FMEA Dan Perancangan AC Mesin ITS
FMEA Dan Perancangan AC Mesin ITS
Disusun oleh :
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pengkondisian suhu udara pada ruangan baik yang berukuran kecil maupun besar
pada umumnya dimaksudkan untuk kenyamanan penghuni yang ada di dalamanya. Untuk
pengkondisian udara didalam ruangan perkantoran biasanya hanya diperlukan satu unit
mesin pengkondisi udara. Namun pada kenyataannya sering kali keadaan di dalam ruangan
belum dapat memberikan kondisi-kondisi yang diharapkan karena keadaan di luar
ruangan yang berubah ubah yang dapat mempengaruhi keadaan di dalam ruangan.
Seperti kita ketahui Indonesia terletak di daerah tropis dimana suhu berkisar 27-
35°C. Keadaan ini dapat membuat suhu udara yang diharapkan tidak nyaman sehingga
diperlukan suatu alat pengkondisian udara untuk mencapai suhu dan kelembaban ideal
yang diharapkan sehingga dengan alat ini hal tersebut dapat terpenuhi.
Sehubungan dengan keadaan ruang Kelas yang pengap dan suhu yang masih tinggi,
sehingga kurang nyaman untuk digunakan untuk belajar mengajar. Maka dengan demikian
perlu didakan pemasangan pengkondisi udara agar membuat kenyamanan pada saat
bekerja atau melakukan kegiatan diruang tersebut.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Umum
Untuk dapat menghasilkan udara dengan kondisi yang diinginkan, maka peralatan
yang dipasang harus mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang
dimiliki ruangan tersebut. Untuk itu diperlukan survey dan menentukan besarnya beban
pendinginan. Secara garis besar beban pendinginan terbagi atas dua kelompok, yaitu beban
pendinginan sensibel dan beban pendinginan laten. Beban pendinginan sensibel adalah
beban panas yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu, seperti beban panas yang lewat
kontruksi bangunan, peralatan elektronik, lampu, dll. Sedangkan beban pendinginan laten
adalah beban yang dipengaruhi oleh adanya perbedaan kelembaban udara.
Kompresor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigerant), jadi refrigerant yang masuk ke dalam kompresor
AC dialirkan ke kondensor yang kemudian dimampatkan di kondensor. Di bagian
kondensor ini refrigerant yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigeran fase uap
menjadi refrigeran fase cair, maka refrigerant mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan
yang terkandung di dalam refrigeran. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh
kondensor adalah jumlah dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang
diambil evaporator dari substansi yang akan didinginkan. Pada kondensor tekanan
refrigerant yang berada dalam pipa-pipa kondensor relatif jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan refrigeran yang berada pada pipa-pipa evaporator.
1. Kompresor
Kompresor atau pompa isap mempunyai fungsi yang vital. Dengan adanya
kompresor, refrigerant bisa mengalir ke seluruh sistem pendingin. Sistem kerjanya
adalah dengan mengubah tekanan, sehingga terjadi perbedaan tekanan yang
memungkinkan refrigeran mengalir (berpindah) dari sisi bertekanan rendah ke sisi
bertekanan tinggi.
Ketika bekerja, refrigerant yang di hisap dari evaporator dengan suhu dan
tekanan rendah dimampatkan sehingga suhu dan tekanannya naik. Gas yang
dimampatkan ini ditekan keluar dari kompresor lalu dialirkan ke kondensor.
2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor yang diserap dari evaporator dan
panas yang diperoleh dari kompresor, serta mengubah wujud gas menjadi cair.
Kontruksi dari kondensor dicirikan oleh adanya sekumpulan pipa (tabung) yang
dipasangkan didalam shell (Pipa Galvanis) yang berbentuk silinder dimana 2 jenis
fluida saling bertukar kalor yang mengalir secara terpisah (udara dan refrigerant).
Kondensor ditempatkan di antara kompresor dan alat pengatur bahan pendingin (pipa
kapiler). Posisinya ditempatkan berhubungan langsung dengan udara luar agar gas di
3. Katup Ekspansi
Komponen utama yang lain untuk mesin refrigerasi adalah katup ekspansi. Katup
ekspansi ini dipergunakan untuk menurunkan tekanan dan untuk mengekspansikan
secara adiabatik cairan yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai
tingkat tekanan dan temperatur rendah, atau mengekspansikan refrigeran cair dari
tekanan kondensasi ke tekanan evaporasi, refrigerant cair diinjeksikan keluar
melalui oriffice, refrigerant segera berubah menjadi kabut gas yang tekanan dan
temperaturnya rendah.
1. Mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari pipa cair menuju evaporator
sesuai dengan laju penguapan pada evaporator.
4. Fan
Fan atau kipas pada outdoor AC terletak pada kondensor, berfungsi untuk
mendinginkan kondensor dan membantu proses pertukaran kalor pada kondensor. Saat
AC dinyalakan, maka fan pada kondensor akan ikut berputar, semakin besar ukuran
kondensor, semakin banyak fan yang digunakan.
1 . Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah salah satu alat ekspansi. Alat ekspansi ini mempunyai dua
kegunaan yaitu untuk menurunkan tekanan refrigerant cair dan untuk mengatur
aliran refrigerant ke evaporator. Cairan refrigerant memasuki pipa kapiler tersebut
dan mengalir sehingga tekanannya berkurang akibat dari gesekan dan percepatan
refrigerant. Diameter dan panjang pipa kapiler ditetapkan berdasarkan kapasitas
pendinginan, kondisi operasi dan jumlah refrigerant dari mesin refrigerasi yang
bersangkutan.
Konstruksi pipa kapiler sangat sederhana, sehingga jarang terjadi gangguan. Pada
waktu kompresor berhenti bekerja, pipa kapiler menghubungkan bagian tekanan
tinggi dengan bagian tekanan rendah, sehingga menyamakan tekanannya dan
memudahkan start berikutnya. Pipa kapiler ditunjukkan pada Gambar 2.2.
2. Evaporator
3. Blower Indoor
Berbeda dengan outdoor fan, indoor fan terletak pada evaporator dan berfungsi
menghembuskan udara dingin dari evaporator ke ruangan. Fan pada evaporator
berbentuk silindris panjang dan berukuran kecil.
FMEA merupakan salah satu alat dari Six Sigma untuk mengidentifikasi sumber-sumber
atau penyebab dari suatu masalah kualitas. Menurut Chrysler (1995), FMEA dapat
dilakukan dengan cara :
Hemat biaya. Karena sistematis maka penyelesaiannya tertuju pada potensial causes
(penyebab yang potential) sebuah kegagalan / kesalahan.
Hemat waktu, karena lebih tepat pada sasaran.
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) adalah suatu prosedur terstruktur untuk
mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). FMEA
digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab dari suatu masalah
kualitas. Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan atau
kegagalan dalam desain, kondisi diluar batas spesifikasi yang telah ditetapkan, atau
perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk itu.
Terdapat dua penggunaan FMEA yaitu dalam bidang desain (FMEA Desain) dan
dalam proses (FMEA Proses). FMEA Desain akan membantu menghilangkan kegagalan-
kegagalan yang terkait dengan desain, misalnya kegagalan karena kekuatan yang tidak
tepat, material yang tidak sesuai, dan lain-lain. FMEA Proses akan menghilangkan
kegagalan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam variabel proses, misal
kondisi diluar batas-batas spesifikasi yang ditetapkan seperti ukuran yang tidak tepat,
tekstur dan warna yang tidak sesuai, ketebalan yang tidak tepat, dan lain-lain.
1. Mengenal dan memprediksi potensial kegagalan dari produk atau proses yang dapat
terjadi.
2. Memprediksi dan mengevalusi pengaruh dari kegagalan pada fungsi dalam sistem
yang ada.
3. Menunjukkan prioritas terhadap perbaikan suatu proses atau sub sistem melalui daftar
peningkatan proses atau sub sistem yang harus diperbaiki.
4. Mengidentifikasi dan membangun tindakan perbaikan yang bisa diambil untuk
mencegah atau mengurangi kesempatan terjadinya potensi kegagalan atau pengaruh
pada sistem.
5. Mendokumentasikan proses secara keselurua2.4.5 Langkah Dasar FMEA
Terdapat langkah dasar dalam proses FMEA yang dilakukan oleh tim design for six
sigma (DFSS) adalah :
Dalam perancangan pemasangan AC untuk ruang kelas, data-data yang akan diterangkan
disini antara lain lokasi ruangan yang dirancang, temperatur udara rancangan, temperatur udara
pada bulan terpanas pada lokasi tersebut, dan dimensi dari ruangan yang akan dirancang.
1. Panjang :6m
2. Lebar :5m
3. Tinggi :3m
5. Lantai : Keramik
6. Plafon : Gypsum
9. Lampu : 6 buah @9 W
Meter Luas
No. Objek Jumlah Keterangan
Panjang Tinggi (m2)
D. Selatan 6 3 1 18 Pengurangan
Jendela 0,5 1 3 1.5 akibat
1
Pintu 1 2 1 2 adanya pintu
Luas Dinding Selatan 14.5 dan jendela
Meter Luas
No. Objek Jumlah Keterangan
Panjang Tinggi (m2)
2 D. Barat 5 3 1 15 -
3 D. Utara 6 3 1 18 -
4 D. Timur 5 3 1 15 -
Luas jendela (m2) x koefisien transmisi kalor melalui jendela, K (kcal/ m2jam oC) x ∆t
ruangan (oC)
Q = 66 kcal/h
{(Volume ruangan (m3) x jumlah penggantian ventilasi alamiah, Nn) + jml udara luar}
0,24 𝑘𝑐𝑎𝑙/𝑘𝑔°𝐶
x 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑜𝑓𝑖𝑘 x ∆t ruangan (ºC)
Volume ruangan = 90 m3
∆t ruangan = 8ºC
0,24 kcal/kg°C
Q = {(90 m3 x 1) + 540 m3/h } x x 8ºC
0,892 𝑚3 /𝑘𝑔
Q = 1252,3 kcal/h
597,3 𝑘𝑐𝑎𝑙/𝑘𝑔
Vol ruang (m3) x jml ventilasi alamiah, Nn x x ∆w (kg/kg’)
0,892 𝑚3 /𝑘𝑔
597,3 𝑘𝑐𝑎𝑙/𝑘𝑔
Q = {90 m3 x 1 x x (0,020 – 0,0105) kg/kg’ } : 60
0,892 𝑚3 /𝑘𝑔
Q = 9,54 kcal/h
Luas langit-langit = 30 m2
∆t ruangan = 8ºC
Q = 686,4 kcal/h
Luas Pintu = 2 m2
∆t ruangan = 8ºC
Q = 1,888 kcal/h
Luas dinding = 18 m2
∆t ruangan = 8ºC
Q = 233,3 kcal/h
Luas dinding = 15 m2
∆t ruangan = 8ºC
Q = 194,4 kcal/h
Luas dinding = 15 m2
∆t ruangan = 8ºC
Q = 194,4 kcal/h
Luas dinding = 18 m2
∆t ruangan = 8ºC
Q = 18 m2 x 1,62 kcal/m2hºC x 8ºC
Q = 233,3 kcal/h
Q = 855,4 kcal/h
a. Jumlah Orang
Q = 1345,5 kcal/h
b. Lampu
Q = 54 kcal/h
Q = 1399,5 kcal/h
Beban kalor sensible interior
Q = 2943,2 kcal/h
Q = 753.5 kcal/h
Q = 4261,5 kcal/h
Q = Beban kalor laten daerah tepi + Beban kalor laten daerah interior
Q = 763,04 kcal/h
Beban pendinginan total = beban kalor sensibel total + beban kalor laten total
= 5024,5 kcal/h
= 19025,43 Btu/h
3.4. Pemilihan Unit AC
Berdasarkan hasil dari perhitungan beban pendinginan pada ruang kelas dengan desain
suhu dalam 25°C, RH = 45% didapat beban atau panas pendingin total sebesar 19025,43
Btu/h. Sehingga AC yang memenuhi beban pendingin dan dapat dipasang untuk rancangan
ruang jelas ukuran 6m x 5m x 3m adalah AC berukuran 2 PK sebanyak 1 buah.
Probability
Name and Failure Failure Failure Criticall of Remark or
Function Mode Cause Effect y Rank Occurrenc Continue
e
Fan Getaran Lubrikasi Suara 2 1/20 Mengganti
berlebih terhambat bising lubricant