa. Salah satu karakter siswa yang dalam lingkup keluarga, masyarakat,
diperlukan dalam ujian adalah karakter bangsa dan Negara. Individu yang baik

169
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

adalah individu yang bisa membuat penyelesaian masalah oleh merekan


keputusan dan siap sendiri. Model ini juga dikenal dengan
mempertanggungjawabkan tiap akibat lain seperti project-based teaching
dari keputusannya. Pendidikan karakter (Pembelajaran Projek), experienced
adalah pendidikan budi pekerti plus, based education (Pendidikan
yaitu yang melibatkan ranah berdasarkan Pengalaman), authentic
pengetahuan (cognitive) , perasaan learning (Belajar Authentic), dan
(feeling), dan tindakan (action). Tanpa anchored instruction (Pembelajaran
ketiga ranah ini, maka pendidikan Berakar pada Kehidupan Nyata) (Nur,
karakter tidak akan efektif. Hasil 2011: 2).
pendidikan karakter yang sistematis
adalah anak akan menjadi cerdas Tes Metode Paper and Pencil
emosinya. Kecerdasan emosi menjadi
bekal yang baik agar lebih mudah dan Tes merupakan alat ukur
berhasil menghadapi tantangan hidup, pengumpulan data yang mendorong
termasuk berhasil secara akademis. peserta memberikan penampilan
Konsep kemandirian yang maksimal. Instrumen nontes merupakan
dimaksud penulis dalam penelitian ini alat ukur yang mendorong peserta untuk
adalah kemandirian siswa dalam memberikan penampilan tipikal, yaitu
mengerjakan tes sesuai dengan melaporkan keadaan dirinya dengan
kurikulum yang berkarakter yang memberikan respons secara jujur sesuai
ditandai dengan adanya perilaku mampu dengan pikiran dan perasaannya
berinisatif, mampu mengatasi masalah, (Purwanto, 2009:56). Respon siswa atas
mempunyai rasa percaya diri, dapat tes merupakan perilaku yang ingin
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan diketahui dari penyelengaraan tes
orang lain. Siswa berusaha mengejar (Purwanto,2009:65).
prestasi, memelihara, dan mengatur Respon siswa atas tes
perilaku. didokumentasikan dalam bentuk catatan
tertulis. Catatan tersebut berupa jawaban
Model Pembelajaran Berdasarkan atas pertanyaan atau berupa penilaian
Masalah. dari penguji. Respon siswa tersebut
membutuhkan sarana untuk
Pembelajaran berdasarkan masalah mendokumentasikannya. Dokumentasi
tidak dirancang untuk membantu guru yang paling umum adalah berbentuk
menyampaikan sejumlah besar informasi kertas. Karena kertas secara umum sering
kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan digunakan dalam dokumentasi lembar
masalah, dirancang terutama untuk jawaban tes, maka secara umum ada
membantu siswa; (1) mengembangkan istilah tes basepaper. Tes ini
keterampilan berpikir, pemecahan memberikan gambaran bahwa soal-soal
masalah, dan intelektal, (2) belajar peran- dan jawaban tes menggunakan sarana
peran dewasa dengan menghayati peran- kertas sebagai instrumennya. Istilah
peran itu melalui situasi nyata atau yang basepaper yang sudah umum digunakan
disimulasikan, dan (3) menjadi mandiri, ini sama pengertiannya dengan paper
maupun siswa otonom (Nur, 2011: 6). and pencil yang digunakan dalam
Pembelajaran berdasarkan masalah penelitian ini.
memuat isi dari kurikulum berkarakter
yaitu menumbuhkan kemandirian siswa. Tes Metode Paperless
Pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan suatu pembelajaran yang Dunia pendidikan sudah mengenal
diawali dengan penyajian suatu masalah pelatihan berbasis komputer (Computer
yang autentik dan bermakna kepada Based Training). Dalam lingkungan
siswa sehingga siswa dapat melakukan pendidikan istilah yang sering dipakai
penyelidikan dan menemukan CAI atau Computer-Assisted Instruction.

170
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

Dengan munculnya web maka kedua namun bisa juga melalui kreatifitas tanpa
istilah tersebut sekarang tidak banyak adanya intervensi orang lain sebagai
digunakan. Dewasa ini kembali istilah pengajar hasil pembelajaran bisa
CBT kembali digunakan dengan didapatkan. Oleh karena itu hasil
pengertian Computer Based Test, yaitu pembelajaran yang dimaksud disini
tes tulis dengan bantuan media komputer adalah kemampuan-kemampuan yang
sebagai sarana untuk tempat materi soal dimiliki seorang siswa setelah ia
dan jawab. Adanya banyak istilah menerima perlakukan dari pengajar.
tersebut tentunya akan membuat suatu Perlakuan ini adalah dengan metode
kesulitan tersendiri apabila digunakan pembelajaran berdasarkan masalah.
dengan maksud yang berbeda dengan Berdasarkan uraian di atas, maka dalam
istilah tersebut. penelitian ini yang dimaksudkan dengan
Penelitian ini sengaja menggunakan hasil belajar adalah skor hasil belajar
istilah yang unik yaitu tes obyektif ranah kognitif yang didapatkan setelah
metode paperless. Istilah ini digunakan dilakukan tes, baik tes secara paper and
untuk membatasi pengertian jenis tes pencil maupun tes paperless. Tes
yang digunakan adalah tes obyektif dilakukan setelah pembelajaran
berbentuk pilihan ganda, bukan soal berdasarkan masalah dilaksanakan pada
uraian. Istilah paperless sebenarnya kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
mengacu pada suatu jenis tes untuk Tes berbentuk tes pilihan ganda. Tes
menentukan standar skor kemampuan pilihan ganda memungkinkan guru
bahasa Inggris yaitu tes yang berupa mencuplik (sampling) domain materi
basepaper atau berupa paperless. yang lebih banyak. Tes pilihan ganda
Namun untuk lebih menekankan bahwa dapat diskor secara obyektif. Ketika
soal dan jawaban harus ditulis pada kunci penskoran telah disediakan, tes
kertas maka digunakan istilah paper & dapat diskor secara konsisten
pencil untuk menggantikan istilah (Ekohariadi, 2010: 68).
basepaper. Sedangkan istilah paperless
tetap digunakan dengan keunikan soal Pengenalan EDMODO
dan menjawabnya pada komputer dan
tidak memerlukan kertas. Sedangkan Edmodo adalah sebuah platform
definisi istilah lainnya tetap mengacu pembelajaran dengan media sosial pada
pada definisi istilah yang terdahulu. internet yang diperuntukkan bagi guru,
siswa ataupun untuk orang tua/wali
Hasil Belajar murid. Edmodo dikembangkan pada
akhir tahun 2008 oleh Nic Borg dan Jeff
Proses belajar mengajar pada O’Hara. Edmodo mengatasi kebutuhan
akhirnya akan membutuhkan evaluasi, untuk berkembang di lingkungan sekolah
hasil dari evaluasi tersebut akan yang mencerminkan bahwa dunia yang
menggambarkan hasil belajar siswa. global semakin terhubung. Nic Borg dan
Belajar dan mengajar merupakan konsep Jeff O’Hara menciptakan sebuah aplikasi
yang tidak bisa dipisahkan. Belajar yang dapat menutup kesenjangan antara
merujuk pada apa yang harus dilakukan bagaimana siswa menjalani kehidupan
seseorang sebagai subyek dalam belajar. mereka dan bagaimana mereka belajar di
Sedangkan mengajar merujuk pada apa sekolah. Edmodo dibuat sebagai sebuah
yang seharusnya dilakukan seseorang platform pembelajaran jejaring sosial
guru sebagai pengajar. Dua konsep untuk guru, siswa, dan orang tua/wali
belajar mengajar yang dilakukan oleh murid.
siswa dan guru terpadu dalam satu Salah satu fitur yang dapat
kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi dimanfaatkan untuk tes secara paperless
interaksi dengan guru. Kemampuan awal adalah pembuatan quiz. Quiz dapat
yang dimiliki siswa dari proses belajar diakses oleh murid yang sudah masuk
mengajar bisa mendapatkan hasil belajar, menjadi anggota grup dengan

171
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

memasukkan pin tertentu. Soal quiz sampel tes baik untuk tes secara paper
dibuat oleh guru dan dikirimkan oleh and pencil ataupun tes secara paperless.
guru. Murid dapat mengerjakan quiz soal Pendekatan tes-ulang merupakan salah
pilihan ganda dengan langsung mengklik satu metode yang populer digunakan
jawaban yang diinginkan. Jawaban yang dalam komputasi koefisien reabilitas.
benar dapat dilihat oleh guru tersebut. Pendekatan ini dilakukan dengan
Pengerjaan soal antara murd yang satu menyajikan instrumen ukur pada satu
dengan murid yang lain dapat dilakukan kelompok subyek dua kali setelah
pada waktu yang berbeda, namun durasi tenggang waktu tertentu diantara kedua
waktu pengerjaan setiap murid adalah penyajian (Azwar:51,2014).
sama. Durasi waktu pengerjaan sudah Pengamatan kemandirian siswa dalam
habis maka murid sudah tidak bisa melaksanakan tes dilakukan masing-
meralat jawaban quiz tersebut. Salah satu masing tiga kali baik untuk tes paper
kelemahan quiz dengan menggunakan and pencil ataupun tes paperless.
Edmodo adalah murid dapat mengakses Penelitian ini menggunakan
sumber informasi dari situs-situs internet bentuk quasi ekperimental design yang
lain untuk mencari jawaban. Gambar merupakan pengembangan dari true
menu pembuatan quiz pada experimental design yang sulit
https://www.edmodo.com/home#/quiz. dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
D. HIPOTESIS PENELITIAN variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Berdasarkan kajian teori dan Nonequivalent control group
kerangka berpikir seperti dipaparkan design ini hampir sama dengan pretest-
di atas, dirumuskan hipotesis : postest group design, hanya pada desain
1. Hasil belajar ranah kognitif bagi ini kelompok eksperimen maupun
siswa yang diberi tes secara kelompok kontrol tidak dipilih secara
paperless, lebih tinggi secara random. O1 dan O3 merupakan kondisi
signifikan dibanding siswa yang siswa sebelum pelaksanaaan tes. O2
diberi tes secara paper and pencil. adalah kondisi siswa setelah
2. Skor kemandirian bagi siswa yang pelaksanaan tes yang terlihat pada skor
diberi tes secara paperless, lebih hasil belajar ranah kognitif dan skor
tinggi secara signifikan dibanding kemandirian siswa dengan cara tes
siswa yang diberi tes secara paper paperless. Sedangkan O4 kondisi siswa
and pencil. yang terlihat pada skor hasil belajar
ranah kognitif dan skor kemandirian
E. METODE PENELITIAN siswa dengan cara tes paper and pencil.
Pelaksanaan tes ini dilakukan selama
Penelitian ini dilakukan dengan tiga kali dengan soal yang sama.
pengamatan hasil tes yang dilakukan Perbedaannya pada perlakuan tes secara
secara paperless dan tes yang dilakukan paperless soal-soal secara otomatis akan
secara paper and pencil dan teracak oleh komputer sedangkan pada
pengamatan pada kemandirian siswa tes paper and pencil soal dan urutannya
pada saat melaksanakan tes tersebut. tetap sama pada tiga kali tes.
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah tes secara paperless dan tes F. TEMPAT PENELITIAN
secara paper and pencil. Variabel Populasi adalah wilayah
terikat dalam penelitian ini adalah hasil generalisasi yang terdiri atas:
belajar ranah kognitif dan kemandirian obyek/subyek yang mempunyai kualitas
siswa. dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
Pelaksanaan penelitian ini oleh peneliti untuk dipelajari dan
dilakukan dengan tiga kali pengambilan kemudian ditarik kesimpulannya

172
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

Ha :μAn > μB2


3. Ho :μA3 ≤ μB3
t df Ha :μAn >μB3
Sign. (2-tailed) Hasil pengujian dengan uji-t
Pair 1 -1.795 29 .083 berpasangan untuk kedua hipotesis
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pair 2 0.000 29 1.000
Pair 3 -1.439 29 .161 Tabel G.1Hasil Uji-T
Pair 4 -2.971 29 .006 Berpasangan
Pair 5 -1.000 29 .326
Pair 6 -1.439 29 .161 Keterangan:
(Sugiyono, 2009: 80). Dalam penelitian Pair1: Paper&Pencil 1 - Paperless 1
ini yang menjadi populasi adalah siswa Pair2: Paper&Pencil 2 - Paperless 2
kelas XII, Jurusan Audio Video, SMK N Pair3: Paper&Pencil 3 - Paperless 3
5 Surabaya, Tahun Akademik Pair4: Kemandirian Paper&Pencil 1 -
2013/2014, yang berjumlah 2 kelas. Kemandirian Paperless
Roscoe dalam (Sugiyono, 2009: 90-91) 1
menyatakan bahwa untuk penelitian Pair5: Kemandirian Paper&Pencil 2 -
eksperimen yang sederhana, yang Kemandirian Paperless
menggunakan kelompok eksperimen dan 2
kelompok kontrol, maka jumlah anggota Pair6: Kemandirian Paper&Pencil 2 -
sampel masing-masing antara 10 sampai Kemandirian Paperless
dengan 20. Proses pembelajaran di kelas 2
XII AV1-2 berjalan seperti biasa. Kelas
XII AV1 dan AV2 SMK 5 Surabaya Dari tabel G.1 terlihat nilai
yang berjumlah 60 siswa, melebihi signifikansi pada tes pertama, kedua
pendapat Roscoe dapat dibagi ke dalam dan ketiga berada di atas nol (positif)
dua kelompok tes sampel, yaitu sehingga hipotesis pada tes pertama,
kelompok A sebanyak 30 orang, kedua dan ketiga Ho diterima, Ha
kelompok B sebanyak 30 orang. Sampel ditolak.
A untuk data tes kelompok kontrol, Perhitungan untuk menilai hipotesis
sampel B untuk data tes kelompok adalah dengan melihat daerah
eksperimen. Secara singkat dapat dilihat penerimaan nilai t. Nilai t tabel dari
sebagai penelitian kelas. Proses belajar nilai-nilai dalam distribusi t dengan
mengajar sesuai dengan kelas masing- derajat kebebasan 29 dan α =0,05,
masing secara biasa yaitu kelas XIIAV1 dengan hipotesis one-tail adalah angka
dan kelas XIIAV2 sesuai jadwal sekolah t=1,699 (Sugiyono,2009:332), maka
yang bersangkutan. Penelitian ini tidak daerah penerimaan Ho adalah kurang
mengganggu proses belajar yang dari t tabel 1,699. Dengan nilai t hitung
berlangsung. pada tabel G.1 pada maka dapat
dianalisis bahwa hipotesis ke 1) Ho
G. HASIL PENELITIAN :μA1 ≤ μB1 diterima dan Ha :μA1 > μB1
Pengujian hipotesis pertama ditolak.; 2) Ho :μA ≤μB2 diterima dan
dilakukan dengan paired sample t-test. Ha :μAn >μB2 ditolak; 3) Ho :μA3 ≤ μB3
Hipotesis yang telah ditulis di bab diterima dan Ha :μAn > μB3 ditolak.
terdahulu dimana μAn= hasil belajar tes Pada pelaksanaan tes pertama, kedua
secara paper & pencil, μB= hasil dan ketiga terbukti bahwa skor hasil
belajar tes secara paperless dengan n = belajar ranah kognitif tes secara
data tes ke-1,2,3 adalah : paperless lebih tinggi dan paling tidak
1. Ho :μA1 ≤ μB1 sama dengan tes secara paper and
Ha :μA1 > μB1 pencil.
2. Ho :μA2 ≤ μB2

173
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

Dari hasil pengujian hipotesis sama dengan tes secara paper and
komparatif dua sampel uji pihak kanan pencil.
terpapar bahwa hasil belajar tes yang Untuk melihat adanya perbedaan
dilakukan secara paper & pencil dan atau tidak varians per siswa dari
tes secara paperless tidak berbeda kelompok data yang menggunakan tes
secara konsisten pada pengujian secara paper & pencil dengan tes
pertama, kedua, dan ketiga. secara paperless dilakukan perhitungan
Pengujian hipotesis kedua varians per siswa. Bila ada perbedaan
dengan ρAn adalah kemandirian maka dapat dilihat rerata varians per
pelaksanaan tes secara paper & pencil siswa dari kelompok data yang
dan ρBn adalpelaksaah kemandirian melaksanakan tes secara paper &
naan tes secara paperless, dengan n pencil dengan tes secara paperless.
adalah pelaksanaan tes ke 1,2,3 Varians per siswa ternyata mempunyai
hipotesisnya adalah sebagai berikut: rata-rata yang berbeda, dengan rata-
1. Ho: ρA1 ≤ ρB1 rata nilai varians per siswa tes siswa
Ha: ρA1 >ρB1 secara paperless lebih kecil
2. Ho: ρA2 ≤ρB2 dibandingkan dengan nilai varians per
Ha: ρA2 > ρB2 siswa pada tes secara paper and pencil.
3. Ho: ρA3 ≤ ρB3 Nilai varians yang lebih kecil
Ha: ρA3 > ρB3 menunjukkan bahwa tes paperless
Dari tabel G.1 terlihat nilai lebih konsisten dalam skor hasil belajar
signifikansi pada tes pertama bernilai ranah kognitif dibandingkan dengan
positif sehingga Ho diterima dan Ha skor tes paper and pencil.
ditolak, sedangkan untuk uji-t kedua
dan ketiga nilai signifikansinya juga H. PENUTUP
positif sehingga hipotesis tes kedua
dan ketiga hasilnya Ho diterima dan Kesimpulan
Ha ditolak. Dari hasil penelitian dan diskusi hasil
Perhitungan lain dilakukan penelitian sebelumnya, serta merujuk
dengan membandingkan antara t hitung pada rumusan masalah yang ada maka
dengan t tabel. Dengan t hitung sesuai dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pada tabel G.1 didapatkan t tabel yang 1. Skor hasil belajar siswa ranah
mempunyai derajat kebebasan 29 dan kognitif pada saat pelaksanaan tes
nilai α=0,05 (one-tail) adalah 1,699 secara paper & pencil dengan tes
maka daerah penerimaan Ho dengan secara paperless menunjukkan
uji pihak kanan adalah kurang dari perbedaan yang signifikan pada
1,699. Harga t pada tabel G.1 adalah - seluruh tes, baik pada tes pertama,
2,971, -1,000, dan -1,439 maka semua kedua maupun ketiga, dengan skor
hipotesisnya Ho diterima dan Ha hasil belajar siswa ranah kognitif
ditolak. Dapat diamati bahwa tes secara paper and pencil ≤
kemandirian pelaksanaan tes ini saat paperless.
pertama kali , kedua, dan ketiga 2. Skor kemandirian pelaksanaan tes
dilaksanakan terlihat berbeda. Dari secara paper & pencil dengan tes
hasil perhitungan terbukti bahwa secara paperless pada saat
kemandirian pelaksanaan tes secara pelaksanaan tes yang pertama, kedua
paperless lebih tingga atau paling tidak dan ketiga menunjukkan adanya
sama dengan tes secara paper and perbedaan yang signifikan. Skor
pencil. Kemandirian siswa dalam kemandirian tes secara paper &
pelaksanaan tes terlihat konsisten pada pencil ≤ paperless pada saat tes
seluruh pelaksanaan tes dengan pertama, kedua dan ketiga
kemandirian pelaksanaan tes secara
paperless lebih tinggi atau minimal Implikasi

174
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

1. Tes dengan cara paperless dengan http://ejournal.unp.ac.id, Jurnal Penelitian


berbagai kelebihannya dapat dan Pembelajaran Fisika1(2012) 1-16.
dipergunakan di sekolah-sekolah
karena berpengaruhnya baik Arikunto,S.,2010. Prosedur Penelitian.
terhadap skor hasil belajar ranah Jakarta: Rineka Cipta.
kognitif. Hasil tes hasil belajar
lebih cepat diketahui, lebih reliabel Arney,J. 2011.”Going Green: Paperless
karena faktor kesalahan Technology and Feedback from the
pengoreksian jawaban yang Classroom”. Journal of Sustainability
disebabkan karena kurang teliti and Green Business. pp.1-9.
dapat diabaikan, dari segi ekonomi
lebih hemat biaya biaya cetak Asmani,J.M. 2011. Buku Panduan
kertas. Materi soal dalam bentuk Internaisasi Pendidikan Karakter di
file apabila dikirimkan ke daerah- Sekolah. Yogyakarta : Diva Press.
daerah yang terpencil dapat
memakan waktu yang lebih cepat. Azwar,S.,2014.Reliabilitas dan Validitas
2. Tes secara paperless dapat Edisi 4.Pustaka Pelajar Yogyakarta.
dilakukan sebagai salah satu upaya
menumbuhkan kemandirian siswa Chao, C. 2012.”Global Impacts and
dalam melaksanakan tes karena Challenges of Paperless Books: A
tidak bisa saling mencontek antar Preliminary Study”. International
teman. Journal of Business and Social
Science.Vol.3No.11 June 2012.pp.115 -
Saran 121.
1. Pelaksanaan tes paperless yang
menghadapi kendala terbatasnya Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan
sarana maka dapat dilakukan secara Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan
bergantian tiap-tiap siswa dengan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Ditjen
menggunakan sarana komputer atau Dikdasmen.
laptop yang sama namun waktunya
secara bergiliran. Soal-soal secara Ekohariadi. 2010. Penilaian Kinerja dan
otomatis dapat disetting untuk acak. Tes. Surabaya: Unesa
2. Pemantapan pemberian materi pada
siswa dengan latihan soal yang Gagne R, M., Briggs ,I.J and Wagner ,W.W.
berulang-ulang dapat dilakukan agar 1992. The Condition of Learning 3rd
kemampun siswa lebih kompeten edition, Japan : Holt-Saunders
dan mandiri sehingga tidak tergoda International Editional Publisers
untuk mencontek. Pengawasan pada
saat pelaksanaan tes masih Joyce,B. ,Weil,M.,Calhoum,E. 2009.
diperlukan karena dapat mencegah Models Of Teaching, Edisi
siswa untuk mencontek Kedelapan:Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Kerlinger,R K. 1992. Azaz-azaz Penelitian


DAFTAR PUSTAKA Behavior. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Lickona,T. 2013. Educating for Character


Afrizon,M.,Ratnawulan, dan Fauzi,A.2012.
(Mendidik untuk Membentuk Karakter).
Peningkatan Perilaku Berkarakter dan
Jakarta: PT Bumi Aksara
Keterampilan berpikir Kritis
Siswa Kelas IX MTsN Model Padang Lipton,L. dan Hubble,D.
Pada Mata Pelajaran IPA-Fisika Menumbuhkembangan Kemandirian
Menggunakan Model Problem Belajar. Bandung: Penerbit Nuansa.
Based Instruction. Padang: dalam

175
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

Macaulay,M. 2003. “The Effect of Satav, H., Nanekar, T. Pingale, S. and


Multimedian on Learning in Third World Nupur. 2012.”SQL Based Paperless
Childen”, Journal of Educational Examination System”, Journal
Multimedia and Hypermedia (online) Of Information Engineering and
Vol 12 No.2 pp185-198 Applications, Vol 2 No.2 pp30-34

Mason,R. dan Rennie,F. 2010. E-learning: Sitorus,L.I.S. dan Warsito, H.W.S. 2013.
Panduan lengkap memahami Dunia Perbedaan Tingkat Kemandirian dan
digital dan Internet. Yogyakarta: Penyesuaian Diri Mahasiswa
Pustaka Baca Perantauan Suku Batak Ditinjau dari
Jenis Kelamin. Surabaya :Unesa dalam
Muslikhah,A.,2010. Komparasi Sistem http://scribd.com
Ujian Konvesional (Paper and Pencil
Test) dengan Sistem Ujian Online (E- Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
exam) Menggunakan Wondershare Quiz Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Creator pada Ujian Matematika Siswa Bandung:Alfabeta
Kelas XI IPA SMA Muhammdiyah 1
Yogyakarta Tahun Pelajaran Sudjana,N.1991. Dasar-dasar proses
2009/2010, UNY Yogyakarta belajar mengajar. Bandung : PT Sinar
Baru
Nur, M. 2011. Model Pengajaran
Langsung, Surabaya: Unesa Press Supardji. 2012. Materi Statistik Pasca,
Unesa Surabaya: tidak diterbitkan
Nur, M.2011. Model Pembelajaran
Berdasar Masalah. Surabaya: Unesa Suryadi,A. 2007. “Pemanfaatan ICT dalam
Press Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh Vol 8
Nurlela, L. 2010. Model Pembelajaran, No 1, hal 83-98
Gaya Belajar, Kemampuan Membaca
dan Hasil Belajar, Surabaya: Unesa Suryadi,D. dan Damayanti,C. 2003.
University Press “Perbedaan Tingkat Kemandirian
Remaja Puteri yang Ibunya Bekerja dan
PPS Unesa. 2012. Pedoman Penulisan Tesis yang Tidak Bekerja.” Jurnal Psikologi
dan Disertasi: Surabaya : PPS Unesa Vol.1 No.1 Juni 2003.hal 1- 28.

Pratondo,A. 2008. Online Tes Sebagai Alat Wang, J.F. 2010.” Creating A Paperless
Ukur Knowledge Mahasiswa: Studi Classroom with The Best of Two
Kasus Politeknik Telkom. World”, Journal of Instructional
Bandung:Politeknik Telkom Pedagogies Vol 2 pp1-15

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Wibowo,A. 2012. Pendidikan karakter:


Yogyakarta : Pustaka Pelajar Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. Yogyakarta:
Rijanto, T. 2012.”The Impact of Method Pustaka Pelajar.
and Sample Size to The Score Variance
of Equating Result”. Jurnal Pendidikan Wielicki,T .2006. “Integrity on Online
dan Evaluasi Pendidikan. Tahun 16 No.1 Testing in E-Learning : Empirical
hal 154-173 Study”. Proceeding of the Fourth
Annual IEEE International Conference
Rohman,M.2012.Kurikulum on Pervasive Computing and
Berkarakter.Jakarta: Prestasi Pustaka Communication Workshops, 2006
Publiser ISBN 0-7695-2520-2/06 pp1-5

176
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

Wingenbach, G.J.”Agriculture Students’


Academic Acheievement, Attitudes
Towards Paperless Exams, Computer
Anxiety, Computing Attitudes, And
Learning Styles”. Missisipi State
University Publishing , 2000,
pp112-118

Whisler, W.R. 2010.”Going Green in a


Paperless Classroom”. Valdosta State
University Publishing. 2010, pp1-12

Woolfolk, A. 2010. Educational, Elevent


Edition.New Jersey:Pearson Education
Upper Saddle River Psychology

Zhang, G. 2009.” Design of Paperless


Examination System for Principles of
Database System”, Proceeding
ICRCCS’09, Proceeding of the 2009
International Conference on Research
Challenges in Computer Science IEEE
Computer Society, 2009, pp206-209

177

Anda mungkin juga menyukai