Anda di halaman 1dari 6

Uas Elemen

1. Hal yang baik dan bagus dari sistem transportasi Soekarno Hatta tentu bisa kita
contoh, tentunya dengan penyesuaian lokal daerah. Moda transportasi bisa
menggunakan angkot yang ada atau jika memungkinkan lebih bagus lagi
menggunakan bis agar lebih banyak penumpang yang terangkut. Rute utama
adalah jalan besar di Majalengka. Kemudian disediakan halte pada titik utama
tertentu tempat penumpang berkumpul untuk diangkut ke bandara Kertajati.

Setiap perubahan pasti ada hambatan. namun bukan karena hambatan itu yang
lantas membuat perubahan itu berhenti. Perubahan menuju ke arah perbaikan
dan kemaslahatan adalah mutlak didukung oleh semua pihak. Jika sistem
transportasi ini benar-benar diimplementasikan, bisa jadi akan ada
ketidaksetujuan dari sebagian pihak yang menurut mereka akan dirugikan.
Namun hal itu tidak lantas menjadikan kita mundur untuk berbuat pada suatu
perubahan yang positif.

Mengutamakan pelayanan transportasi bagi semua orang lebih utama dibanding


memenangkan kepentingan segelintir orang yang jumlahnya sangat kecil.
Namun demikian sebagai pemegang regulator, alangkah bijaknya kemudian
pemerintah daerah melibatkan semua pihak yang berkepentingan agar
didapatkan win-win solution. Prinsip dalam pelayanan adalah memberikan
pelayanan secara prima. Pemerintah Majalengka mempunyai kewenangan
dalam hal ini. Otonomi daerah telah mengamanatkan bahwa setiap daerah
dipacu untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi warganya, termasuk
pula pelayanan sistem transportasi Bandara Kertajati yang mudah dan murah.

Konsep Aerotropolis mengintegrasikan bandara dengan kawasan sekitar


bandara dengan radius hingga 30 kilometer, membuat bandara menjadi
pendorong utama pertumbuhan ekonomi suatu kawasan dan menjadi pusat
kegiatan yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak di
dalam pagar atau di luar pagar, seperti perkantoran, area komersial, area
hiburan, layanan kesehatan berkelas, hingga dunia akademis dan berbagai
industri, dengan syarat :
Pertama, pembangunan pusat bisnis seperti hotel, perkantoran, dan ritel di
sekitar bandara sehingga membuat wisatawan dapat mudah mengakses
fasilitas-fasilitas tersebut.
Kedua, penyediaan transportasi yang beragam dan saling terhubung dengan
bandara seperti transportasi kereta, terminal bus, jalan tol, dan transportasi
publik lainnya. Ketiga, penyediaan fasilitas gudang pengangkutan logistik di
sekitar area bandara.

Proses Perencanaan Transportasi :


Inventarisai (Inventory)
Merupakan tahap awal untuk mengumpulkan data-data yang digunakan sebagi
dasar mengevaluasi keadaan transportasi dan kebutuhan perjalanan saat ini, yang
semuanya digunakan untuk memperkirakan kebutuhan perjalanan dan sistem
informasi yang akan datang. Data yang diharapkan didapat antara lain penggunaan
lahan, perjalanan penduduk, jumlah trip yang dilakukan, dan tingkat penggunaan
bermacam-macam fasilitas transportasi yang tersedia, populasi dan karakteristik
sosial ekonomi wilayahnya.

Peramalan Penggunaan Lahan (Land Use Forecasting)


Memprediksi perkembangan penggunaan lahan yang ada sekarang, terutama
penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap transportasi seperti perkembangan
perumahan dan penggunaan komersial lainnya.

Bangkitan Pepergian (Trip Generation)


Menyangkut perkiraan jumlah trip yang datang (attraction) dan pergi (production)
dari suatu zona per satuan waktu. Trip generation ini akan selalu dipengaruhi oleh
intensitas penggunaan lahan, karakteristik dari rumah tangga penduduk, dan lokasi
tempat tinggal yang ditinjau.

Distribusi/Sebaran pepergian (Trip Distribution)


Langkah untuk mendistribusikan semua trip yang berasal dari setiap zona menuju
ke semua kemungkinan zona yang tersedia.

Pilihan Moda (modal split)


Moda berkaitan dengan jenis transportasi yang digunakan, pilihan pertama
biasanya berjalan kaki atau menggunakan kendaraan (pribadi atau umum). Dasar
untuk pemilihan moda transportasi ini akan dipengaruhi oleh karakteristik trip,
karakteristik traveler dan karakteristik sistem transportasinya.

Penempatan Lalu Lintas (Traffic Assignment)


Langkah terakhirnya adalah menempatkan pergerakan (trip) kedalam sistem
jaringan jalan yang ada. Pada tahap ini akan juga ditentukan rute-rute yang
dilalui, dimana pilihan rute akan juga berhubungan dengan tingkat pelayanan
(level of service) jalannya.

Jawaban tambahan di GIZ hal 44

2. Kinerja au
Indikator kinerja pelayanan angkutan umum perkotaan sebanyak 24 buah,
dirangkum menjadi tujuh faktor besar yaitu aksesibilitas,
kehandalan/ketepatan, keselamatan, kenyamanan, pentarifan, prasarana dan
sarana. "Tolok ukur angkutan reguler dan BRT modified relatif sama, hanya
saja untuk tolok ukur formasi tempat duduk (kenyamanan), tarif perjalanan
(pentarifan), kriteria bangunan halte dan ukuran halte (prasarana) berbeda.
Juga perbedaan pada tingkat kepentingan masing-masing indikator.
3. Traffic calming atau perlambatan lalu lintas merupakan upaya yang

dilakukan untuk memperlambat lalu lintas guna melindungi lingkungan

sekitar serta meningkatkan keselamatan pengguna jalan,mengurangi

kebisingan dan pencemaran udara. Perlambatan lalu lintas biasanya

diterapkan didaerah perumahan, pusat perbelanjaan, dan jalan

lingkungan. Pada umumnya traffic calming berupa alat pembatas kecepatan

yang berfungsi untuk membuat pengemudi kendaraan bermotor mengurangi

kecepatan kendaraannya.

Tujuan utama pelambatan lalu lintas adalah :

a. Mereduksi atau mengurangi kecepatan kendaraan yang terlalu tinggi dalam arus

lalu lintas

b. Menciptakan kondisi jalan yang berkeselamatan sehingga mendorong pengemudi

untuk menjalankan kendaraannya dengan hati-hati

c. Mengalihkan kendaraan dan angkutan umum dari jalan raya menjadi lambat

d. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi lingkungan

e. Mengurangi angka kecelakaan terutama dikawasan yang banyak terdapat

pejalan kaki, pesepeda, lingkungan pemukiman dan tempat-tempat umum.

Teknik atau cara pelambatan lalu lintas :

Memberikan prioritas yang jelas kepada angkutan umum yang dilengkapi dengan

fasilitas pemberhentian yang nyaman

Mengurangi konflik antara kendaraan bermotor dengan kendaraan lainnya termasuk

dengan kendaraan tidak bermotor

Menurunkan kecepatan kendaraan dengan menggunakan rambu ataupun secara

fisik, membatasi akses jalan ataupun akses bagi kendaraan tertentu,


Berorientasi kepada pejalan kaki, termasuk fasilitas pejalan kaki dan

penyeberangan pejalan kaki yang nyaman untuk digunakan.

Memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan dan menjadikan kawasan

lebih nyaman untuk digunakan.

Contoh kasus :
Speed humb ini terletak di jalan K.H Wahid Hasyim desa kauman kecamatan
batang kabupaten batang. Speed humb ini terletak kurang lebih 200 meter
mendekati simpang berapil. Jalan tersebut merupakan jalan menuju arah jalan
arteri atau jalan pantura. Jadi perlu di dirikan speed humb yang bertujuan untuk
mengurangi kecepatan kendaraan saat mendekati simpang berapil. jalan ini juga
terdapat gang-gang kecil yang menuju ke pemukiman warga yang cukup padat.
Jadi speed humb itu juga cukup akurat untuk didirikan karena banyak aktifitas
masyarakat yang akan keluar masuk ke gang dan ruas jalan tersebut.

Lokasi pita penggaduh ini terletak di depan kantor Kabupaten Batang. Di alun-alun
Kabupaten Batang tentunya merupakan pusat keramaian kota, dimana pastinya
banyak aktifitas masyarakat dari anak kecil hingga dewasa akan meramaikan alun-
alun tersebut. Pita penggadu ini bertujuan untuk mengganggu aktifitas kendaraan
yang melewati jalan ini sehingga pengemudi akan mengurangi kecepatan
kendaraannya.

Bundaran ini cukup ramai karena berada di tengah kota Pekalongan. Dimana jalan
Diponegoro akan menuju ke Museum Batik Kota Pekalongan, jalan Progo menuju ke
pusat lingkungan umat Kristen yang cukup banyak disana dan tempat pendidikan
dari TK sampai Perguruan Tinggi ada. Jalan bahagia menuju ke stadion sepakbola
dan lokasi tempat olahraga lainnya. Jalan manggis, akan menuju ke arah
perbelanjaan yang cukup banyak disana seperti pasar banjarsari dan mall
Borobudur. Untuk jalan Imam Bonjol akan menuju ke arah pusat kota dan ke arah
pantura.

Di daerah jalan tentara pelajar kota Pekalongan untuk volume lalu lintas terbilang
cukup ramai, karena disana ada beberapa tempat pendidikan yang berdekatan.
Siswa siswi yang ramai berlalu lintas saat jam masuk sekolah maupun keluar pulang
sekolah akan lebih terjamin keselamatannya saat menyeberang di zona selamat
sekolah. Beberapa sekolah yang berdekatan disana antara lain SMA Wahid Hasyim,
SMP Wahid Hasyim, SMA N 3 Pekalongan, SD SMP SMA Pius. Untuk zona selamat
sekolah tersebeut berada di depan SMA Wahid Hasyim. Zona selamat sekolah
tersebut berfungsi untuk pejalan kaki yang akan menyeberang baik keluar maupun
masuk sekolah, tujuannya agar pejalan kaki lebih aman saat menyeberang karena
kendaraan yang akan melewati zona tersebut harus memperlamb kecepatannya.

Anda mungkin juga menyukai