Anda di halaman 1dari 3

SHORT COMMUNICATION

KANDUNGAN KIMIA MINYAK ATSIRI RIMPANG


TUMBUHAN Alpinia malaccensis
Jismi Mubarrak
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pasir Pengaraian. E-mail: jismimubarok@gmail.com

ABSTRACT

Alpinia malaccencis is a plant of the family Zingiberaceae which is widely used as an


antibacterial, antifungal, antimutagen and antioxidants. Especially on the genus Alpinia, generally
produce essential oils. This study focused on identifying the chemical compounds of essential oils
from rhizome Alpinia malaccencis. To obtain essential oils from plants was done by microhidro
distillation method. A total of 100 grams of plant roots Alpinia malaccencis cut into small pieces
about the size of 1 cm and distilled at a temperature of 100 0C using micro hidro distillation in waves
of 500 watts. Results obtained in the form of essential oil scented translucent color typical of this
plant. Results of analysis Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) of essential oils based
on Similarities Index (SI) compounds include: α-Pinen, β-pinene, 1,8-cineol, 3-Pinanon, α-Terpineol,
chavicol, Methyl chavicol, eugenol, O-Methyl eugenol, methyl cinnamic, Cumin aldehyde.

Key word : Alpinia malacencis, Esential oil

PENDAHULUAN
Alpinia malaccencis atau lengkuas Famili zingiberaceae terdiri dari 47
malaka, dikenal juga sebagai “Laja Gowah” genus dengan 1400 spesies. Salah satu
(Muchtaridi, 2014), atau di Thailand, diantara genus yang ada yaitu alpinia.
tumbuhan ini disebut “ Kha pa , sedangkan Genus ini memiliki spesies terbanyak dari
orang-orang Vientam menyebutnya “cincin genus lainnya, yaitu 225 spesies.
malaka”. Secara taksonomi digolongkan Berdasarkan kegunaannya, secara umum
kedalam famili zingiberaceae (jahe-jahean). genus alpinia digunakan sebagai obat sakit
Nama ilmiah lain dari tumbuhan ini adalah perut, perut kembung, obat muntah, dan
Galanga malaccensis Rumph, atau penambah aroma makanan (Jirovezt, et al
Catimbium malaccensis L. 2003), mengobati penyakit pernapasan serta
Alpinia malaccencis secara biologi aroma terapi.
terdistribusi secara luas pada daerah tropis Penelitian ini di fokuskan untuk
dan subtropis, seperti Indonesia dan menetukan kandungan kimia minyak astsiri
Malaysia, Banglades, Vietnam, Mianmar, yang terdapat pada rimpang Alpinia
dan Thailand ( Sahoo, et al 2014). Beberapa malaccencis. Penentuan struktur didasarkan
kegunaan tumbuhan ini dilaporkan secara indeks persamaan menggunakan alat gas
tradisional, diantaranya sebagai obat kuat, kromatografi-spektroskopi massa. Hasil yang
obat sakit perut dan menjaga suara agar tetap didapat berupa minyak atsiri berwarna putih
baik. Buahnya dijadikan sebagai bumbu dan kandungan kimianya meliputi: α-Pinen,
masak sebagian juga dijadikan teh, β-pinen, 1,8-Cineol, 3-Pinanon, α-Terpineol,
sedangkan kulit buahnya digunakan sebagai Chavicol, Metil chavicol, Eugenol, O-Metil
pengharum rambut (Riyanto, et al, 2012). eugenol, Metil sinamat, Cumin Aldehid.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
tumbuhan ini mempunyai aktivitas
antioksidan dan antibakteri (Sahoo, et al
2014).

109
METODE PENELITIAN Analisa kandungan kimia minyak atsiri
Material tumbuhan Alpinia malaccencis mengunakan alat CG-
MS tipeQP 2010 merek Shimadzu, buatan
Akar segar tumbuhan Alpinia jepang. Sampel dilarutkan dalam metanol
malaccencis di koleksi dari hutan perbatasan dan di injeksikan kedalam kolom. Kolom
Pekantebih Kecamatan Kepenuhan Hulu yang digunakan adalah Kolom kapiler
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. berdiameter 30 m dengan diameter 0,25 mm
Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan jenis Agilen JB-DB-5, aliran gas pembawa
perbandingan karakteristik morfologi daun, helium dengan sistem Electron Impact (EI)
batang, buah dan bunga. Proses identifikasi menggunakan energi ionisasi 70 ev. Aliran
dilakukan oleh Dr. Fitmawati di herbarium gas helium sebagai pembawa dengan
Biologi Fakulatas Matematika dan Ilmu kecepatan 0,5 mL/min tekanan 13,5 kPa, tipe
Pengetahuan Alam Universitas Riau. kolom terbuka. Identifikasi kandungan kimia
Isolasi minyak atsiri minyak atsiri dilakukan berdasarkan waktu
retensi dengan perbandingan relative
Sebanyak 100 gram akar tumbuhan terhadap deret homolog seri n-alkana dan
Alpinia malaccensis segar dipotong dengan dibandingkan dengan data Wiley 229.
ukuran ±1 cm dan dimasukkan ke dalam
dalam labu didih volume 1000 mL dan HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan 500 mL aquades. Kemudian Isolasi minyak atsiri tumbuhan Alpinia
labu dimasukkan ke dalam microwave yang malaccensis menggunakan metode
telah dimodifikasi dan dilakukan distilasi mikrohidro destilasi dari 100 gram sampel
selama 90 menit pada temperatur 100 0C mendapatkan rendemen minyak berwarna
dengan daya 500 Watt. Minyak yang bening sebesar 0,02%. Analisa data
diperoleh dipindahkan ke dalam vial dan kandungan kimia menggunakan GC-MS
ditambahkan Na(2)SO(4) anhidrat untuk mendapatkan data puncak kromatogram
mengikat molekul air kemudian dipisahkan, dengan 11 puncak dengan waktu retensi
dan disimpan di dalam lemari es sebelum berbeda. Analisa data menunjukkan Indeks
dipergunakan. Minyak atsiri yang diperoleh persamaan lebih dari 90%, Ini mengindikasi
dianalisis dengan GC-MS. pula bahwa pada minyak atsiri ini
Analisis Kromatografi Gas-Spektroskopi mengandung 11 senyawa yang berbeda.
Massa (GC-MS) Kandungan kimia minyak atsiri dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Kandungan kimia minyak atsiri Alpinia malaccencis


Senyawa Kimia Waktu Retensi(s) Similaritis Indeks
(%)
α-Pinen 1153 95
β-pinen 1331 97
1,8-Cineol 1553 91
3-Pinanon 2090 95
α-Terpineol 2180 93
Chavicol 2192 96
Metil chavicol 2539 98

110
Eugenol 2752 96
O-Metil eugenol 2893 94
Metil sinamat 3204 92
Cumin Aldehid 4332 93

Tabel 1. diatas menunjukkan kandungan rhizomes of some ginger species in


kimia minyak atsiri dan waktu retensi yang Peninsular Malaysia. Gard Bull Sing,
dibutuhkan oleh senyawa yang terdapat pada 59, 47-58.
minyak atsiri untuk dapat terbaca sebagai De Pooter, H. L., Omar, M. N., Coolsaet, B.
puncak kromatogram massa pada alam GC- A., & Schamp, N. M. (1985). The
MS. Senyawa α-Pinen muncul pada waktu essential oil of greater galanga (Alpinia
retensi 1153 detik dengan similaritis indek galanga) from Malaysia.
95% dengan rumus molekul C10H16. Phytochemistry, 24(1), 93-96.
Senyawa β-pinen muncul pada 1331 detik Jirovetz, L., Buchbauer, G., Shafi, M. P., &
dengan similaritis indeks 97% berumus Leela, N. K. (2003). Analysis of the
molekul C10H16. Untuk senyawa 1,8-Cineol essential oils of the leaves, stems,
muncul pada 1553 detik. Sedangkan, 3- rhizomes and roots of the medicinal
Pinanon, α-Terpineol, Chavicol, muncul plant Alpinia galanga from southern
pada retensi 2090, 2180, 2192. Senyawa India. ACTA PHARMACEUTICA-
metil sinamat adalah senyawa yang paling ZAGREB-, 53(2), 73-82.
banyak ditemukan, senyawa ini muncul pada Muchtaridi, M., Musfiroh, I., Subarnas, A.,
3204 detik dengan persentase similaritis Rambia, I., Suganda, H., & Nasrudin,
sebesar 92%. M. E. (2014). Chemical composition
and locomotors activity of essential
DAFTAR PUSTAKA oils from the rhizome, Stem, and leaf
Azah, M. N., Sam, Y. Y., Mailina, J., & of Alpinia malaccencis (Burm F.) of
Chua, L. S. L. (2005). (E)-methyl Indonesian Spices.
cinnamate: The major component of Sirat, H. M., Basar, N., & Jani, N. A. (2011).
essential oils of Alpinia malaccensis Chemical compositions of the rhizome
var. nobilis. Journal of Tropical Forest oils of two Alpinia species of
Science, 17(4), 631-633. Malaysia. Natural product research,
Bhuiyan, M. N. I., Chowdhury, J. U., & 25(10), 982-986.
Begum, J. (2010). Essential oils Rivai, R. R., Wardani, F. F., & Devi, M. G.
analysis of the rhizomes of Alpinia (2017). Germination and breaking seed
conchigera Griff. and leaves of Alpinia dormancy of Alpinia malaccensis.
malaccensis (Burm. f.) Roscoe from JURNAL NASIONAL, 7(2), 67-72.
Bangladesh. African Journal of Plant Sahoo, S., Ghosh, G., & Nayak, S. (2012).
Science, 4(6), 197-201. Evaluation of in vitro antioxidant
Chan, E. W. C., Lim, Y. Y., & Lim, T. Y. activity of leaf extract of Alpinia
(2007). Total phenolic content and malaccensis. Journal of Medicinal
antioxidant activity of leaves and Plants Research, 6(23), 4032-4038.

111

Anda mungkin juga menyukai