Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KESELAMATAN INDUSTRI

PT. BA BRIKET UNIT LAMPUNG

Oleh

Kelompok 2 :

Annisya Hutami (1415041006)

Romdliah Mar’atul Husnah (1415041054)

Syafira Eka Gestya (1415041059)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019
I. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian K3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta
agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor
463/MEN/1993). Pengertian lain menurut OHSAS 18001:2007, keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) adalah kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang
lain yang berada di tempat kerja. Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun
2003 pasal 87, bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, bahwa tujuan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat
kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja,
memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas.

Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diperhatikan oleh perusahaan
antara lain adalah sebagai berikut (Anoraga, 2005):
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam beraktifitas
bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi,
suhu, penerangan dan situasinya.
b. Alat kerja dan bahan
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk
memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja sangatlah vital yang
digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi dan di samping
itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.
c. Cara melakukan pekerjaan
Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan yang berbeda-
beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan
dalam melakukan semua aktivitas pekerjaan, misalnya menggunakan peralatan yang
sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan
peralatan tersebut dan memahami cara mengoperasionalkan mesin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai
berikut (Budiono dkk, 2003):
1. Beban kerja. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
2. Kapasitas kerja. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun psikososial.

Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) adalah sebagai berikut (Sutrisno dan Ruswandi, 2007):
1. Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja.
2. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
3. Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat lingkungan kerja)
antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran
mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan
cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan
keprilakuan.
5. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja.
6. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
7. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
1.2 Penjabaran PT. BA Unit Pengusahaan Briket
Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara yang dicampur dengan
tanah liat dan bahan pengikat. Briket batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan
minyak tanah, kayu bakar, dan gas elpiji seperti untuk pengolahan makanan (memasak),
pengeringan, pembakaran, peternakan ayam sebagai penghangat anak ayam DOC (Day Old
Chicken).

PT. Bukit Asam ini merupakan salah satu cabang yang tersedia untuk pengolahan briket dengan
pemasaran untuk wilayah Sumatera dan Jawa. Biasanya dugunakan untuk industry makanan,
pengering tembakau, rumah makan, pembakaran batu bara, budi daya jamur, peternakan, juga
beberapa pondok pesantren untuk masak atau pemanas. Contoh hasil briket yang diproduksi pada
gambar 1 dibawah.

Gambar 1. Briket produksi untuk dikemas.

Keunggulan briket batubara: harga lebih murah, panas yang tinggi dan kontinyu sangat baik,
untuk pembakaran yang lama dan terus menerus, tidak beresiko meledak, tidak bising, sumber
batubara melimpah sehingga dapat diandalkan. Pabrik briket Lampung memproduksi briket tipe
bantal non karbonisasi, yaitu briket yang bahan bakunya tidak dikarbonisasi. Kapasitas produksi
briket 10.000 ton/tahun dengan penggunaan prinsip pembakarannya yaitu menggunakan tungku
seperti tungku permanen atau portable.
1.3 PEMBAHASAN

Untuk Meninjau dari segi kesehatan dan keselamatan kerja pada PT. BA Briket Unit Lampung
ini kami melakukan survey dengan membagikan kuesioner pada 10 orang pekerja secara acak
dan berikut merupakan hasil dari kuesioner yang dibagikan:

a. Keselamatan Kerja

SS S KS TS ST
No Pertanyaan
5 4 3 2 1
1. Perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja seperti
helm, sepatu boots, sarung tangan, masker dll yang dapat (3) (6) (1)
menghindari saya dari kecelakaan kerja
2. Semua peralatan keselamatan kerja dalam kondisi baik dan
(3) (5) (2)
layak dipakai
3. Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi
(7) (3)
suatu tanda
4. Setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi
(6) (4)
lingkungan kerja yang aman dan bersih
5. Perusahaan memberikan pelatihan pelatihan bagi setiap
(5) (3) (2)
karyawan untuk bertindak aman
6. Perusahaan memberikan metode/petunjuk kerja yang dapat
(6) (4)
mempermudah pekerjaan saya

b. Kesehatan Kerja

SS S KS TS ST
No Pertanyaan
5 4 3 2 1
1. Perusahaan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan
(8) (2)
pertama apabila terjadi kecelakaan
2. Perusahaaan memberikan pendidikan mengenai pentingnya
(5) (5)
kesehatan dalam menyelesaikan pekerjaan
3. Setiap karyawan yang sakit yang perlu dirujuk ke Rumah
Sakit akan dirujuk ke rumah sakit yang telah ditentukan (2) (8)
oleh perusahaan
4. Terdapat ruangan khusus untuk merawat karyawan saat
(7) (3)
terjadi kecelakaan di tempat kerja

Keterangan:
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Kurang Setuju (KS)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai kesadaran pentingnya K3 pada industri tersebut
kami dapat menyatakan bahwa perusahaan cukup baik dalam sistem manajemen untuk
penyediaan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan. Berdasarkan hasil dari kuesioner
pada poin keselamatan kerja yang dilakukan pada 10 orang karyawan bahwa untuk penyediaan
pelindung kerja sudah cukup baik dari yang kami lihat hanya sepatu yang jarang digunakan
karyawan namun dari perusahaan menyediakan, untuk peralatan yang digunakan juga terlihat
dalam kondisi yang masih baik (tidak berkarat dan bekerja baik) dan selain itu untuk beberapa
bagian alat juga ditempelkan tanda-tanda peringatan meski tidak semua ada. Untuk pembekalan
dan pelatihan kerja untuk keamanan karyawan terdapat pada awal orientasi sehingga pernah
dilakukan tetapi bukan sesuatu yang dilakukan secara rutin.

Sedangkan pada poin kesehatan kerja perusahaan menyediakan obat-obatan dan kotak P3 yang
tersedia pada beberapa lokasi dan terdapat kertas keterangan bagi para karyawan yang
menggunakan sehingga tertata cukup baik. Pada kegiatan seperti sosialisasi seperti pentingnya
keselamatan dalam bekerja atau K3 dilakukan perusahaan beberapa bulan sekali, dan pada setiap
karyawan juga dijamin BPJS sehingga bila terjadi sesuatu ditanggung BPJS tersebut tetapi tidak
ada rumah sakit khusus untuk karyawannya sehingga rujukan tergantuk kebijakan dari BPJS
tersebut. Untuk ruang kesehatan sendiri perusahaan juga menyediakan untuk para karyawan yang
sakit mendadak seperti pingsan atau kelelahan.

Secara umum perusahaan dianggap sudah cukup baik dalam penyediaan meski kadang dianggap
kurang maksimal pelaksanaannya sehingga hasil dari kuesioner yang kami bagikan juga cukup
bervariasi, selain itu meski perusahaan sudah menyediakan peralatan pelindung kerja namun
kami lihat masih ada karyawan yang tidak menggunakan beberapa perangkat tersebut sehingga
saran kami yaitu ada baiknya perusahaan memperketat aturan dalam penggunaan perangkat
pelindung bagi karyawan, selain itu beberapa tanda peringatan dan informasi alat dapat
dilakukan pembaharuan karena meski sudah dipasang tetapi tanda-tanda tersebut terlihat sudah
lama yang berdebu sehingga tidak begitu jelas lagi. Untuk penanganan kami anggap sudah cukup
baik. Beberapa dokumentasi yang dapat kami ambil terlampir sebagai berikut:

No Gambar Keterangan
1

Kotak P3 yang disediakan beserta


kertas keterangan.

Penyediaan tanda petunjuk dan alat


pemadam api ringan pada lokasi
tertentu.

Contoh karyawan yang


menggunakan perangkat pelindung
kerja secara lengkap.
4

Contoh tanda peringatan yang


dipasang pada alat proses.

Beberapa tanda peringatan yang


dirasa sudah lama dan perlu
diperbaharui.

Peralatan penunjuang lain (selain


alat proses) yang masih baik.

Contoh karyawan yang tidak


menggunakan perangkat pelindung
secara lengkap.
Daftar Pustaka

Anoraga, Pandji. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiono, M. Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang: UNDIP.

Sutrisno dan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan & Kesehatan Kerja. Sukabumi:
Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai