Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap
pelayanan kebidanan, perubahan-perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun
dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini
diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap profesionalisme.
IBI sebagai satu-satunya wadah bagi bidan telah mencoba berbuat untuk
mempersiapkan perangkat lunak melalui kegiatan dalam lingkup profesi yang berkaitan
dengan tugas bidan melayani masyarakat di berbagai tingkat kehidupan. Oleh karena IBI
bertanggung jawab untuk mendorong tumbuhnya sikap profesionalisme bidan melalui
kerjasama yang harmonis dengan berbagai pihak terutama dengan pemerintah. Karena
keberadaan IBI ditengah-tengah anak bangsa merupakan pengabdian profesi dan juga
kehidupan bidan itu sendiri. Oleh karena itu, IBI senantiasa turut berperan aktif dalam
berbagai upaya yang diprogramkan pemerintah baik pada tingkat pusat maupun tingkat
daerah sampai ke tingkat ranting. Hal tersebut diupayakan untuk meningkatkan kualitas
hidup anak bangsa dan sekaligus kualitas bidan sebagai pelayan masyarakat khususnya ibu
dan anak. Untuk itu seyogyanya pendidikan bidan dirancang secara berkesinambungan,
berjenjang, dan berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan lanjut dari prinsip pengembangan karier bidan?
2. Bagaimana job fungsional dari prinsip pengembangan karier bidan?
3. Bagaimana prinsip pengembangan karier bidan dikaitakan dengan peran, fungsi,
dan tanggung jawab bidan?
4. Bagaimana pengertian proses berubah?
5. Bagaimana macam-macam perubahan?
6. Bagaimana sifat proses perubahan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendidikan lanjut dari prinsip pengembangan karier bidan?
2. Untuk mengetahui job fungsional dari prinsip pengembangan karier bidan?
3. Untuk mengetahui prinsip pengembangan karier bidan dikaitakan dengan peran,
fungsi, dan tanggung jawab bidan?
4. Untuk mengetahui pengertian proses berubah?
5. Untuk mengetahui macam-macam perubahan?
6. Untuk mengetahui sifat proses perubahan?

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pendidikan lanjut dari prinsip pengembangan karier bidan?
2. Dapat mengetahui job fungsional dari prinsip pengembangan karier bidan?
3. Dapat mengetahui prinsip pengembangan karier bidan dikaitakan dengan peran,
fungsi, dan tanggung jawab bidan?
4. Dapat mengetahui pengertian proses berubah?
5. Dapat mengetahui macam-macam perubahan?
6. Dapat mengetahui sifat proses perubahan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pendidikan Lanjut

Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda pada tahun 1851
oleh Doctor Militer Belanda (Dr.W.Bosch)membuka pendidikan bagi wanita
pribumi di Batavia. Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka lagi bagi wanita
pribumi di rumah sakit militer di Batavia, 1904 pendidikan bidan dibuka di
Makasar. Tujuan dibukanya pendidikan itu agar mau menolong masyarakat yang
kurang mampu secara cuma-cuma . Dengan gaji dari pemerintah kurang lebih 15-
25 gulden perbulan.
Tahun 1911/1912 dimulai pendidikan tenaga keperawatan secara terencana
CBS (RSUP) Semarang dan Batavia. Calon yang diterima dari HIS (SD 7 tahun
dengan pendidikan perawat 4 tahun dan hanya berlaku bagi peserta didik pria).
Namun, pada tahun 1914 diterima juga peserta didik wanita dan bagi perawat
wanita yang lulus dapat meneruskan pendidikan bidan selama 2 tahun. Dan berlaku
bagi peserta didik pria juga.
Pada tahun 1935 sampai 1938 pemerintah kolonel Belanda mulai mendidik
bidan lulusan Mulo (Setingkat SLTP Bagian B). Dan dibuka sekolah bidan di
Jakarta di RSB Budi Kemulyaan, RSB Palang Dua dan RSB Waluyo di Semarang.
Pada tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan lulusan SMP usia minimal 17
tahun dan lama pendidikan tiga tahun. Sebagai pembantu bidan yang disebut
Panjenang Kesehatan E atau Pembantu Bidan. Dan pendidikan tersebut sampai
1976, setela itu ditutup. Peserta pendidikan PK/E adalah lulusan SMP ditambah dua
tahun kebidanan dasar dan lulusan sebagaian besar melanjutkan pendidikan selama
dua tahun.
Tahun 1953 dibuka Kursus Tambahan Bidan (KTB) di Yogyakarta, selama 7-
12 minggu. Pada tahun 1960 KTB di pindah ke Jakarta tujuannya untuk
memperkenalan kepada lulusan bidan mengenai perkembangan program KIA
dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Namun pada tahun 1967 KTB ditutup.
Pada tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan guru
perawat dan perawat kesehatan masyarakat di Bandung selama satu tahun
kemudian dua tahun dan berkembang sampai tiga tahun.
Pada tahun 1972 institusi pendidikan ini dilebur menjadi sekolah guru perawat
yang menerima calon lulusan sekolah perawat dan bidan. Pada tahun 1970 dibuka
program pendidikan yang menerima lulusan dari sekolah pengatur rawat (SPR)
ditambah dua tahun pendidikan bidan yang disebut sekolah pendidika lanjutan
jurusan kebidanan (SPLJK).
Pada tahun 1974 Sekolah bidan ditutup dan dibuka sekolah perawat kesehatan
SPK dengan tujuan adanya tenaga multi kurpose di lapangan yang tugasnya
menolong persalinan normal namun adanya perbedaan falsafah dan kebidanan
sehingga tujuan tersebut tidak tercapai.
Pada tahun 1975 sampai 1984 institusi pendidikan ditutup namun organisasi
profesi bidan (IBI) tetap ada dan hidup secara wajar.
Dibuka pendidikan diploma I kesehatan ibu dan anak namun hanya
berlangsung satu tahun saja dan tidak dilakukan oleh semua institusi.

2
Pada tahun 1985 di buka lagi program pendidikan bidan yang di sebut (PPB) yang
menerima lulusan SPR dan SPK. Lama pendidikan satu tahun dan lulusannya di
kembalikan kepada institusi yang mengirim.
Pada tahun 1989 di buka crash program pendidikan bidan secara nasional yang
memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan.
Dan di kenal sebagai program pendidikan bidan A(PPB\A). lama pendidikam 1
tahun dan lulusannya di tempatkan di desa-desa tujuannya untuk memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam rangka meningatkan kesejahteraan
keluarga dan menurunkan angka kematian ibu dan anak. Mulai tahun 1996 status
bidan di desa sebagai pegawai tidak tetap (bidan PTT) dengan kontrak 3 tahun
dengan pemerintah. Yang kemudian diperpanjang 2x3 tahun lagi.
Pada tahun 1993 di buka program pendidikan bidan program B yang peserta
didiknya dari lulusan Akademi Perawat (AKPER) dengan lama pendidikan 1 tahun
tujuanya untuk pempersiapkan tenaga pengajar pada program pendidikan bidan A.
pendidikan ini ditutup pada tahun 1995 sampai 1996 dikarenakan lulusan
pendidikan ini tidak menunjukkan kompetensi yang di harapkan karena lama
pendidikan yang terlau singkat yaitu 1 tahun.
Pada tahun 1993 dibuka juga pendidikan bidan program C (PPB C ) yang
menerima dari lulusan SMP. Yang di lakukan di 11 provinsi. Pendidikan ini
memerlukan kurikulum 3700 jam dan dapat di selesaikan selama 6 semester.
Pada tahun 1994 sampai 1995 pemerintah juga menyelenggarakan uji coba
Pendidikan Bidan Jarak Jauh (distance learning) di tiga provinsi yaitu Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengaturan penyelenggaran ini telah di atur dalam
SK Menkes No. 1247 / Menkes /SK XII/1994.
Pada tahun 1994 juga di laksanakan pelatihan pelayanan kegawat daruratan
maternal dan neonatal (LSS=Life Saving Skill) dengan materi pembelajaran
berbentuk 10 modul. Koordinatornya adalah Direktorat Kesehatan Keluarga Dikjen
Binkesmas, pelaksanaannya di rumah sakit provinsi kabupaten
Pada tahun 1996 IBI bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan American
College Of Nurse Midwife (ACNM) dan rumah sakit swasta mngadakan Training
of Trainer kepada anggota IBI sebanyak 8 orang untuk LSS.
Pada tahun 1995 – 1998 IBI bekerja sama dengan Mother Care melakukan
pelatihan dan peer review di bidan rumah sakit dan bidan puskesmas dan bidan
desa Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal(APN)yang
dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health(MNH)yang saat ini telah melatih
APN di beberapa provinsi.

3
Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan / dirumuskan sesuai
kebutuhan. Pengembangan pendidikan berkelanutan bida mengacu pada peningkatan
kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Mataeri pendidikan berkelanjutan
meliputi aspek klinik dan non klinik.

2. Job Fungsional
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural. Pada saat ini
pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bag
ibidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baiksecara formal maupun non formal yang
hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan professional bidan melaksanakan
fungsinya.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan structural tergantung dimana bidan bertugas,
apakah dirumah sakit, di puskesmas, bidan di desa atau bidan di industri swasta. Karir
tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan kebidanan / kesehatan sesui
dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada.

3. Prinsip Pengembangan Karier Bidan Dikaitkan Dengan Peran, Fungsi, dan


Tanggungjawab Bidan

Peran dan Fungsi Bidan


1. Sebagai pelaksana
1) Tugas mandiri
4
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidananyang
diberikan
b) Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan
melibatkan mereka sebagai klien
c) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien atau keluarga
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga
g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
h) Memberikan asuhan kebidanan kepada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause
i) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga
2) Tugas kolaborasi
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga.
b) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertamam pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga.
d) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
e) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
f) Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
3) Tugas ketergantungan / rujukan
a) Menetapkan manajemen kebidanan kepada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dengan keluarga.
b) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan.
c) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien atau keluarga.
d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan
rujukan dengan melibatkan keluarga.
f) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan klien atau keluarga

5
2. Sebagai pengelola
a. Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja
dengan melibatkan masyarakat atau klien.
b. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain
di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta
tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
3. Sebagai pendidik
a. Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu,
keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan,
khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
b. Melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan serta
membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
4. Sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun secara kelompok.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
b. Menyusun rencana kerja pelatihan
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan program
kerja atau pelayanan kesehatan.
Tanggung Jawab Bidan :
1. Tanggunjawab terhadap peraturan perundang-undangan
Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan
diatur di dalam peraturan atau keputusan Menteri Kesehatan.
Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Tanggungjawab terhadap pengembangan kompetensi
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan profesionalnya. Oleh
karena itu, bidan harus slalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan
mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan, seminar serta pertemuan ilmiah lainnya.
3. Tanggungjawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan
Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan setiap tinadakan yang diberikan kepada klien
sebagai bahan laporan kepada atasan dan dapat dipertanggung jawabkan bila terjadi
gugatan
4. Tanggungjawab terhadap keluarga yang dilayani
Tanggung jawab bidan tidak hanya pada KIA, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga.
Bidan harus dapat mengidentifikasi masalah dan kebutuhan keluarga serta pelayanan yang
tepat. Pelayanan kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan ibu untuk rasa
aman, kepuasan dan kebahagiaan selama masa kehamilan. Sehingga bidan harus
mengerahkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilakunya dalam
memberikan pelayanan kesehatan keluarga.
5. Tanggungjawan terhadap profesi
Bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi kebidanan. Untuk mengembangkan
kemampuan profesinya, bidan harus mencari informasi mengenai perkembangan ilmu
kebidanan
6. Tanggungjawab terhadap masyarakat

6
Bidan merupakan anggota masyarakat yang turut bertanggung jawab dalam memecahkan
masalah kesehatan masyarakat baik secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain.

4. Pengertian proses berubah


Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atauper pindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinyad apat menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, social
maupun organisasi untukd apat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat
menerapkan ide atau konsepterbaru dalam mencapait ujuan tertentu.
Perubahan adalah proses dinamis di mana yang terjadi pada tingkah laku dan fumgsi
seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (potter danperry, 2005)
Beberapa pengertian perubahan menurut para ahli, antaralain :
a. Perubahan adalah proses dinamis di mana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi
seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry, 2005)
b. Perubahan adalah suatu proses transformasi, mengubah dan memodifikasi sesuatu
(Taylor et all, 1997)
c. Perubahana dalah proses pergerakan dari suatu sistem ke sistem lain (Gillies1994 ).
d. Brootern, Himen dan Naylor
Proses membimbing pada alterasi individu atau pola institusi dari tingkah laku.
e. Mac dan Miller
Proses terjadinya dalam fungsi dan struktur masyarakat
f. Definisi lain
Suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan suatu sistem
klien.

5. Macam-macam proses berubah


Menurut Thomas dan Bennis (1972) :
a. Perubahan terencana (planned change) merupakan suatu desain yang disengaja dan
implementasi sebuah inovasi secara struktural, kebijakan atau tujuan baru atau
sebuah perubahan yang jelam dalam melaksanakan filosofi, suasana/iklim dan
gaya. Perubahan terencana adalah suatu yang sistemik dan bertujuan untuk
mengubah atau membawa perubahan melalui intervensi dari change agent.
Perubahan terencana terjadi pada sebuah urutan yang pasti, yang setiap tindakan
merupakan persiapan bagi tindakan selanjutnya, semua usaha diarahkan dan
ditargetkan untuk menghasilkan perubahan.
b. Perubahan tidak terencana (unplanned change) atau tidak disengaja hasil dari
ketidakseimbangan dalam sistem atau respons adaptif terhadap stimulus eksternal
yang diarahkan menuju kestabilan kembali pada kesimbangan antara sistem dan
lingkungan. Perubahan ini terjadi sebagai respons terhadap beberapa kejadian atau
masalah yang meningkat sehingga tidak ada kejadian dan tidak ada perubahan.
Perubahan Peraturan, adalah :
1. Perubahan-perubahan yang meliputi kebijakan, hukum, peraturan dan pernyataan
secara formal dan informal tentang sikap yang benar.
2. Perbahan tata cara atau kebiasaan ditetapkan oleh individu dari orang-orang yang
berada pada posisi atas atau oleh kesepakatan bersama dari mayoritas individu
dalam sebuah group.
3. Perubahan peraturan akan mempengaruhi semua anggota dan lebih efektif jika
semua anggota dilibatkan dalam perencanaan dan peraturan mengimplementasikan
perubahan.

7
Perubahan lingkungan, adalah perubahan yang meliputi beberapa perubahan dalam
bentuk fisik meliputi:
1. Perlengkapan ruang kantor
2. Jumlah dan ukuran ruangan
3. Lokasi kamar mandi
4. Panas
5. Cahaya
6. Suara
7. Kualitas udara
Perubahan teknologi, adalah perubahan yang menggabungkan kemajuan dalam
komputer, penelitian media, ilmu farmasi dan berbagai bidang lainnya kedalam lingkungan
individu.
Perubahan Institusi
Keuntungan Pembaharu dari dalam institusi :
1. Tahu tentang masyarakat, struktur, kekuatan dan garis/jalur komunikasi.
2. Mengerti /memahami tentang norma dan nilai yang berlaku.
3. Komitmenpada kelompok, institusi dan lembaga.
4. Diterima oleh masyarakat/orang didalam sistem.
5. Dianggap sebagai seseorang yang memahami/mengetahui serta menguasai
permasalahan
6. Ada tindak lanjut dukungan terhadap perubahan sebagai seorang pekerja dalam
sistem.
Keuntungan Pembaharu dari luar institusi, meliputi :
1. Mempunyai dukungan struktur kekuatan yang mandiri.
2. Dasar pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas
3. Dapat memandang masalah dan pemecahan yang mungkin dengan cara baru
4. Dipandang sebagai seorang yang anti
5. Terbiasa dengan pesan sebagai pembaharu dan mempraktekan aktivitas-aktivitas
yang berhubungan dengan perannya
Kerugian pembaharu dari dalam institusi, meliputi:
1. Mungkin mempunyai cara pandang dan melihat masalah hanya dengan satu
pandangan.
2. Kekuatan yang tidak adekuat dalam sistem
3. Pengalam sebagai pembaharu yang tidak adekuat, tidak yakin bagaimana
menghasilkan.
4. Tingkah lalu masalalu yang mungkin dapat berdampak pada penerimaan oleh orang
lain sebagai sebagian dari kecakapan pembaharu.
Kerugian Pembaharu dari luar instutusi, meliputi:
1. Kegagalan komitmen melebihi waktu
2. Isu-isu keuangan ,biaya untuk pelayanan
3. Dipandang sebagai orang asing yang mungkin tidak memahami / paham
4. Dibutuhkan untuk menjadi terbiasa /akrab dengan sistem masyarakat dan
permasalahan-permasalahan
5. Dapat mempunyi keterampilan yang tidak adekuat untuk mengkali dan membantu
pelaksanaan perubahan didalam suatu area yang sangat khusus
6. Dapat mengalami kegagalan / kurang dukungan orang dalam.

8
6. Sifat proses perubahan
Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan dari konsep atau ide terbaru.
Menurut Lancaster tahun 1982, proses perubahan memilki tiga sifat diantarannya
perubahan bersifat berkembang, spntan dan direncanakan.
a. Perubahan bersifat berkembang
Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada individu,
kelompok atau masyarakat secara paling dasar menuju keadaan yang optimal ata
matang, sebagai mana dalam perkembangan manusia sebagai makhluk individu yang
memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat perkembangannya.
b. Perubahan bersifat spontan
Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respons
tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak
manusia, yang tidak dapat diramalkan atau diprediksi sehingga sulit untuk diantisipasi
seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir dan, lain-lain. Semuanya akan
menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri, kelompok atau masyarakat, bahkan
pada sistem yang mengaturnya.
c. Perubahan bersifat direncanakan
Perubahan yang bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau
masyarakat yang ingin mengadakan perubahan ke arah yang lebih maju atau mencapai
tingkat perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya, sebagaimana perubahan
dalam sistem pendidikan kebidanan di Indonesia yang selalu mengadakan perubahan
sejalan dengan perubahan perkembangan ilmu kedokteran dan sistem pelayanan
kesehatan pada umumnya.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip pengembangan karier bidan dipengaruhi oleh beberapa hal yakni pendidikan
berkelanjutan, jabatan fungsional. sebagai pelayan masyarakat kita harus memperhatikan
perkembangan apa yang terjadi di masyarakat, karena Pengembangan karir bidan setara
fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan
berkelanjutan baik setara forrmal maupun non formal yang hasil akhirnya akan
meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. profesional
seorang bidan berorientasi pada kualitas dan tingkat jenjang pendidikan berkelanjutan
B. Saran
Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, maka
sebagai pemberi pelayanan kesehatan sebaiknya selalu mengembangkan karir dan
pendidikan kita, agar kita bisa memberikan pelayanan yang bermutu dan nantinya tidak
mengecewakan klien. Dengan semakin bertambahnya ilmu yang kita miliki maka karir dan
wawasan yang kita miliki semakin baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://risdayantiidda.blogspot.com/2017/01/makalah-perkembangan-karir-bidan.html

11

Anda mungkin juga menyukai