Anda di halaman 1dari 6

M ENTERI TENAGA KERJA

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN M ENTERI TENAGA KERJA


NOM OR PER-06/MEN/1985
TENTANG
PERLINDUNGAN PEKERJA HARIAN LEPAS

M ENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pada dasarnya peraturan perundang-undangan


dalam bidang ketenagakerjaan berlaku terhadap semua
pekerja tanpa membeda-bedakan statusnya;
b. bahwa kenyataan menunjukkan di sektor-sektor
industri dan jasa masih banyak dipekerjakan pekerja
harian lepas;
c. bahwa pada dewasa ini pekerja harian lepas belum
mendapatkan perlindungan sebagaimana layaknya
sehingga untuk itu perlu adanya suatu peraturan yang
memberikan perlindungan terhadap pekerja harian
lepas;
d. bahwa untuk itu dipandang perlu dikeluarkan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Perlindungan
Pekerja Harian Lepas.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 tentang Undang-
undang Kerja Tahun 1948;
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1951 tentang
Pengawasan Perburuhan;
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib
Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Perlindungan Upah;
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M
tahun 1983 tentang Pembentukan Kabinet
Pembangunan IV.

Memperhatikan : Hasil Pertemuan Lembaga Kerja Tripartit Nasional tanggal


22 Pebruari 1985 dan Kesepakatan Kerja Lembaga
Kerjasama Tripartit Nasional Nomor 6 Tahun 1985 tentang
Perlindungan Pekerja Harian Lepas.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG


PERLINDUNGAN PEKERJA HARIAN LEPAS.
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


a. Pekerja Harian lepas adalah Pekerja yang bekerja pada Pengusaha untuk
melakukan suatu pekerjaan tertentu dan dapat berubah-ubah dalam hal
waktu maupun volume pekerjaan dengan menerima upah yang didasarkan
atas kehadiran Pekerja secara harian.
b. Pengusaha adalah:
1. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu
Perusahaan Milik sendiri;
2. Orang persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya.
3. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 2 yang
berkedudukan diluar Indonesia.
c. Pekerja adalah orang yang bekerja pada perusahaan dengan menerima
upah;
d. Perusahaan adalah setiap usaha yang dijalankan dengan tujuan mencari
keuntungan atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara.
e. Satu bulan adalah sama dengan 30 (tiga puluh) hari kalender.

Pasal 2
(1) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja harian lepas terhadap
pekerjaan yang bersifat rutin, tetap
dan berlanjut kecuali terhadap pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya
harus menggunakan pekerja harian lepas.
(2) Pekerja yang menurut jenis dan sifatnya sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) adalah:
a Jangka waktu untuk mengerjakan pekerjaan dilakukan dalam waktu
yang relatif singkat dan tidak melebihi tiga bulan.
b Pekerjaan dilakukan tidak melebihi 20 hari kerja dalam sebulan dan
tidak terikat pada jam kerja yang secara umum berlaku di perusahaan.
c Pekerjaan yang dilakukan menurut musim tertentu seperti musim
tanam, musim panen, masa giling dan sebagainya.
d Pekerjaan bongkar muat yang dilakukan secara tidak tetap.

Pasal 3

Pada azasnya semua peraturan perundang-undangan dalam bidang


Ketenagakerjaan berlaku terhadap pekerjaan tanpa membedakan statusnya.

Pasal 4

Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja harian Lepas lebih dari 3 (tiga) bulan
berturut-turut dan dalam setiap bulannya lebih dari 20 (dua puluh) hari pekerja
harian lepas tersebut mempunyai hak sama dengan pekerja tetap.

Pasal 5

Pengusaha wajib membuat dan memelihara daftar pekerja harian yang


dipekerjakan, dengan menggunakanseperti bentuk terlampir dan penyampaian
satu eksemplar pada Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat
dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak mempekerjakan harian
lepas termasuk jika terjadi penambahan atau pengurangan pekerja harian.
Pasal 6

(1) Perusahaan Kontraktor atau sub kontraktor yang merupakan pekerja harian
lepas harus berbadan hukum.
(2) Dalam hal pekerja harian lepas yang bekerja pada sub kontraktor yang
berbadan hukum, maka sub kontraktor tersebut bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap pekerja Harian Lepas yang bekerja di lingkungan
kegiatan usahanya baik melalui mandor maupun langsung dibawah sub
kontraktor tersebut.
(3) Dalam hal pekerja harian lepas yang bekerja pada sub kontraktor yang
ternyata tidak berbadan hokum maka kontraktor yang berbadan hukum
bertanggung jawab terhadap Pekerja Harian Lepas yang bekerja pada sub
kontraktor tersebut.
(4) Dalam hal Pekerja Harian Lepas yang bekerja pada sub kontraktor atau
kontraktor yang ternyata tidak berbadan hukum maka kontraktor utama
bertanggung jawab terhadap pekerja Harian Lepas yang bekerja pada sub
kontraktor atau kontraktor tersebut.
(5) Bagi perusahaan sub kontraktor atau perusahaan yang kegiatannya sebagai
penyalur tenaga kerja (labour-supplier) kepada perusahaan lain, maka
perusahaan menerima tenaga kerja bertanggung jawab terhadap hal-hal
pekerja tersebut.

Pasal 7

Pengupahan bagi pekerja Harian lepas didasarkan atas upah harian yang
besarnya tidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum yang ditentukan
oleh Pemerintah.
Pasal 8

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 tentang


Asuransi Sosial Tenaga Kerja, maka setiap perusahaan yang mempekerjakan
Pekerja Harian lepas wajib mengikut sertakan Pekerja Harian Lepas dalam
program yang diselenggarakan oleh PERUM ASTEK.

Pasal 9

Dalam hal perusahaan menyelenggarakan latihan kerja agar mengikutsertakan


Pekerja Harian Lepas yang dipekerjakan.

Pasal 10

Pelanggaran terhadap ketetapan pasal 2, 5, 7 dan pasal 8 peraturan ini diancam


dengan hukuman sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 Undang-undang
Nomor 14 tahun 1969.

Pasal 11

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di Jakarta
Pada Tanggal 12 September 1985
MENTERI TENAGA KERJA
REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

SUDOMO

Anda mungkin juga menyukai