Anda di halaman 1dari 2

KASUS KESELAMATAN PADA TAXI ONLINE

Kementerian Perhubungan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun

2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak

Dalam Trayek telah memberlakukan uji KIR terhadap kenderaan bermotor roda empat yang

digunakan untuk kenderaan taxi online.

KIR itu sendiri atau keur (bahasa Belanda) adalah dimaksudkan sebagai pengujian

kendaraan bermotor untuk mengetahui apakah memenuhi spesifikasi teknis yang dibutuhkan atau

tidak untuk dapat digunakan sebagai kenderaan umum baik kenderaan umum dalam trayek

ataupun kenderaan umum tidak dalam trayek. Uji coba ini berada di bawah otoritas Dinas

Perhubungan.

Sebetulnya, didalam Permenhub No. 108 tahun 2017 ini, selain mengatur tentang

persyaratan terkait uji KIR, juga diatur tentang kewajiban penggunaan SIM A Umum bagi

pengemudi Taxi Online (sebelum nya hanya mengunakan SIM A Pribadi), dan yang paling

penting adalah pemasangan stiker pada kenderaan taxi nya.

Tujuan dilakukan uji KIR ini dan beberapa aturan seperti diatas adalah untuk menjamin

keselamatan penumpang taxi online dimana uji yang dilakukan adalah meliputi : system

pengereman, lampu-lampu dan daya pancar lampu utama, emisi gas buang, dimensi dan bobot

kenderaan, sistim kemudi dan kaki-kakinya, serta speedometer. Fungsi kenapa mobil angkutan

umum dan niaga ini harus dilakukan pengujian seperti ini tidak lain dan tidak bukan ialah agar

kendaraan tersebut memenuhi syarat layak jalan, sehingga nantinya mobil tersebut tidak

menimbulkan masalah di jalan raya seperti misalnya kecelakaan, maupun menimbulkan polusi

udara.
Kasus yang pernah terjadi :

Kasus 1

Saat ini Tercatat oleh Kemenhub, seperti dilansir kompas.com, dari 419 kenderaan taxi online

yang telah melakukan uji KIR, ternyata terdapat 53 kenderaan yang tidak lulus uji KIR. Hal ini

membuktikan bahwa sebagian taxi online tidak memenuhi keselamatan penumpang1.

Kasus 2

Terjadi peristiwa penyekapan penumpang taxi online pada tanggal 23 April 2018 oleh Sopir Grab

Car tersebut yang bernama Gugus Gunawan yang mengendarai mobil Suzuki Wagon berpelat

nomor B 2353 BZB di Jakarta2. Akibat peristiwa ini penyekap yang merupakan sopir taxi online

itu sendiri tewas ditembak polisi. Dari kejadian tersebut terjadi dua peristiwa hukum yaitu :

tindakan sopir menyekap penumpang adalah peristiwa pidana, tetapi pihak operator taxi online

tersebut juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap keselamatan penumpang yang

merupakan bagian hukum perdata3.

1
Dari 3.000 Kendaraan, Baru 419 Taxi Online yang Sudah Ikut Uji KIR. 2 Juni 2016
(https://automotive.idntimes.com/car/erwanto/419-dari-3309-taxi-online-sudah-ikut-uji-
kir/full)

2
Kronologi Penyekapan Penumpang oleh Sopir Grab Car di Tambora. 25 April 2018
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/25/17303401/kronologi-penyekapan-penumpang-
oleh-sopir-grab-car-di-tambora.
3
Menhub Sayangkan Operator Taksi Online Tak Punya Empati ke Korban Penyekapan. 28 April
2018. https://nasional.kompas.com/read/2018/04/28/20175311/menhub-sayangkan-operator-
taksi-online-tak-punya-empati-ke-korban-penyekapan.

Anda mungkin juga menyukai