Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

ASAS PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Dr. Budi Ilham Maliki, S.pd.MM

Disusun Oleh :

Kelompok

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BINA BANGSA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat hidayah dan
inayah yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yag berjudul “ASAS PENDIDIKAN” ini
dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan.

Dalam kesempatan ini, kami menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwjudnya
makalah ini. Kedepannya kami berharap agar makalah kami yang sederhana ini dapat
dijadikan referensi dan sarana pembelajaran untuk pembaca sekalian. Akhirnya saran dan
kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah kami ini akan
sangatlah dihargai.

Serang, 05 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

A. Pengertian asas - asas pendidikan........................................................................ 2

B. Macam-macam asas-asas pendidikan .................................................................. 2

C. Penerapan asas-asas pendidikan ......................................................................... 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 7

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Asas tersebut sangat
penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia suatu
bangsa. Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berfikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Di dalam pembahasan ini secara tersirat akan dijelaskan macam-macam asas
dengan pengkajian dimensi hakikat manusia (keindiidalan, kesosialan, kesusilaan, dan
keberagaman). Pandangan tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berpikir utama
yang sangat penting dalam pendidikan.
Khusus di Indonesia terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber dari kecenderungan
umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Asas tersebut di antaranya Asas Tut
Wuri Handayani, Asas belajar Sepanjang Hayat, Asas Kemandirian Belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian asas pendidikan?


2. Macam-macam asas pendidikan?
3. Penerapan asas – asas pendidikan?

C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui apa itu asas-asas pendidikan dan untuk mengetahui fungsi,
tujuan dan beberapa asas – asas pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asas Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di
Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu.
B. Macam-macam asas-asas pendidikan :
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya
merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari Perguruan Nasional
Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh
Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs. RMP
Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha
dan Ing Madya Mangun Karsa. Kedua semboyan itu telah menyatu menjadi satu
kesatuan asas. Ketujuh asas tersebut yang secara singkat “Asas 1992” adalah sebagai
berikut:
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam perkehidupan umum.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah, yang dalam arti
lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
3. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat.
5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh – penuhnya lahir
maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak
bantuan apa pun dan dari siapa pun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir
maupun ikatan batin.
6. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.

2
7. Bahwa dalam mendidik anak –anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan
anak – anak.

2. Asas Belajar sepanjang hayat


Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan
seumur hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja
yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan
secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan
kondisi hidupnya.
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap
individu.
4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
5. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi,
termasuk yang formal, non formal dan informal.
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus
dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua dimensi berikut :
a. Dimensi vertical dari kurikulum sekolah yang meliputi : di samping keterkaitan
dan kesinambungan antartingkatan persekolahan, harus pula terkait dengan
kehidupan peserta didik di masa depan. Termasuk dalam dimensi vertical itu
antara lain pengkajian tentang :
(1) Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik, termasuk
relevansi bahan ajaran dengan masa depan dan pengintegrasian masalh
kehidupan nyata ke dalam kurikulum.
(2) Kurikulum dan perubahan sosial-kebudayaan: kurikulum seyogianya
memungkinkan antisipasi terhadap sosial-kebudayaan itu karena peserta didik
justru akan hidup dalam social-kebudayaan yag telah berubah setelah
menamatkan sekolahnya.
(3) “The forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum berdsarkan suatu
prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada saat menamatkan
sekolahnya, pada saat hidup ia dalam sistem yang berlaku, maupun pada saat
ia hidup dalam sistem yang telah berubah di masa depan.
3
(4) Keterampilan bahan ajaran dan perorganisasian pengetahuan, terutama dalam
kaitannya dengan struktur pengetahuan yang sedang dipelajari dengan
penguasaan kerangka dasar untuk memperoleh keterpaduan ide bidang studi
itu.
(5) Penyajian untuk memikul tanggung jawab, baik tentang dirinya sendiri
maupun dalam bidang sosial/pekerjaan, agar kelak dapat membangun dirinya
sendiri dan bersama – sama membangun masyarakatnya.
(6) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik, yakni
pengalaman di keluarga untuk pendidikan dasar, dan demikian seterusnya.
(7) Untuk mempertahan motivasi belajar secara permanen, peserta didik harus
dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatnya dengan tetap mengikuti
pendidikan itu, seperti kesempatan yang terbuka baginya, mobilitas pekerjaan,
pengembangan kepribadiannya, dan sebagainya.

b. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara pengalaman


belajar dengan pengalaman di luar sekolah. Termasuk dalam dimensi horizontal
antara lain :
(1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah; kehidupan di luar
sekolah menjadi objek refleksi teoritis di dalam bahan ajaran di luar sekolah,
sehingga peserta didik lebih memahami persoalan – persoalan pokok yang
terdapat di luar sekolah.
(2) Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah: kehidupan di luar sekolah
dijadikan tempat kajian empiris, sehingga kegiatan belajar mengajar terjadi di
dalam dan luar sekolah.
(3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar, baik
sebagai narasumber dalam kegiatan belajar di sekolah maupun dalam kegiatan
belajar di luar sekolah.

Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua


dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang
ada disekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber – sumber belajar
yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dan
masyarakat yang mempunyai warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu
masyarakat yang gemar belajar ( learning society ). Dengan kata lain, akan

4
terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercerin di dalam sistem
pendidikan nasional Indonesia.

3. Asas Kemandirian Dalam Belajar


Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam
peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran – peran lain:
informator, organisator, dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru diharapkan
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber – sumber tersebut.
4. Asas – Asas Lainnya
Ki Hajar Dewantara ( dalam Mulyasana, 2011: 37 ) memandang penting di
terapkannya pendekatan yang bersifat humanistic dalam proses pendidikan. Oleh
sebab itu , Beliau memandang pentingnya diterapkan lima asas pendidikan sebagai
berikut :
1. Asas kemerdekaan. Proses penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan
memperhatikan kemerdekaan peserta didik. Mereka diberikan kemerdekaan tapi
tetap memperhatikan etika, aturan, dan tata nilai berlaku. Asas kemerdekaan
bukan berarti pendidikan yang bebas nilai, tapi kemerdekaan yang dikembangkan
bersama etika, aturan, dan tata nilai.
2. Asas kodrat alam. Proses pendidikan dilakukan sesuai dengan kodrat alam.
Artinya, proses pendidikan dikelola dengan memperhatikan hakikat dan
perkembangan kodrat anak selaku manusia. Setiap anak memiliki keragaman
bakat, sikap, kemampuan, minat, dan kebutuhan yang berbeda – beda. Pendidikan
dikembangkan sejalan dengan hakikat dan keragaman tersebut.
3. Asas kebudayaan. Proses pendidikan yang baik adalah proses pendidikan yang
dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya dan dikembangkan sejalan
dengan tuntutan peadaban dan tantangan masa depan bangsa.
4. Asas kebangsaan. Pendidikan dilakukan dengan memperhatikan asas kebangsaan.
Artinya bahwa pengelolaan dan pembangunan pendidikan di Indonesia dilakukan
dengan memperhatikan kepentingan dan jati diri masa depan bangsa.
5. Asas kemanusiaan. Pendidikan dilakukan dengan memperhatikan nilai – nilai
kemanusiaan. Hal ini sejalan dengan hakikat pendidikan sebagai proses
memanusiakan manusia yang dilakukan secara manusiawi. Artinya, pendidikan
tdak bermaksud mengubah anak didik menjadi mesin dan robot, tapi

5
mengembangkan potensi dan kemampuan anak sejalan dengan hakikat dirinya
sebagai manusia.

C. PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN


1. Asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang,
yakni :

 Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung
jawab atas pendidikannya sendiri
 Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang
tertentu yang diinginkannya
 Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama
belajarnya
 Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang
disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri

2. Asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui
sekarang:
 Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal;
berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan
tinggi
 Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan
pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di
seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri
maupun diluar negeri
 Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isipendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas melalui pendidikan
 Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat:
ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.
Oleh karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan dengan sejumlah asas pendidikan. Pendidikan di Indonesia tidak lepas
dari kiprah Ki Hajar Dewantara sang pelopor pendidikan yang mempopulerkan tiga asas
penting dalam kegiatan pendidikan yang masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu
asas tut wuri handayani, asas ing ngarso sungtolodo, dan asas ing madyo mangunkarso.
Ketiga asas ini saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan sistem
pendidikan yang tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan nasional
daripada kebudayaan asing. Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri Handayani”
dalam dunia pendidikan dirasa begitu penting, mengingat makna dari semboyan Ki
Hadjar tersebut yaitu membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

Afid, burhanuddin. 2013. Asas-asas pendidikan. [online]. Tersedia di laman


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/. Diakses pada 7
Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai