Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

MENOPAUSE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas
Dosen Pengampuh Siti Mulidah, S.Pd. S.Kep. Ns. M.Kes.

Disusun Oleh :
1. Ragil Ramadhani (P1337420218066)
2. Mutiatul Istiqomah Yuliati (P1337420218072)
3. Septiani Tri Wulandari (P1337420218080)
Kelas : 2B

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2019

KATA PENGANTAR

i
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rezeki yang berlimpah berupa
harta yang dititipkan kepada manusia sebagai amanah di muka bumi. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW manusia
pilihan yang telah menyampaikan wahyu kepada umatnya yang dapat menerangi
kehidupan umat Islam hingga akhir zaman.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
“Maternitas”.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Purwokerto, 4 Oktober 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................i
ii
KATA PENGANTAR.............................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................1
A. Latar Belakang....................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................3
A. Definisi Menopause.............................................................3
B. Fase Fase Menopause..........................................................4
C. Tanda Gejala Karakteristik..................................................5
D. Etiologi Menopause.............................................................5
E. Patofisiologi Menopause......................................................6
F. Klasifikasi Menopause.........................................................7
G. Asuhan Keperawatan...........................................................8
BAB III PENUTUP................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................17
B. SARAN................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua adalah proses yang terjadi pada perubahan fisik maupun
psikologis. Menurut Sunaryo et al (2016), perubahan-perubahan fisik yang terjadi
antara lain : perubahan pada sel, perubahan pada sistem sensoris, perubahan pada
sistem integument, perubahan pada sistem muscoloskeletal, perubahan pada sistem
neurologist, perubahan pada sistem kardiovaskuler, perubahan pada sistem
pulmonal, perubahan pada sistem endokrin, perubahan pada sistem renal dan
urinaria, perubahan pada sistem gastrointestinal, serta perubahan pada sistem
reproduksi dan kegiatan seksual. Salah satunya adalah perubahan pada sistem
reproduksi dan kegiatan seksual, perubahan tersebut paling banyak terjadi pada
wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopouse.
Menurut World Health Organization (WHO, 2014), pada tahun 2030 jumlah
perempuan di seluruh dunia yang measuki masa menopause diperkirakan mencapai
1,2 miliar orang. Di Indonesia, pada tahun 2025 diperkirakan ada 60 juta
perempuan menopouse. Adapun menurut Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia ( Kemenkes RI, 2014), pada tahun 2016 saat ini di Indonesia ada 14 juta
perempuan menopouse atau 7,4 % dari total populasi yang ada. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS, 2013), penduduk wanita di Jawa Tengah pada tahun 2013
sebanyak 16.764.962 jiwa, dengan jumlah penduduk wanita usia ≥ 45 tahun
diperkirakan telah memasuki stadium menopouse sebanyak 3.662.449 jiwa.
Kabupaten Banyumas memiliki 301.690 jiwa wanita usia menopouse dengan
komposisi : wanita usia 40-44 tahun sebanyak 59.194 jiwa, wanita usia 45-49 tahun
sebanyak 54.474 jiwa, wanita usia 55-59 tahun sebanyak 48.175 jiwa, wanita usia
60-64 tahun sebanyak 35.408 jiwa, wanita usia 65-69 tahun sebanyak 26.540 jiwa,
dan wanita usia 70-74 tahun sebanyak 19.435 jiwa (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Banyumas, 2016).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari menopause?
2. Bagaimana fase-fase pada menopause?
3. Apa saja tanda gejala menopause?
4. Apa etiologi menopause?
5. Bagaimana patofisiologi pada menopause?
6. Apa saja klasifikasi menopause?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada menopause?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari menopause.
2. Untuk mengetahui fase-fase menopause.
3. Untuk mengetahui apa saja gejala menopause
4. Untuk mengetahui etiologi menopause.
5. Untuk mengetahui patofisiologi menopause.
6. Untuk mengetahui klasifikasi menopause.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada menopause.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Menopause
Menopouse (klimakterium) adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan
wanita, dimana ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas
menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti, pembentukan hormon wanita
(Nugroho dan Utama, 2014). Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan
seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur.
Jumlah folikel yang menglami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika
tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan tidak

2
terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Terjadinya
menopause dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh. Dimana hormone
merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam
tubuh (tidak semua kelenjar menghasilkan hormone), yang efeknya mempengaruhi
kerja alat-alat tubuh yang lain.
Hormone yang dikeluaran melalui saluran terbuka keluar, tetapi langsung
disalurkan ke dalam darah melalui pembesaran pada pembuluh-pembuluh darah
yang ada disekitar kelenjar tersebut. Seperti diketahui ada tiga macam hormon
penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen, progesterone, dan
testosterone, dimana setelah mencapai menopause hormone-hormon ini tidak
diproduksi. Estrogen dan progesterone pada wanita hamil disebut hormone elamin
(sex hormones). Estrogen pada wanita menampilkan tanda-tanda kewanitaan,
seperti kulit halus, suara lemah lembut, payudara membesar. Dalam setiap bulan,
kadar estrogen dan progesterone bergelombang, bergantian naik turun. Gelombang
itu menyebabkan terjadinya haid pada wanita. Lain halnya dengan estrogen yang
hanya dihasilkan oleh indung telur selama persediaan sel telur masih ada. Tugas
estrogen sebenarnya ialah mematangkan sel telur sebelum dikeluarkan. Oleh
karena itu selama estrogen masih ada, sel telur tetap akan diproduksi. Kemudian
setelah wanita berusia sekitar 45 tahun, ketika persediaan sel telur habis, indung
telur mulai menghentikan produksi estrogen akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada
wanita tersebu menginjak msa menopause, yang berarti berhentinya masa
kesuburannya.
B. Fase-Fase Menopause
Menurut Sastrawinata (2004), klimakterium merupakan masa peralihan antara
masa reproduksi dan masa senium. Bagian klimakterium sebelum menopause
disebut pramenopause dan bagian sesudah menopause disebut pascamenopause.
Klimakterium
bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Fase
Klimakterium terbagi dalam beberapa fase:
1. Pramenopause
Yaitu masa 4-5 tahun sebelum menopause, sekitar usia 40 tahun dengan
dimulainya siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit, atau banyak,

3
yang kadang-kadang disertai dengan rasa nyeri. Pada wanita tertentu telah
muncul keluhan vasomotorik atau keluhan sindroma prahaid. Dari hasil analisis
hormonal dapat ditemukan kadar FSH dan estrogen yang tinggi atau normal.
Kadar FSH yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya stimulasi ovarium yang
berlebihan sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
Keluhan yang muncul pada fase pramenopause ini ternyata dapat terjadi baik
pada keadaan sistem hormon yang normal maupun tinggi.
2. Menopause
Setelah memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang
tinggi (>35 mIU/ml). Pada awal menopause kadangkadang kadar estrogen
rendah. Pada wanita gemuk, kadar estrogen biasanya tinggi. Bila seorang
wanita tidak haid selama 12 bulan dan dijumpai kadar FSH >35 mIU/ml dan
kadar estradiol <30 pg/ml, maka wanita tersebut dapat dikatakan telah
mengalami menopause.
3. Pascamenopause
Yaitu masa 3-5 tahun setelah menopause. Pasca menopause adalah masa
setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenorea.
Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35 mIU/ml) dan kadar estrodiol yang
rendah mengakibatkan endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak
mungkin terjadi lagi. Namun, pada wanita yang gemuk masih dapat ditemukan
kadar estradiol yang tinggi. Hampir semua wanita pasca menopause umumnya
telah mengalami berbagai macam keluhan yang diakibatkan oleh rendahnya
kadar estrogen.
4. Senium
Yaitu masa sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbangan
baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif
maupun psikis.
C. Gejala Menopouse
Gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan
progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang , maka ovarium menghasilkan lebih
sedikit estogen atau progesteron dan tubuh memberikan reaksi.
Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara
perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon. Tetapi, pada beberapa

4
wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan
gejala-gejala yang hebat. Menurut Nugroho dan Utama (2014). Gejala gejala yang
mungkin ditemukan pada wanita menopouse adalah :
a. Hot Flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah,
wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai
keringat yang berlebihan. Hot Flashes dialami oleh sekitar 75% wanita
menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-
50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.
b. Vagina menjadi kurang karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga
ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri.
D. Etiologi
Menurut Nugroho dan Utama (2014), Menopause terjadi karena berbagai
penyebab, tidak hanya karena memang waktunya atau karena usia. Berikut ini
beberapa jenis menopause dan penyebabnya :
a. Menopause Alami
Sejalan dengan pertambahan usia, ovarium menjadi kurang tanggap
terhadap rangsangan oleh LH dan FSH, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa.
Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesterone, dan
pada akhirnya proses ovulasi (pelepasan sel telur) berhenti.
b. Menopause Dini
Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan
penyebabnya adalah factor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.
c. Menopause Buatan
Tedrjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya
atau berhentiya pelepasan hormone oleh ovarium. Campur tangan ini bisa
berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran
darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk
mengobati kanker. Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan
berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut
tidak akan mempengaruhi kadar hormone dan tidak menyebabkan menopause.
E. Patofisiologi Menopause
Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan
menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormone-hormon

5
hipofifis untuk menghasilakan hormone steroid. Saat dilahirkan wanita mempunyai
kurang lebih 750.000 foliel primordial. Dengan meningkatnya usia jumlah folikel
tersebut akan semakin bertambah. Pada umur 40-45 tahun rata-rata jumlah folikel
primordial menurun sampai 8300 buah, yang disebabkan oleh adanya proses
ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya apoptosis yaitu pross folikel
primordialyang mati dan berhenti pertumbuhannya. Proses tersebut terjadi terus-
menerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar 50 tahun
fungsi ovarium menjadi sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah
yang kritis, maka akan terjadi gangguan system pengaturan hormone yang
berakibat terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada
akhirnya terjadi oligomenore (Speroff, 2005).
Perubahan-perubahan dalam system vaskularisasi ovarium sebagai akibat
proses penuaan dan terjadinya sclerosis pada system pembuluh darah ovarium
diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel
sudah tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause. Pada
usia menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat
sebelumnya. Terjadi proses penuaan dan penurunan fungsi ovarium menyebabkan
ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk menghasilkan
hormone steroid (Speroff, 2005)
Ovarium pada saat hormone tidak lagi menghasilkan estradisol (E2) atau
inhibin dan progesterone dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya
dibentuk dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, FSH (Folicel Stimulating Hormone)
dan LH (Luteinizing Hormone) tidak lagi dihambat oleh mekanisme umpan balik
negative estrogen dan progesterone yang telah menurun dan sekresi FSH dan LH
menjadi meningkat dan FSH dan LH plasma meningkat ke tingkat yang tinggi.
Fluktuasi FSH dan LH serta berkurangnya adar estrogen menyebabkan munculnya
tanda dan gejala menopause, antara lain rasa hangat yang menyebar dari badan ke
wajah (hot flashes), gangguan tidur, keringat di malam hari, perubahan urogenital,
osteopenia/kepadatan tulang rendah, dan lain-lain.
F. Klasifikasi
Menopause pada wanita terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

6
1. Menopaus Prematur. Menopaus prematur adalah menopause yang terjadi di
bawah usia 40 tahun. Menopause prematur ditandai apabila terjadi penghentian
masa menstruasi sebelumnya tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot
flushes serta peningkatan kadar hormon gonadotropin. Jika tidak mengalami
tanda-tanda yang seperti disebutkan, perlu tindak lanjut kembali penyebab lain
terganggu ovarium. Adapun penyebab menopause prematur adalah herediter,
gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun yang menyebabkan
kerusakan kedua ovarium.

2. Menopause Normal. Menopause yang alami dan apabila terjadi pada usia di
akhir 40 tahun atau di awal 50 tahun.

3. Menopause Terlambat. Umumnya batas usia terjadi menopause adalah usia 52


tahun, namun apabila ada seorang wanita yang masih memiliki siklus
menstruasi atau dalam arti masih mengalami menstruasi di usia 52 tahun.

G. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Anamnesis
Secara umum anamnesa pada pasien ginekologi sama dengan anamnesa lain
dalam ilmu kedokteran
1) Identitas
a. Nama pasien
b. Nama suami atau keluarga terdekat
c. Alamat
d. Agama
e. Pendidikan teakhir
f. Suku bangsa
2) Keluhan utama
a. Adakah keluar cairan dari vagina
b. Kalau ada apa warnanya, darah?
c. Berapa banyak
d. Adakah gatal pada vulva
e. Keluhan di daerah abdomen: pembesaran, lokasi, rasa tidak enak atau
rasa nyeri
3) Tentang haid
a. Kapan hari pertama haid terakhir
b. Menarche umur berapa
c. Apakah haid teratur
d. Siklus haid
7
e. Berapa lama
f. Nyeri haid
g. Perdarahan antara haid
4) Tentang kehamilan
a. Berapa kali hamil
b. Adakah komplikasi pada kehamilanterdahulu
c. Apakah pernah keguguran, berapa kali, umur kehamilan
5) Riwayat perkawinan
a. Berapa kali menikah
b. Pernikahan sekarang sudah berapa lama
6) Riwayat penyakit pasien
a. Penyakit berat yang pernah diderita pasien
b. Operasi di daerah perut dan alat kandungan
7) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit pada anggota keluarga yang berhubungan dnegan penyakit
herediter
8) System lain
a. Apakah BAK dan BAB lancar
b. Keluhan system lain
2. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan fisik pada pasien yang kita lakukan adalah:
 Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, frekuensi nafas, dan suhu.
Tekanan darah normal, nadi meningkat, frekuensi nafas normal atau sedikit
meningkat, suhu normal.
 Inspeksi
2) Pemeriksaan fisik ginekologi
a. Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi: adakah pembesaran atau penonjolan pada dinding perut,
bila ada dicatat bentuk dan ukurannya, perubahan warna kulit,
bekas luka/operasi, warna biru di daerah umbilicus (tanda Cullen)
b) Palpasi :
 Adakah nyeri tekan? Nyeri lepas? Nyeri ketuk? Defence
musculaire? Catat daerah nyeri tersebut
 Bila meraba suatu tumor dicatat: permukaannya (licin atau
berbenjol-benjol), konsistensinya (kistik, kenyal, padat),
apakah tumor masuk ke panggul? Mudah digerakkan atau
terfiksasi?
 Apakah ada pembesaran hepar, limpa dan ginjal
 Bila ada kecurigaan, diperiksa ada tidaknya acites
3) Pemeriksaan pelvic

8
b.a Inspeksi
a) Pengamatan dilakukan terhadap alat genital luar, khususnya daerah
vulva dengan pengamatan secara keseluruhan, tentang hygiene dan
kelainan yang menyolok.
b) Secara sistematis, hal yang perlu diperhatikan:
 Pertumbuhan rambut pada pubis dan kelainan pada folikel
rambut
 Keadaan kulit didaerah vulva: perlukaan, vesikel, nodul,
perubahan warna, leukoplakia, tumo
 Keadaan klitoris, apakah ada pembesaran
 Keadaan muara uretra: infeksi, karunkula, tumor
 Keadaan labia mayora dan minora : simetrik atau tidak,
perlukaan, pembengkakan, penonjolan
 Keadaan perineum: pembengkakan, cicatrix/bekas episiotomy,
tumor
 Keadaan introitus vagina: apakah ada discharge (keluar cairan
dari lubangvagina): warna, konsitensi, banyaknya, berbau atau
tidak.
b.b Inspekulo (hanya dikerjakan pada wanita yang sudah menikah atau
sudah melakukan hubungan seks)
 Apabila cervix uteri tertutup oleh lender atau darah: perhatikan
volumenya, konsistensinya, warna, berbau atau tidak
 Apabila cervix sudah terlihat jelas, diperhatikan dengan cermat
warna mukosanya(hiperemik, anemic, livide) serta adanya
kelainan seperti erosi, ektropion, laserasi, cicatrix, granulasi,
telangiaktasis, polip dan tumor.
 Setelah pengamatan terhadap cervix selesai, sambil menarik
speculum keluar, perhatikan dinding vaginanya (warnanya,
adanya petecchiae, varises, granulasi, ulcerasi, lacerasi, fistula,
tumor, penonjolan dinding vagina karena kendor (cyctocele,
rectocele).
4) Pemeriksaan dalam (bimanual)
a. Vagina : ada tidaknya kelainan di daerah introitus vagina (kista
bartholin, bartolinitis(kenyal), hematoma, ketegangan dinding
vagina, ada ttidaknya cystocele atau rectocele, keadaan rugae,

9
ada tidaknya tumor, ulkus, fistula, ada tidaknya atresia,
stenosis, septum, penonjolan pada fornoces/cavum douglasi.
b. Cervix uteri: adakah cicatrix, ulcul, tumor, letak, ukuran dan
bentuk cervix, konsistensi, canalis cervikalis terbuka atau
tertutup, mudah digerakkan atau terfiksir, adanya rasa nyeri
kalau cervix digoyangkan (slinger pain)
c. Uterus : posisi uterus, bentuk dan ukuran, konsistensi,
permukaan rata atau berbenjol, mobilitas uterus, ada tidaknya
tumor (bentuk, ukuran), ada tidaknya kelainan bawaan (uterus
duplex, uterus bicornis).
5) Pemeriksaan rectovaginal: bertujuan untuk memeriksa bagian
posterior uterus. Pada pemeriksaan ini diperiksa juga sphincter
ani, mucosa rectum, adanya massa pada rectum.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanda-tanda dan gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan
wanita telah mulai melewati transisi menopause. Jika wanita mempunyai
keluhan mengenai menstruasi tidak teratur atau hot flashes dapat memeriksakan
ke dokter. Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat
dilakukan dengan cara memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH)
dan estrogen (estradiol) dengan tes darah. Dikatakan menopause, jika hormon
FSH dan estradiol menunjukan tingkat penurunan. Dokter mungkin juga
merekomendasikan tes darah untuk menentukan tingkat kemampuan thyroid-
stimulating hormone, karena hypotiroidisme dapat menyebabkan gejala mirip
dengan menopause.

B. Analisis Data

10
N DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1. DS: Perubahan Disfungsi
 Klien mengeluh nyeri saat
Struktur/fungsi Seksual
berhubungan.
seksual
 Klien mengeluh sering menolak
bila diajak berhubungan.

DO:
 Klien selalu menanyakan
tentang keluhan dan keadaanya.

2. DS : Hot flash Gangguan


 Klien mengeluh sering
pola tidur
terbangun saat tidur karena
perasaan panas dan berkeringat
DO :
 Tampak hitam pada palpebra

3. DS : Stres psikologis, Kecemasan


 Klien merasa cemas dengan
perjalanan proses
keadaannya
penyakit
DO :
 Klien tampak cemas

11
C. Diagnosa
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash
3. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses
penyakit

D. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Tujuan: a. Ciptakan a. Kebanyakan klien
Klien mengungkapkan
lingkungan saling kesulitan untuk
disfungsi seksual
percaya dan beri berbicara tentang
teratasi setelah diberi
kesempatan subjek sensitive,
tindakan keperawatan
kepada klien tapi dengan
dengan kriteria:
untuk terciptanya rasa
 Nyeri hilang bila
menggambarkan saling percaya
berhubungan
 Klien tidak masalahnya dapat
menolak bila dalam kata-kata menentukan/men
diajak sendiri. getahui apa yang
b. Beri informasi
berhubungan dirasakan pasien
tentang kondisi
yang menjadi
12
individu kebutuhannya.
c. Anjurkan klien b. Informasi akan
untuk berbagi membantu klien
pikiran/masalah memahami
dengan situasinya sendiri.
c. Komunikasi
pasangan/orang
terbuka dapat
dekat.
d. Diskusikan mengidentifikasi
dengan klien area penyesuaian
tentang atau masalah dan
penggunaan meningkatkan
cara/teknik diskusi dan
khusus saat resolusi.
d. Mengurangi
berhubungan
kekeringan
(misalnya:
vagina yang dapat
penggunaan
menimbulkan
minyak vagina)
e. Kolaborasi rasa sakit dan
dengan dokter. iritasi, sehingga
Beri obat sesuai meningkatkan
indikasi, Estrogen kenyamanan
pengganti dalam
berhubungan.
e. Memulihkan
atrofi genetalia,
kekeringan
vagina, uretra.

2. Tujuan : Mandiri : a. Pakaian yang


Setelah dilakukan a. Anjurkan klien
menyerap
tindakan keperawatan untuk memakai
keringat

13
pada klien, pola tidur pakaian yang mengurangi
klien normal. Dengan menyerap ketidaknyamanan
kriteria hasil : keringat akibat keringat
 Klien tidak sering b. Anjurkan klien
berlebih
terbangun saat untuk b. Mengurangi rasa
tidur menghindari tidak nyaman
 Palpebra tidak c. Menghindari
makanan
hitam trigger yang
berbumbu, pedas,
mencetuskan hot
dan goreng-
flash
gorengan, alcohol
d. Mengurangi rasa
c. Anjurkan klien
panas dan
untuk
keringat berlebih
menghindari
beraktivitas di
cuaca yang panas
d. Anjurkan klien
untuk mencuci
muka saat hot
flashes terjadi
Kolaborasi :
a. Pemberian
estrogen

3. Tujuan : a. Kaji tingkat a. Hubungan saling


Setelah dilakukan
ketakutan dengan percaya
tindakan keperawatan
cara pendekatan mempermudah
pada klien, cemas
dan bina klien dalam
berkurang atau
hubungan saling megungkapkan
hilangdengan kriteria
percaya perasaannya
hasil: b. Pertahankan b. Lingkungan yang
 Klien merasa
lingkungan yang nyaman dan aman
rileks
tenang dan aman dapat mencegah
 Klien dapat
serta menjauhkan terjadi hal-hal
menerima dirinya
benda-benda yang tidak
14
apa adanya berbahaya diinginkan
c. Libatkan klien c. Klien dan
dan keluarga keluarga harus
dalam prosedur dijadikan sebagai
pelaksanaan dan subjek, jangan
perawatan dijadikan sebagi
d. Ajarkan
objek
penggunaan d. Teknik relaksasi
relaksasi dapat
e. Beritahu tentang
menurunkan
penyakit klien
tingkat
dan tindakan
kecemasan
yang akan e. Membantu klien
dilakukan secara dalam kegaitan
sederhana. mandiri

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
15
Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan
siklus menstruasi yang menunjukan berakhirnya kemamouan wanita untu
berproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40-50
tahun. Pada saat menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan di
dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Menopause
merupakan proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara
perlahan-lahan kemasa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormone
estrogen dan progesterone seiring dengan bertambahnya usia.
Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu
diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun
psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut.
Fase menopause disebut juga sebagai fase limaterium atau pergantian tahun yang
berbahaya. Pada saat ini terjadi banyak perubahan dalam fungsi-fungsi psikis dan
fisik, sedang vitalisasinya menjadi semkin mundur dan berkurang.
B. Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan terus meningkatkan mutu penyuluhan bagi wanita
yang belum mengalami menopause sehingga pada saat mulai mengalami
menopause wanita tersebut dapat mengetahui tanda-tanda sebelum mengalami
masa menopause dan dapat mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Muallimah, Khittoh.(2018). Asuhan Keperawatan Klien Menopouse dengan Fokus


Studi Disfungsi Seksual Di Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. KTI

16
tidak dipublikasikan. Purwokerto : Program Studi DIII Keperawatan
Purwokerto, Politeknik Kesehatan Semarang.
Badan Pusat Statistik {BPS} Provinsi Jawa Tengah. (2013). Pendataan penduduk Jawa
Tengah menurut kabupaten/kota dan kelompok umur. Semarang : BPS
Provinsi Jawa Tengah. (online).
(https://jateng.bps.go.id/subjek/view/id/40#subjekview/Tab3%7Caccordion-
daftar-subjek1, diakses paa tanggal 10 Desember 2018).

Badan Pusat Statistik {BPS} Kabupaten Banyumas. (2016). Statistik kesejahteraan


rakyat Kabupaten Banyumas 2016. Purwokerto : BPS Kabupaten Banyumas,
(online).
(https://Banyumas.bps.go.id/subjek/view/id/40#subjekview/Tab3%7Caccordio
n-daftar-subjek1, diakses paa tanggal 10 Desember 2018).

World Health Organization. (2014). Kesehatan Reproduksi Wanita. Elder Abuse.


(online),
(http//www.who.int/features/factfile/physical_activity//fact/en/index2.htm1,
pada tanggal 15 September 2018).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014.


Jakarta : Departement Kesehatan Republik Indonesia. (online),
(www.depkes.go.id, diakses pada tanggal 8 September 2018).

Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Riadi, Muchlisin. 2016. Pengertian, Jenis dan Tanda Menopause. (online)


(https://www.kajianpustaka.com/2016/08/pengertian-jenis-dan-tanda-
menopause.html, pada tanggal 24 Oktober 2019)

Sastrawinata, S. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Ed-2. Jakarta :


EGC.

17
Speroff, Leon MA, Frizt. 2005. Regulation of the menstrual cycle. Dalam: Clinical
Gyncology an Endocrinology and Infertility, Seventh Edition. New York.
Lippincott Williams & Wilkins; 188-214.

Baziad, Ali. (2003), Menopause dan Andropause: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

Atu, Nurmaf. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Reproduksi
(menopause). (online) (https://www.scribd.com/doc/141651036/ASKEP-
MENAUPOSE, pada tanggal 24 Oktober 2019)

Rubika, (2015). Hhtp://www.rubika.com/2015/askep-pasien-menopause.html

Widyastuti, yani dan anita rahmawati, yuliastuti, E. 2009. Kesehatan reproduksi.


Yokyakarta. Fitramaya

18

Anda mungkin juga menyukai