Anda di halaman 1dari 15

TUGAS II

MATA KULIAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN


MENGENAI JENIS MESIN PRODUKSI

DISUSUN OLEH : FRANSISKUS PANJAITAN


NIM : 1805011067
KELAS : ME 3 C

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


2020
Refrigerator ( Mesin Pendingin )

A. Pengertian Umum Mesin Pendingin


Mesin pendingin adalah suatu alat untuk mengendalikan suhu dari suatu ruangan
pendingin. Mesin pendingin ini pada prinsipnya terdiri atas beberapa komponen yang saling
berhubungan dan saling menunjang untuk dapat menghasilkan suhu ruangan yang hendak
dikendalikan itu.
Mesin Pendingin dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan panas, yaitu
perpindahan panas suatu zat ( substan ) ke zat yang lain, yang terjadi karena adanya
pengaruh kerja mekanik mesin pendingin.
Menurut Budi Hartanto (1986) pendingin adalah suatu proses penyerapan panas
pada suatu benda dimana proses ini terjadi karena adanya penguapan bahan pendingin
(refrigerant), untuk mendapatkan jumlah penyerapan panas yang besar maka cairan bahan
pendingin yang akan diuapkan harus bertekanan rendah agar titik didihnya lebih rendah
pula.
Pada suhu udara yang lebih tinggi, jasad renik (bakteri) dapat berkembang biak lebih
cepat lagi, sehingga jumlahnya berlipat ganda menjadi ribuan kali. Dan telah disilidiki
bahwa pada suhu rendah 4 - 10o C atau 40o F batas suhu yang paling baik dimana jasad renik
(bakteri) sukar berkembang biak sehingga produk yang didinginkan akan lebih bertahan
lama (E. Karyanto, 2003)
Mesin Pendingin merupakan proses pemeliharaan tingkat tinggi suhu dari bahan atau
ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari suhu lingkungan atau atmosfer sekitarnya
dengan cara penyerapan atau penarikan panas dari bahan ruangan tersebut ( Sofyan IIyas,
1983 ).
Secara umum mesin pendingin didefinisikan sebagai proses perpindahan panas.
Secara khusus dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan proses penurunan suhu ruangan atau material dibawah suhu sekitarnya.
B. Komponen Mesin Pendingin
Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistim kompresi
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : komponen pokok, komponen bantu, komponen kontrol.
1.Komponen pokok
Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen atau alat yang harus ada
atau mutlak digunakan pada mesin pendingin. Komponen pokok tersebut meliputi :
kompresor, kondensor, tangki penampung (receiver), katup ekspansi dan evaporator. Dari
kelima komponen tersebut diantaranya (kecuali tangki penampung / receiver) disebut juga
komponen utama. Adapun jenis – jenis komponen pokok berdasarkan spesifikasinya adalah
sebagai berikut:
a. Kompresor
Kompresor adalah digunakan untuk memapatkan uap bahan pendingin Kompresi
uap terdiri atas sebuah torak yang bekerja bolak – balik didalam silinder yang mempunyai
katup buang ( suction valve ) sehingga berlangsung proses pemompaan, proses ini yang
membuat perbedaan tekanan, sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari satu bagian
kebagian lain.
Ada 2 jenis kompresor yaitu kompresor single stage dan double stage. Kompresor
single stage hanya melakukan satu kali hisap dan satu kali tekan. Berbeda dengan double
stage yang melakukan hisap dan tekan masing-masing sebanyak dua kali. Kompresor
double stage digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi. Ketika udara
masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian udara tersebut didinginkan, yang
selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai
pada tekanan yang diinginkan. Pada Kompresor double stage, pemampatan
(pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperature udara akan naik selama
terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem
pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau
dengan system air bersirkulasi.
Gambar 1 : Kompresor Torak dua Tingkat Sistem Pendinginan Udara
Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk
kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya
hingga 15 bar.
b. Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengembunkan atau mengubah uap
bahan pendingin bertekanan tinggi menjadi cairan bahan pendingin bertekanan tinggi. Ada
2 jenis kondensor yaitu kondensor air cooler dengan kondensor water cooler.
ntuk pendinginan di kondensor menggunakan air (water cooler), air tersebut dipompa
kekondensor. Air tersebut masuk melalui lubang masuk dan mengalir melalui pipa – pipa
yang ada di dalam kondensor. Air laut tersebut akan mendinginkan refrigerant yang ada di
dalam kondensor sehingga panas refrigerant terserap oleh air, dan air tersebut keluar
kembali.
Pendinginan kondensor dengan udara (air cooler) menggunakan kipas (fan) untuk
mendinginkan gas refrigerant, dengan hembusan udara dari kipas tersebut akan membawa
panas bersama udara sehingga gas refrigerant dingin dan menjadi cairan.
c. Tangki Penampung (receiver)
Receiver adalah suatu alat (tempat) yang berupa sebuah tabung atau silinder yang
digunakan untuk menampung cairan bahan pendingin bertekanan tinggi hasil proses
pengembunan di kondensor. Sesuai dengan fungsinya pada umumnya receiver hanya
digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas besar.
Berdasarkan kedudukan jenis receiver dibedakan menjadikan dua macam, yaitu:
1. Receiver yang ditempatkan secara horisontal (datar)
2. Receiver yang ditempatkan secara vertikal (tegak)
Untuk jenis receiver yang besar dilengkapi dengan beberapa perlengkapan seperti :
gelas penduga (sigh glass), safety valve (keran pengaman), keran cerat.
d. Katup Ekspansi
Katup ekspansi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur jumlah aliran
refrigerant dan menurunkan tekanan cairan bahan pendingin.
e. Evaporator
Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan atau merubah cairan
bahan pendingin bertekanan rendah menjadi uap bahan pendingin bertekanan rendah .
2.Komponen Bantu
Yang dimaksud dengan komponen pembantu adalah sutau komponen atau alat yang
digunakan untuk membantu kelancaran kerja mesin pendingin, oleh karena itu tidak mutlak
harus ada atau digunakan. Pada mesin pendingin jenis alat bantu yang digunakan
tergantung pada kapasitas mesin pendingin dan jenis bahan pendinginnya. Penggunaan
mesin bantu pada mesin pendingin di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini :
§ Jenis bahan pendingin yang digunakan
§ Temperatur akhir pendinginan yang dikehendaki
Jenis komponen bantu yang digunakan pada mesin pendingin antara lain:
Oil separator, filter / dryer, indicator, heat exchanger, solenoid valve dan accumulator.
a. Oil separator
Yaitu suatu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut
termampatkan oleh kompresor dengan uap bahan pendingin bertekanan tinggi.
b. Filter / Dryer
Filter / dryer suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran dan menyerap
kandungan air yang terbawa oleh bahan pendingin bertekanan tinggi diantara kondensor
sampai katup ekspansi.
c. Indikator
Indikator merupakan suatu alat untuk mendeteksi aliran cairan refrigeran yang
ditempatkan pada saluran cairan tekanan tinggi atau tempatnya setelah penempatan filter
/ dryer. Dalam keadaan demikian maka indikator akan berfungsi sebagai alat untuk
mendekteksi kerja atau keadaan filter / dryer.
d. Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan suatu alat penukar panas untuk menambah kapasitas
mesin pendingin dan alat ini merupakan suatu tempat terjadinya perpindahan panas dari
cairan bahan pendingin bertekanan tinggi keuap bahan pendingin yang akan dihisap oleh
kompresor. Heat Exchanger hanyalah merupakan tempat persinggungan saluran bahan
pendingin bertekanan tinggi dari tangki penampung dengan saluran uap bahan pendingin
sistem evaporator kering.

e. Solenoid valve
Yaitu jenis kran yang kerjanya dipengaruhi oleh terbentuknya elektro magnetik pada
alat tersebut, oleh sebab itu untuk mengoperasikan diperlukan arus listrik.
f. Akumulator
Yaitu suatu tempat yang digunakan untuk memisahkan uap dan cairan refrigeran
bertekanan rendah. Pada mesin pendingin sistim evaporator basah peranan akumulator
sebagai komponen pokok, namun pada evaporator sistim kering peranan akumulator
sebagai komponen bantu.
g. Gas purger
Gas purger merupakan komponen mesin pendingin yang bekerja untuk
mengeluarkan udara dari uap refrigeran didalam sistim. Prinsipnya dengan cara
memisahkan udara yang dikandung oleh gas refrigeran dengan cara mendinginkannya.
3.Komponen Kontrol
komponen kontrol merupakan komponen yang berfungsi sebagai alat kontrol
keadaan pengoperasian mesin pendingin yang pada umumnya berkaitan dengan keadaan
tekanan dan temperatur.
Jenis komponen kontrol dibagi dua, yaitu :
a.Komponen kontrol non automatik
Yaitu komponen kontrol yang dapat menunjukan keadaan tekanan dan temperatur pada
bagian mesin pendingin yang di kontrol.
b.Komponen kontrol aotumatik
Yaitu komponen yang berupa saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan tekanan
atau temperatur mesin pendingin. Jenis komponen kontrol automatik antara lain : Hight
Pressure Control (HPC), Low Pressure Control (LPC), Pressostat, Oil Pressure Control ( OPS ),
dan Thermostat.
Komponen-komponen bantu tersebut adalah :
a. Manometer
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan. Pada mesin pendingin biasanya terdapat
beberapa manometer yaitu :
Ø Manometer tekanan tinggi
Ø Manometer tekanan rendah
Ø Manometer tekanan pelumas
b. Thermometer
Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur. Pada mesin pendingin biasanya
digunakan untuk mengukur temperatur ruang pendingin, media (air) pendingin kondensor,
pengeluaran dan penghisapan kompresor dan sebagainya.
c. High Pressure Control (HPC)
Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang bekerja karena adanya tekanan
pengeluaran kompresor, oleh sebab itu alat ini selalu dihubungkan dengan saluran
pengeluaran kompresor.
d. Low Pressure Control (LPC)
Pada prinsipnya alat ini adalah suatu sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh tekanan
penghisapan kompresor, sehingga selalu dihubungkan dengan saluran penghisapan
kompresor.
e. Oil Pressure Control (OPC)
Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan
perbedaan tekanan pelumas dan tekanan penghisapan kompresor, untuk itu maka alat ini
selalu di hubungkan dengan saluran pelumasan dan saluran penghisapan kompresor.
f. Thermostat
Pada prinsipnya alat ini merupakan saklar yang kerjanya dipengaruhi oleh temperatur
dalam ruang pendingin, untuk itu alat ini dilengkapi dengan tabung perasa (Sensor Bulb)
yang digunakan untuk mendekteksi temperatur ruang pendingin.

C.Prinsip Kerja Mesin Pendingin


Bahan pendingin atau refrigeran yang dipakai pada mesin refrigerasi bersirkulasi
secara terus – menerus selama kompresor terus bekerja. Refrigeran tersebut mengalami
berbagai macam perubahan wujud, yaitu dari gas menjadi cair dan kemudian berubah
karena menguap menjadi gas kembali dan seterusnya.
Secara garis besar proses terjadinya pendinginan adalah sebagai berikut : Refrigeran
dari evaporator yang mempunyai suhu dan tekanan rendah dan dihisap oleh kompresor
untuk dikompresikan, setelah dikompresikan maka refrigeran tersebut akan menjadi
bersuhu dan bertekanan tinggi, dari gas refrigeran mengalir melewati oil saparator untuk
dibebaskan dari kandungan minyak pelumasnya. Gas refrigeran selanjutnya mengalir
kekondensor untuk didinginkan dengan air. Oleh karena pendingin tersebut maka
refrigeran mengalami kondensasi sehingga refrigeran berubah dari gas menjadi cair dengan
suhu yang rendah akan tetapi tekanan tetap tinggi, selanjutnya refrigeran tersebut di
alirkan ke katup ekspansi. Pada bagian katup ekspansi ini refrigeran mengalami jatuh tekan
yaitu dari tekanan tinggi ketekanan rendah, akibatnya refrigeran cair tadi berubah menjadi
uap yang bersuhu dan bertekanan rendah yang kemudian dialirkan kedalam pipa – pipa
evaporator yang di pasang pada sebuah mesin refrigerasi.
Temperatur evaporator lebih rendah dari temperatur produk sehingga energi panas
yang dikandung oleh produk dihisap oleh evaporator akibatnya temperatur produk semakin
rendah bahkan bisa menjadi beku. Gas refrigeran di evaporator yang menyerap panas dari
produk, kemudian dihisap kembali oleh kompresor, selanjutnya disirkulasikan lagi keseluruh
sistem.
D.Bahan Pendingin
Substansi kerja dalam sistem refrigerasi disebut refrigeran, dimana bahan ini
menyerap panas pada proses penguapan dan melepaskan panas pada proses
pengembunan. Refrigeran yang dikehendaki adalah yang efektif dalam pemakaian dan
murah dalam perawatan alat – alat.
Agar suatu proses pendinginan bisa berjalan lancar diperlukan suatu bahan yang mudah
dirubah wujudnya dari gas menjadi cair atau dari cair menjadi gas. Untuk keperluan ini
tentunya diperlukan suatu baha pendingin yang cocok dengan karakteristik thermodinamic
yang tepat. Banyak yan mengatakan bahwa bahn pendingin ini bernama “freon”.
Sebenarnya freon bukanlah nama gas merupaka nama sebuah merk dagang. Gas ini tidak
beracun dan tidak berbau menyengat, juga idak mudah erbakar atau meledak bila
bercampur dengan bahan lain. Tidak menyebabkan karat pada logam yang dipakai. Mudah
mencari kebocoran bila terjadi kebocoran. Tekanan kondensasi dan titik didih yang
rendahnsert susunan kimia yang stabil sehingga setiyap kali dimampatkan,diembunkan,
diinapkan tidak terurai. Karena sifat sifat yang dimiliki gas ini memenuhi persyaratan dalam
suatu proses pendinginan, maka bahan inilah yang paling tepat untuk dipakai. Bahan gas
tersebut adalah “REFRIGERANT”.
Bahan yang umum dipakai antara lain R11,R12,R22 dan R502. AC dan instalasi pompa
panas menggunakan R11, karena bahan ini mempunyai titik didih yang relatif tinggi rumus
kimianya adalah CCL2F. Formula lainya yakni R12 merupakan senyawa dari kelompok
methane dan mempunyai titik didih -30 . Biyasanya hanya digunakan pada mesin refrigrasi
kecil karena panas perjumlah refrigran relatif kecil. Sedangkan pada mesin freezer dan
sebgainya yang menghendaki temperatur lebih rendah, biasa dipakai R22 dimana titik
didihnya -42 rumus kimianya adalah CHP2CL. Kalau R502 adalah campuran azeotropic dari
refrigeran akan didapat dengan konsentrasi yag sama diseluruh mesin. Titik didihnya jauh
lebih rendah dari R22 yaitu -46 .
Refrigeran yang dipakai dalam sistem refrigerasi hendaknya dipilih jenis refrigeran
yang sesuai dengan jenis kompresor yang dipakai, dan karakteristik termodinamikanya yang
meliputi temperatur penguapan dan tekanan penguapan serta temperatur pengembunan
dan tekanan pengembunan ( Arismunandar, 1995 )
E.Persyaratan Bahan Pendingin
Unit – unit refrigerasi banyak digunakan untuk daerah temperatur yang luas, dari unit
untuk keperluan pendinginan udara sampai refrigerasi. Untuk unit refrigerasi agar tetap
baik, hendaknya dapat dipilih jenis refrigeran yang paling sesuai janis kompresor yang
dipakai, dan karakteristik termodinamikanya yang antara lain meliputi temperatur
penguapan dan tekanan penguapan serta temperatur pengembunan dan tekanan
pengembunan.
Persyaratan refrigeran untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :
1) Tekanan penguapannya harus cukup tinggi
Sebaiknya refrigeran memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi,
sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator, dan turunnya
efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2) Tekanan pengembunan yang tidak terlalu tinggi
Apabila tekanan pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih
rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindarkan. Selain itu, dengan
tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan
terjadinya kebocoran,kerusakan, ledakan, dan sebagainya, menjadi lebih kecil.
3) Kalor Laten penguapan harus tinggi
Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena
untuk kapasitas refrigeran yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih
kecil.
4) Volume spesifik ( terutama dalam fase gas ) yang lebih kecil
Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil
(berat jenis yang besar) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume
langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian, untuk kapasitas refrigeran yang sama,
ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun untuk unit pendingin
air sentrifugal yang kecil, lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang agak
besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga
dapat mencegah menurunnya efesiensi kompresor sentrifugal.
5) Koefisien Prestasi harus tinggi
Dari segi karakteristik termodinamika dari refrigeran, koefesien prestasi merupakan
parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi.
6) Konduktivitas termal yang tinggi
Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik perpindahan kalor.
7) Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas
Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanan akan berkurang.
8) Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik
Sifat – sifat tersebut dibawa ini sangat penting, terutama untuk refrigeran yang akan
dipergunakan pada kompresor hermetik.
9) Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi
juga tidak menyebabkan korosi.
10) Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang
11) Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
12) Refrigeran harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran
13) Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh
F.Tujuan Perawatan Mesin Pendingin
Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi
seperti sedia kala atau paling tidak paling mendekati (Maimun 1995)
Adapun tujuan perawatan dan pemeliharaan adalah diantaranya sebagai masa pakai
barang (mesin) berikut :
§ Memperpanjang
§ Menjamin kesiapan peralatan kerja
§ Menjamin keselamatan kerja
§ Menjamin kesiapan alat

Suatu program perawatan pelaksanaannya dapat dilihat pada skema berikut ini :

Skema jenis perawatan


Perawatan

Gambar 3. Skema jenis perawatan


Dalam melaksanakan perawatan mesin pendingin pada kapal – kapal perikanan akan
mendapatkan perbedaan sistem dan cara perawatan yang akan dilakukan pada setiap
operator – operator mesin dikapal. Perawatan diatas kapal dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
a. Tiap Hari (24 jam kerja)
 Memeriksa jumlah minyak pelumas dalam kompresor
 Memeriksa tekanan minyak pelumas kompresor.
 Memeriksa tegangan ampere, frekuensi pada box listrik (panel box)
 Memeriksa frost / bunga es pada evaporator dan lakukan defrosting bila perlu.
b. Tiap Minggu (168 jam kerja)
 Memeriksa kebocoran bahan pendingin.
 Memeriksa bagian penutup poros atau seal kompresor. Hentikan kompresor dan
periksa minyak yang keluar melalui penutup poros. Bila minyak itu banyak, periksa
apakah terjadi kebocoran refrigerant ditempat itu. Penutup poros harus di ganti bila
refrigerant bocor melalui tempat itu.
c. Tiap bulan (720 jam kerja)
 Memeriksa ketegangan V belt.
 Memeriksa udara dalam kondensor buang bila perlu
 Memeriksa kelurusan roda gila kompresor dengan penerus putaran tenaga
penggeraknya
 Memeriksa baut – baut pondasi
d. Tiap 6 bulan (4320 jam kerja)
§ Membersihkan saluran pendingin kondensor dan memeriksa kebocoran bahan
pendinginnya
§ Memeriksa alat – alat kontrol seperti manometer, dan thermometer.
§ Periksa sakelar – sakelar tekanan tinggi, rendah dan pelumas.
e. Tiap tahun (8600 jam kerja)
 Periksa dan bersihkan semua relay, stater, contactor listrik
 Membersihkan saluran pendingin kompresor
 Ganti pelumas kompresor dengan yang baru dari jenis yang sama. Buang pelumas
dari oil saparator.
 Buka kepala silinder, periksa klep – klep kompresor dan bersihkan. Harus tersedia
packing yang baru untuk penggantian packing yang rusak dari CAF (compressed
asbestos fibre)
f. Tiap 2 tahun (17200 jam kerja)
 Periksa seluruh bagian mesin pendingin yang dapat diihat dari luar terhadap
kerusakan yang ada.
G.Peralatan Perawatan Mesin Pendingin
1.Pompa Vakum ( Vacuum Pump )
untuk membuat vacuum pada system refrigerasi sebelum diisi dengan bahan pendingin
(Refrigeran). Pompa vacuum harus dapat mengeluarkan semua gas, udara dan uap air dari
system. Pompa vakum harus dapat menurunkan tekanan system dengan cepat sekitar
0,005 milibar = 35 microns. Kapasitas pompa vakum sekitar 20 – 58 Liter/menit.
Pompa vakum berfungsi untuk mengosongkan pipa dari gas, udara, uap air dan
kotoran pipa – pipa kapiler yang akan di reparasi ( di tambal atau di potong ) harus vakum
terlebih dahulu. Sebelum diisi bahan pendingin pun, pipa kapiler harus di buat vakum
terlebih dahulu. Untuk merawat pompa vakum di pasang saringan pada bagian
penyedotnya. Saringan ini bermanfaat untuk menyaring kotoran atau endapan yang ada di
dalam pipa. Bila tidak di saring, kotoran bisa merusak pompa vakum.

Gambar 4 : Pompa Vacum ( E.Karyanto, Dkk, 2004 )


2.Tubing Cutter (Pemotong Pipa )
Fungsi alat ini, selain untuk memotong pipa, juga untuk memperkecil ujung pipa.
Karena perbaikan mesin pendingin memerlukan hasil yang rapi pekerjaan memotong pipa
harus menggunakan alat ini.
Cara menggunakan alat Tube Cutters
Pipa tembaga dimasukkan antara roller dan roda pemotong kemudian putar knop
pengeras untuk menyesuaikan dengan diameter pipa tembaga yang dipotong. Pemotong
pipa diputar melingkari pipa tembaga sambil pisau pemotong ditekan sedikit demi sedikit.
Jika kita memotong pipa dengan pemotong pipa, pada bagian dalam pipa akan terjadi
lekukan ke dalam, sehingga diameter dalam pipa mengecil. Makin lunak sebuah pipa
tembaga, makin besar lekukan ke dalam yang dibuat oleh sebuah pisau pemotong pipa.
Gambar 5 : Cara Menggunakan Tube Cutting ( E. Karyanto, Dkk, 2004 )
3.Clamp Tester (Tang Ampere)
Clamp tester di gunakan untuk mengukur arus ( ampere), tegangan (voltase ) dan hambatan
(ohm) komponen – komponen listrik mesin pendingin.
Mengukur arus
Sebelum memeriksa ampere komponen listrik mesin pendingin perhatikan terlebih
dahulu label kompresor berapa besar arus yang di hasilkannya. Ini karena pada start, arus
bisa naik sampai enam kali saat kompresor berjalan normal .untuk mencegah kerusakaan
clamp tester putarlah skala ampermeter pada angka yang tinggi baru di lakukan
pengukuran. Pengukuran dapat di lakukan dengan membuka mulut pengait clamp tester,
kemudian mengaitkannya ke kabel yang di periksa. Setelah itu, tutup kembali mulut tadi,
sehingga kabel berada di dalam pengait .
4.Manifold
Manifold berfungsi untuk menunjukan vakum, mengisi bahan pendingin, menambah
minyak pelumas kompresor, memeriksa tekanan sistem kompresor.
Manifold terdiri dari bagian – bagian berikut :
· Meter tekan berguna untuk mengukur tekanan tinggi dengan skala 0 – 500 psi
· Meter ganda berguna untuk mengukur sisi tekanan rendah batas skala di bawah
atmosfir 0 -30 in CmHg dan diatas atmosfir 0 – 200 psi
Gambar 6 : Manifold
5.Flaring Tool
Flaring tool berfungsi untuk mengembangkan ( memperbesar diameter) ujung pipa.
Perbesaran ujung pipa ini berguna untuk penyambungan pipa.
Gambar 7 : Flaring tool ( E. Karyanto, Dkk, 2004 )

Anda mungkin juga menyukai