Anda di halaman 1dari 11

KERAJAAN KALINGGA

Disusun Oleh :
1. Fadila Ardian Z.
2. Ira Zuli E.
3. M. Andy S.
4. M. Ridwan Aji

SMA NEGERI 1 MAYONG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A. Sejarah Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga – Para ahli sejarah memperkirakan jika pusat Kerajaan


Kalingga (Ho-ling) berada di wilayah Jepara dan Pekalongan. Merupakan salah satu
kerajaan tradisional yang bercorak Hindu-Budha yang berkembang di pesisir utara
Jawa Tengah sekitar abad 16 – 17 M. Bahasa yang berkembang dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sansekerta.
Sebagian besar yang tinggal di wilayah kerajaan ini masyarakatnya beragama
Budha dan Hindu dan sebagian kecil lainnya menganut kepercayaan leluhur. Kerajaan
Kalingga mencapai puncak keemasan dibawah kepemimpinan seorang ratu yang
bernama Maharani Shima. Ratu Shima digambarkan sebagai seorang pemimpin yang
sangat tegas dan taat terhadap peraturan kerajaan.
Menurut sejarah yang berasal catatan lokal masyarakat Jawa Tengah dan kronik
Tiongkok Ratu Shima memerintah dari tahun 674 – 732 M. Keberadaan kerajaan Ho-
ling ini untuk pertama kali di beritakan oleh seorang pendeta sekaligus penjelajah
bernama I-Tsing. Selain itu keberadaan kerajaan ini juga diceritakan oleh Dinasti
Tang (618 – 906 M).
Diceritakan juga kalau ibu kota Ho-ling dikelilingi tembok besar terbuat dari
potongan kayu. Raja Ho-ling sendiri tinggal di bangunan besar bertingkat dengan atap
dari daun palem dan singgasana terbuat dari gading. Sebagian besar penduduknya
sangat pintar membuat minuman keras dengan komoditi yang ditawarkan adalah
emas, perak, kulit penyu, gading gajah dan cula badak.

B. Raja-raja yang Memerintah Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga diperintah oleh Ratu Shima pada tahun 647 M, Ratu Sima
dikenal sebagai ratu yang bertindak adil dan bijaksana. Ratu Shima merupakan ratu
yang sangat tegas, sebagai bukti ketegasan Ratu Shima menghukum putranya sendiri
yang melanggar aturan.
Ratu Shima beragama Hindu aliran Syiwa dan pada masa pemerintahaannya
Kerajaan Kalingga mengalamai masa keemasan.
Dalam naskah Carita Parahyangan, Ratu Shima menikah dengan Mandiminyak
(putra mahkota Kerajaan Galuh). Kemudian Mandiminyak menjadi raja Kedua dari
Kerajaan Galuh. Ratu Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha.
Kemudian Sanaha menikah dengan raja ketiga Kerajaan Galuh yang bernama
Bratasenawa, dari pernikahan itu dikaruniai seorang anak bernama Sanjaya.
Setelah Ratu Shima meninggal pada tahun 732 M, Sanjaya akhirnya menjadi Raja
Kerajaan Kalingga bagian utara, yang selanjutnya nama Kerajaan Kalingga utara
tersebut disebut dengan Bumi Mataram.
Setelah itu Raja Sanjaya mendirikan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.
Dinasti Kerajaan adalah sistem kerajaan dimana pemimpin kerajaan dan penerusnya
berasal dari anak cucunya.

C. Kehidupan Politik dan Ekonomi Kerajaan Kalingga

Kehidupan politik Kerajaan Kalingga, pemerintah tertinggi diserahkan kepada 4


orang maha menteri. Keempat maha menteri tersebut mengatur penguasaan atas 28
kerajaan kecil yang berada di Jawa Tengah dan kemungkinan juga di Jawa Timur.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kalingga, dibidang sosial masyarakat hidup
dengan teratur, telah mengenal tulisan serta mengenal ilmu pengetahuan dan
astronomi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa K'un-lun.
Dibidang sosial-budaya, masyarakat Kerajaan Kalingga telah mengenal lembaga
masyarakat yang memiliki fungsi dan tugas yang jelas. Hukum dan undang-undang
dilaksanakan oleh masyarakat.

D. Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga

Kerajaan yang juga kerap disebut dengan nama Ho-Ing ini mengalami masa
keemasan pada saat kepemimpinan Ratu Shima yang terkenal dengan
kedisiplinannya. Hal ini membuat kerajaan-kerajaan lain di tanah air merasa segan,
hormat dan kagum sekaligus penasaran dengan kepemimpinan Ratu Shima.
Pada kala ini, perkembangan segala macam budaya juga begitu pesat, termasuk
perkembangan agama Budha yang berjalan dengan harmonis dan sangar rukun.
Keadaan inilah yang membuat wilayah kekuasaan Ratu Shima disebut dengan DI
Hyang yang artinya tempat bersatunya dua kepercayaan Budha dan Hindu.
Dalam sektor pertanian, Ratu Shima mengadopsi suatu sistem dari kerajaan kakak
mertuanya yang diberi nama subak. Dari kebudayaan baru inilah lahir istilah Tanibala
yakni kelompok masyarakat yang bermata pencaharian dengan bercocok tanam
(bertani).
Menjadi kerajaan dengan corak Hindu di Jawa tengah, Kerajaan Kalingga
mempunyai pertalian yang begitu erat dengan kerajaan Galuh. Dimana sang
pemimpin yang membawa kejayaan Kerajaan ini, Ratu Shima merupakan penganut
Hindu yang begitu disiplin dan begitu menjunjung tinggi ajaran agamanya.
Dari kedisiplinan dan ketaatannya inilah Ratu Shima berhasil membawa
kemajuan dan kejayaan pada Kalingga. Kondisi ini menjadikan masyarakat Kalingga
begitu makmur dan sejahtera, sebab sang Ratu sangat memperhatikan perkembangan
ekonomi masyarakatnya.
Bukti nyata jika Ratu Shima selalu mengembangkan perekonomian
masyarakatnya ialah dengan dibangunnya sistem irigrasi dan pertanian bagi
rakyatnya.

E. Masa Kehancuran Kerajaan Kalingga

Setelah bertahun-tahun mengalami perkembangan yang begitu pesat, Kerajaan


Kalingga akhirnya mengalami kemunduran. Kemunduran kerajaan dimulai karena
ketatnya persaingan dagang dengan kerajaan Sriwijaya. Dimana Kerajaan Sriwijaya
ingin menguasai semua jaringan perdagangan di pesisir pantai utara Jawa.
Serangan dari Kerajaan Sriwijaya inilah yang mengakibatkan pemerintah Kijen
pindah ke Jawa Bagian timur pada tahun 742-755 M. Pindahnya pemerintah Kijen ini
bersamaan dengan Tarumanegara dan Melayu yang juga telah ditaklukkan oleh
Kerajaan Sriwijaya.
Ketiga kerajaan ini merupakan saingan kuat pada jangan perdagangan Kerajaan
Sriwijaya-Budha. Setelah pindah tempat, Kerajaan Kalingga semakin mengalami
kemunduran mengingat sektor yang membawanya Berjaya telah dikuasai oleh pihak
lain. Begitu juga dengan luas wilayah yang tak lagi besar, tentunya ini menjadi beban
tersendiri bagi kepemimpinan Kijen.
Dari sejarah kerajaan Kalingga di atas, dapat diambil hikmah bagaimana
bagusnya masa kepemimpinan Ratu Shima yang selalu memegang teguh kedisiplinan
demi kemajuan dan perkembangan kerajaannya. Alhasil masyarakat kecillah yang
mendapatkan dampak baiknya.

F. Peninggalan Kerajaan Kalingga

Berikut ini beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga :


1. Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tukmas bertuliskan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa


Sansekerta. Prasasti ini ditemukan di Dusun Dakawu, Desa Lepak, Kecamatan
Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tepatnya di lereng Barat Gunung
Merapi.
Prasasti ini bertuliskan tentang mata air yang jernih dan bersih. Sungai yang
mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga yang berada
di India. Pada Prasasti Tuk Mas juga terdapat gambar-gambar seperti kendi,
kelasangka, trisula, cakra, bunga teratai dan kapak.

2. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerjo bersifat keagamaan Siwais dan ditemukan di Desa
Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti
Sojomerjo bertuliskan huruf Kawi dan berbahasa Melayu Kuno serta berasal dari
kira-kira abad ke-7 M.
Prasasti ini berisi keluarga dari tokoh utama Dapunta Selendra yaitu ayahnya
bernama Santanu sedangkan ibunya bernama Bhadrawati lalu istrinya bernama
Sampula. Menurut Prof. Drs. Boechari, Dapunta Selendra merupakan cikal bakal
raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang kemudian berkuasa di Kerajaan
Mataram Hindu.

3. Candi Angin

Candi Angin merupakan candi yang ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan


Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

4. Candi Bubrah

Candi Bubrah juga ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten


Jepara, Jawa Tengah. Kedua temuan candi ini dapat menunjukan bahwa kawasan
pantai utara Jawa Tengah pada zaman itu berkembang kerajaan bercorak Hindu
Siwais.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak Kerajaan Kaling atau Holing, diperkirakan di Jawa Tengah. Nama Kaling
berasal dari Kalingga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Sumbernya adalah berita
Cina yang menyebutkan bahwa kotanya dikelilingi dengan pagar kayu, rajanya beristana
di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap, Orang-orangnya sudah pandai tulis-
menulis dan mengenal juga ilmu perbintangan. Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari
sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah
sekitar abad ke-6 Masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di
suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang.
Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari
sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun
berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu
Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi
dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah
diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri,
akan dipotong tangannya. Yang sangat tampak bagi orang Cina ialah orang Kaling (Jawa),
kalau makan tidak memakai sendok atau garpu, melainkan dengan jarinya saja.
Minuman kerasnya yang dibikin ialah air yang disadap dari tandan bunga kelapa
(tuak). Diberitakan pula bahwa dalam tahun 640 atau 648 M kerajaan Jawa mengirim
utusan ke Cina. Pada tahun 666 M, dikatakan bahwa tanah Jawa diperintah oleh seorang
raja perempuan yakni dalam tahun 674 – 675 M, orang-orang Holing atau Kaling (Jawa)
menobatkan raja perempuan yang bernama Simo, dan memegang pemerintahannya
dengan tegas dan bijaksana.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Kerajaan Kalingga
2. Peninggalan Kerajaan Kalingga
3. Kehidupan Politik dan Ekonomi Kerajaan Kalingga
4. Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga
5. Masa Kehancuran Kerajaan Kalingga
6. Raja-raja yang Memerintah Kerajaan Kalingga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan
bercorak Hindu-Budha yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Letak
pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum
jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan Tiongkok, tradisi kisah
setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad
ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan
Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari
sumber-sumber Tiongkok.
Kehidupan sosial di Kerajaan Kalingga berjalan dengan tertib dan teratur. Hal ini
terjadi berkat kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana dalam menjalankan
hukum dan pemerintahannya. Perekonomian Kerajaan Kalingga bergerak dibidang
perdagangan dan pertanian. Bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai utara di Jawa
Tengah, perdagangan adalah mata pencaharian utama mereka. Letaknya yang cukup
strategis membuat Kalingga sering disinggahi oleh para pedagang dari luar negeri.
Kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading.
Di Holing ada sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat garam. Hidup rakyat
Holing tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan.
DAFTAR PUSTAKA
https://doc.lalacomputer.com/makalah-kerajaan-kalingga/
https://www.sejarah.id/2017/05/sejarah-kerajaan-kalingga.html
https://www.romadecade.org/kerajaan-kalingga/#!
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kerajaan
Kalingga ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia
dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak.
Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar
buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan makalah ini dari
awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari
teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan
makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti
untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan
ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai